Apa itu Adorasi Ekaristi Abadi?
“Kalian bertanya bagaimana roti menjadi Tubuh Kristus, dan anggur … Darah Kristus. Aku katakan kepada kalian: Roh Kudus turun atasnya dan menggenapi apa yang melampaui segala perkataan dan pemikiran… Cukuplah bagi kalian untuk mengerti bahwa itu karya Roh Kudus, sama seperti dari Perawan Tersuci dan dari Roh Kudus maka Kristus, melalui dan dalam DiriNya Sendiri, menjadi daging.” ~ St. Yohanes Damaskus
APA ITU EKARISTI?
“Pada perjamuan terakhir, pada malam Ia diserahkan, Penyelamat kita mengadakan Kurban Ekaristi Tubuh dan Darah-Nya” (Sacrosanctum Concilium, 47).
“Di dalam perayaan Ekaristi, roti dan anggur diubah melalui perkataan Kristus dan seruan kepada Roh Kudus, menjadi tubuh dan darah Kristus.” (Katekismus Gereja Katolik, #1333)
“Cara kehadiran Kristus dalam rupa Ekaristi bersifat khas. Kehadiran itu meninggikan Ekaristi di atas semua sakramen, sehingga ia `seakan-akan sebagai penyempurnaan kehidupan rohani dan tujuan semua sakramen'. Dalam Sakramen Ekaristi Mahakudus, tercakuplah `dengan sesungguhnya, secara real dan substansial tubuh dan darah bersama dengan jiwa dan ke-Allah-an Tuhan kita Yesus Kristus dan dengan demikian seluruh Kristus.' `Bukan secara eksklusif kehadiran ini disebut “real”, seakan-akan yang lain tidak “real”, melainkan secara komparatif ia diutamakan, karena ia bersifat substansial; karena di dalamnya hadirlah Kristus yang utuh, Allah dan manusia.'” (Katekismus Gereja Katolik, #1374)
“Tuhan menyampaikan kepada kita suatu undangan yang sangat mendesak, supaya menyambut Dia dalam Sakramen Ekaristi. `Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu' (Yohanes 6:53).” (Katekismus Gereja Katolik, #1384)
“Pada perjamuan malam terakhir Tuhan mengarahkan perhatian murid-murid-Nya kepada penyempurnaan Paska dalam Kerajaan Allah: `Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan BapaKu' (Matius 26:29). Setiap kali, apabila Gereja merayakan Ekaristi, ia ingat akan perjanjian ini dan mengarahkan pandangannya kepada Dia, `yang akan datang' (Wahyu 1:4). Dalam doanya ia memohon kedatangan-Nya: `Maranatha' (1 Korintus 16:22). `Datanglah, Tuhan Yesus' (Wahyu 22:20). `Datanglah rahmat-Mu dan lenyaplah dunia ini' (Didache 10,6).” (Katekismus Gereja Katolik, #1403)
“Gereja tahu bahwa dalam Ekaristi, Tuhan sekarang ini sudah datang dan berada di tengah kita. Tetapi kehadiran-Nya ini terselubung. Karena itu kita merayakan Ekaristi, sambil `mengharapkan kedatangan penyelamat kita Yesus Kristus', dan berdoa: `biarkanlah kami juga, seperti yang Engkau janjikan, duduk di meja dalam kerajaan-Mu. Pada waktu itulah Engkau akan menghapus setiap tetes airmata kesedihan. Karena dengan memandang Dikau, ya Bapa, kami pun akan menyerupai Engkau sepanjang masa. Dan tak henti-hentinya kami memuji Dikau bersama Kristus, Tuhan kami.'” (Katekismus Gereja Katolik, #1404)
EKARISTI adalah Yesus! Ekaristi tiada lain dari karunia Diri Yesus Sendiri yang sempurna dan pribadi kepada kita - Tubuh, Darah, Jiwa dan ke-Allah-an - dalam rupa roti dan anggur dalam Hosti yang telah dikonsekrasikan, Sakramen Mahakudus. Ia menyembunyikan kemuliaan, keagungan dan martabat-Nya yang tak terhingga dalam Sakramen Mahakudus sebab Ia menghendaki kita datang kepada-Nya dalam iman agar kita dapat mengasihi-Nya.
