Ziarah Iman bersama Para Kudus:
Oktober
1 Oktober
St. Theresia dari Kanak-kanak Yesus, Perawan
Theresia dilahirkan di Alencon, Perancis pada tahun 1873. Usianya masih 15 tahun ketika ia masuk Biara Karmel di Lisieux. Di dalam biara ini ia tidak melakukan hal-hal yang istimewa ataupun luar biasa. Namun demikian, semuanya dilakukan demi cinta kasih kepada Kristus dan sesama. Setiap kesempatan yang ada dipergunakan untuk menyatakan cinta kasihnya. Dengan penuh kepercayaan dan dedikasi, dengan kesederhanaan dan kerendahan hati, ia berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan. Minat Theresia terhadap karya misi amat besar dan ia mendukung para misionaris dengan doa-doa dan korbannya. Sebab itu, pantaslah ia dijadikan pelindung karya misi bersama St Fransiskus Xaverius. Penyakit paru-paru yang payah memberinya kesempatan untuk semakin mempersatukan diri dengan Kristus dan mempersembahkan hidupnya demi keselamatan manusia dan perkembangan Gereja. Theresia wafat pada tanggal 30 September 1897 dalam usia 24 tahun.
Renungan:
Jalan satu-satunya ialah Kristus. Yesus Sendiri bersabda, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup” (Yohanes 14:6). Yesus turun dari surga dan menjadi manusia lemah seperti kita. Ia rendah hati dan taat kepada BapaNya sampai wafat disalib. Theresia juga rendah hati dan taat pada peraturan biaranya. Secara total ia mengabdi kepada Kristus dan sesama lewat panggilan hidupnya: mencintai Allah sehabis-habisnya dan mengupayakan keselamatan para pendosa lewat dukungannya pada karya misioner Gereja. Pasrah kepada Tuhan bagai seorang kanak-kanak menyerahkan diri pada orangtuanya. Seturut teladan St Theresia, marilah kita berserah diri kepada Tuhan; biarlah Tuhan membentuk kita seturut kehendak-Nya. Untuk itu, hendaklah kita rendah hati, taat kepada Tuhan Yesus, Gereja dan orangtua seperti yang dilakukan Santa Theresia hingga akhir hayatnya.
2 Oktober
St. Leger (Lutgar), Martir
Leger dilahirkan pada tahun 616. Imam yang saleh ini ditahbiskan menjadi Uskup Autun, Perancis. Ia giat memperbaharui cara hidup umat. Keberhasilannya membuat para raja menjadi sangat khawatir. Karena itu ia ditangkap dan disiksa dengan keji; matanya dibutakan dan lidahnya dipotong. Pada tahun 680, kepalanya dipenggal oleh wakil raja. Leger dihormati sebagai santo pelindung orang sakit mata.
Para Malaikat Pelindung
Pesta Para Malaikat Pelindung ditetapkan oleh Paus Paulus V pada tahun 1608. Kitab Suci menceritakan kepada kita bagaimana para malaikat mengabdi dan melaksanakan kehendak Allah. Malaikat pelindung kita menjadi utusan Allah untuk menjaga dan melindungi kita. Hendaklah kita mengasihi malaikat pelindung kita dan tidak membalas kebaikannya dengan berbuat dosa.
Renungan:
Malaikat pelindung kita selalu setia melindungi kita baik dari bahaya jasmani maupun rohani, teristimewa bila kita tergoda untuk berbuat dosa. Pada momen macam itu malaikat berbisik menghibur dan menguatkan kita, “Surga itu indah. Allah menantimu, sebab surga diciptakan juga untukmu.” St Bernardus mengajarkan kepada kita, “Demikianlah para malaikat itu berada di sini; mereka ada di sampingmu; mereka ada bersamamu, mereka ada bagi kamu. Mereka ada di sini untuk melindungimu serta melayanimu. Dan meskipun Tuhan-lah yang telah menugaskan mereka untuk tugas-tugas itu, kita tetap harus berterima kasih kepada mereka oleh karena kasih mereka yang besar sehingga mereka taat serta datang untuk menolong kita pada saat kita membutuhkan pertolongan.”
