Bab 8
Yesus Berkelana ke Luz dan Ensemes untuk Mengunjungi Kedua Penginapan di mana Keluarga Kudus Beristirahat dalam Perjalanan Mereka ke Betlehem dan dalam Pengungsian ke Mesir


Pada hari yang sama, Yesus berkelana besama para pengikut-Nya beberapa jam jauhnya ke arah Yerusalem, ke sebuah tempat kecil yang tak terkenal, yang namanya kedengaran seperti Betel. Ada semacam rumah sakit di tempat itu dan banyak orang sakit di dalamnya. Yesus masuk dan bersama para pengikut menyantap makanan. Beberapa orang lanjut usia menghampiri dan menyalami-Nya dengan hormat sebagai seorang nabi, sebab merkea telah mendengar dari orang-orang yang belakangan dibaptis apa yang dimaklumkan Yohanes mengenai-Nya. Disertai para murid, Yesus mengunjungi mereka yang sakit di kamar-kamar mereka serta menghibur mereka dan mengatakan bahwa, jika mereka percaya kepada-Nya, Ia akan datang lagi dan menyembuhkan mereka. Tetapi dalam kesempatan ini, Ia hanya menyembuhkan satu orang, dia yang berada di kamar ketiga. Laki-laki malang ini begitu kurus kering, kepalanya dipenuhi borok dan nanah. Yesus memberkatinya dan menyuruhnya bangkit. Laki-laki ini taat dan jatuh bersimpuh di kaki Yesus.

Andreas dan Saturnin membaptis banyak orang dari tempat ini. Yesus memerintahkan agar seember besar air, cukup besar untuk seorang anak mungkin, ditempatkan di atas sebuah bangku di salah satu ruangan. Aku melihat-Nya memberkati air dan memercikkan sesuatu ke dalamnya dengan sebatang ranting. Aku pikir itu adalah air pembaptisan dari botol kulit yang dibawa ke sana oleh para murid. Mereka yang hendak dibaptis menelanjangkan bagian bahu hingga dada, dan merendahkan kepala mereka di atas ember sementara Saturnin membaptis mereka. Aku pikir rumusan yang diperggunakan didiktekan oleh Yesus dan berbeda dari rumusan yang dipergunaka Yohanes; tetapi aku tidak ingat jelas rumusannya. Yesus merayakan Sabat di tempat ini, sesudahnya Andreas dan Saturnin pergi ke Galilea.

Yesus melanjutkan perjalanan ke sebuah kota bernama Luz dan, setelah masuk ke dalam sinagoga, menyampaikan suatu khotbah panjang di mana Ia menjelaskan amat banyak perlambang-perlambang misterius kuno dari Kitab Suci. Aku ingat Ia berbicara mengenai Anak-anak Israel. Setelah menyeberangi Laut Merah, akibat dosa-dosanya, mereka harus mengembara begitu lama di padang gurun, sebelum akhirnya diperkenankan menyeberangi Yordan dan masuk ke Tanah Terjanji. Sekarang adalah kegenapan aktual dari apa yang pada waktu itu hanya diperlambangkan, sebab pembaptisan di Yordan telah dilambangkan dengan perjalanan bangsa Israel menyeberangi airnya. Jika mereka sekarang tetap setia dan mentaati perintah-perintah Allah, sungguh mereka akan dihantar masuk ke Tanah Terjanji dan Kota Allah. Yesus berbicara dalam makna rohani, dengan demikian memaknakan Yerusalem Surgawi. Tetapi para pendengar merindukan hanya suatu kerajaan duniawi dan pembebasan dari bangsa Romawi. Kemudian Yesus berbicara mengenai Tabut Perjanjian dan akan kerasnya Hukum Lama, sebab barangsiapa menghampiri Tabut begitu dekat untuk menyentuhnya, akan seketika itu juga roboh dan tewas; tetapi sekarang Hukum telah digenapi dan rahmat dicurahkan dalam diri Putra Manusia. Sekarang digenapi juga apa yang dilambangkan dengan malaikat menghantar Tobia kembali ke Tanah Terjanji; sebab mereka yang setia kepda perintah Allah, dan yang telah lama merana dalam pembuangan, sekarang dihantar pada kebebasan Hukum rahmat. Yesus menyebut juga Yudit, janda, yang telah membebaskan Betulia dari penindasan dengan memenggal kepala Holofernes, panglima Asyur itu, sementara ia tenggelam mabuk dalam harum anggur. Sekarang sang Perawan, yang dinubuatkan dari kekekalan masa, menjadi besar dan dimuliakan, sementara kepala-kepala congkak yang tadinya menindas Betulia akan terkulai. Dengan ini Yesus mengartikan Gereja dan kemenangannya atas kuasa-kuasa dunia.

