Ziarah Iman bersama Para Kudus:
Agustus
1 Agustus
St. Alfonsus Maria de Liguori, Uskup dan Pujangga Gereja
Alfonsus Maria de Liguori dilahirkan dekat Napels, Italia, pada tanggal 27 September 1696. Ayah dan ibunya, Yoseph Liguori dan Anna Carvaleri, adalah bangsawan yang sudah memeluk Kristen. Ayahnya bekerja dalam militer kerajaan Napoli. la mendidik anaknya secara militer. Sekali seminggu Alfonsus dilatih tidur di lantai tanpa alas. Alfonsus jadi terbiasa dengan pola hidup keras. la meraih gelar doktor hukum di Universitas Napoli dengan predikat Magna Cum Laude. Suatu saat ketika sedang melayani orang di rumah sakit, Alfonsus mendengar suatu suara ajaib, “Alfonsus, serahkanlah dirimu kepada-Ku.” Itu suara panggilan Tuhan. Alfonsus memutuskan untuk menjadi rohaniwan. Ia ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1726. Karya imamatnya sangat membantu para imam, teristimewa dalam hal pelayanan Sakramen Tobat. Masa-masa terakhir hidupnya masih diperberat dengan penyakit ditambah dengan serangan musuh terhadap kongregasinya. Alfonsus wafat dalam damai pada tahun 1787 dalam usia 91 tahun di Pagani dekat Napoli, Italia.
Renungan:
St. Alfonsus Maria de Liguori adalah garam dan terang. la adalah garam yang tak kunjung tawar; garam yang terus diawetkan melalui kedekatannya dengan Allah. Pengawetan garam dilakukan melalui kehidupan rohani yang mendalam, yaitu doa, matiraga, dan sebagainya. Peran garam secara kimia adalah untuk mengasinkan, mengawetkan dan menghindarkan bahan-bahan dari kebusukan. Dalam hal kehidupan Kristiani, peran seorang Alfonsus Maria de Liguori adalah menghindarkan umat Allah dari kebusukan dosa. Sebagai ahli hukum ia membela hak banyak orang. la melakukannya melalui kotbah-kotbah, melalui
buku dan tulisan-tulisannya. Karena kemenonjolan hidup, Alfonsus juga menjadi terang. Puncak dari terangnya adalah saat ia diangkat menjadi uskup di Agata. la menerangi kehidupan para imamnya dan memperbarui hidup umat di keuskupannya. Alfonsus wafat dalam damai pada tanggal 1 Agustus 1787 dalam usia 91 tahun. Adakah engkau sudah menjadi garam dan terang Kristus?
2 Agustus
St. Eusebio Vercelli, Uskup dan Martir
Eusebius dilahirkan di Pulau Sardinia sekitar tahun 283. Ayahnya meninggal dunia semasa ia masih kecil. Eusebius lalu dibawa ke Roma. Di sana, ia ditahbiskan menjadi imam dan pada tahun 340 ditahbiskan menjadi Uskup Vercelli, Italia Utara. Bersama Santo Hilarius dari Poiters, Eusebius tampil menentang Uskup Arian Auxensius. Karena sikapnya, Eusebius menanggung banyak penderitaan dari para pengikut Uskup Arian yang mendapat dukungan dari Kaisar Konstantius. Eusebius diancam hukuman mati dan dibuang ke Scytopolusm, Palestina. Dari sana, ia dikirim ke Kapadokia dan ke Mesir. Namun, Eusebius tetap teguh pada imannya. Setelah kaisar mangkat, Uskup Eusebius dibebaskan dan ia kembali ke Vercelli. Sisa hidupnya dimanfaatkan untuk mengajar iman yang benar. la meninggalkan bagi umatnya suatu buku tafsiran Mazmur. Eusebius wafat di Vercelli pada tahun 371. Oleh Gereja, ia dihormati sebagai seorang `martir' karena kesengsaraan yang dialami sewaktu dibuang oleh kaisar dan para penganut Arianisme.
