Bab 1
![]() Surat Raja Abgarus
Dari Betania, di mana Yesus tinggal beberapa waktu lamanya dalam pengasingan, Ia pergi ke tempat pembaptisan dekat Ono. Penataannya masih teratur baik berkat pemeliharaan mereka yang merawatnya. Para murid berkumpul sekeliling Yesus dan khalayak ramai berdatangan. Sementara Yesus sedang mengajar di hadapan orang banyak, yang sebagian berdiri dan sebagian lainnya duduk di podium kayu yang membentuk lingkaran sekeliling-Nya, seorang asing datang dengan menunggang seekor onta. Ia diikuti oleh enam orang pelayan yang menunggang keledai. Mereka berhenti di tenda-tenda, beberapa jauhnya dari tempat pengajaran. Ia adalah duta Raja Abgarus yang sedang sakit dan mengirimkan hadiah-hadiah kepada Yesus dengan sepucuk surat di mana ia memohon dengan sangat kepada-Nya untuk datang ke Edessa dan menyembuhkanya. Ia menderita penyakit pada kedua kaki yang membuatnya lumpuh. Para pengelana yang pulang ke rumah mereka telah menceritakan kepadanya mengenai Yesus dan mukjizat-mukjizat-Nya, mengenai kesaksian Yohanes, dan mengenai murka kaum Yahudi pada perayaan Paskah terakhir; semua itu membangkitkan dalam dirinya kerinduan yang sungguh untuk disembuhkan oleh Yesus.
Pemuda yang diutus untuk menyampaikan surat raja kepada Yesus adalah seorang seniman, dan ia telah menerima perintah untuk membawa sertanya gambar Yesus jika Ia Sendiri tak hendak datang. Aku melihatnya dengan sia-sia berusaha mencapai Yesus. Terkadang ia mendorong di sini, terkadang di sana, dalam upayanya menerobos khalayak ramai, baik untuk mendengarkan pengajaran maupun untuk menggambar wajah Yesus. Kemudian Yesus meminta salah seorang dari para murid untuk membuka jalan bagi pemuda itu yang hilir-mudik kian kemari di belakang orang banyak tanpa dapat menerobos jalan ke depan, dan Ia menunjukkan sebuah podium dekat sana ke mana ia harus dihantar. Sang murid menghantar utusan maju dan menempatkan dia serta para pelayannya di mana mereka dapat melihat dan mendengarkan Yesus. Ada pada mereka hadiah-hadiah berupa barang-barang tenunan, piring-piring tipis dari emas, dan anak-anak domba yang sungguh elok.
Sang utusan, meluap dalam sukacita karena pada akhirnya dapat melihat Yesus, seketika itu juga mengeluarkan peralatan lukis; dengan media lukis di atas lututnya, ia memandang Yesus penuh rasa kagum dan perhatian, dan mulai bekerja. Media lukis di depannya berwarna putih seolah terbuat dari lilin. Ia mulai menggores dengan sebatang pensil sketsa kepala dan jenggot Yesus. Lalu terlihat seolah ia menebarkan ke atas karyanya suatu lapisan lilin untuk mencetak sketsa. Sesudah itu ia melanjutkan sketsa, menyentuhnya lagi dan lagi dengan pensilnya, dan mencetak lagi, dan begitu selanjutnya, tetapi tanpa pernah menyelesaikan karyanya. Sesering ia menatap Yesus, tampaknya ia tenggelam dalam ketakjuban atas wajah yang ia pandang, dan terpaksa harus memulai lagi dari awal. Lukas tidak melukis dengan cara yang sama. Ia juga mempergunakan sebuah kuas. Lukisan yang dihasilkan orang ini tampak olehku agak seperti relief; orang dapat merabanya dengan jari.
