Bab 15
Hari Kedua Kunjungan Tiga Raja di Palungan
Kepulangan Mereka


Keesokan harinya, tiga raja kembali mengunjungi Gua Palungan secara terpisah. Sepanjang hari itu, aku melihat begitu berlimpah ruah yang dibagi-bagikan oleh ketiga raja, teristimewa kepada para gembala di padang di mana hewan-hewan dikandangkan. Aku melihat perempuan-perempuan tua miskin yang bongkok karena usia, ada di sana dengan mantol-mantol di atas bahu mereka; mantol-mantol yang mereka peroleh dari kemurahan hati para raja. Aku melihat khalayak ramai Yahudi dari Betlehem berdesak-desakan sekeliling para raja, berusaha dengan segala macam upaya dalam kuasa mereka untuk merampas hadiah-hadiah dari orang-orang baik itu, dan memandang dengan rakus segala yang dimiliki para raja dengan rancangan untuk menipu. Aku melihat para raja membebaskan sebagian dari orang-orang mereka yang ingin tinggal di antara para gembala. Ketiga raja memberikan kepada mereka sebagian dari hewan-hewan beban beserta segala macam kain-kain dan bejana-bejana yang dimuat di atasnya, juga butiran-butiran emas, atau debu emas, dan mereka dilepaskan dengan tulus hati. Aku tidak tahu mengapa jumlah mereka begitu jauh berkurang; mungkin banyak yang pergi, atau diperintahkan untuk pulang malam sebelumnya.  

Juga banyak roti dibagi-bagikan. Aku tidak tahu dari mana mereka mempunyai begitu banyak roti, tetapi sungguh benar bahwa semua itu ada pada mereka. Mereka biasa memanggang roti di mana pun mereka berkemah. Aku pikir pastilah mereka telah diperingatkan untuk mengurangi barang bawaan mereka sebanyak mungkin dalam perjalanan pulang mereka.

Sore itu aku melihat ketiga raja di Gua Palungan untuk mohon diri. Mensor terlebih dulu masuk sendirian; Santa Perawan menempatkan Bayi Yesus dalam gendongan raja. Mensor mencucurkan banyak airmata, dan wajahnya berbinar-binar oleh sukacita. Kemudian masuk yang lainnya dan mohon diri dengan mencucurkan banyak airmata. Lagi, mereka menyampaikan banyak hadiah-hadiah: segulungan besar kain yang mahal harganya; potongan-potongan sutera, sebagian berwarna putih dan sebagian merah; juga kain-kain dengan motif bunga-bunga; dan banyak kain-kain yang amat baik kualitasnya. Mereka juga meninggalkan mantol-mantol mereka yang lebar untuk Keluarga Kudus. Mantol-mantol itu dari wol yang baik mutunya, berwarna pucat lembut, dan begitu ringan hingga berkibar-kibar dihembus angin. Mereka membawa juga banyak peralatan makan yang disusun satu di atas yang lain, kotak-kotak berisi biji-bijian, dan sekeranjang penuh pot-pot berisi tanam-tanaman hijau yang lembut berdaun kecil-kecil dan berbunga putih. Sekitar tiga dari pot-pot kecil ini ditempatkan di tengah sebuah pot yang lebih besar; pot-pot lainnya diletakkan di antara ketiga pot yang di tengah dan pinggiran pot besar. Pot-pot ini ditata dalam keranjang, satu di atas yang lainnya. Ada juga keranjang-keranjang yang panjang dan sempit berisi burung-burung, seperti yang aku lihat digantungkan di unta-unta mereka, dan yang mereka pergunakan sebagai makanan. Mereka semua mencucurkan banyak airmata ketika harus berpisah dari Kanak-kanak dan Maria. Aku melihat Santa Perawan berdiri dekat mereka sementara mereka mohon diri. Hadiah-hadiah dari ketiga raja diterima oleh Maria dan Yosef dengan kerendahan hati yang menyentuh hati dan ucapan terima kasih yang tulus kepada pemberi mereka, tetapi tanpa menunjukkan tanda-tanda kesenangan duniawi. Sepanjang kunjungan yang mengagumkan ini, aku tidak pernah melihat dalam diri Maria barang sedikit pun kepentingan diri. Dalam cintanya kepada Kanak-kanak Yesus dan kasihnya kepada St Yosef, ia berpikiran bahwa dengan harta duniawi ini, mungkin, mereka akan terhindar dari diperlakukan dengan begitu sinis di Betlehem seperti yang mereka alami pada saat kedatangan mereka, sebab baginya, kesusahan dan matiraga Yosef oleh karena hal ini menjadi sumber penderitaannya sendiri.

