Bab 9
Yesus di Lembah Gembala Dekat Betlehem


Yesus meninggalkan Bet-Araba dengan diikuti banyak dari para pendengar-Nya, menuju Lembah Gembala sekitar tiga setengah jam jauhnya. Sekali, aku melihat-Nya bersama para murid di bawah sebuah naungan terbuka menyantap jagung dan buah-buah berry merah yang mereka kumpulkan dalam perjalanan. Kemudian para murid berpisah, masing-masing mengambil jalan yang berbeda; Yesus telah menetapkan tempat di mana mereka hendaknya menggabungkan diri dengan-Nya lagi. Sepanjang perjalanan, mereka mengatakan kepada semua yang mereka jumpai mengenai Yesus dan mendorong mereka untuk bertobat dan menerima baptisan, jika mereka belum dibaptis. Banyak dari mereka yang sebab didorong demikian kemudian mengikuti para murid ke tempat yang ditentukan dan di sana mereka mendengarkan ajaran Yesus. Yesus berdiri mengambil rute yang amat memutar, dan aku kerap melihat-Nya melewatkan separuh malam sendirian di bukit dalam doa, sehingga seluruh waktu perjalanan sepenuhnya terisi. Aku mendengar para murid memohon-Nya untuk tidak mendatangkan kematian dalam usia muda dengan kurangnya perhatian dalam merawat tubuh, berpuasa, bertelanjang kaki, berjaga malam berjam-jam lamanya sepanjang musim yang dingin dan lembab. Tetapi Yesus menegur mereka dengan lembut dan pergi dengan langkah mantap di jalan-Nya.

Sebelum fajar aku melihat-Nya dan para murid menuruni sisi bukit ke Lembah Gembala. Para gembala yang tinggal di sekeliling sana sudah tahu akan kedatangan-Nya. Semua telah dibaptis oleh Yohanes, dan sebagian bahkan mendapatkan mimpi dan penglihatan akan kedatangan Tuhan. Sebagian berjaga-jaga menantikan kedatangan-Nya. Terus-menerus mereka memandang ke arah dari mana Ia akan muncul sesudah menuruni bukit. Sekonyong-konyong Ia menampakkan diri. Mereka melihat-Nya bersinarkan kemuliaan dan bermandikan cahaya, turun ke lembah, sebab banyak dari orang-orang yang bersahaja ini dilimpahi rahmat berlimpah. Seketika itu juga mereka membunyikan sangkakala guna membangunkan penghuni yang tinggal lebih jauh dan memanggil mereka datang. Ini merupakan kebiasan mereka di setiap peristiwa yang luar biasa. Semua bergegas datang menjumpai Tuhan. Mereka berlutut di hadapan-Nya, dengan kepala tertunduk dalam-dalam, dengan tongkat mereka yang panjang digantungkan di lengan mereka; banyak dari antara mereka yang prostratio dengan wajah mencium tanah. Mereka mengenakan pakaian yang pas melekat pada tubuh yang panjangnya hingga ke lutut, kebanyakan dari kulit domba, sebagian terbuka di bagian dada, sebagian lagi tertutup, dompet mereka tergantung di pundak. Mereka menyalami Yesus dengan kata-kata dari Mazmur yang menubuatkan kedatangan Mesias dan memaklumkan syukur Israel atas digenapinya Janji. Yesus menunjukkan kasih sayang yang besar kepada mereka dan mengucapkan selamat atas keadaan bahagia mereka. Di sana sini Ia mengajar di gubuk-gubuk yang terhampar di sekitar padang hijau lembah yang luas. Pengajaran-Nya berkisar seputar kehidupan para gembala yang Ia ceritakan dalam perumpamaan-perumpamaan.

