Bab 6
Utusan Baru dari Yerusalem;
Herodes Mencoba Lagi Berbicara dengan Yohanes


Ketika Yohanes sudah sibuk kembali di tempat pembaptisan, lagi, aku melihat sekitar duapuluh utusan dari segenap otoritas Yerusalem datang dengan tujuan meminta pertanggung-jawaban Yohanes. Mereka berhenti di lokasi di mana perayaan diselenggarakan dan mengirim perintah kepadanya untuk menghadap, tetapi Yohanes tidak mengindahkannya. Keesokan harinya aku melihat mereka sekitar setengah jam jauhnya dari tempat pembaptisan. Tetapi Yohanes tak mengjinkan mereka memasuki area tempat-tempat tinggal di pinggiran luar tembok. Inilah area yang dipagari dengan tanam-tanaman. Ketika telah menyelesaikan pekerjaannya, aku melihat Yohanes berbiara kepada rombongan, meski berdiri agak jauh dari mereka. Ia berbicara dalam gaya seperti biasanya, tak mengindahkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya, melainkan berkutat pada Dia yang akan segera datang untuk dibaptis, yang terlebih besar darinya dan yang belum pernah dilihatnya.

Kemudian aku melihat Herodes duduk di semacam tumpuan di atas seekor keledai. Ia disertai oleh Herodias - isteri saudaranya - dengan siapa ia hidup bersama pada waktu itu. Herodias berdandan norak dan tak tahu malu, rambutnya keriting, gaunnya lebar dan melambai-lambai. Ia juga mengendarai seekor keledai dan dilayani oleh serombongan pelayan. Aku melihat mereka memasuki wilayah dekat pembaptisan. Sang isteri, tanpa turun, berhenti beberapa jauhnya; tetapi Herodes turun dan berjalan mendekat untuk berbicara dengan Yohanes yang, meski demikian, tak mengijinkannya datang lebih dekat dari yang sungguh perlu. Herodes berbantah dengan Yohanes sebab telah menjatuhkan hukuman ekskomunikasi terhadapnya tak lama sesudah ia menyerahkan kepada Yohanes dokumen pembelaan atas perkawinannya yang tak sah. Yohanes mengeluarkannya dari segala keikutsertaan dalam pembaptisan dan keselamatan dari Mesias, jika ia menolak memutuskan hubungan aibnya dengan isteri saudaranya. Herodes bertanya kepada Yohanes apakah ia tahu mengenai Seorang bernama Yesus dari Nazaret, yang telah dibicarakan di seluruh negeri, apakah ia membina hubungan dengan-Nya atau tidak dan apakah Orang itu adalah Dia yang  kedatangan-Nya terus-menerus diwartakannya. Herodes mendesak Yohanes untuk tanpa ragu memberinya informasi mengenai hal-hal ini, sebab ia bermaksud mengajukan perkaranya di hadapan Dia. Yohanes menjawab bahwa Dia akan memberi Herodes keputusan sama seperti yang diberikannya, bahwa Herodes adalah dan akan senantiasa seorang pezinah, bahwa ia boleh saja mengajukan perkaranya ke manapun ia kehendaki, tetapi perkaranya akan tetap perzinahan, Ketika Herodes bertanya kepada Yohanes mengapakah ia tidak datang mendekat dan mengapakah ia hanya berbicara dari kejauhan, Yohanes menjawab, “Engkau buta sebelumnya, tetapi perzinahan ini telah membuatmu semakin buta. Semakin dekat aku kepadamu, semakin engkau terlebih buta. Tetapi apabila aku ada dalam kuasamu, engkau akan melakukan apa yang akan mendatangkan penyesalan bagimu.” Dengan kata-kata ini Yohanes menyampaikan nubuat atas kematiannya sendiri. Herodes dan isterinya sekarang pergi meninggalkan tempat dengan amat murka.

Waktunya semakin dekat bagi Yesus untuk datang ke pembaptisan dan aku melihat Yohanes amat galau pikirannya. Seolah waktunya sekarang semakin singkat. Cara bertindaknya tak lagi bersemangat, dan ia menjadi amat tertekan. Silih berganti orang-orang datang dari Yerikho, Yerusalem dan dari Herodes dengan tugas untuk mengusir Yohanes dari tempat pembaptisann. Pengikut Yohanes telah memancangkan perkemahan sekeliling tempat pembaptisan hingga jauh. Pendatang-pendatang baru menuntut Yohanes pindah ke sisi lain sungai Yordan. Prajurit-prajurit Herodes merusak pagar tanam-tanaman dan mengusir orang-orang pergi; tetapi mereka tidak bertindak jauh ke kemah Yohanes, yang terletak di antara dua barisan yang dibangun dari keduabelas batu. Perkataan Yohanes kepada para murid dalam peristiwa ini mencerminkan kegelisahan dan patah semangat. Ia sungguh amat merindukan Yesus segera menghadirkan diri untuk pembaptisan, sebab sesudah itu, demikian katanya, ia akan undur diri dari hadapan-Nya ke sisi seberang Yordan. Ia mengatakan kepada mereka bahwa ia tidak akan lama lagi bersama mereka; kata-kata ini amat mendukakan para murid, sebab mereka tidak menghendakinya meninggalkan mereka.

Ketika diberitahukan kepada Yohanes perihal kedatangan Yesus, ia bangkit dan dengan semangat baru mulai membaptis. Orang banyak datang kepadanya, teristimewa mereka yang didorong Yesus untuk menerima baptisan, di antaranya banyak pemungut cukai, juga Parmenas dan orangtuanya dari Nazaret. Ketika Yohanes menyampaikan khotbah mengenai Mesias, mengatakan bahwa bagi-Nya ia sendiri akan segera mempersiapkan hati, kata-katanya menghembuskan kerendahan hati begitu hebat hingga mengakibatkan kegelisahan di antara para murid. Para murid yang ditinggal Yesus di Nazaret juga datang kepada Yohanes. Aku melihat mereka bersama Yohanes dalam kemahnya berbicara mengenai Yesus. Yohanes begitu berkobar-kobar dengan kasih yang bernyala bagi Yesus hingga ia hampir-hampir tak sabar tiba waktunya Ia memaklumkan Diri sebagai Mesias secara terbuka dan tanpa dapat diragukan. Ketika Yohanes membaptis para murid ini, ia menerima kepastian akan dekatnya Mesias. Ia melihat suatu awan cahaya melayang-layang atas mereka dan ia mendapatkan penglihatan akan Yesus dikelilingi oleh semua murid-Nya. Sejak saat itu, Yohanes penuh sukacita tak terperi dan besar pengharapan, terus-menerus mengarahkan pandangannya ke kejauhan untuk melihat apakah Tuhan sudah tampak atau belum.

Pulau dengan mata air pembaptisan telah menjadi hijau asri, namun tak seorang pun pergi ke sana terkecuali Yohanes yang ada kalanya ke sana. Jalan di atas jembatan pada umumnya dibiarkan terbuka.


sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Yohanes Mewartakan Tobat dan Membaptis          previous  Halaman Sebelumnya     Halaman Selanjutnya  next      up  Halaman Utama