“Kehadiran Kristus dalam rupa roti suci disimpan sesudah Misa - kehadiran yang bertahan selama terdapat rupa roti dan anggur.” ~ Paus Yohanes Paulus II, Ecclesia de Eucharistia, #25
“Yesus bukan sekedar suatu gagasan, suatu perasaan, suatu kenangan! Yesus adalah seorang pribadi, yang senantiasa hidup dan hadir di tengah kita! Cintailah Yesus yang hadir dalam Ekaristi.” ~ Paus Yohanes Paulus II
“Ekaristi, dalam Misa maupun di luar Misa, adalah Tubuh dan Darah Yesus Kristus, dan karenanya layak akan sembah sujud yang diberikan kepada Allah yang hidup, dan kepada-Nya saja.” ~ Paus Yohanes Paulus II
Ekaristi adalah “sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani.” (Lumen Gentium, #11)
“Ekaristi adalah khazanah mahaberharga: bukan hanya dengan merayakannya tetapi juga dengan berdoa di hadapannya di luar Misa, kita dimampukan berhubungan dengan mahasumber rahmat… yang akan mempertahankan dan meningkatkan buah persekutuan kita dalam tubuh dan darah Tuhan.” ~ Paus Yohanes Paulus II, Ecclesia de Eucharistia, #25
APA ITU ADORASI?
“Penghormatan kepada Ekaristi. Di dalam liturgi misa kita menyatakan iman kita bahwa Kristus sungguh hadir dalam rupa roti dan anggur, antara lain dengan berlutut atau menundukkan diri sebagai tanda penyembahan Tuhan. `Gereja Katolik menyembah Ekaristi kudus tidak hanya selama misa kudus, tetapi juga di luar perayaan misa, kalau ia menyimpan hosti yang telah dikonsekrir dengan perhatian besar, mentahtakannya untuk disembah oleh umat beriman secara meriah dan membawanya dalam prosesi.'” (Katekismus Gereja Katolik, #1378)
“`Cadangan kudus' (tabernakel) pada mulanya dimaksudkan untuk menyimpan Ekaristi secara layak, supaya di luar perayaan misa dapat dihantarkan kepada orang sakit dan mereka yang tidak hadir. Oleh iman yang mendalam akan kehadiran real Kristus di dalam Ekaristi-Nya, Gereja menjadi sadar bahwa sangatlah berarti menyembah Kristus yang hadir di dalam rupa Ekaristi. Karena itu tabernakel harus ditempatkan di suatu tempat yang sangat layak di dalam gereja dan harus dibuat sedemikian, sehingga ia menunjukkan dan menampilkan kebenaran tentang kehadiran Kristus di dalam Sakramen Mahakudus.” (Katekismus Gereja Katolik, #1379)
JADI, APA ITU ADORASI EKRISTI? Adorasi Ekaristi adalah mengunjungi dan melewatkan waktu bersama Yesus dalam Sakramen Mahakudus. Adalah suatu ungkapan kasih kepada Yesus, yang begitu mengasihi kita hingga Ia tiada pernah hendak meninggalkan kita dan senantiasa hendak tinggal bersama kita siang dan malam dalam Sakramen Mahakudus. Ia bersabda, “Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa,” “Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu” (Matius 28:20; Yeremia 31:3).
Paus Yohanes Paulus II dalam surat ensikliknya yang pertama, Redemptor Hominis, mengatakan bahwa adorasi Ekaristi merupakan tugas paling pokok dalam kehidupan Kristen dan bahwa perayaan liturgi Ekaristi dan sembah sujud pribadi kepada Ekaristi saling melengkapi satu sama lain. Beliau menyatakan: “Sembah sujud bersama kita dalam Misa haruslah berjalan seiring dengan sembah sujud pribadi kita kepada Yesus dalam adorasi Ekaristi supaya kasih kita sempurna.”
APA ITU ADORASI EKARISTI ABADI?
Adorasi Ekaristi Abadi adalah ketika suatu paroki menyediakan sebuah ruangan khusus, atau kapel, yang terbuka selama 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu, dengan pentahtaan permanen Yesus dalam Sakramen Mahakudus. Ini adalah sekedar tanggapan kita kepada kasih Yesus kepada kita, di mana masing-masing kita bersedia melewatkan satu jam suci yang tenang dalam doa di hadapan Kehadiran Ekaristik-Nya sekali seminggu agar Yesus tiada pernah ditinggalkan sendirian, dan kapel senantiasa terbuka bagi siapapun yang hendak mengunjungi-Nya.