3 Oktober
St. Ewaldus Bersaudara, Martir
Kedua Ewaldus bersaudara ini dibedakan sebagai Ewaldus hitam dan Ewaldus putih. Ewaldus hitam ahli Kitab Suci dan seorang yang emosional. Sedangkan Ewaldus putih seorang yang tenang dan apatis. Keduanya dari Ordo Benediktin dan ditahbiskan sebagai imam bersama Willibrodus. Awalnya, mereka bermisionaris di Antewerpen, Belgia dan sekitarnya. Kemudian, pada tahun 692, Roh Kudus menghantar mereka untuk mewartakan Injil di kalangan orang-orang Sakson yang masih kafir. Mereka dicurigai sebagai penjahat yang membahayakan kemerdekaan bangsa Sakson, sebab itu mereka berdua diserang dan dipukul dengan pentung. Ewaldus putih tewas seketika. Sedangkan Ewaldus hitam masih berani berbicara guna menjelaskan kedatangan mereka. Sayang, hasilnya sia-sia belaka. Ia disiksa sampai mati sebab hendak mewartakan iman demi keselamatan bangsa Sakson.
Renungan:
Sikap hati manusia dalam menerima pewartaan Injil beraneka ragam, dari yang paling lemah-lembut hingga ke yang paling kejam. Sejarah Gereja telah membuktikan. Peringatan St Ewaldus bersaudara, misionaris dan martir, membuktikan kebenaran sabda Kristus Sendiri, “Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.” (Matius 10:16).
5 Oktober
St. Anna Maria Gallo, Pengaku Iman
St Anna Maria Gallo juga dikenal sebagai St Maria Fransiska dari Lima Luka-luka Suci. Ia dilahirkan pada tanggal 25 Maret 1715 di Naples, Italia. Sejak masa remaja, ia berbulat hati untuk mempersembahkan keperawanannya kepada Kristus. Dan untuk itu, ia banyak menderita dipukuli dan dikurung ayahnya karena menolak kehendak orangtuanya untuk menikah dengan pemuda pilihan mereka. Sebab ia senantiasa dalam persatuan dengan Roh Kudus, penderitaan itu tidak mendatangkan patah semangat dalam mengejar cita-cita. Ia menggabungkan diri dengan Ordo Ketiga Fransiskan dan membaktikan hidupnya bagi orang-orang miskin dan sakit. Tuhan berkenan menganugerahinya stigma: 5 luka suci seperti yang diderita Yesus di kayu salib. Anna Maria Gallo wafat pada tahun 1791.
Renungan:
Gereja menggunakan pelbagai ekspresi ungkapan untuk Yesus Sang Guru Ilahi: Pancaran Damai, Lilin Terang Abadi, Penasehat Ulung, Kebijaksanaan Abadi, Pengetahuan Allah. Yesus adalah Cahaya dan Terang bagi para pujangga dan pengaku iman. “Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Aku-lah Guru dan Tuhan” (Yohanes 13:13).
Iman dan pengenalan akan Yesus dilestarikan dalam sebuah serikat misi yang diberi nama Serikat Sabda Allah (SVD - Societas Verbi Divini). Pendiri SVD adalah St Arnoldus Janssen (1837-1909). Sesudah ditahbiskan sebagai imam, P Arnoldus Janssen mengajar matematika dan ilmu pengetahuan. Berkat inspirasi doa-doa pribadi dan kekuatan di bidang kerasulan doa, ia mendapat suatu karisma lain. Ia berpikir bahwa Gereja Jerman dapat lebih berperan aktif dalam karya misioner Gereja semesta. Didirikannya sebuah seminari dan sebuah rumah misi untuk pendidikan calon-calon misionaris. Peristiwa besar ini terjadi pada tanggal 8 September 1875 di Steyl, Belanda. Selanjutnya, SVD berkembang pesat. Ketika Arnoldus Janssen wafat pada tanggal 15 Januari 1909, Serikat Sabda Allah (SVD) telah beranggotakan 1.300 imam, bruder, novis dan frater. Di samping itu ada 600 Suster-suster Abdi Roh Kudus (SSpS). Dari Steyl, 310 misionaris telah berangkat ke tanah misi. Kini terdapat 5.700 imam dan 800 bruder SVD dari 54 negara yang berkarya di 60 negara di seluruh dunia. Di Indonesia, SVD mulai berkarya pada awal abad ke-20.