Masih banyak perlambang lain serupa yang disampaikan Yesus, yang semuanya sekarang sudah digenapi. Namun demikian tak pernah sekalipun Ia mengucapkan kata-kata, “Aku-lah Dia.” Ia senantiasa berbicara sebagai orang ketiga. Kemudian berpaling kepada para pengikut-Nya, Ia mengatakan bahwa mereka hendaknya meninggalkan segala sesuatu dan jangan memberikan perhatian berlebih pada tubuh, sebab adalah jauh lebih penting dilahirkan kembali daripada mendapatkan makanan bagi tubuh. Tetapi jika mereka dilahirkan kembali dari air dan Roh Kudus, Ia yang melahirkan mereka kembali juga akan memberi mereka makan. Ia mengatakan bahwa merka yang mengikuti Dia harus meninggalkan sanak keluarga dan hidup dalam penyangkalan diri, sebab sekarang bukan waktunya untuk menabur, melainkan untuk menuai. Ia berbicara mengenai manna juga. Orang bayak mendengarkan dengan takjub dan khidmad, tetapi menafsirkan semua ajaran-Nya dalam arti duniawi dan jasmaniah.

Lazarus serkarang pergi. Teman-teman Yesus yang lain telah meninggalkan-Nya di Yordan. Para perempuan kudus juga, yang tinggal bersama Susana di Yerusalem, telah pergi melintasi padang gurun.

Dari Luz, Yesus pergi ke arah selatan bersama para murid dan menyeberangi padang gurun. Setelah mengembara beberapa waktu lamanya, mereka tiba di suatu barisan ganda pohon-pohon kurma. Sementara lewat di bawah pohon-pohon kurma itu, para murid mengungkapkan keraguan apakah sebaiknya mereka mengumpulkan dan memakan buah-buah yang jatuh. Yesus mengatakan kepada mereka untuk memakannya tanpa ragu dan untuk selanjutnya tidak terlalu terkekang dalam bertindak, bahwa hendaknya mereka melatih kemurnian jiwa dan kekudusan dalam berbicara daripada membuat begitu banyak pertimbangan atas apa yang akan masuk ke dalam mulut.

Aku melihat Yesus memasuki beberapa rumah yang berdiri dalam suatu deretan tersendiri di jalan. Di sana Ia mengunjungi sekitar duabelas orang sakit yang dihibur-Nya dan yang sebagian disembuhkan-Nya. Sebagian dari mereka ini mengikuti-Nya.

