Bab 8
![]() Yesus di Kisloth - Tabor
![]() Yesus meninggalkan kaum pemungut cukai setelah mengajar di tengah-tengah mereka sepanjang malam. Banyak dari antara mereka berkeinginan untuk memberi-Nya hadiah, tetapi Ia tak hendak menerima apa-apa. Beberapa orang mengikuti-Nya, sebab mereka hendak pergi bersama-Nya ke pembaptisan. Pada hari ini, Ia berkelana melintasi negeri melalui Dotan dan melewati rumah sakit jiwa di mana, pada perjalanan pertama-Nya dari Nazaret, Ia menenangkan mereka yang tidak waras dan kerasukan. Sementara Ia melewatinya, orang-orang malang ini memanggil-manggil nama-Nya dan berteriak-teriak hebat minta dibebaskan. Yesus memerintahkan para penjaga untuk membebaskan mereka dengan berjanji bahwa Ia akan menganggung resikonya. Mereka semua dibebaskan. Yesus menyembuhkan mereka semua dan mereka mengikuti-Nya. Menjelang senja, Ia tiba di Kisloth, sebuah kota di Gunung Tabor, yang didiami terutama oleh kaum Farisi. Mereka telah mendengar tentang Yesus, tetapi mereka tidak senang melihat-Nya diikuti oleh para pemungut cukai (yang mereka anggap sampah masyarakat), orang-orang yang dikenal kerasukan, dan beragam orang lainnya. Yesus memasuki sekolah mereka dan mengajar tentang baptisan Yohanes. Lalu berkata kepada para pengikut-Nya, Ia mendorong mereka sebelum mengikatkan diri pada-Nya untuk memikirkan dengan serius apakah mereka akan dapat bertahan atau tidak, sebab mereka jangan sampai beranggapan bahwa jalan-Nya adalah jalan yang mudah. Ia menerangkan juga kepada mereka semua beberapa perumpamaan mengenai bangunan. Jika seorang ingin membangun bagi dirinya sebuah rumah, hendaknyalah ia pertama-tama memikirkan apakah pemilik tanah akan mengijinkannya mempergunakan tanah untuk tujuan tersebut; demikian pula, mereka yang akan mengikuti-Nya pertama-tama haruslah bertobat dan menyilih pelanggaran-pelanggaran mereka. Lagi, jika seorang hendak mendirikan sebuah menara, ia pertama-tama harus memperkirakan biayanya. Dan banyak hal-hal lain yang diajarkan Yesus yang tidak diterima baik oleh kaum Farisi. Mereka mendengarkan hanya untuk menjebak perkataan-Nya. Aku melihat mereka bersekongkol bersama untuk mengundang-Nya di mana mereka berharap dapat menjebak Yesus dalam perkataan-Nya.
Kaum Farisi mempersiapkan sebuah perjamuan besar di balai umum, di mana berdiri tiga meja, sebelah-menyebelah dengan lentera-lentera bernyala di sisi kanan kirinya. Di atas meja tengah, di mana Yesus, beberapa orang murid dan kaum Farisi duduk, terdapat lubang, seperti biasa terdapat di atap-atap rumah di negeri itu, yang terbuka. Para pengikut Yesus duduk di meja-meja samping. Di kota ini pastilah terdapat suatu kebiasaan kuno yang memerintahkan agar orang-orang miskin, yang banyak tinggal di tempat-tempat paling terabaikan, diundang; sebab begitu Yesus duduk di meja, Ia berpaling kepada kaum Farisi menanyakan di manakah gerangan kaum fakir miskin, dan bukankah hak mereka untuk ambil bagian dalam perjamuan. Kaum Farisi merasa malu dan menjawab bahwa kebiasaan itu telah lama ditinggalkan. Kemudian Yesus memerintahkan para murid, Arastaria dan Cocharia - putera-putera Maraha; dan Kolaiah - putera janda Seba - untuk mengumpulkan kaum miskin di kota dan membawa mereka ke perjamuan. Kaum Farisi amat gusar mendengar perintah ini, sebab hal ini akan menimbulkan banyak komentar di segenap penjuru kota. Banyak di antara kaum miskin telah berada di pembaringan dan tidur. Aku melihat para murid membangunkan mereka. Banyak dan beragam reaksi sukacita yang kemudian aku saksikan dalam gubuk-gubuk dan tempat-tempat tinggal kaum miskin papa. Akhirnya mereka tiba dan diterima serta disambut oleh Yesus dan para murid. Para murid melayani mereka sementara Yesus menyampaikan kepada mereka suatu pengajaran yang amat indah. Kaum Farisi, meski amat geram, tak mengucapkan sepatah kata pun, sebab Yesus ada di pihak yang benar, dan karenanya orang-orang miskin ini bersukacita. Kesukaan besar terjadi di kota. Setelah menyantap begitu banyak aneka ragam sajian lezat, kaum miskin pulang dengan membawa bersama mereka makanan bagi teman-teman mereka di rumah. Yesus telah memberkati makanan bagi mereka, berdoa besama mereka dan mendorong mereka untuk pergi ke baptisan Yohanes. Yesus tidak tinggal lebih lama di kota; malam itu juga Ia meninggalkan kota bersama para pengikut-Nya. Namun demikian, banyak dari para pengikut yang patah semangat agaknya karena dorongan Yesus, meninggalkan-Nya dan pulang ke rumah masing-masing, sementara yang lainnya pergi mempersiapkan diri untuk baptisan Yohanes.
sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
|
|