6 Oktober
St. Bruno, Pengaku Iman
Bruno dilahirkan di kota Koln, Jerman pada tahun 1030. Demi mengejar cita-cita menjadi imam ia masuk seminari di Rheims. Berkat keteguhan dan kesungguhan belajar, dalam waktu singkat saja ia sudah ditahbiskan menjadi imam. Ketika usianya 26 tahun, ia mengajar gramatika dan teologi di Seminari Rheims. Hidup imamatnya menjadi daya tarik bagi banyak mahasiswa. Dalam usia yang masih muda Bruno diangkat menjadi penasehat Uskup Rheims. Kesempatan emas ini menghantarnya masuk dan menghadap Uskup Grenoble meminta suatu tempat di mana kelak ia mendirikan Ordo Kartusian.
Renungan:
Teladan hidup Yesus dihayati dan diamalkan oleh Bruno dan Ordo Kartusian, serta banyak biara kontemplasi di deretan gunung dekat Grenoble, Perancis. Tempat itu disebut La Grande Chartreuse, dari situlah nama pertapaan `Kartusian' berasal. Bruno dan kawan-kawannya mulai mendiami tempat tersebut pada tahun 1084. Mereka mendirikan sebuah gereja kecil dan pondok-pondok di sekitarnya untuk para rahib. Mereka bertekun dalam doa dan meditasi, makan dua kali saja dalam sehari dengan berpantang daging, pakaian mereka kasar, rambut bagian tengah kepala dicukur. Tugas utama mereka ialah membaca dan menyalin buku-buku rohani serta bertani. Kekudusan hidup Bruno mendorong Paus Urbanus II memanggilnya ke Roma untuk diserahi tugas khusus melancarkan usaha pembaharuan Gereja dan perjuangan melawan paus tandingan Klemens III. Dalam menjalankan tugas-tugasnya, Bruno tetap menghayati cara hidup tapa. Tetapi karena kesibukan dan kebisingan kota Roma tidak bisa dipadukan dengan keheningan hidup pertapaan, maka ia minta kembali ke dalam hidup pertapaan. Bruno berhasil mendirikan pertapaan baru La Torre. Setiap hari sesudah melaksanakan tugas kewajiban, para anggota komunitas berkesempatan untuk hening, beradorasi di depan Sakramen Mahakudus dalam kapel biara. Dalam keheningan itulah mereka memperoleh inspirasi dan kekuatan untuk aktif berkarya di bidang pendidikan, kesehatan dan karya sosial karikatif. Ora et labora, kerja yang dijalin dalam doa akan membuahkan keselamatan.
7 Oktober
St. Perawan Maria Ratu Rosario
Pesta Santa Perawan Maria Ratu Rosario ditetapkan untuk melestarikan kenangan akan kemenangan pertempuran melawan invasi masuk Eropa yang gagal total berkat bantuan Bunda Maria melalui Doa Rosario di seluruh Eropa.
Pada tanggal 7 Oktober 1571 terjadi suatu pertempuran armada laut yang dahsyat di Laut Tengah, dekat pantai Yunani. Tempat itu disebut Lepanto. Sebelum pertempuran ini, Turki telah menyerang semua pelabuhan Katolik di Eropa. Paus Pius V menunjuk Don Yuan dari Austria menjadi komandan armada gabungan Eropa yang akan menghadapi armada Turki. Paus yang menyadari armada ini tidak ada artinya dibandingkan dengan armada Turki yang jumlahnya tiga kali lipat, meminta agar seluruh penduduk Eropa berdoa rosario. Di mana-mana orang berdoa rosario selama 24 jam terus-menerus. Akhirnya, dengan pertolongan Bunda Maria, secara ajaib armada Turki berhasil dikalahkan.