Yesus kemudian memasuki sebuah kota kecil bernama Ensemes, di mana banyak orang datang untuk bertemu dengan-Nya. Sekarang mereka menghadirkan diri di hadapan-Nya, sebab telah dimaklumkan bahwa Nabi yang baru telah dekat. Mereka datang bersama anak-anak mereka, menyalami-Nya dengan khidmad dan prostratio di hadapan-Nya. Yesus mengatakan dengan lemah lembut kepada mereka untuk tidak melakukannya. Ia dihantar ke rumah oleh orang yang paling disegani di tempat itu. Dari sana kaum Farisi menemani-Nya ke sinagoga sebab mereka berkehendak baik dan bersukacita atas kehadiran seroang Nabi di tengah mereka. Akan tetapi ketika tahu dari para murid bahwa Yesus adalah Putra Yosef si stukang kayu dari Nazaret, dalam hati mereka muncul segala macam syak wasangka melawan-Nya, sebab pada mulanya mereka sangka Ia adalah seorang nabi yang lain. Ketika Yesus berbicara mengenai pembaptisan, guna menjerat-Nya, mereka mempertanyakan baptisan manakah yang sebaiknya diterima, baptisan Yesus ataukah baptisan Yohanes. Yesus menjawab dengan mengulang apa yang dikatakan Yohanes mengenai baptisannya dan, juga baptisan Mesias. “Tetapi,” Ia menambahkan, “barangsiapa memandang rendah baptisan sang Bentara berarti tidak menghormati baptisan Mesias.” Meski begitu, Yesus tidak pernah mengatakan, “Aku-lah Dia,” melainkan senantiasa membicarakan DiriNya sebagai orang ketiga, menyebut DiriNya “Putra Manusia” sebagaimana dicatat dalam Injil. Di rumah ke mana Ia dihantar, Yesus bersantap dan sebelum undur diri untuk beristirahat, Ia berdoa bersama para murid.

Dari Ensemes Yesus dan para pengikut menyeberangi Sungai Kidron ke Yehuda. Sebagian besar perjalanan, Ia mengikuti jalan-jalan raya dan lembah-lembah, rute tak langsung yang ditempuh Santa Perawan dan Yosef dalam perjalanan ke Betlehem, dan Yesus berhenti di tempat-tempat di mana orangtua-Nya menginap. Cuaca berkabut dan hawa cukup dingin, sementara di lembah-lembah yang dalam terkadang terlihat salju atau embun beku. Tetapi, di sisi yang bermandikan cahaya matahari, semuanya hijau dan asri, buah-buah bergantungan pada pohon-pohon dan semak-semak. Tuhan dan pada murid menyantapnya dalam perjalanan. Yesus menghindari kota-kota besar, sebab di mana-mana telah banyak pembicaraan mengenai pembaptisan-Nya, situasi yang menyertainya dan kesaksian Yohanes. Desas-desus yang sama menimbulkan kegemparan besar di Yerusalem. Yesus bermaksud menampilkan diri di hadapan umum hanya setelah Ia kembali dari padang gurun Galilea. Ia melakukan perjalanan singkat melalui bagian-bagian ini hanya karena belas kasih kepada individu-individu tertentu dan dengan maksud untuk menganjurkan mereka pergi ke pembaptisan. Ia tidak selalu disertai oleh semua murid; terkadang hanya dua orang bersama-Nya. Yang lain tersebar di rumah-rumah gembala yang terletak dekat jalanan, dan berusaha meluruskan keyakinan para penghuninya, sebab semua begitu berpegang teguh pada Yohanes hingga mereka memandang Yesus hanya sebagai pembantunya, dan menyebut-Nya hanya sebagai “Penolong”. Para murid menceritakan kepada mereka penampakan Roh Kudus, kata-kata yang didengar pada waktu pembaptisan, dan kesaksian yang diberikan Yohanes. Mereka menjelaskan bahwa Yohanes hanyalah dia yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan, dan karenanya begitu bersemangat dan berkobar-kobar, sebab dialah yang harus membuka jalan.

Sebagai dampak dari penjelasan para murid, sejumlah gembala dan pembuat tenda yang tinggal di sekitar lembah datang kepada Yesus untuk menyampaikan hormat kepada-Nya, dan untuk mendengarkan di bawah pepohonan dan tempat-tempat bernaung ajaran-ajaran singkat-Nya. Yesus memberkati dan menasehati mereka.

