Bab 12
![]() Silsilah Tiga Raja
![]() Aku mendengar bahwa ketiga raja memiliki silsilah yang berasal-muasal dari Ayub, yang tinggal di Caucasus dan memiliki kuasa atas wilayah-wilayah lainnya yang begitu luas. Jauh sebelum Bileam, dan sebelum Abraham tinggal di Mesir, ada pada mereka nubuat mengenai bintang dan pengharapan akan kegenapannya. Para pemimpin dari suatu suku bangsa dari negeri Ayub yang pergi dalam suatu ekspedisi ke Mesir, di wilayah Heliopolis, menerima wahyu dari seorang malaikat yang menubuatkan bahwa dari seorang dara sang Juruselamat akan dilahirkan; Ia yang akan disembah oleh keturunan mereka. Mereka juga diperintahkan untuk tidak pergi lebih jauh, melainkan kembali ke rumah mereka dan mengamati bintang-bintang. Mereka merayakan pesta-pesta untuk mengenangkan peristiwa ini, mendirikan altar-altar dan bangunan-bangunan melengkung kemenangan yang mereka hiasi dengan bunga-bungaan, dan kemudian kembali ke rumah. Ada sekitar tigaribu orang yang berkumpul bersama pada waktu itu. Mereka adalah penduduk Media dan pemuja bintang; mereka berkulit coklat kekuningan yang indah, perawakannya tinggi, dan termasuk kalangan ningrat. Mereka mengembara dari satu tempat ke tempat lainnya bersama kawanan ternak mereka, memerintah di mana pun mereka suka dengan kekuasaan mereka yang kuat. Seperti yang sekarang dikisahkan ketiga raja, mereka adalah orang-orang pertama yang memaklumkan nubuat itu kepada rakyatnya, dan yang pertama mengenalkan pengamatan bintang di antara mereka. Ketika nubuat maupun penggetahuan itu dilupakan orang, keduanya diterima, pertama-tama, oleh salah seorang sarjana Bileam, dan lama sesudahnya, oleh ketiga nabi perempuan, yakni puteri-puteri dari para leluhur ketiga raja. Dan sekarang, akhirnya, limaratus tahun sejak masa nabi-nabi perempuan itu, muncullah bintang yang harus mereka ikuti.
Ketiga nabi perempuan itu hidup pada jaman yang sama. Mereka memiliki pengetahuan yang mendalam perihal perbintangan; mereka mendapatkan penglihatan-penglihatan dan memiliki roh nubuat. Mereka melihat bahwa suatu bintang akan muncul dari Yakub dan bahwa seorang perawan yang tak bernoda akan melahirkan Juruselamat. Dengan berbalut jubah panjang, mereka pergi berkeliling negeri memaklumkan nubuat ini, mendorong hidup baik, menubuatkan masa mendatang hingga ke abad-abad jauh sesudahnya, dan menjanjikan bahwa utusan-utusan dari sang Juruselamat akan datang kepada bangsanya dan menghantar mereka untuk menyembah Allah yang benar. Para bapa dari perawan-perawan ini mendirikan suatu bait bagi Bunda Allah yang dijanjikan, di tempat di mana negeri-negeri mereka bertemu, dan di dekatnya mendirikan suatu menara dari mana orang dapat mengamati bintang-bintang dan berbagai pergerakannya. Dari ketiga bangsawan ini, sekitar limaratus tahun sesudahnya dan melalui suatu keturunan langsung dari limabelas generasi, muncullah ketiga raja yang kudus. Oleh karena percampuran dengan suku-suku bangsa lain maka mereka menjadi begitu berbeda warna kulitnya. Untuk suatu jangka waktu lamanya, sebagian dari para leluhur mereka secara konsisten berada di menara mengamati bintang-bintang. Apa yang dilihat mereka catat dan ajarkan secara lisan; dan, sebagai konsekuensi dari pengamatan-pengamatan ini, banyak perubahan yang secara perlahan-lahan masuk ke dalam bait dan pemujaan mereka.
Segala masa yang luar biasa sebab hubungannya dengan kedatangan sang Mesias, ditunjukkan kepada mereka melalui penglihatan-penglihatan dalam bintang-bintang. Dalam tahun terakhir, sejak Maria mengandung, penglihatan-penglihatan ini semakin penuh arti, dan datangnya keselamatan diperlihatkan secara lebih jelas. Pada saat Santa Perawan mengandung, mereka melihat sang Perawan dengan tongkat lambang kekuasaan dan timbangan di mana dalam piring-piring timbangannya yang seimbang terdapat gandum dan anggur. Mereka juga melihat suatu gambaran akan Sengsara pahit itu sendiri, sebab mereka melihat Raja yang baru dilahirkan itu terlibat dalam suatu perang, di mana akhirnya Ia keluar dengan penuh kemenangan atas segenap para musuh-Nya.