Renungan:
Selama tiga tahun Yesus berjuang dengan pelbagai cara untuk meyakinkan para pengikut-Nya bahwa la adalah Putra Allah. la adalah Allah Penyelamat dan Raja Penyelamat. Ia bertanya apa opini umum tentang DiriNya. Menurut jawaban para rasul, ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, Elia atau salah seorang nabi lain. Akhirnya, diilhami oleh Roh Kudus, Petrus menjawab, “Engkau adalah Mesias!” Hanya karena Ia adalah Allah, maka Yesus dapat menebus dan menyelamatkan umat manusia. Kebenaran ini disimpulkan oleh Paulus dalam pengakuannya “Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia” (Galatia 6:14). Kita harus berbangga dan bersyukur bahwa St Eusebius mampu membela Ke-Allah-an Kristus dari serangan bidaah Arianisme. Marilah kita mengimani Ke-Allah-an Yesus Kristus bersama St Eusebius dan St Thomas Rasul, “Dominus meus et Deus meus” (Tuhan-ku dan Allah-ku).
3 Agustus
St. Stefanus I, Paus dan Martir
Laki-laki kelahiran Roma ini dinobatkan sebagai Paus pada tanggal 12 Mei 254. Masa pontifikatnya berlangsung antara masa pemerintahan Kaisar Decius dan Kaisar Valerianus yang diwarnai dengan penganiayaan terhadap orang-orang Kristen. Penganiayaan semasa pemerintahan Decius bahkan merambat hingga Spanyol. Akibatnya dua Uskup Spanyol: Martial dan Basilides meninggalkan Gereja. Sepanjang masa penganiayaan itu, Paus Stefanus setia mendampingi umatnya. Paus Stefanus terkenal karena tindakannya mengutuk praktek Uskup Siprianus dari Kartago dan para pengikutnya yang membaptis kembali orang-orang Kristen murtad yang bertobat. Paus juga menerima sebagai sah pembaptisan yang dilakukan oleh seorang yang di kemudian hari sesat. Pandangan ini ditentang oleh St Siprianus. Tetapi, Paus Stefanus menegaskan bahwa rahmat sakramen berasal dari Kristus Sendiri, bukan dari pribadi pelayan-Nya. Paus Stefanus wafat pada tanggal 2 Agustus 257 dan disemayamkan di pemakaman Santo Kalistus di Roma. Beliau dihormati sebagai `martir'.
Renungan:
“Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya” (Lukas 9:24). Ada berbagai bentuk ungkapan pengorbanan, mulai dari hal sederhana sehari-hari hingga pengorbanan jiwa. Orang yang rela berkorban demi keyakinannya dipandang sebagai orang yang beriman teguh dan Allah memperhitungkan itu sebagai kebenaran. Paus St Stefanus I hidup dalam pengabdian kepada karya-karya Kristus. la membela iman Kristen. la membela Kristus, umat yang ditebus-Nya, Gereja-Nya. Ia mempertahankan sahnya Sakramen Pembaptisan yang dilayani oleh seorang yang di kemudian hari murtad. Bagaimana aku hidup? Adakah aku rela berkorban demi Kristus dan kepentingan-Nya?
4 Agustus
St. Yohanes Vianney, Pengaku Iman
Yohanes Maria Vianney dilahirkan dekat kota Lyon, Perancis, pada tahun 1786. la bukan seorang yang pintar. Namun, tekadnya teguh untuk menjadi seorang imam. Karena kebulatan hatinya itu, ia berhasil mengatasi segala rintangan dan tantangan. Dalam usia 30 tahun, ia ditahbiskan sebagai imam dan ditugaskan sebagai pastor paroki di dusun Ars. Umat Ars yang malas berdoa dan tak peduli pada pastornya itu mulai berbalik kepada Tuhan berkat doa, tapa dan cinta kasih imamnya. Pengaruh Pastor dari Ars terasa juga hingga ke luar batas parokinya. Dari mana-mana orang datang untuk mengaku dosa dan meminta nasehat. Pastor Vianney tinggal hingga delapanbelas jam sehari di kamar pengakuan. Ia wafat pada tahun 1859 dalam usia 73 tahun.
Renungan:
Yesus Kristus sang Gembala Utama tampil sebagai pribadi yang lemah lembut dan rendah hati. Teladan hidup Kristus ini diikuti oleh Pastor Yohanes Maria Vianney. la lemah lembut dan rendah hati, banyak berdoa dan bermati raga serta hidup suci. Melalui Perayaan Ekaristi, kotbah, doa dan tapa serta berjam-jam lamanya melayani dalam Sakramen Tobat, Yohanes Vianney menjadikan desa Ars pelabuhan damai dan padang rumput yang subur bagi umat Allah. Hingga kini, Ars menjadi tempat ziarah yang mashyur bagi segenap umat Kristiani dan Pastor Ars menjadi pelindung bagi para pastor paroki. Yohanes Maria Vianney hanya mengenal satu tujuan, yakni agar Tuhan semakin dikenal dan dicintai. la mempergunakan segala daya upaya manusiawinya; di atas segalanya, ia mengandalkan Tuhan lewat doa dan tapa. Apakah usahaku untuk memperkenalkan Kristus pada orang lain cukup mengandalkan Tuhan lewat doa dan tapa?