Renungan:
Dibimbing oleh Roh Kudus, Elisabet adalah insan manusia pertama yang memberikan kesaksian bahwa Maria adalah Bunda Allah karena Putranya Yesus adalah Allah Manusia. “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhan-ku datang mengunjungi aku?” (Lukas 1:43). Maka bergemalah sepanjang masa devosi kepada Bunda Maria. Yesus Kristus adalah Tuhan dan Guru kita. Ia mengajar kita dengan peristiwa sehari-hari yang meliputi hidup harian kita. Tetapi, pertama-tama Dia adalah Tuhan dan Guru batin kita. Artinya, ajaran Yesus, kata-kata Yesus berupaya menyentuh dan meresapi roh dan jiwa raga kita. Ia menerangi hati kita, karena Ia adalah terang dan cahaya dunia. Doa rosario meresapkan damai sejahtera dalam hati umat beriman sebab Yesus sang Terang Dunia menerangi relung hati sanubari kita. Lacordaire memberikan kesaksian: Cinta hanya satu ekspresi, “Aku cinta padamu.” Kata-kata dan ucapan yang tak pernah usang, selalu baru bagaikan air yang mengalir dan membanjir senantiasa sepanjang masa. “Salam Maria” itulah ekspresi cinta kasih kepada Maria. Hati kita tenggelam dalam cintakasih kepada Maria apabila kita mengulangi sapaan duta surgawi Malaikat Gabriel: Ave Maria.
8 Oktober
Simeon, Tokoh Israel Sejati
Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan” (Lukas 2:25-34).
Renungan:
Lukas adalah satu-satunya penulis Injil yang menceritakan Simeon dalam Injilnya. Ia mengangkat Simeon sebagai tokoh Israel yang benar dan saleh. Tokoh Israel sejati, percaya sungguh-sungguh akan Allah dan janji-janji-Nya. Ia dikaruniai Allah visi untuk mengetahui bahwa `tidak akan mati' sebelum menyaksikan sendiri kehadiran Yesus Juruselamat yang dijanjikan Allah untuk menebus umat manusia. Didorong oleh Roh Kudus, Simeon datang ke kenisah dan bertemu dengan Yosef dan Maria yang datang ke Bait Allah untuk mempersembahkan Yesus kepada Allah menurut hukum Taurat Musa. Ia mengambil anak Yesus dari Maria dan sambil menatang-Nya, ia bersyukur dan memuliakan Allah karena diperkenankan melihat Dia yang datang dari Allah.
9 Oktober
Abraham, Bapa Bangsa
Kisah Kejadian 11-12. Terah - keturunan Sem - memperanakkan Abram, Nahor dan Haran. Terah membawa Abram dan Sarai - isteri Abram -, serta Lot - anak Haran -, ke Ur-Kasdim untuk pergi ke tanah Kanaan, lalu sampailah mereka ke Haran, dan menetap di sana. Maka bersabdalah Tuhan kepada Abram, “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Ku-tunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat … olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.”
Renungan:
Semula namanya `Abram' yang berarti: Bapa yang Agung. Di kemudian hari, Tuhan mengganti namanya menjadi `Abraham' yang berarti Bapa banyak orang, atau Bapa sejumlah besar bangsa. Dalam surat kepada jemaat di Roma, Paulus menegaskan Abraham sebagai bapa semua orang beriman, “Bukan hanya mereka yang bersunat, tetapi yang mengikuti jejak iman Abraham” (bdk Roma 4:12). Sekitar tahun 1850 Sebelum Masehi, Abraham dipanggil Tuhan untuk meninggalkan negerinya sendiri dan pergi ke suatu negeri yang jauh, yang baru akan ditunjukkan kemudian. Tuhan berjanji bahwa ia akan menjadi berkat bagi banyak bangsa, meski Sara isterinya mandul dan tidak bisa punya anak. Kanaan, tanah terjanji, dihuni banyak suku bangsa yang menyembah dewa dewi kafir. Namun Abraham melakukan perintah Tuhan. Karena imannya itu, Tuhan menjadikannya kudus dan layak bagi-Nya. Janji Tuhan mulai terwujud dengan kelahiran Ishak. Tetapi timbullah tantangan iman yang lain; Tuhan meminta Abraham mempersembahkan puteranya Ishak. Abraham melakukan apa yang diminta Tuhan. Abraham membawa puteranya Ishak ke Gunung Moris, siap hendak dikurbankan sebagai persembahan. Allah sendiri yang kemudian membatalkannya. Ternyata kurban Ishak itu adalah lambang atau tanda kurban Yesus di kayu salib. Di samping itu Tuhan hendak menyatakan bahwa kurban manusia oleh bangsa-bangsa lain di sekitar tidak perlu sama sekali, karena memang tidak bernilai untuk menebus dosa manusia. Hanya kurban Kristus yang dapat menebus dosa manusia. Iman Abraham yang kokoh dipuji oleh Allah. Kitab Sirakh 44:19-21, Roma 4, Galatia 3:7, Ibrani 11:8-12.
