Bab 23
![]() Yesus Berkelana Bersama Lazarus ke Tempat Pembaptisan
![]() Perjamuan usai; Yesus beristirahat sejenak dan kemudian bersama Lazarus memulai perjalanan melewati Yerikho ke tempat pembaptisan. Salah seorang pelayan Lazarus berjalan di depan dengan suluh bernyala, sebab hari telah malam. Setelah berjalan sekitar setengah jam, mereka tiba di sebuah penginapan milik Lazarus di mana di masa sesudahnya para murid biasa singgah. Penginapan ini janganlah dikacaukan dengan penginapan lain yang sering aku sebutkan, dan juga di mana para murid biasa singgah. Penginapan itu lebih jauh di arah yang berlawanan. Balai di mana Yesus dan Maria diterima oleh Lazarus saat datang ke rumahnya, adalah balai yang sama di mana Yesus berhenti dan mengajar sebelum Lazarus dibangkitkan dari mati ketika Magdalena pergi menjumpai-Nya. Setibanya di penginapan, Yesus melepaskan sandal-Nya dan jalan bertelanjang kaki. Lazarus, tersentuh oleh belas kasihan, memohon kepada-Nya, mengingat jalanan yang kasar dan berbatu-batu, untuk tidak melakukannya. Tetapi Yesus menjawab dengan tegas, “Biarlah demikian! Aku tahu apa yang harus Aku lakukan,” dan demikianlah mereka mengarungi padang belantara. Padang gurun, yang dipisahkan oleh jurang-jurang sempit, terbentang di hadapan mereka sejauh lima jam menuju Yerikho. Sesudah itu terhampar lembah subur Yerikho, juga diselang-seling dengan jalanan-jalanan liar sekitar dua jam luasnya; dari sana ke tempat pembaptisan Yohanes masih dua jam perjalanan jauhnya. Yesus berjalan lebih cepat dibanding Lazarus, dan biasa berada satu jam di depannya. Suatu rombongan, di antaranya beberapa pemungut cukai, yang dikirim Yesus dari Galilea ke pembaptisan, sekarang sedang dalam perjalanan pulang. Mereka berpapasan dengan Yesus di padang, meski agak jauh, dalam perjalanan pulang ke Betania. Yesus tidak berhenti di manapun. Ia melewati Yerikho di sisi kiri-Nya dan beberapa tempat lain dalam perjalanan, tetapi Ia tidak berhenti di manapun.
Tema-teman Lazarus, Nikodemus, putera Simeon dan Yohanes Markus, hanya berbicara sedikit dengan Yesus. Tetapi satu sama lain mereka terus saling melontarkan kata-kata kekaguman atas perilaku-Nya, kebijaksanaan-Nya, kemanusiaan-Nya, ya, bahkan daya tarik pribadi-Nya. Apabila Ia tidak ada atau ketika mereka berjalan di belakang-Nya, mereka saling berkata satu sama lain, “Betapa seorang yang sungguh luar biasa! Belum pernah ada seorang seperti Dia, dan tidak akan pernah ada lagi seorang seperti Dia! Betapa komitmennya, betapa lembut, betapa bijaksana, betapa tajam pikiran-Nya, namun betapa bersahaja! Tetapi aku tak dapat sepenuhnya memahami perkataan-Nya, meski aku menerimanya dengan pemikiran: Ia megatakannya! Orang tak berani memandang wajah-Nya, sebab tampaknya Ia dapat membaca pikiran orang. Lihatlah sosok-Nya, betapa agung luhur perilaku-Nya! Betapa lincah gerak-Nya, namun demikian tanpa ketergesaan yang tidak sopan! Siapakah gerangan yang pernah berjalan seperti Dia! Betapa cepat Ia megembara dari satu tempat ke tempat lain, namun tanpa memperlihatkan tanda-tanda keletihan! Ia senantiasa siap untuk memulainya lagi selama berjam-jam. Betapa Ia telah berubah menjadi sosok yang sungguh luar biasa!” Lalu mereka memperbincangkan masa kanak-kanak-Nya, pengajaran-Nya di Bait Allah dan menyinggung penyelamatan berbahaya dalam perjalanan pertama-Nya ketika Ia menolong para pelaut. Tapi tak seorang pun dari mereka bermimpi bahwa ia sedang membicarakan Putra Allah. Mereka melihat bahwa Ia lebih unggul dari segala manusia lainnya; mereka menghormati-Nya, dan terpesona oleh-Nya; walau demikian bagi mereka Ia hanyalah seorang manusia, meski sungguh seorang manusia yang teramat cemerlang.
Obed dari Yerusalem adalah seorang lanjut usia, keponakan dari suami Nabi Hana. Ia adalah seorang yang saleh, salah seorang yang disebut Tua-tua di Bait Allah, seorang anggota Sanhedrin (= Mahkamah Agung agama Yahudi). Ia adalah salah seorang murid rahasia Yesus dan, sepanjang hidupnya, memberikan bantuan bagi kepentingan Komunitas.
sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
|
|