5 Agustus
Pesta Tahbisan Basilika SP Maria di Roma
Pada abad ke-4 semasa Paus Liberius (352-366) memegang pucuk pimpinan Gereja, ia mengubah dan menjadikan sebuah rumah di bukit Eskuilina menjadi tempat ibadat bagi umat. Gereja ini kemudian dinamakan Basilika Liberian. Menurut ceritera, tindakan Paus Liberius ini berdasarkan suatu peristiwa penampakkan Bunda Maria di halaman rumah itu. Bulan Agustus adalah bulan terpanas di Roma. Pada suatu waktu dalam bulan yang sama, sekonyong-konyong halaman rumah itu berselimutkan salju. Bunda Maria menampakkan diri kepada dua orang saleh penghuni rumah. Mereka menerima pesan bahwa di atas tanah bersalju hendaknya dibangun sebuah gereja. Pada abad berikutnya, gereja diperluas oleh Paus Sixtus III (432-440) dan disebut Basilika Santa Perawan Maria de Majiore; gereja pertama di Barat yang didedikasikan kepada Santa Perawan Maria. Basilika SP Maria Majiore dimaksudkan untuk menghormati SP Maria Bunda Allah sesuai ajaran Konsili Efesus, bahwa Maria adalah Bunda Allah sebab Putranya Yesus adalah Allah. Gereja Basilika SP Maria Majiore lazim juga disebut Basilika SP Maria di salju.
Renungan:
Percaya dan melakukan sabda Tuhan mendatangkan kebahagiaan sejati. Orang yang mendengarkan sabda Tuhan bersatu dengan Tuhan Yesus Kristus. Kristus yang diakui dengan mulut dan diterima dengan iman dalam hati, pasti membawa keselamatan. Maria berbahagia karena ia bersatu dengan Yesus yang ada dalam rahimnya, tetapi terlebih lagi karena ia mendengar, percaya dan melakukan Sabda Tuhan. “Fiat mihi secundum verbum tuum.” Keselamatan sebagai kebahagian sejati sudah ada dalam diri setiap orang. “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” Maria memberikan kepada kita teladan seorang yang beriman dalam hati yang sesungguhnya dan sedalam-dalamnya. Maria menyimpan semua hal yang tidak dipahaminya di dalam hati. la setia mengikuti Yesus hingga ke kaki salib dan bersama murid-murid Yesus mengawali hidup Gereja. Di atas iman Maria pula, Gereja Kristus melangsungkan hidupnya hingga hari ini. Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami.
6 Agustus
St. Hermanus, Pengaku Iman
Hermanus dilahirkan pada tahun 1110; ia berkebangsaan Yahudi. Pada usia 21 tahun, ia dibaptis di kota Koln, Jerman barat. Di kemudian hari Hermanus menjadi seorang biarawan dan pemimpin biara yang baik. Hermanus wafat pada tahun 1173.
Renungan:
Peristiwa Transfigurasi atau Yesus berubah rupa di Gunung Tabor merupakan mahkota dari hidup doa Yesus. Transfigurasi itu terjadi sesudah pengakuan Petrus bahwa Yesus adalah Kristus Putra Allah. Ini merupakan peneguh iman para rasul dan Gereja kudus. Yesus adalah Putra Bapa; Ia jauh lebih agung dari para nabi. Bapa memperlihatkan wajah PutraNya yang ditampilkan bersama Musa dan Elia, dua nabi besar Perjanjian Lama. Pesan sabda Allah dari peristiwa ini adalah bahwa kemuliaan Yesus menjadi milik para murid serta semua orang yang setia, beriman dan takwa kepada Yesus. Tugas seluruh hidup kita ialah beriman dan mendengarkan Yesus. Kita bisa mengalami perubahan pandangan, persepsi, tingkah laku, sikap dan sebagainya. Hal itu melalui suatu proses yang panjang. Perubahan rupa merupakan pengalaman sekilas, tetapi bermakna abadi dalam peristiwa Paskah. Aku percaya akan kebangkitan badan dan kehidupan kekal.