Dalam perjalanan, Yesus menjelaskan kepada para murid makna kata-kata yang mereka dengar pada saat pembaptisan: “Inilah Anak yang Ku-kasihi. Kata-kata ini, kata Yesus, diucapkan oleh BapaNya yang Kekal; Bapa dari mereka semua yang, bebas dari dosa, akan menerima Baptisan Roh Kudus.

Wilayah ini adalah wilayah yang dilalui Yosef dan Maria dalam perjalanan menuju Betlehem. Yosef mengenal baik wilayah ini, sebab ayahnya memiliki padang-padang rumput di wilayah sekitarnya. Yosef sungguh menjauhi Yerusalem satu setengah hari perjalanan jauhnya dan menghindari kota-kota lain. Karena rumah-rumah para gembala akan banyak dijumpai sepanjang perjalanan, Yosef hanya melakukan perjalanan beberapa jam saja dalam sehari, sebab Santa Perawan merasa sangat kesakitan baik duduk di pelana maupun berjalan kaki.

Tempat-tempat utama yang dikunjungi Yesus adalah rumah-rumah gembala di mana kedua orangtua-Nya meminta tumpangan dalam perjalanan mereka. Pertama-tama Yesus pergi ke rumah di mana Maria diperlakukan dengan buruk. Tuan rumah adalah seorang tua yang kasar, dan ia menolak menerima kedatangan Yesus juga. Ia tampak seperti petani pada masa kita yang mengatakan: “Apa lagi yang engkau inginkan? Aku membayar persepuluhan, aku pergi ke gereja,” dan selanjutnya hidup sebagaimana mereka hidup. Demikian jugalah penghuni rumah ini berbicara pada jaman Yesus. “Apa lagi yang engkau inginkan? Ada pada kami Hukum Musa yang diberikan kepada kami oleh Allah Sendiri, dan kami tidak butuh lebih dari itu.” Kemudian Yesus berbicara mengenai belas kasih, keramah-tamahan yang diamalkan oleh segenap Patriark kudus; sebab di manakah Berkat dan Hukum andai Abraham menolak kedatangan para malaikat yang membawakannya? Tuhan menceritakan kepada mereka sebuah perumpamaan: “Ia yang telah menolak memberikan tumpangan ketika pintunya diketuk oleh Perawan yang letih penat akibat perjalanan, yang akan segera menjadi seorang ibu, dan yang telah memaki rekan seperjalanannya ketika dengan begitu rendah hati memohon diterima dalam penginapan, telah menolak Putra juga bersama dengan keselamatan yang Ia bawa bersama-Nya.” Yesus mengucapkan kata-kata ini begitu dahsyat hingga aku melihatnya jatuh bagaikan suatu halilintar di hati orang yang mendengarnya, sebab inilah rumah di mana Maria dan Yosef telah dtolak secara hina dalam perjalanan mereka ke Betlehem. Aku langsung mengenalinya. Yang tertua dari para penghuni itu menjadi teramat galau hatinya, sebab tanpa menyebut Diri-Nya, Maria ataupun Yosef, Yesus dengan perumpamaan ini telah mengecam apa yang telah mereka lakukan.

Seorang dari mereka menjatuhkan diri di depan kaki Yesus, memohon dengan sangat kepada-Nya untuk tinggal bersama mereka dan menyantap hidangan, sebab, katanya, Yesus pastilah seorang Nabi, sebab Ia tahu semua yang telah terjadi di sini tigapuluh tahun yang silam. Tetapi Yesus tak hendak menerima apapun dari mereka. Ia mengajar para gembala yang telah berkumpul sekelilingnya, mengatakan bahwa akar dosa dihancurkan dengan sesal dan tobat, dan bahwa dengan pertobatan manusia akan dilahirkan baru dalam Pembaptisan Roh Kudus dan menghasilkan buah-buah kehidupan kekal.

Dari tempat ini Yesus mengembara melintasi lembah-lembah, mengajar di sana sini sepanjang perjalanan. Mereka yang kerasukan berteriak-teriak menyebut nama-Nya, tetapi menjadi tenang atas perintah-Nya.