Yesus melanjutkan pengajaran-Nya beberapa saat lagi, dan lalu menyuruh sang murid untuk mengatakan kepada utusan itu bahwa ia sekarang dapat datang dan menyampaikan pesannya. Duta ini turun dari podium di mana ia tadinya duduk dengan diikuti para pelayan yang membawa hadiah-hadiah dan anak-anak domba. Baju atasnya pendek, hampir sama seperti yang dikenakan Tiga Raja, dan ia tidak menggunakan mantol. Gambar yang ia lukis digantungkan dengan seutas tali pada lengan kirinya; seperti sebuah perisai berbentuk hati. Di tangan kanan, ia memegang surat raja. Dengan berlutut di hadapan Yesus, ia membungkuk dalam, demikian pula para pelayannya, dan mengatakan: "Hamba-Mu adalah pelayan Abgarus, Raja Edessa. Ia sedang sakit. Ia mengirimkan kepada-Mu surat ini, dan memohon Engkau sudi menerima hadiah-hadiah ini darinya." Lalu para hamba maju dengan hadiah-hadiah. Yesus menjawab kepada sang utusan bahwa maksud baik tuannya menyenangkan hati-Nya, dan Ia memerintahkan para murid untuk menerima hadiah-hadiah tersebut dan membagi-bagikannya pada yang paling miskin di antara khalayak ramai yang hadir. Kemudian Ia membuka surat dan membacanya. Aku tak ingat semua yang tertulis di dalamnya, hanya saja bahwa raja menyinggung kuasa Yesus membangkitkan orang mati, dan memohon-Nya untuk datang dan menyembuhkannya. Bagian surat yang berisikan tulisan berbahan kaku; sedang bagian yang membungkusnya lembut, seolah dari suatu material entah kulit atau sutera. Aku melihat juga bahwa surat itu diikat dengan sebuah tali.
Ketika Yesus telah selesai membaca surat, Ia membalik sisinya yang kaku dan menarik dari jubah-Nya sebatang pensil kasar dari mana Ia mendorong sesuatu; Ia menulis beberapa patah kata dalam huruf-huruf yang cukup besar, dan lalu melipat surat kembali. Sesudah itu Ia meminta air dan membasuh wajah-Nya; bagian yang lembut ke dalam mana surat dilipat ditekankan-Nya ke wajah-Nya yang kudus, dan lalu Ia mengembalikannya pada sang utusan. Si pemuda menempelkannya pada lukisan yang dengan sia-sia berusaha ia selesaikan, ketika sekonyong-konyong lihatlah! lukisan itu serta-merta menjadi duplikat dari aslinya. Sang seniman dipenuhi sukacita. Ia membalikkan gambar itu, yang digantung dengan sebuah tali, ke arah pemirsa, merebahkan diri di depan kaki Yesus, bangkit, dan segera berpamitan. Tetapi sebagian dari para pelayannya tinggal dan mengikuti Yesus yang, sesudah pengajaran ini, menyeberangi Yordan ke tempat pembaptisan kedua yang telah ditinggalkan Yohanes. Di sana, para pengikut baru ini dibaptis.
Aku melihat sang utusan dalam perjalanan pulang melewatkan semalam di luar sebuah kota dekat mana terdapat bangunan-bangunan batu panjang. Pagi-pagi benar keesokan harinya sebagian dari para pekerja bergegas menuju tempat itu, sebab mereka telah melihat adanya sebuah terang yang cemerlang serupa api. Sesuatu yang luar biasa kemudian terjadi sehubungan dengan gambar itu, dan himpunan besar orang banyak berkumpul di sana. Sang seniman memamerkan kepada mereka lukisannya, juga kain dengan mana Yesus telah mengeringkan wajah-Nya, dan yang, juga, di mana tertera gambar wajah-Nya. Abgarus datang dengan melintasi taman-tamannya guna menemui sang utusan. Ia sungguh tersentuh hati membaca surat Yesus dan melihat gambar wajah-Nya. Seketika itu juga ia mengubah jalan hidupnya dan meninggalkan banyak selir dengan siapa ia telah berdosa.
Aku melihat lagi bahwa, sesudah wafat putera Abgarus, dalam masa pemerintahan seorang penerus tahta yang jahat, gambar Yesus, yang telah dipamerkan secara umum, disembunyikan oleh seorang uskup yang saleh. Ia menempatkannya dalam sebuah ceruk, dengan sebuah lampu di depannya, dan menutup ceruk dengan tembok. Lama sesudahnya barulah gambar itu ditemukan, dan didapati bahwa pada batu yang menyembunyikannya dari pandangan mata juga tertera gambar.
sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
|
|