Minggu Adven III Thn A/I
Minggu Gaudete
oleh: P. Gregorius Kaha, SVD
“Barangsiapa tidak menjalankan Adven,
dia tidak pantas merayakan Natal.”
(ternyata betapa bernilainya suatu Penantian untuk sebuah Kedatangan)
Pada Minggu Adven III ini, lilin “merah muda” di lingkaran Adven dinyalakan. Warna merah muda ini didapat dari pencampuran warna unggu (Adven) dengan warna putih (Natal). Maksudnya sukacita Natal sudah mulai kita rasakan karena sudah sangat dekat tetapi belum / tidak penuh; sukacita Natal itu sudah tak tertahankan lagi, sudah mulai kelihatan tetapi belum nampak jelas atau belum penuh. Maka Minggu Adven ketiga dalam Tahun Liturgi disebut `Minggu Gaudete”. Bahasa Latin “gaudete” berarti “sukacita”, melambangkan adanya sukacita di tengah masa pertobatan. Pada hari Natal, keempat lilin ini akan diganti dengan lilin-lilin putih; masa persiapan kita selesai sudah dan kita memasuki sukacita yang besar dan istimewa yakni “TERANG” itu sudah datang ke dalam dunia dan tinggal di tengah-tengah kita.
Sukacita dalam Pengharapan
Menarik bahwa Nabi Yesaya dalam seruannya untuk berjaga-jaga mengajak supaya orang berjaga-jaga dalam pengharapan. Bukan berjaga-jaga dalam ketakutan atau dalam tekanan, tetapi berjaga-jaga dengan penuh pengharapan. Berjaga-jaga dengan cara ini akan melahirkan kerinduan dan sukacita yang meluap-luap. Nabi Yesaya juga menjelaskan mengapa orang harus bersukacita dalam penantian ini? Karena yang dinantikan adalah Mesias. Dia-lah yang akan datang membawa damai dan sukacita sejati. Lihat yang diungkapkan oleh Yesaya dalam Perjanjian Lama, “Orang lumpuh bukan hanya berjalan tetapi meloncat-loncat seperti rusa; orang bisu tidak hanya bisa berkata-kata tetapi menyanyikan lagu pujian; duka dan keluh kesah akan lenyap.” Dalam nada yang sama penginjil Matius mengajak supaya orang tidak ragu-ragu dan bimbang tentang Mesias itu. Karena tanda kehadiran-Nya jelas: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta disembuhkan, orang tuli mendengar, orang mati hidup kembali dan kepada orang miskin diberitakan khabar baik.
Pesan dalam Penantian
Pertama, ada orang kudus yang mengatakan bahwa Masa Adven itu seperti “membuka pintu”, karena selama Masa Adven kita diajak untuk merenung apakah kita bersedia membiarkan Tuhan masuk dan terlibat dalam hidup kita. Tuhan tidak memaksakan kehendak-Nya, Ia juga tidak menuntut, yang Ia lakukan adalah dengan sabar menanti, apakah kita membuka pintu hati dan membiarkan-Nya masuk.
Kedua, sering kita menghadapi kedatangan atau tibanya seseorang dengan perasaan yang tidak menentu: senang, tegang, tak pantas, malah cemas; alasannya sederhana karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Tetapi terhadap kedatangan Kristus, kita tidak boleh takut atau cemas karena DIA membawa damai dan sukacita, dan DIA menjamin bahwa yang menerima DIA akan hidup dalam sukacita sejati. Semoga kita tidak membiarkan kesempatan indah ini berlalu hanya karena kita tidak membuka pintu hati kita. Tuhan memberkati. Amin.
|