Pengamatan bintang ini disertai dengan upacara-upacara religius, puasa, doa, pemurnian dan penyangkalan diri. Mereka mengamati tidak hanya satu bintang saja, melainkan keseluruhan dari gugusan bintang; dengan kejadian-kejadian tertentu di antara bintang-bintang yang berbeda sementara mereka mengamatinya, terbentuklah penglihatan-penglihatan dan gambar-gambar yang mereka lihat. Orang-orang jahat, yang ikut ambil bagian dalam pemujaan bintang ini, dipengaruhi oleh pengaruh-pengaruh jahat dan mereka menjadi bahan tertawaan karena penglihatan-penglihatan mereka yang keji. Dengan perantaraan orang-orang yang demikianlah muncul praktek mengurbankan orang-orang tua dan anak-anak kecil. Tetapi, kekejian yang demikian perlahan-lahan lenyap. Ketiga raja melihat penglihatan-penglihatan dengan jelas, dan darinya merasakan penghiburan batin yang manis, tanpa merasakan dampak dari pengaruh-pengaruh jahat. Sebaliknya, mereka menjadi terlebih baik dan terlebih saleh. Dengan amat bersahaja dan terus terang, mereka menggambarkan apa yang mereka lihat kepada para pendengar mereka yang penuh rasa ingin tahu; tetapi ketika mereka tahu bahwa apa yang telah begitu lama dinantikan dengan sabar oleh para leluhur mereka selama duaribu tahun, tidak diterima dengan penuh keyakinan oleh para pendengar, mereka menjadi sedih. Bintang tersembunyi di balik awan; tetapi ketika bintang muncul kembali, tampak begitu besar di antara awan-gemawan yang dihembus angin dan tampak begitu dekat dengan bumi, ketiga raja bangkit dari tempat duduk mereka, memanggil penduduk kota berkumpul, dan menunjukkan bintang itu kepada mereka. Orang banyak memandang dengan takjub; sebagian merasakan kesan yang mendalam, sebagian lainnya mendongkol kepada para raja yang telah mengganggu istirahat mereka, sementara sebagian besar lainnya hanya ingin mendapatkan hadiah dari para bangsawan.
Aku mendengar para pengelana kerajaan mengatakan berapa jauh mereka telah menempuh perjalanan hingga saat itu. Mereka menghitung satu hari perjalanan kaki adalah duabelas jam. Sebelum tiba di tempat pertemuan mereka, yang seorang telah menempuh tiga hari perjalanan yang demikian, sedangkan seorang lainnya lima hari. Tetapi, dengan menunggang hewan-hewan mereka, yang adalah unta-unta, dengan mengurangi malam dan waktu istirahat, mereka dapat menghemat waktu perjalanan hingga sepertiganya; sebab itu, tiga hari perjalanan dengan berjalan kaki ke tempat pertemuan sama dengan hanya satu hari, dan lima hari perjalanan sama dengan hanya dua hari. Dari tempat pertemuan ke tempat di mana mereka sekarang berada, mereka telah menempuh limapuluh enam hari perjalanan duabelas jam per hari, atau enamratus tujuhpuluh dua jam. Oleh karena itu, sejak dari kelahiran Kristus hingga sekarang, dengan menghitung hari-hari yang mereka lewatkan hingga mereka bertemu dan juga hari-hari yang dipergunakan untuk beristirahat, memakan waktu sekitar duapuluh lima hari. Di tempat ini juga, mereka melewatkan satu hari untuk beristirahat.
Orang-orang di sini luar biasa suka meminta-minta dan tak tahu malu, mereka mengerumuni para raja bagaikan kerumunan lebah. Para pengelana dari kerajaan membagi-bagikan kepada mereka dengan cuma-cuma segitiga kecil berwarna kuning serupa kaleng dan juga biji-bijian berwarna gelap. Pastilah mereka memiliki harta benda yang tak terbilang banyaknya. Ketika arak-arakan berangkat, mereka mengelilingi kota, di mana aku melihat berhala-berhala berdiri dalam kuil. Di sisi yang berseberangan mereka melintasi sebuah jembatan dan kemudian melewati suatu tempat Yahudi yang kecil dengan sinagoga di dalamnya. Dan sekarang mereka berada di jalanan yang baik, bergegas menuju Yordan. Sekitar seratus orang ikut serta dalam rombongan mereka. Perjalanan mereka masih sekitar duapuluh empat jam dari Yerusalem. Tetapi aku tidak melihat mereka melintasi kota-kota lagi, dan mereka berjumpa hanya dengan sedikit orang saja, sebab hari itu hari Sabat. Semakin dekat ke arah Yerusalem, semakin putus asa mereka, sebab bintang tak lagi bersinar dengan kecemerlangan biasanya dan, sejak mereka memasuki Yudea, mereka jarang melihatnya. Mereka juga berharap bertemu dengan para pengelana lain yang sedang dalam perjalanan penuh kegembiraan dan sukacita dan merayakan dengan penuh kemegahan kelahiran Juruselamat yang baru dilahirkan, demi menghormati Dia bagi siapa mereka sendiri telah datang dari tempat yang begitu jauh. Tetapi, melihat tidak ada tanda-tanda kegembiraan, mereka semakin cemas dan bingung, berpikir bahwa mungkin, memang mereka telah salah.
Kira-kira telah tengah hari ketika mereka menyeberangi Yordan. Mereka membayar tukang-tukang perahu, meski hanya dua dari antara mereka yang sungguh membantu. Sementara lainnya berdiam diri saja [sebab hari itu adalah hari Sabat] dan membiarkan para pengelana itu mengemudikan sendiri perahu-perahunya. Sungai Yordan tidaklah lebar pada masa itu dan penuh dengan beting. Papan-papan ditempatkan di atas balok-balok kayu dan unta-unta berdiri di atasnya. Perjalanan menyeberangi sungai melaju cepat. Para raja mula-mula tampak hendak menuju Betlehem, tetapi segera saja mereka berubah haluan dan menuju Yerusalem. Aku melihat kota menjulang tinggi bagai menembusi langit. Hari Sabat telah berakhir sebelum rombongan tiba di luar gerbang kota.
sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
|
||||
|