Ekaristi ditahtakan berarti Ekaristi Kudus ditempatkan dalam sebuah Mosntrans - sebuah bejana suci yang dirancang untuk meninggikan Yesus dalam Hosti kudus, agar orang dapat melihat dan menyembah-Nya. Ketika kita mengunjungi Yesus yang ditahtakan dalam Sakramen Mahakudus, kita dapat berbicara kepada-Nya “dari muka ke muka”, sebagai seorang sahabat. Paus Yohanes Paulus II menggambarkan adorasi sebagai memandang wajah Kristus. Beliau mengatakan, “Adorasi Ekaristi meneguhkan hidup Kristiani… Saya mendorong kalian untuk terus di jalan adorasi ini, menempatkan di hadapan Yesus Kristus segala kekhawatiran, harapan, masalah dan bahkan dosa-dosa seganap umat manusia. Di hadapan Dia segalanya menerima wajah baru.”
MENGAPA PERLU ADORASI EKARISTI ABADI?
Yesus Menghendakinya. Sebab Yesus mengasihimu secara tak terbatas, maka tak terhinggalah sukacita yang engkau datangkan bagi Hati-Nya yang Mahakudus ketika engkau datang untuk melewatkan satu jam bersama-Nya dalam Sakramen Mahakudus. Yesus mengucapkan kata-kata yang menyentuh hati ini kepada St Margareta Maria Alacoque: “Aku merasakan dahaga yang amat dahsyat untuk dihormati oleh manusia dalam Sakramen Mahakudus, dan Aku mendapati segelintir saja orang yang berjuang, seturut kerinduan-Ku, untuk melegakan dahaga ini dengan membalas kasih-Ku.”
Yesus Menganugerahkan Rahmat-rahmatnya Kepada Kita. Yesus tinggal besama kita siang dan malam dalam Sakramen Mahakudus. Ia berseru kepada masing-masing kita: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Matius 11:28). Yesus tinggal bersama kita dalam Sakramen Mahakudus demi menyegarkan akal budi, hati dan roh kita dengan mencurahkan ke atas kita rahmat-rahmat yang menyemangati kita, menghibur kita, meneguhkan kita, membimbing kita dan mengilhami kita untuk menyerahkan segala kepercayaan kita dalam Hati-Nya yang Mahakudus, agar kuasa kasih-Nya dapat menghalau setiap ketakutan, kebimbangan, kegalauan dan kekhawatiran yang ada pada kita.
“Devosi kepada Ekaristi adalah yang paling luhur sebab obyeknya adalah Allah Sendiri; yang paling bermanfaat bagi keselamatan, sebab memberikan kepada kita Pencipta Rahmat; yang paling manis, sebab Tuhan dalah kemanisan itu sendiri.”
~ Paus St Pius X
“Ekaristi adalah titik di mana Tuhan dan jiwa bertemu - Tuhan dengan segala rahmat-Nya, jiwa dengan segala kerinduannya”
~ Uskup Agung Fulton J. Sheen
Bapa Suci Menganjurkannya. Dalam Dominicae Cenae, Paus Yohanes Paulus II mengatakan: “Gereja dan dunia sangat membutuhkan sembah sujud Ekaristik. Yesus menantikan kita dalam Sakramen Cinta Kasih ini. Marilah bermurah hati dengan waktu kita dengan pergi mengunjungi-Nya dalam adorasi dan dalam kontemplasi… Kiranya adorasi kita tiada pernah berhenti.”
Inilah apa itu Adorasi Ekaristi Abadi: Adorasi yang tak kunjung henti!