Lentera-lentera telah dinyalakan dalam Gua Palungan ketika ketiga raja mohon diri. Mereka pergi lewat belakang bukit ke arah timur, ke padang di mana orang-orang dan hewan-hewan mereka menunggu. Di padang berdiri sebuah pohon yang tinggi, yang cabang-cabangnya yang rimbun menaungi luas wilayah sekelilingnya. Pohon ini telah amat tua dan memiliki kisahnya sendiri, sebab Abraham dan Melkisedek saling bertemu di bawah cabang-cabangnya. Para gembala dan penduduk sekitar menganggapnya keramat. Suatu mata air memancar di depannya; airnya dipergunakan para gembala pada musim-musim tertentu karena khasiat penyembuhannya. Dekat pohon terdapat sebuah tungku perapian yang dapat ditutup, dan di kedua sisinya gubug-gubug sebagai tempat bernaung pada waktu malam. Suatu pagar tanam-tanaman mengelilingi seluruh wilayah itu. Ke sanalah ketiga raja pergi, dan mendapati semua pengikut yang masih tinggal bersama mereka berkumpul bersama. Sebuah lentera digantungkan di atas pohon, dan di bawahnya mereka berdoa dan bermadah dengan kemerduan yang tak terperi.

Yosef menjamu para raja lagi di kemah dekat Palungan, dan kemudian mereka bersama para bangsawan kembali ke penginapan mereka di Betlehem. Sementara itu, Gubernur kota, (bertindak atas perintah rahasia dari Herodes atau terdorong rasa suka ikut campur, aku tidak tahu) berencana untuk menangkap ketiga raja di Betlehem, dan mendakwa mereka di hadapan Herodes sebagai pengacau ketenangan. Aku tidak tahu bilamana ia hendak melaksanakan rancangannya ini, tetapi seorang malaikat menampakkan diri dalam mimpi pada malam itu kepada tiga raja di Betlehem dan kepada para pengikut mereka di perkemahan dekat Palungan, memperingatkan mereka untuk segera berangkat dan bergegas pulang melalui jalan lain. Mereka yang diperkemahan segera membangunkan Yosef dan menceritakan perintah yang baru saja mereka terima. Sementara mereka mulai membangunkan seluruh isi perkemahan dan memerintahkan agar kemah-kemah segera dibongkar, yang dilakukan dengan kecepatan luar biasa, Yosef bergegas ke Betlehem untuk memberitahukannya kepada tiga raja. Tetapi ketiga raja, dengan meninggalkan sebagian besar barang bawaan mereka, telah berangkat meninggalkan kota. Yosef bertemu mereka di tengah jalan dan menyampaikan berita. Mereka memberitahukan kepada Yosef bahwa mereka, juga, mendapatkan perintah yang sama dari malaikat. Kepergian mereka yang mendadak dari Betlehem luput dari perhatian. Pergi secara diam-diam dan tanpa membawa barang-barang bawaan, orang akan mengira mereka pergi kepada orang-orang mereka, mungkin untuk berdoa. Ketika ketiga raja masih dalam gua, menangis dan mohon diri, para pengikut mereka telah mulai berangkat dalam rombongan-rombongan terpisah agar mereka dapat menempuh perjalanan dengan terlebih cepat, dan bergegas ke arah selatan, melalui rute yang berbeda dari rute dengan mana mereka datang, melintasi padang gurun Engaddi sepanjang Laut Mati.

Tiga raja memohon dengan sangat kepada Keluarga Kudus untuk melarikan diri bersama mereka. Karena Keluarga Kudus menolak, mereka memohon agar setidak-tidaknya Maria menyembunyikan diri bersama Yesus dalam Gua Menyusu, agar ia tidak disengsarakan karena mereka.

Mereka meninggalkan banyak barang kepada St Yosef untuk dibagi-bagikan. Santa Perawan, menanggalkan kerudung dari kepalanya dan memberikannya kepada mereka. Maria biasa membungkus Bayi Yesus dalam lipatan-lipatan kerudungnya itu apabila ia membuai-Nya dalam gendongannya. Tiga raja masih menggendong Bayi dalam pelukan mereka. Mereka mencucurkan airmata dan mengucapkan kata-kata yang sungguh teramat menyentuh hati. Akhirnya, mereka memberikan mantol-mantol sutera mereka yang ringan kepada Maria, naik ke atas unta-unta mereka dan bergegas pergi. Aku melihat malaikat bersama mereka di padang, menunjukkan jalan yang harus mereka tempuh. Arak-arakan sekarang jauh lebih kecil, dan hewan-hewan dimuati hanya sedikit beban. Masing-masing raja mengendarai untanya kira-kira seperempat jam jauhnya satu dari yang lain. Mereka tampak sekonyong-konyong lenyap. Mereka bertemu kembali di sebuah kota kecil, dan kemudian bergerak maju dengan lebih perlahan dari saat meninggalkan Belehem. Aku selalu melihat malaikat berjalan di depan mereka, dan terkadang berbicara dengan mereka.

Maria membungkus Kanak-kanak Yesus dalam mantolnya dan segera mengasingkan diri ke Gua Menyusu. Hadiah-hadiah dari ketiga raja dan segala yang mereka tinggalkan, juga dibawa ke sana oleh para gembala yang ada di sekitar perkemahan di lembah. Orang-orang dari ketiga raja yang memilih untuk tinggal turut membantu.