7 Agustus
St. Sixtus II, Paus dan Martir
Sixtus II dipilih menjadi paus menggantikan Paus St Stefanus, pada tanggal 30 Agustus 257. Masa pontifikatnya diwarnai dengan penganiayaan dan penderitaan umat Kristiani yang paling kejam di bawah pemerintahan Kaisar Valerianus. Paus Sixtus II dan enam diakonnya wafat sebagai martir dalam Katakombe St Callistus di hadapan komunitas yang sedang berdoa. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 6 Agustus 258. Ketika sedang merayakan ibadat di makam para martir Praetextatus, Paus Sixtus ditangkap dan dipenggal di tempat. Bersamanya, tewas juga sebagai martir Diakon St Felicissimus dan St Agapitus. Tak lama berselang, St Laurensius juga mengalami hal yang sama. Paus Sixtus dan para diakonnya dibunuh karena menolak hukum yang dikeluarkan Kaisar Valerianus. Satu hal yang patut dicatat adalah bahwa Paus Sixtus II menolak baptis ulang bagi orang-orang Kristen murtad yang bertobat, sementara Gereja di Afrika dan Asia Kecil mewajibkan pembaptisan ulang bagi kaum heretik.
Renungan:
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” (Ibrani 11:1). Kebenaran itu benar, dan ia pasti akan menang. Orang Kristen yang mengalami sengsara, penganiayaan, bahkan hingga wafat sebagai martir karena iman akan masuk ke dalam kemuliaan kekal. Dengan dasar iman dan semangat para kudus dan para martir seperti St Sixtus, kita dikuatkan dalam menjalani hidup di dunia. Kita diteguhkan dalam menghadapi aneka rupa penderitaan dari yang terkecil hingga yang terbesar dengan iman dan optimisme dalam kasih-Nya.
8 Agustus
St. Dominikus, Pengaku Iman
Dominikus dilahirkan di Calaruega, Burgos, Spanyol pada tahun 1170 dalam sebuah keluarga bangsawan. Setelah ditahbiskan sebagai imam, Dominikus menemani Uskupnya ke Perancis Selatan. Di sana ia menyaksikan betapa kurangnya pengetahuan agama di kalangan umat di tengah serbuan ajaran bidaah Albigentes. Dominikus mengambil keputusan untuk melawan ajaran bidaah itu. Senjatanya ialah Sabda Allah dan doa. Pada tahun 1215, Ordo Dominikan yang didirikannya disahkan oleh Paus Honorius III. la mengembangkan Doa Rosario dan menghormati Santa Perawan Maria secara istimewa. Dominikus wafat di Bologna, Italia pada tanggal 6 Agustus 1221.
Renungan:
Yesus menyampaikan himbauan kepada tiga jenis orang yang hendak mengikuti-Nya. Orang pertama berkata, “Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.” Yesus menjawab, “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” Artinya: semangat kesederhanaan dan kemiskinan. Kepada orang kedua, Yesus berkata, “Ikutlah Aku!” Tetapi orang itu berkata, “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.” Yesus menjawab, “Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.” Artinya: tidak ada orang yang mengikuti Yesus dengan dalih-dalih semu. Ketulusan dan kejujuran harus transparan. Orang ketiga berkata, “Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.” Kepadanya, Yesus berkata, “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.” Ada orang yang mau menjadi Kristen atau menjadi imam, biarawan atau biarawati, tetapi masih terpaut pada masa lampaunya dan menjadi bimbang. Orang Kristen maju bukan ke arah matahari terbenam, melainkan ke arah matahari terbit.
9 Agustus
St. Oswaldus, Martir
Putera Raja Northumbria ini mengungsi ke Biara Hay sesudah ayahnya gugur dalam suatu pemberontakkan. Oswaldus dibaptis dan beberapa waktu kemudian berhasil merebut kembali kerajaan, bahkan memperluasnya. Dengan bantuan St Aidan, Oswaldus mengkristenkan rakyatnya. Namun Oswaldus harus gugur dalam usia 38 tahun ketika diserang oleh seorang raja kafir. Santo Oswin, keponakannya, menggantikannya sebagai raja dan misionaris. Akan tetapi ia pun kemudian dibunuh oleh Raja Osway.