Berulang kali Bapa Suci berbicara mengenai betapa pentingnya adorasi. Beliau mengatakan, “Dalam peristiwa-peristiwa kacau pada masa kita, adalah penting untuk memandang Ekaristi: Ekaristi haruslah ada di jantung hidup para imam dan mereka yang dikonsekrasikan; terang dan kekuatan para pasangan suami isteri dalam mempraktekkan komitmen kesetiaan, kemurnian dan kerasulan mereka; teladan dalam pendidikan dan dalam pelatihan anak-anak, remaja dan kaum muda; kelegaan dan dukungan bagi mereka yang menanggung masalah, mereka yang sakit dan mereka semua yang menangis di Getsemani kehidupan. Ekaristi haruslah menjadi pendorong bagi semua orang untuk menggenapi perjanjian cinta kasih ilahi dalam keterbukaan diri yang rendah hati dan penuh sukacita terhadap saudara dan saudari, sebagaimana diajarkan Tuhan dengan teladan-Nya Sendiri, dengan membasuh kaki para rasul.”
“Saya mendorong umat Kristiani untuk secara rutin mengunjungi Kristus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus, sebab kita semua dipanggil untuk tinggal di hadirat Allah.”
Suatu Hubungan Pribadi Sejati Dengan Yesus. “Yesus adalah Sahabat yang tak pernah meninggalkanmu… Ia mengikutimu, menyertaimu, berjalan bersamamu setiap hari. Ia ikut ambil bagian dalam sukacitamu dan menghiburmu di masa-masa sedih dan duka.” Adorasi abadi membantu kita untuk secara lebih pribadi terlibat dengan Kristus sebab adorasi lebih menjadikan Ekaristi sebagai pusat hidup manusia. Dengan melewatkan waktu bersama Yesus dalam Ekaristi, kita dapat membangun suatu hubungan pribadi sejati bersama-Nya.
Adorasi Abadi Membangun Komunitas. “Ekaristi membangun Gereja” (Katekismus Gereja Katolik, #1396). “Sebagai `pusat yang sangat penting dan yang permanen di sekeliling mana seluruh komunitas Gereja berkumpul', Ekaristi adalah sekaligus sumber dari segala kerasulan dan harta pusaka rohani terbesar Gereja” (Paus Yohanes Paulus II). “Dunia janganlah menjauhkan diri dari kehadiran lemah lembut Kristus yang membebaskan dalam Ekaristi! Kalian sendiri haruslah menjadi saksi-saksi yang sungguh dari kehadiran Kristus di altar. Kiranya Ekaristi membentuk hidup kalian dan hidup kelurga-keluarga yang akan kalian bentuk. Kiranya Ekaristi membimbing semua pilihan hidup” (Paus Yohanes Paulus II, World Youth Day 2000, Roma).
Adorasi abadi membangun komunitas sebab Ekaristi adalah Sakramen Persatuan. Sebagaimana seorang dipersatukan dengan Yesus dalam Sakramen Mahakudus, Yesus mempersatukan setiap orang secara terlebih akrab bersama melalui ikatan Kasih Ilahi-Nya.
Adorasi Abadi Mendatangkan Damai. Cara paling baik, paling pasti dan paling efektif untuk membangun damai lestari di muka bumi adalah melalui kuasa ampuh Adorasi Abadi Sakramen Mahakudus. Paus Yohanes Paulus II mengatakan kepada kaum muda di seluruh dunia, “Kunjungilah Tuhan dalam kontak `dari hati ke hati' yakni Adorasi Ekaristik. Dari hari ke hari kalian akan menerima energi baru guna membantu kalian mendatangkan kelegaan bagi mereka yang menderita dan damai bagi dunia.” Hanya Yesus yang memiliki kuasa dan kasih untuk mengembalikan jalannya sejarah ke jalan damai, sebagaimana Ia janjikan. Ekaristi mendatangkan damai kepada segenap hati. Dan hati yang damai menciptakan dunia yang damai.
Setiap Orang Dapat Ikut Ambil Bagian, sebab setiap orang dapat menyisihkan setidaknya satu jam dalam seminggu untuk dilewatkan bersama Yesus. Dan jam berapa pun yang kalian pilih adalah yang paling berkenan bagi Tuhan. Tetapi Ia terisimewa berkenan dengan kurban-kurban yang dilakukan oleh mereka yang menemani-Nya pada waktu tengah malam agar adorasi abadi dapat terwujud.
“Jika pada masa kita umat Kristiani harus dibedakan di atas segalanya melalui `seni berdoa,' bagaimanakah kita tidak merasakan suatu kebutuhan yang diperbaharui untuk melewatkan waktu dalam percakapan rohani, dalam adorasi hening, dalam kasih sepenuh hati di hadapan Kristus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus? Betapa sering, saudara dan saudari terkasih, saya mengalami ini, dan menimba darinya kekuatan, penghiburan dan dukungan!”
