Dapatkah Akar Dosa Berubah?
Pater John, dapatkah suatu akar dosa berubah dalam hidup seseorang? Tampak bagi saya bahwa semakin lama akar dosa sensualitas semakin digantikan oleh kesombongan. Apakah menurut Pater, sementara satu akar dosa pergi, yang lain menjadi lebih dominan?
Pendapat umum mengenai pertanyaan di atas, sejauh yang dapat saya katakan, adalah bahwa akar dosa tidak berubah.
Patut diingat, karena kodrat manusia yang rusak, kita semua membawa dalam diri kita kecondongan-kecondongan terhadap kesia-siaan, kesombongan dan sensualitas. Ketika kita mengidentifikasikan salah satu dari kecondongan-kecondongan ini sebagai “akar” dosa kita, itu sekedar berarti bahwa itulah yang lebih berpengaruh dalam diri kita, itulah yang kita dapati lebih sulit dilawan dalam habitus kita. Sama seperti menjadi seorang extrovert atau introvert. Masing-masing kita secara alamiah memiliki kecondongan terhadap salah satu darinya: kita lebih merupakan seorang extrovert daripada seorang introvert, misalnya, atau sebaliknya. Suatu pribadi yang matang akan telah cukup mengembangkan penguasaan diri agar tak diperbudak oleh kecondongan alamiah introvert atau ekstrovert dirinya, namun dasar alamiah itu sendiri sesungguhnya tidak berubah. Begitu pula, akar dosa merupakan sesuatu yang bagai telah ditanamkan ke dalam wujud unik dan individual dari kodrat manusiawi kita yang rusak.
Jadi, mengapakah tampaknya sensualitasmu digantikan oleh kesombongan? Dapat terjadi bahwa akar dosamu tidak amat kuat dan bahwa engkau mempunyai bahkan hampir “lusinan” dari kedua akar dosa ini. Akan tetapi, saya kira, bahwa sesuatu yang lain tengah terjadi. Mungkin sekali, engkau mulai mengenal dirimu sendiri dengan terlebih baik. Setelah engkau menghabiskan banyak waktu dalam upaya sadar demi perkembangan rohanimu, sekarang Roh Kudus dapat memberimu lebih banyak pencerahan. Dengan demikian, engkau menjadi terlebih sadar akan alasan-alasan yang terlebih mendalam dari kesalahan dan dosa-dosa yang paling sering kau lakukan. Mungkin ada padamu satu atau dua kesalahan mencolok dalam bidang sensualitas, dan ini telah membutakanmu terhadap aspek-aspek lain dari kehidupan rohanimu. Dan sekarang, sementara engkau mengembangkan kebajikan, sorot dari kesalahan-kesalahan itu memudar, memampukanmu untuk memahami dirimu sendiri secara lebih obyektif dan seksama.
Akan tetapi, itu sekedar perkiraan, sebab tak ada pada saya informasi yang lebih detail untuk dipelajari. Namun itu adalah suatu perkiraan yang berdasar. Salah seorang rekan imam dan saya bercakap-cakap baru-baru ini, dan ia memberitahu saya bahwa ia membutuhkan lebih dari sepuluh tahun upaya rohani yang gigih guna menemukan akar dosanya.
Saya hendak mengajukan satu peringatan sebelum mengakhiri artikel ini. Ketika kita mulai bekerja secara sistematis dalam pertumbuhan rohani, suatu pencobaan baru dapat muncul: kita dapat menjadi terlalu asyik dengan sarana-sarana yang kita pergunakan untuk pertumbuhan rohani (program hidup, bimbingan rohani, metode-metode meditasi …), yang dapat menghantar kita kehilangan fokus pada tujuan, yang adalah mengenal, mengasihi dan meneladani Yesus Kristus secara sedikit lebih baik setiap hari. Jadi, misalnya, apabila engkau mendapati dirimu frustasi dalam upaya untuk mengidentifikasi akar dosamu, atau apabila engkau patah semangat karena kemungkinan engkau telah salah mengidentifikasi akar dosamu, itu dapat merupakan suatu pertanda akan penekanan yang berlebihan pada sarana.
Spiritualitas Kristen tak dapat direduksi pada teknik-teknik dan rumusan-rumusan, sebab itu merupakan suatu hubungan yang riil, suatu persahabatan dengan Kristus. Percayalah bahwa Allah membimbingmu dan mempergunakan bahkan upaya-upayamu yang paling remeh dan canggung untuk menarikmu lebih dekat pada-Nya. Penemuan-penemuan baru sepanjang perjalanan hendaknya jangan pernah menjadi sumber patah semangat, melainkan sumber kesukaan. Ingatlah, kita tidak membuat diri kita sendiri sempurna dan lalu baru mulai mengikuti Kristus, sebaliknya, kita mulai dengan tersandung-sandung sepanjang jalan di samping Kristus, dan Ia memimpin kita, sedikit demi sedikit, dengan kesabaran dan kebijaksanaan yang luarbiasa, semakin dan semakin dalam menuju kesempurnaan tiada akhir dari Hati Yesus yang Mahakudus.
Damai Kristus, P John Bartunek, LC, ThD
sumber : “Can a root sin change?” by Father John Bartunek, LC, ThD; Copyright © 2010 Catholic Spiritual Direction; http://rcspiritualdirection.com/blog
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net atas ijin Catholic Spiritual Direction”
|