Tiga gembala tertua, yang adalah orang-orang petama yang menghaturkan sembah sujud di hadapan Yesus, menerima hadiah yang sungguh berlimpah ruah dari ketiga raja. Ketika diketahui di Betlehem bahwa rombongan telah pergi, para pengelana telah tiba dekat Engaddi, dan lembah di mana tadinya mereka menginap, terkecuali beberapa tiang pancang kemah yang dibiarkan tegak berdiri dan jejak-jejak kaki di padang, lengang dan sunyi seperti sebelumnya.

Munculnya rombongan kerajaan telah mengakibatkan kegemparan besar di Betlehem. Banyak yang sekarang menyesal bahwa mereka telah menolak memberikan tumpangan kepada Yosef; sebagian membicarakan ketiga raja dan para pengikut mereka mulai dari besarnya rombongan, sementara yang lainnya menghubungkan kedatangan mereka dengan cerita-cerita yang mereka dengar mengenai penampakan yang menakjubkan kepada para gembala. Aku melihat dari balai kota suatu maklumat dimaklumkan kepada warga kota yang berkumpul, yakni bahwa mereka hendaknya waspada akan segala pendapat yang tak masuk akal dan laporan-laporan takhayul, dan tidak lagi pergi ke tempat tinggal orang-orang di luar kota.

Ketika khalayak telah membubarkan diri, aku melihat Yosef pada dua kesempatan yang berbeda menuju balai kota. Yang kedua kalinya, ia membawa hadiah-hadiah dari para raja yang ia hadiahkan kepada seorang tua-tua Yahudi yang telah memberinya tugas, dan ia dibebaskan. Ada suatu jalan lain dari kota menuju daerah dekat Gua Palungan, bukan melalui pintu gerbang kota, melainkan dari tempat di mana Maria, pada sore hari kedatangannya bersama Yosef di Betlehem, beristirahat di bawah sebatang pohon sementara menanti Yosef mencari tumpangan. Jalan ini, aku lihat, telah diblokir oleh orang-orang Yahudi dengan sebatang pohon tumbang. Mereka juga mendirikan sebuah gardu jaga dengan lonceng dari mana seutas tali direntangkan melintasi jalan. Dengan demikian, barangsiapa berusaha melewati jalan itu akan segera ketahuan.

Aku juga melihat sekitar enambelas prajurit bersama Yosef di Gua Palungan. Tetapi ketika mendapati bahwa selain Yosef hanya ada Maria dan Kanak-Kanak, mereka kembali ke kota untuk menyampaikan laporan.

Yosef dengan cermat telah menyembunyikan hadiah-hadiah kerajaan. Ada gua-gua lain di bukit di bawah Gua Palungan. Tak seorang pun tahu perihal gua-gua itu selain Yosef, yang menemukannya di masa silam pada masa kanak-kanaknya. Gua-gua itu telah ada sejak jaman Yakub yang, ketika di Betlehem hanya ada beberapa gubug, mendirikan kemah di sana bersama para pengikutnya.

Hadiah-hadiah dari tiga raja, kain-kain tenun, mantol-mantol, bejana-bejana emas, - semuanya sesudah Kebangkitan Yesus dikuduskan untuk keperluan religius. Masing-masing raja mempunyai tiga mantol ringan dan satu mantol yang tebal dan berat untuk cuaca buruk. Mantol-mantol yang tipis terbuat dari wol yang baik kualitasnya, berwarna kuning dan merah, dan begitu ringan hingga mantol-mantol itu berkibar dihembus angin sementara pemakainya berjalan. Dalam kesempatan-kesempatan perayaan, mantol-mantol ini ditukar dengan mantol-mantol sutera; mantol-mantol ini tidak dicelup warna, melainkan aslinya berwarna kemilau. Ujung mantol yang terseret di tanah bersulam emas sekeliling pinggirnya, dan begitu panjang hingga harus dibawa.

Aku juga mendapatkan penglihatan akan budidaya ulat-ulat sutera. Di suatu wilayah antara negeri Seir dan Theokeno, aku melihat pepohonnan yang penuh ulat-ulat sutera. Tiap-tiap pohon dikelilingi oleh sebuah selokan air yang kecil, guna mencegah ulat-ulat merambat pergi. Makanan-makanan ditebarkan di bawah pepohonan, dan di dahan-dahan pohon digantungkan kotak-kotak kecil. Dari kota-kotak ini para penenun mengambil kepompong, sekitar satu jari panjangnya, dari mana mereka mengurai sebuah jaring serupa jaring laba-laba. Mereka mengikatkan sejumlah kepompong ini di depan dada, dan darinya memintal seutas benang yang baik mutunya yang mereka gulung pada sepotong kayu yang dipasangi sebuah kait. Aku melihat para penenun sutera di antara pepohonan, di depan perkakas tenun yang sangat sederhana. Lembaran kain yang ditenun lebarnya, mungkin, selebar tempat tidurku.


sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Inkarnasi Mahakudus          previous  Halaman Sebelumnya     Halaman Selanjutnya  next      up  Halaman Utama