Yesus tiba di penginapan gembala yang kedua, yang berdiri di atas sebuah bukit. Keluarga Kudus pernah ke sana juga. Pemilik rumah mempunyai banyak kawanan ternak. Di barisan-barisan rumah sepanjang lembah, tinggal pada gembala dan pembuat tenda. Di udara terbuka terbentang lembaran-lembaran panjang di mana para pembuat tenda bekerja. Ada banyak kawanan domba di wilayah ini, dan tak sedikit hewan-hewan liar. Burung-burung merpati berkelompok-kelompok seperti ayam-ayam, dan ada suatu jenis burung lain, yang besar dengan ekor panjang, yang banyak jumlahnya di sini. Di padang berlarian hewan-hewan bertanduk kecil serupa kijang; mereka tidak malu-malu, melainkan bercampur bebas dengan kawanan ternak. Yesus disambut paling hangat di sini. Pemilik rumah bersama para tetangga dan anak-anak dengan gembira menyongsong-Nya dan menyembah-Nya. Santa Perawan dan St Yosef disambut paling hangat di rumah ini, yang sekarang diurus oleh sekelompok kaum muda, yakni anak-anak dari pemilik rumah - seorang laki-laki lanjut usia yang kecil perawakannya, bongkok, dengan sebuah tongkat gembala kecil di tangannya. Yesus menyantap makanan di sini: buah-buahan, sayur-sayuran yang mereka celup dalam saus, dan roti-roti kecil yang dipanggang di atas abu. Para anggota keluarga ini amat saleh dan mengenal kebenaran.

Mereka menghantar Yesus ke dalam kamar di mana Santa Perawan melewatkan malam dan yang telah lama mereka ubah menjadi sebuah oratorium. Ruangan itu dulunya hanyalah sebuah pojok rumah yang dipisahkan sekedar oleh sebuah sekat, tetapi yang kemudian mereka atur begitu rupa hingga membentuk sebuah apartemen tersendiri dengan pintu masuknya sendiri. Dari ruang segiempat, mereka mengubahnya menjadi ruang segidelapan; atapnya terbentuk dari pojok-pojok yang melengkung membentuk suatu ujung tumpul di mana tergantung sebuah lampu. Di atap juga terdapat sebuah lubang yang dapat dibuka tutup seturut keperluan. Di depan lampu terdapat sebuah meja sempit, di mana orang dapat bertumpu sementara berdoa. Ruang itu amat rapi dan indah bagai sebuah kapel. Laki-laki lanjut usia yang disegani itu menghantar Yesus masuk dan menunjukkan kepada-Nya tempat di mana Bunda Tersuci beristirahat, juga di mana Anna, nenek-Nya tidur; sebab Anna juga menginap di sini dalam perjalanannya mengunjungi Santa Perawan di Betlehem.

Orang-orang ini mengetahui perihal kelahiran Yesus, sembah sujud Tiga Raja, nubuat Simeon dan Hana di Bait Allah, pengungsian ke Mesir, dan ajaran Yesus yang mengagumkan di Bait Allah. Beberapa dari peristiwa ini mereka peringati dengan berdoa di kapel kecil mereka, sebab sejak dari awal mula keluarga ini telah dengan tulus hati percaya dan berharap penuh kasih. Sebagai petani-petani sederhana, mereka menanyai Yesus mengenai apa-apa yang terjadi di Yerusalem, sebab mereka telah mendengar, di antara kabar-kabar besar lainnya, berita yang tersiar bahwa Mesias yang baru, dalam posisi sebagai Raja Orang Yahudi, akan mengembalikan tongkat kuasa kepada mereka dan membebaskan mereka dari penindasan Roma. Mereka bertanya kepada Yesus apakah, sungguh, akan terjadi demikian. Yesus menjawab pertanyaan mereka dengan suatu perumpamaan. “Seorang pangeran muda,” kata-Nya, “diutus oleh raja, yakni bapanya, untuk membebaskan rakyatnya dari penindasan. Tetapi mereka, kepada siapa ia diutus, tak hendak mengakuinya sebagai putera raja; mereka menganiaya dan menyiksanya. Namun demikian, setelah suatu waktu, ia akan ditinggikan dan ia akan menarik ke dalam kerajaan bapanya, semua yang dengan setia telah melaksanakan perintahnya.”