10 Oktober
St. Daniel dan kawan-kawan, Martir
Penyebaran iman Kristen tidak lepas dari penganiayaan terhadap para pewartanya. Maroko adalah salah satu negeri yang juga menumpahkan darah para martir Kristen. Pada tahun 1220 tercatat lima martir misionaris Fransiskan, martir-martir perintis pewartaan Injil di Maroko, dibunuh oleh orang-orang Islam Maroko. Tujuh tahun kemudian, enam misionaris Fransiskan diutus kembali dengan tugas yang sama. Mereka berangkat ke Maroko lewat Spanyol. Samuel, Angelo, Leo, Dominus, Nikholas dan Hugolino bergabung dengan Daniel, seorang bruder Fransiskan yang mewakili propinsi gereja Calabria, Italia. Di bawah pimpinan Bruder Daniel, tibalah mereka di Maroko pada tanggal 20 September 1227. Perjalanan iman ini dilanjutkan ke Ceuta, kota perdagangan yang dihuni oleh orang-orang Eropa. Mereka mulai mewartakan iman di jalan-jalan terutama di tempat-tempat di mana orang banyak berkumpul. Hasilnya, sejumlah besar orang bertobat. Tentu ada yang tidak setuju dengan usaha suci ini. Maka timbullah kekacauan di Ceuta. Orang-orang Islam yang geram menangkap para misionaris dan menjebloskan mereka ke dalam penjara. Dari balik terali besi, Daniel menulis surat kepada orang-orang Kristen baru untuk tetap setia pada iman kepercayaan yang telah mereka miliki. Pada tanggal 10 Oktober 1227, ketujuh misionaris Fransiskan ini akhirnya beroleh mahkota kemartiran dengan tewas dipenggal. Jenazah mereka dimakamkan oleh umat Kristen dan beberapa tahun kemudian dipindahkan ke Spanyol. Pada tahun 1516, Paus Leo X (1513-1521) menyatakan mereka sebagai martir iman.
Renungan:
St Paulus menyampaikan kesaksian hidup dan pewartaan kepada umat Efesus sewaktu ia ada di Miletus. Sejak hari pertama berada di Asia, ia selalu melayani Tuhan. Dalam karya penyelamatan itu ia banyak mencucurkan air mata dan mengalami banyak penderitaan. Ia mewartakan Kristus kepada orang Yahudi dan mewartakan Allah yang benar kepada orang Yunani. St Paulus diancam akan dibunuh oleh orang Yahudi karena kesaksiannya mengenai Yesus Kristus Sang Mesias. Bruder Daniel dan kawan-kawan juga mengalami nasib yang sama dan wafat sebagai martir demi mewartakan Injil keselamatan di Maroko. Darah para martir misionaris perintis ini menyucikan bumi Maroko. Kini dari surga Daniel dan kawan-kawan tetap mendoakan masyarakat Maroko. Rahmat pewartaan Injil keselamatan Yesus Kristus juga melimpah ke atas bangsa Indonesia, termasuk penduduk Nusa Tenggara. Agama Kristen Katolik menjadi tulang punggung karya misioner di Flores tahun 1913-1960. Modal utama para perintis pewartaan iman itu ialah iman kepercayaan mereka: satu lentera, satu katekismus, buku doa dalam bahasa: Solor, Sikka, Lio, Nagekeo, bahasa Bajawa (Ngada, Riung dan Manggarai).