Renungan:
(1) Realitas kebangkitan dan pentingnya salib. Kebangkitan bukan hanya khayalan melainkan kesaksian Kristus Sendiri yang menghadapi serta menaklukkan kematian dengan kebangkitan-Nya. (2) Misi atau perutusan ke seluruh dunia. Semua orang dipanggil kepada pertobatan dan pengampunan. Tugas Gereja ialah pergi ke seluruh dunia dan mewartakan Injil kepada segala makhluk. (3) Yesus Sendiri akan senantiasa menyertai Gereja melalui Roh KudusNya. Rasul-rasul harus menanti kedatangan Roh Kudus di Yerusalem hingga kekuatan dari surga turun atas mereka. Ada waktunya untuk menantikan Allah dan ada waktunya untuk bekerja bagi Allah. St Oswaldus dengan iman kepercayaannya ikut ambil bagian dalam perutusan Gereja. Bagaimana denganmu?
10 Agustus
St. Laurensius, Diakon dan Martir
Laurensius adalah salah seorang dari ketujuh diakon agung yang bekerja melayani paus di Roma. Selain melayani dalam upacara Gereja, oleh Paus Sixtus II (257-258) Laurensius juga diserahi kepercayaan untuk mengurus harta benda Gereja dan membagikan derma kepada fakir miskin. Ketika dipaksa oleh penguasa Roma untuk menyerahkan harta benda Gereja, Laurensius mengumpulkan ratusan orang miskin dan mengatakan bahwa mereka itulah harta kekayaan Gereja. Karena keberaniannya itu, Laurensius wafat sebagai martir dengan dipanggang di atas api. Dalam tulisan St Agustinus, diceritakan bahwa orang-orang yang berdoa memohon perantaraan Laurensius dikabulkan doanya. “Karunia-karunia kecil diberikan kepada orang-orang yang berdoa dengan perantaraan Laurensius supaya mereka terdorong untuk memohon yang terlebih besar, yaitu cinta kasih kepada sesama dan kesetiaan kepada Kristus.”
Renungan:
Yesus berkata bahwa hanya melalui kematian datanglah kehidupan. “Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.” Lagi kata-Nya, “Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.” Orang-orang Yahudi memandang kemuliaan sebagai hasil kerja. Yesus membawa pandangan baru. Ia mengajarkan bahwa melalui pelayanan datanglah kebebasan. Hanya melalui kematian datanglah kehidupan. Hanya dengan berkorban kita mendapat kehidupan. Hanya melalui pelayanan, kita menjadi besar di mata Allah. Sungguh, St Laurensius dan kawan-kawannya telah mengamalkan semangat hidup Yesus. Kita pun diharapkan mewarisi semangat yang sama.
11 Agustus
St. Klara, Perawan
Klara dilahirkan di Assisi pada tanggal 16 Juli tahun 1194 dalam sebuah keluarga bangsawan yang berada. Ketika remaja, ia kagum akan Fansiskus, teman sekota yang meninggalkan harta miliknya demi Kristus. Klara ingin menempuh jalan hidup yang sama. la lari dari rumah dan menerima jubah kasar kaum miskin dari tangan Fransiskus. Di kemudian hari, Santa Klara mendirikan `Ordo Santa Klara' dan menjadi pemimpin ordo selama 42 tahun. Suster-suster `Klaris' hidup dari kerja tangannya sendiri dan tidak mau menerima jaminan hidup. Klara wafat pada tanggal 11 Agustus 1253.
Renungan:
Allah membalas segala yang baik dan menghukum segala yang jahat. Barangsiapa memuliakan Allah dan melayani sesamanya dengan cara apa saja demi Kristus akan mendapat ganjaran berlimpah. Siapa berkorban bersama Kristus akan berjaya bersama Kristus. “Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga.” Setiap orang yang dibaptis, menjadi anggota persekutuan para kudus. Di dunia ia mempunyai keluarga Allah dimana saja terdapat umat Allah dari Gereja setempat. Nafsu akan kekayaan menutup hati manusia dan mengakibatkan kemiskinan serta kemelaratan pada mereka yang menjadi kurbannya. Sedangkan cinta akan kemiskinan demi Kristus membuka hati kita bagi orang lain, dan membuat kita kaya dalam cinta kasih. Marilah kita merenungkan hal ini dan memilih yang terbaik.