Banyak orang menyertai Yesus ke dalam kapel kecil dan di sana mendengarkan ajaran-Nya. Ia juga mengadakan beberapa penyembuhan. Si gembala tua menghantar-Nya ke salah satu tetangga yang telah bertahun-tahun lamanya terbaring di tempat tidur karena encok. Yesus memegang tangan perempuan itu dan memerintahkannya untuk bangkit. Ia taat dan seketika itu juga disembuhkan; ia berlutut di hadapan-Nya, mengucap syukur kepada Tuhan, sesudah itu menghantar Penolong-nya ke pintu. Perempuan malang itu bongkok seperti ibu mertua Petrus.

Yesus minta dibawa turun ke suatu lembah yang dalam di mana terdapat banyak orang sakit. Ia menyembuhkan sebagian dari mereka, mungkin sekitar sepuluh orang, dan menghibur yang lain.

Yohanes masih membaptis orang banyak yang terus menghadirkan diri di hadapannya. Pohon dari kolam pembaptisan Yesus telah dipindahkan ke tengah kolam besar dan menjadi hijau rindang. Kolam terakhir ini dicapai dengan langkah-langkah menurun dari tepi pantai. Banyak jazirah menjorok ke dalam kolam, dan di sana orang banyak secara bergiliran berdiri, turun dari satu sisi dan naik dari sisi lainnya.

Ketika Yesus meninggalkan rumah gembala, yang berjarak kurang lebih lima jam dari Yerusalem, orang banyak mengikuti-Nya. Mereka berkawan dengan para gembala yang telah mengunjungi Yesus di Palungan dan, karena itu, amat tulus dalam niat mereka.

Tuhan dan para murid melanjutkan perjalanan mereka melintasi jalan-jalan kecil dan tempat-tempat istirahat. Di sana sini berhimpun sekeliling-Nya rombongan gembala dan buruh yang menerima pengajaran-Nya. Ia berulang kali mendorong mereka untuk menerima baptisan dan bertobat, serta berbicara mengenai Penebusan dan akan segera datangnya Mesias.

Aku melihat dalam perjalanan Yesus, satu wilayah subur di lereng bukit dan di sana, banyak orang sibuk dalam beragam kerja ladang dan kebun anggur. Aku melihat mereka membajak, menabur, menanam dan memanen jagung. Panen melimpah di sini meski, seperti di tempat-tempat lain, embun beku atau salju menyelimuti lembah. Jagung tidak ditimbun dalam berkas-berkas. Jagung dipotong sekitar setengah kaki panjangnya dan lalu diikat menjadi satu di tengah, sehinga menggunung dalam timbunan-timbunan. Jagung tidak dikumpulkan sebagaimana dilakukan lama sebelumnya dalam panen, tetapi dibiarkan berada di luar rumah dalam timbunan-timbunan tinggi dan luas bagai bukit-bukit. Bukit-bukit jagung itu diselubungi dengan jerami apabila musim hujan datang dan ladang dibajak lagi. Jagung kemudian dipotong dengan pisau lengkung, jerami disingkirkan dan dicampakkan dalam timbunan-timbunan. Kemudian aku melihat jagung ditimbun dalam tandu-tandu dan dipikul pergi oleh empat orang. Jerami tetap tergeletak dalam barisan-barisan; sesudahnya jerami digulung dalam berkas-berkas, aku pikir untuk dibakar. Di tempat-tempat lain mereka membajak. Bajaknya tanpa roda, melainkan ditarik manusia. Bajak yang aku lihat serupa kereka luncur pada tiga rel yang berat tajam; di antara dua rel terdapat gandar. Pada umumnya bajak tidak dikendalikan dari belakang, melainkan keledai atau manusia menariknya dari depan. Ladang dibajak baik panjang maupun lebarnya. Tampaknya bajak itu bekerja cukup baik. Di mana tanah berbatu-batu, sedikit tanah ditaburkan atasnya guna memberi tunjangan yang cukup bagi tumbuh-tumbuhan. Para penabur membawa kantong mereka yang dikalungkan sekeliling leher, kedua ujungnya tergantung di dada mereka. Tanaman yang aku lihat ditanam adalah bawang putih dan suatu tanaman berdaun lebar yang dipergunakan sebagai bumbu, aku pikir. Suatu jenisnya disebut dhurra.