~ Paus Yohanes Paulus II, Ecclesia de Eucharistia, #25
“Dari segala devosi, adorasi Yesus dalam Sakramen Mahakudus adalah yang terbesar sesudah sakramen-sakramen, yang paling berkenan kepada Allah dan yang paling bermanfaat bagi kita.” “Sesudah Komuni Kudus, tidak ada sembah sujud yang begitu berkenan kepada Allah dan tiada yang sebegitu bermanfaat, seperti mengunjungi setiap hari Tuhan kita Yesus Kristus dalam Sakramen Mahakudus yang tinggal di atas altar.”
~ St Alfonsus Liguori
Suatu hari St Theresia dari Avila, seorang biarawati Karmel dan Pujangga Gereja, mendengar seseorang mengatakan” “Andai aku hidup pada jaman Yesus… Andai saja aku melihat Yesus… Andai aku berbicara dengan Yesus….” Mendengar ini St Theresia menanggapi: “Tetapi bukankah dalam Ekaristi Yesus yang sungguh hidup dan nyata hadir di hadapan kita? Mengapakah masih menginginkan lebih?”
“Sebagaimana Ia menampakkan diri dalam sungguh tubuh-Nya kepada para rasul kudus, demikianlah juga sekarang Ia menampakkan Diri-Nya kepada kita dalam roti suci; dan sebagaimana mereka dengan mata jasmani mereka melihat hanya tubuh-Nya, namun dengan mengkontemplasikan-Nya dengan mata rohani mereka, percaya bahwa Ia adalah Allah, demikian pula kita, melihat roti dan anggur dengan mata jasmani, kita melihat dan mempercayainya teguh sebagai sungguh tubuh-Nya dan darah-Nya yang mahasuci. Dan dengan cara ini Tuhan kita senantiasa bersama umat-Nya, sebagaimana Ia Sendiri mengatakan: `Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.'”
~ St Fransiskus dari Assisi, Pendiri Fransiskan
“Sejak kami mulai mengadakan adorasi setiap hari, kasih kami kepada Yesus semakin bertambah mesra, kasih kami satu sama lain lebih penuh pengertian, kasih kami bagi mereka yang miskin lebih penuh belas kasihan, dan jumlah panggilan menjadi dua kali lipat.” “Adorasi abadi adalah hal terindah yang dapat pernah kalian pikir untuk lakukan. Manusia lapar akan Allah.”
~ Beata Teresa dari Calcutta, Pendiri Misionaris Cinta Kasih
SISIHKAN SATU JAM SETIAP MINGGU BERSAMA YESUS
Yesus “menantikan kita dalam Sakramen Cinta Kasih ini,” di mana Ia memohon kepada masing-masing kita: “Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?” (Matius 26:40).
Jam ini yang Yesus kehendaki engkau lewatkan bersama-Nya dapat engkau lewatkan dengan cara apapun sebagaimana engkau kehendaki: membaca Kitab Suci, mendaraskan Rosario, berdoa dari buku doa favoritmu, atau berbicara dari hati ke hati kepada Yesus seperti yang dilakukan orang terhadap sahabatnya. Engkau mungkin lelah atau capai atau berbeban berat, hingga engkau hanya ingin sekedar duduk, rileks, dan menikmati damai manis yang datang dari sekedar bersama Dia yang paling mengasihimu, Yesus dalam Sakramen Mahakudus.
Ketika engkau mendaraskan Rosario di hadapan Sakramen Mahakudus, engkau mengasihi Yesus dengan Hati Maria dan mempersembahkan kepada Yesus adorasi sempurna Maria. Yesus menyambut jam sucimu seolah Bunda Maria sendiri yang melakukannya. Maria merengkuhmu ke dalam hatinya dan Yesus menyambut jam sucimu bersama-Nya seolah datang langsung dari Hati BundaNya Sendiri. Hati Maria menyempurnakan apa yang kurang dalam hati kita sendiri.
disarikan dari : “What is the Eucharist?” dan “What is the Eucharist? What is Adoration?”; Missionaries of the Blessed Sacrament, PO Box 1701 Plattsburgh, NY 12901; www.ACFP2000.com
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya”
|