12 Agustus
St. Radegundis dari Turingia, Pengaku Iman
Puteri Raja Turingia ini dilahirkan pada tahun 518. Ia diculik oleh Raja Klotar I dari Franken. Setelah dibaptis dalam tahanan, ia dipaksa menjadi isteri Klotar yang berwatak kasar dan jahat. Sepuluh tahun lamanya Radegundis bersikap sabar terhadap tindak-tanduk dan perilaku Klotar yang kejam dan biadab. Pada suatu ketika Klotar membunuh saudaranya. Radegundis melarikan diri dari istana dan meminta supaya diberkati menjadi diakones. Kemudian ia pindah ke tempat yang lebih aman untuk mendirikan sebuah biara. Ia bersahabat dengan Imam St Venansius Fortunatus dan memperoleh hadiah kidung “Vixilla regis” yang hingga kini masih dipergunakan dalam ibadat Jumat Agung dan Laudes (= pujian). Radegundis wafat pada tahun 587.
Renungan:
Manusia dapat mempunyai harta milik dalam pelbagai jenis dan bentuk. Banyak orang mempunyai pakaian mahal dan mewah. Tetapi, ngengat dapat memakannya dan pencuri bisa merampasnya. “Juallah segala milikmu dan berilah sedekah! Apabila orang mendandani jiwanya dengan harta surgawi, apabila orang mengenakan pada jiwanya pakaian kebaikan dan kemurnian, tidak ada sesuatupun yang dapat merusaknya. Orang yang menarik harta kekayaannya untuk surga maka hatinya juga terpaut di surga. Sebab di mana hartamu, di situ juga hatimu.” Ajakannya jelas. Arahkanlah seluruh dirimu kepada jalan-jalan yang sesuai dengan kehendak Allah. Hiduplah menurut kehendak Allah, sebagaimana Allah telah tetapkan untukmu.
13 Agustus
St. Pontianus, Paus dan St. Hippolitus, Imam, Martir
Hippolitus adalah imam dan murid Santo Ireneus. la adalah pendatang di Roma dan berpendirian keras. Hippolitus tidak saja menentang pemilihan Kalistus menjadi Paus, ia bahkan tidak mau mengakui St Kalistus sebagai paus terpilih (217-222). Dalam sejarah kepausan, Hippolitus dikenal sebagai paus tandingan pertama dalam Gereja. Pada tahun 235, atas perintah Kaisar Maximinus, Paus Pontianus (230-35) dan Imam Hippolitus ditawan di Sardinia dan dihukum kerja paksa di pertambangan. Keduanya menjadi sahabat; Hippolitus kembali ke pelukan Gereja dan tunduk pada Paus Pontianus. Kedua sahabat ini disiksa dan wafat sebagai martir karena iman.
Renungan:
Kaisar Nero dan permaisurinya, Poppea, memaklumkan empat pokok fitnah terhadap orang Kristen:
1. Umat Kristen dianggap memberontak karena menolak membakar dupa kaisar yang menyatakan diri sebagai Tuhan. Orang Kristen dianggap berbahaya bagi negara.
2. Orang Kristen dipandang sebagai kanibal. Hal ini berdasarkan kata-kata Konsekrasi “Terimalah dan makanlah, inilah Tubuh-Ku” dan “Terimalah dan minumlah, inilah Darah-Ku.”
3. Orang Kristen dianggap berlaku asusila. Perjamuan mingguan umat Kristen disebut Agape atau perjamuan kasih. Dalam Perjamuan Ekaristi, Umat Kristen purba biasa saling memberi salam damai dengan ciuman.
4. Orang Kristen dituduh membakar kota Roma.
Tuduhan-tuduhan macam di atas bisa saja muncul di jaman ini.
14 Agustus
St. Maximillian Kolbe, Imam dan Martir
Maximillian Kolbe dilahirkan di Polandia pada tahun 1894. la dibaptis dengan nama Raymond. Ketika diterima masuk dalam biara Fransiskan, ia mengambil nama Maximilian. Pada tahun 1917, semasa masih seorang seminaris, Maximilian mendirikan Militia Maria Immaculata di Roma untuk memajukan kebaktian kepada Santa Perawan Maria yang Dikandung Tanpa Noda. Pada tahun 1918 ia ditahbiskan sebagai imam dan kembali ke Polandia. Maximilian mendirikan biara di Niepokalanov pada tahun 1927 yang menampung sekitar 800 biarawan. Biara yang sama didirikan juga di Jepang dan India. Pada tahun 1939 Gestapo Jerman yang keji menyerbu wilayah Polandia. Diktator Jerman berusaha mematahkan semangat rakyat Polandia dengan menahan, memenjarakan dan membunuh para pemimpinnya, baik pemimpin politik maupun rohani. Maximillian yang dikenal sebagai penulis dan editor pun ditangkap oleh Gestapo dan diasingkan ke Jerman. Mula-mula dijebloskan ke dalam kamp, dibebaskan, ditangkap kembali dan dijebloskan ke dalam kamp konsentrasi Auschwitz yang terkenal keji. Di dalam kamp konsentrasi, Maximillian menjalankan tugasnya sebagai imam dengan diam-diam hingga wafatnya pada tanggal 14 Agustus 1941.