11 Oktober
St. Gregorius, Penerang
Gregorius dijuluki “Penerang” sebab membawa terang Injil kepada bangsa Armenia. Ia dilahirkan sekitar tahun 257; tempat kelahirannya tidak dikenal jelas. Ayahnya membunuh Raja Khosrov I dari Armenia, sehingga Gregorius kecil dilarikan ke Caesarea demi menghindari balas dendam. Setelah dewasa Gregorius menikahi Mariam; mereka dikaruniai dua putera: Urtanes dan Arisdages. Mariam di kemudian hari masuk biara, sedangkan Gregorius kembali ke Armenia sekitar tahun 280 dan menjadi sekretaris Raja Tiridates (259-314, putera Raja Khosrov I) yang setia. Ketika Raja Tiridates yang kafir mengetahui bahwa Gregorius adalah seorang misionaris yang mewartakan Injil kepada orang-orang Armenia, raja menyiksa dan membuangnya ke dalam lubang bawah tanah selama 15 tahun. Tuhan Yang Mahakuasa membelokkan yang jahat kepada yang baik. Pada tahun 301 Tiridates akhirnya bertobat dan dibaptis. Pada tahun yang sama, seluruh rakyat Armenia dihantar ke dalam iman Kristen. Setahun kemudian Gregorius diangkat menjadi Uskup Armenia. Di hari tuanya, Gregorius menyerahkan keuskupan kepada Arisdages, puteranya, dan mengundurkan diri ke biara. Ia wafat pada tahun 332.
Renungan:
Yesus memahkotai ajaran amanat-Nya dengan memberi tugas kepada Gereja untuk mewartakan kabar keselamatan, menguduskan jiwa-jiwa dan menggembalakan umat. Itulah tritugas suci Gereja. “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Ku-perintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Matius 28:19-20). Tugas suci ini dilaksanakan oleh St Gregorious, rasul dan pendiri Gereja Armenia. Ia bahkan berhasil menghantar Raja Tiridates dan seluruh rakyatnya masuk ke dalam pangkuan Gereja. Karya agung yang sama juga berlangsung di Indonesia dan di kawasan dunia lainnya. Pada tahun 1920 mulailah karya pewartaan Injil di seluruh pulau Flores, dari Larantuka sampai Manggarai. Pusat karya misi yang dioperasikan oleh SVD berpusat di Ndona, Ende, Flores Tengah. Pimpinan Gereja pertama waktu itu adalah Mgr Petrus Noyen (1913-1921) yang memiliki kharisma sebagai pemimpin, pengamat dan perencana.
12 Oktober
St. Wilfridus, Uskup dan Pengaku Iman
Wilfridus dilahirkan pada tahun 634 di Northumbria, Inggris, dalam sebuah keluarga Kristiani yang saleh. Ibundanya meninggal dunia ketika ia masih kanak-kanak. Ketika usianya 14 tahun, ia menjadi anak asuh Eanfleda, permaisuri Raja Osway, raja Northumbria. Eanfleda mengirim Wilfridus untuk belajar ke Biara Lindisfarne. Tiga tahun di Lindisfarne, Wilfried kemudian menuntut ilmu ke Roma dan Lyon, Perancis sebelum akhirnya kembali ke Inggris. Pada tahun 658 menjadi kepala biara di Ripon. Pada tahun 669 menjadi Uskup York. Ia bekerja tanpa kenal lelah, mendirikan banyak gereja serta biara-biara Ordo Benediktin. Sebagai Uskup York, Wilfridus melancarkan sapu bersih adat istiadat kafir di Inggris dan menyelaraskannya dengan disiplin Roma. Wilfridus wafat pada tahun 709.
