Bab 7
![]() Yesus di Antara Para Pemungut Cukai
![]() Ketika Yesus meninggalkan Jezrael, Ia mengembara sejenak ke timur, lalu pergi ke sekitar gunung yang terbentang antara Jezrael dan Nazaret dan, sekitar dua jam jauhnya dari tempat pertama, tiba di barisan-barisan rumah yang berdiri di sisi kanan dan kiri jalan raya. Rumah-rumah itu dihuni oleh kaum pemungut cukai. Sebagian orang Yahudi yang miskin tinggal di bawah tenda-tenda tak seberapa jauh dari jalanan. Jalanan itu, di sepanjang mana tempat-tempat tinggal kaum pemungut cukai berdiri, dipagari dengan pintu anyam-anyaman; pintu masuk di kedua ujungnya ditutup. Kaum pengungut cukai yang kaya tinggal di sini; mereka membayarkan banyak bea di negeri dan lalu menagihkannya kembali lewat penagih-penagih. Matius adalah salah seorang di antara para penagih yang demikian, tetapi dari tempat lain. Maria, kemenakan Elisabet, suatu ketika tinggal di sini, aku pikir. Setelah menjadi janda, ia pergi ke Nazaret dan sesudahya ke Kapernaum. Dialah yang hadir saat wafat Santa Perawan. Jalan raya perdagangan ke Mesir dari Siria, Arabia dan Sidon melintasi tempat-tempat ini. Bal-bal besar sutera putih dalam buntalan-buntalan diangkut ke sini dengan unta-unta dan keledai; juga barang-barang wol yang bagus, baik putih maupun berwarna; lembar-lembar karpet tenun yang berat dan indah; dan akhirnya rempah-rempah. Ketika unta-unta tiba di wilayah ini, pintu-pintu gerbang ditutup dan para pedagang harus membongkar bawaan mereka, yang dengan seksama diperiksa. Mereka harus membayar pajak, sebagian berupa barang, sebagian berupa uang. Uang yang diperguakan pada umumnya berupa kepingan-kepingan bersudut tiga atau empat berwarna kuning, putih atau kemerahan yang distempel dengan sebuah figur, cembung di satu sisi dan cekung di sisi lainnya. Mereka memberikan juga koin-koin yang yang berbeda dari ini. Aku melihat pada keping-keping itu terdapat gambar menara kecil, seorang perawan, juga seorang bayi dalam sebuah perahu kecil. Batangan-batangan kecil emas, seperti yang dipersembahkan oleh para raja di Palungan, aku tak pernah melihatnya lagi terkecuali bersama orang-orang asing yang datang kepada Yohanes Pembaptis.
Kaum pemungut cukai semuanya kompak bersatu. Apabila yang seorang menerima lebih dari teman-temannya, ia akan membaginya dengan yang lain. Mereka kaya dan hidup berada. Rumah-rumah mereka dikelilingi oleh halaman-halaman, kebun-kebun, dan tembok-tembok, mengingatkanku akan para petani kita yang berkecukupan. Mereka hidup sepenuhnya di kalangan mereka sendiri, sebab yang lain tak hendak berhubungan dengan mereka. Mereka mempunyai sekolah sendiri dan seorang guru.
Yesus, juga para pengikut-Nya, diterima baik oleh mereka. Aku melihat beberapa perempuan tiba di sini; aku pikir isteri Petrus termasuk di antara mereka. Seorang dari mereka berbicara kepada Yesus dan mereka segera pergi. Mungkin mereka entah datang dari atau pergi ke Nazaret dan sedang melakukan beberapa tugas untuk Bunda Allah. Yesus tinggal pertama-tama dengan seorang, kemudian dengan seorang pemungut cukai lainnya, dan mengajar di sekolah mereka. Ia teristimewa menunjukkan kepada mereka fakta bahwa mereka biasa menarik dari para musafir lebih banyak bea dari yang adil. Mereka menjadi amat gusar dan tak dapat menebak bagaimana Ia dapat mengetahuinya. Mereka lebih bersahaja dari orang-orang Yahudi lainnya, dan menerima perkataan-Nya dengan lebih baik. Yesus mendesak mereka untuk menerima pembaptisan.
sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
|
|