Renungan:
Yesus menghendaki pengabdian dan pelayanan seorang Kristen identik dengan perbuatan-Nya. Yesus datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. Yesus datang bukan untuk mencari mahkota melainkan salib. Orang Yahudi memimpikan seorang Mesias yang gagah perkasa untuk mengalahkan musuh-musuh bangsa. Tetapi, semuanya tidak ditemukan dalam diri Kristus. Sebab itu para pemimpin Yahudi menyalibkan-Nya. Santo Maximillian Kolbe menapaki teladan Kristus melalui karya-karya pelayanan kepada sesama. la mendirikan Militia Maria Immaculata dan biara di Niepokalanov. Mahkota pelayanannya ialah menyerahkan nyawanya demi keselamatan seorang sersan yang sudah ditentukan untuk menerima hukuman mati. “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” Panggilan seorang Kristen selalu disertai salib.
15 Agustus
St. Perawan Maria Diangkat ke Surga
Tanggal 15 Agustus dirayakan umat Katolik sebagai peristiwa iman: Santa Perawan Maria diangkat ke surga. Gereja mengajak kita merenungkan karya agung Allah bagi Maria, Bunda Kristus dan Bunda segenap umat beriman. Kita percaya, sejak awal mula Allah telah memilih Maria menjadi Bunda Yesus Kristus. Maka, Allah menghindarkannya dari noda dosa asal. Gereja percaya, Allah mengangkat Maria ke surga dengan jiwa raganya karena jasanya dalam karya penyelamatan dan penebusan oleh Tuhan kita Yesus Kristus. Pada tanggal 1 November 1950 kebenaran iman ini didogmakan dalam Konstitusi Apostolik Munificentissimus Deus oleh Paus Pius XII (1939-1958); antara lain juga karena banyaknya surat permohonan mengenai hal tersebut ke Vatikan dari segenap penjuru dunia antara tahun 1849-1950. Peristiwa ini merupakan mahkota perkembangan devosi dan teologi seputar iman dan pengakuan bahwa Maria diangkat ke surga dengan jiwa raganya. Sebelumnya, pada tanggal 1 Mei 1946 Bapa Suci telah menulis kepada uskup sedunia Ensiklik Diparae Virginis. Apakah Santa Perawan Maria pernah wafat atau tidak, tidak diketahui dengan pasti. Dogma ini bertumbuh dalam iman umat sejak dahulu kala. Tidak ada satu teks pun dalam Kitab Suci yang membicarakan hal itu. Dalam Konstitusi Apostolik, Paus menyatakan: Kami memaklumkan, menyatakan, dan menetapkan menjadi suatu dogma wahyu ilahi bahwa Bunda Allah yang tak bernoda, Perawan Maria, setelah menyelesaikan hidupnya di dunia ini, diangkat dengan badan dan jiwa ke dalam kemuliaan surgawi.
Renungan:
Pujian Yesus kepada BundaNya adalah mengenai iman Maria. Dalam Lukas 11:27-28, dicatat, “Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: `Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau.' Tetapi Ia berkata: `Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.'” Jawaban Yesus memang keras, tetapi benar, meski dapat terasa pahit. Iman yang sejati akan menghasilkan buah berlimpah. Santa Perawan Maria menjadi Bunda Yesus, ikut ambil bagian dalam karya penebusan dan keselamatan umat manusia. Peristiwa Maria diangkat ke surga dengan jiwa dan raga adalah mahkota hidup imannya.
Sumber: “Ziarah Iman Pastor Jan Lali SVD, Renungan Harian Bersama Para Kudus Sepanjang Tahun”; diterbitkan oleh Penerbit Buku Sabda, Yayasan Sabda Bahagia; Jakarta 2005; tambahan dan edit oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
|