Renungan:
Sesudah Petrus menyatakan bahwa ia mengasihi Yesus sampai tiga kali dan Yesus juga memberi tugas penggembalaan sampai tiga kali, Yesus pun memberitahu bagaimana Petrus akan mati demi penghayatan dan pengamalan tugas suci dan mulia itu. Petrus akan mati dengan cara yang sama seperti Yesus Gembala Utama. Demi iman dan cinta kasihnya kepada Kristus Gembala Utama, Petrus rela wafat sebagai martir. Ia telah dengan setia menjawab panggilan Yesus, “Ikutlah Aku.” St Wilfridus juga telah setia mengikuti panggilan hidupnya dengan pengabdian dan pelayanan yang tekun dan setia sampai mati. Kita pun, sebagai seorang Kristen wajib dengan tekun dan setia menjawab panggilan Yesus, “Ikutlah Aku.”
13 Oktober
St. Eduardus, Raja Inggris dan Pengaku Iman
Putera Raja Etheltred II dan Ratu Emma ini dilahirkan di Oxford, Inggris pada tahun 1003. Karena para musuh yang mengincar tahta kerajaan bermaksud membunuhnya, Eduardus muda diungsikan ke Normandia. Katanya, “Lebih baiklah aku kehilangan kerajaan daripada memperolehnya dengan darah dan pembunuhan.” Pada tahun 1042, ia diangkat menjadi raja menggantikan saudaranya Hardecanute. Didesak oleh rakyat yang mencintainya, ia menerima jabatan kerajaan dengan penuh pengorbanan dan tanggung jawab. Ia berusaha melenyapkan segala kesan permusuhan, memiliki kepedulian besar terhadap nasib kaum miskin dan membantu perkembangan Gereja teristimewa dalam penyebarluasan Injil Kristus. Dalam hidup berkeluarga, ia hidup penuh pantang bersama isterinya, Edith. Raja Eduardus mendirikan Biara Westminster. Orang menggelarinya sebagai “The Confessor” (Pengaku Iman) dan “Bapa Kaum Miskin”. St Eduardus wafat pada tanggal 13 Oktober 1066.
Renungan:
Hormatilah pemerintahan! Segala kuasa yang ada pada Gereja dan negara sebenarnya berasal dari Allah. Kebenaran ini ditegaskan oleh Yesus kepada mereka yang hendak mencobai-Nya, “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” Santo Eduardus, raja dan pengaku iman, menyatupadukan kedua kuasa itu yang diamalkannya sebagai seorang raja. Rakyatnya yang patuh taat kepada negara dan Gereja hidup damai sejahtera. Hidup Raja Eduardus sendiri merupakan pancaran kuasa Gereja dan negara yang dihayati dan diamalkan oleh satu pribadi yang sama dalam pengabdian dan pelayanan kembar, pelayanan kepada Tuhan dan manusia. Dan kebenaran ini bukan hanya dilaksanakan oleh Santo Eduardus, tetapi oleh banyak pimpinan pemerintahan lainnya juga di seluruh dunia.
14 Oktober
St. Kalistus, Paus dan Martir
Paus Kalistus adalah penerus Paus Zephyrinus (199-217). Kisah hidup masa kanak-kanaknya tidak diketahui. Konon ia adalah Domisius, pelayan Tuan Carpophorus yang kaya raya. Setelah bebas dari perbudakan, ia dipercaya Paus Zephyrinus untuk merawat dan memelihara pemakaman Kristen di Jalan Appia di luar kota Roma. Banyak imam dan martir dimakamkan di dalam Katakombe ini. Kallistus sepenuh hati melaksanakan tugasnya. Ia menghiasi makam dengan gambar-gambar yang indah dan memperluasnya. Pemakaman ini sekarang dikenal dengan nama Katakombe St Kalistus. Awal abad ketiga ia ditahbiskan sebagai diakon oleh Paus Zephyrinus. Hidup Kalistus yang murah hati menjadi daya tarik bagi umat. Tak heran, setelah Paus Zephyrinus wafat, ia dipilih menjadi penerusnya. Selama masa kepausannya banyak orang Kristen dianiaya, ditangkap dan dibunuh karena iman. Kalistus sendiri pun akhirnya ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Dalam penjara ia menyembuhkan seorang prajurit bernama Privatus. Akhirnya, Paus Kalistus wafat sebagai martir dengan ditenggelamkan ke dalam sumur di Trastevere, Roma pada tahun 222, pada zaman pemerintahan Alexander Servuss.