Para murid menghimpun orang banyak dalam perjalanan, dan Yesus mengajar mereka dalam perumpamaan-perumpamaan mengenai membajak, menabur dan menuai. Ia berbicara kepada para murid mengenai benih yang akan mereka tabur dengan sarana Pembaptisan. Ia menunjuk dua orang, salah seorang di antaranya Saturnin, untuk segera membaptis di Yordan. Ia mengatakan kepada mereka: “Inilah benihnya. Dan seperti orang-orang sebelum kita, dalam dua bulan kalian akan mulai menuai.” Kemudian Ia berbicara mengenai jerami yang akan dicampakkan ke dalam api.

Sementara Yesus mengajar demikian, serombongan buruh dari Sikhar tampak datang dari arah jalanan, dengan membawa segala sekop, pangkur dan galah-galah panjang. Mereka tampak seperti budak dan kelihatannya dalam perjalanan pulang dari bekerja di suatu proyek jalanan atau bangunan umum. Mereka berhenti agak jauh dan dengan takut-takut mendengarkan ajaran Yesus, tak berani datang mendekati kaum Yahudi. Tetapi Yesus, dengan menaikkan nada suara-Nya, mengundang mereka untuk datang mendekat, mengatakan kepada mereka bahwa Bapa Surgawi-Nya mengundang semua orang datang kepada-Nya melalui Diri-Nya; dan kemudian Ia berbiacara mengenai kesamaan derajat mereka semua yang bertobat dan menerima Baptisan. Makhluk-makhluk malang ini begitu tersentuh oleh perkataan Yesus yang penuh kasih hingga, jatuh berlutut, mereka memohon dengan sangat kepada-Nya untuk datang ke Samaria dan menolong mereka juga. Yesus menjawab bahwa Ia sungguh akan datang kepada mereka, tetapi bukan sekarang, sebab sekarang Ia harus pergi beberapa waktu lamanya untuk mempersiapkan kerajaan-Nya; BapaNya telah mengutus-Nya untuk mengambil kuasa atasnya.

Dan sekarang para gembala kembali menghantarkan Yesus sepanjang jalan-jalan besar dan jalan-jalan kecil yang dilalui  BundaNya. Tetapi ketika mereka mendapati bahwa Ia lebih mengenal jalan-jalan itu dibandingkan bahkan mereka sendiri, mereka berseru takjub: “Tuhan, Engkau seorang Nabi! Engkau Putra terkasih, yang mengenal dan menapaki jejak-jejak langkah BundaMu yang Terberkati!”

Setelah Yesus mengajar orang banyak, Ia pergi ke kota kecil Betabara. Hari telah siang ketika Ia dan para murid tiba. Mereka menuju ke sebuah lapangan terbuka, dan Yesus menaiki batu mimbar di bawah pepohonan. Orang banyak berhimpun sekeliling-Nya dan Ia mengajar mereka. Orang-orang di sini adalah orang-orang yang berkehendak baik.


sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Yohanes Mewartakan Tobat dan Membaptis          previous  Halaman Sebelumnya     Halaman Selanjutnya  next      up  Halaman Utama