Renungan:
“Sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran. Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia. Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat” (2 Petrus 3:13-15). Kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru. Sementara menantikan kerajaan Allah yang mulia, hendaklah kita berusaha menyambut kedatangan kerajaan Allah itu. Hidup dalam rentang waktu kesabaran Allah harus digunakan sebagai kehormatan untuk beroleh selamat. St Kalistus, Diakon Agung, Paus, menikmati kebahagiaan kerajaan Allah karena ia memahkotai karya hidup pelayanan dan pengabdiannya dengan wafat sebagai martir pada tahun 222. Bersama Paus Kallistus, tak terhitung banyaknya umat Allah yang telah sampai dan yang masih menantikan langit dan bumi yang baru dengan dipimpin oleh iman, harapan dan kasih yang berkobar-kobar dalam bimbingan Roh Kudus.
15 Oktober
St. Theresia dari Avila, Perawan dan Pujangga Gereja
Santa Theresia yang penuh dinamika hidup ini dilahirkan di Avila, Spanyol pada tanggal 28 Maret 1515. Dalam usia delapanbelas tahun Theresia masuk Biara Karmel di kota kelahirannya. Mula-mula nampaknya hanya ikut-ikutan saja, tetapi lama-kelamaan timbul dalam hatinya niat untuk menghayati cita-cita ordo dengan lebih baik. Theresia mengamalkan hidup batinnya yang mendalam dengan kegiatan yang luar biasa. Ia berusaha menghidupkan kembali semangat asli ordonya: doa dan hidup sederhana. Dengan bimbingan Tuhan, ia mengadakan reformasi dalam ordonya. Usaha reformasi itu mendatangkan banyak tantangan dan kesulitan. Namun, dengan dibantu oleh St Yohanes dari Salib, Theresia akhirnya berhasil dalam gerakan reformasi yang penuh tantangan dan kesulitan itu. Bersama dengan tokoh panutan St Yohanes dari Salib, ia mendirikan kira-kira 20 biara di mana cita-cita Karmel dihayati dengan sungguh-sungguh. St Theresia wafat di Alba pada tahun 1582 dalam usia 67 tahun. Pada tahun 1970, ia digelari Doktor atau Pujangga Gereja oleh Paus Paulus VI.
Renungan:
Anak-anak Allah, teristimewa yang sudah dibaptis, hidup dalam pengharapan akan keselamatan dan dalam daya upaya untuk mencapai keselamatan itu. Sebab dalam pengharapan kita diselamatkan. Tetapi sering kita tidak tahu apa yang kita harapkan. Maka Roh Kudus datang membantu kita yang lemah ini. Santa Theresia Avila melihat dalam Ordo Karmel ada hal-hal yang menyimpang dari cita-cita Karmel: jiwa doa melemah dan hidup sederhana ditinggalkan. Maka Roh Kudus yang menghendaki keselamatan semua orang menjiwai Suster Theresia dari Avila untuk memperbaharui hidup membiara dalam Biara Karmel. St Yohanes dari Salib diutus Tuhan untuk membantunya. Banyak tantangan dan perlawanan harus dan akhirnya dapat diatasi. Bantuan dan karunia Allah nampak dalam pendirian 20 biara lain di mana cita-cita Karmel dihayati dengan sungguh-sungguh. Jiwa pendoa dan semangat hidup sederhana adalah kriteria hidup untuk semua biara, juga untuk semua umat beriman. Dalam semua biara, di samping hidup sederhana dalam makan minum pakaian dan sarana hidup lainnya, hidup doa dan semangat kerja, pengabdian, dan pelayananlah yang diutamakan. Bahkan kerja, pelayanan dan pengabdian, pekerjaan berat atau ringan hendaknya merupakan jiwa dan semangat doa.
Sumber: “Ziarah Iman Pastor Jan Lali SVD, Renungan Harian Bersama Para Kudus Sepanjang Tahun”; diterbitkan oleh Penerbit Buku Sabda, Yayasan Sabda Bahagia; Jakarta 2005; tambahan dan edit oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
|