Kemudian, dengan diikuti oleh para pendengar-Nya, Ia masuk lebih jauh melintasi lembah menuju Yerusalem ke menara gembala. Menara ini berdiri tinggi menjulang di tengah suatu padang, pondasinya adalah batu-batu padang yang amat besar. Menara terdiri dari bangunan tiang-tiang yang amat tinggi, yang ditopang sebagian oleh pepohonan hijau sekelilingnya. Tembok-temboknya digantungi tikar-tikar. Terdapat serambi-serambi dan tangga-tangga luar sekelilingnya, dan di jarak-jarak tertentu ada tempat-tempat berdiri yang kecil dan tertutup serupa gardu-gardu jaga. Dari jauh menara kelihatan seperti sebuah kapal dengan tiang-tiang tinggi dan layar-layar mengembang; menara juga serupa dengan menara-menara di negeri Tiga Raja dari mana mereka mengamati bintang-bintang. Seluruh negeri sekelilingnya dapat diamati dari menara ini, bahkan Yerusalem dan gunung di mana Yesus di kemudan hari dicobai iblis.

Para gembala menggunakan menara untuk mengumpulkan kawanan ternak mereka dan menghalau bahaya yang mengancam. Sebagian dari mereka bersama keluarganya tinggal sekeliling menara dalam suatu lingkaran berjarak sekitar lima jam jauhnya, dalam rumah-rumah petani yang dikelilingi kebun-kebun dan ladang-ladang. Tetapi tempat berkumpul mereka pada umumnya adalah dekat menara. Di sini mereka menyimpan berbagai perkakas dan di sini para gembala menerima kiriman makanan mereka.

Di sepanjang kaki bukit menara terdapat gubuk-gubuk, dan beberapa jauhnya dari sana terdapat sebuah naungan tertutup yang besar di mana para isteri gembala tinggal dan mempersiapkan makanan. Para perempuan ini tidak pergi bersama yang lain untuk menyongsong Tuhan dan para murid, tetapi sesudahnya mereka menerima pengajaran dari Yesus. Ada sekitar duapuluh gembala tinggal di sekitar sini. Yesus mengajar mereka, meminta perhatian mereka pada kebahagiaan keadaan hidup mereka, dan mengatakan bahwa Ia datang mngunjungi mereka sebab mereka telah menyalami-Nya semasa Ia masih bayi dan telah memperlakukan baik Dia maupun kedua orangtua-Nya dengan penuh kasih. Yesus mengajar teristimewa dalam perumpamaan-perumpamaan tentang gembala dan ternak, mengatakan kepada mereka bahwa Ia, juga, adalah seorang Gembala, bahwa di bawaj-Nya ada gembala-gembala lain yang hingga akhir zaman akan mengumpulkan, menyembuhkan, dan membimbing kawanan-Nya.

Kemudian para gembala menceritakan kepada Yesus semua mengenai kabar gembira, yang disampaikan para malaikat kepada mereka, juga mengenai Maria, Yosef dan Kanak-kanak. Mereka telah melihat, demikian kata mereka, gambar Kanak-kanak dalam bintang yang melayang-layang di atas Gua Palungan. Mereka bercerita mengenai Raja-raja dan bagaimana mereka pada gilirannya melihat menara gembala dalam bintang-bintang, dan akan berlimpah hadiah yang mereka tinggal di sini sekembalinya mereka ke negeri asal mereka. Banyak dari hadiah itu yang dipergunakan baik di menara maupun di gubuk-gubuk sekitarnya, yang didirikan dari kain-kain terpal kasar. Sebagian dari para gembala tua yang hadir telah pergi ke palungan pada masa muda mereka. Mereka mengisahkan semuanya lagi kepada Yesus.

Keesokan harinya Yesus dan para murid dihantar oleh para gembala lebih jauh ke arah Betlehem ke kediaman para putera dari ketiga gembala tertua kepada siapa para malaikat pertama-tama menampakkan diri saat kelahiran Kristus; ketiga gembala inilah yang pertama-tama menyampaikan sembah sujud kepada-Nya. Ketiga gembala itu sekarang telah meninggal dunia dan dimakamkan tak jauh dari tempat kediaman, sekitar satu jam jauhnya dari Gua Palungan. Ketiga putera dari para gembala tua masih hidup dan mereka sendiri telah menjadi tua. Mereka ini sangat disegani oleh para gembala yang lain, keluarga mereka tampaknya dipandang lebih tinggi dari yang lainnya, serupa Tiga Raja di antara kaumnya. Mereka menyambut Yesus dengan sangat rendah hati dan penuh sukacita, dan menghantar-Nya ke makam ayah mereka. Tempat itu merupakan suatu bukit terpencil yang diselimuti suatu kebun anggur; kaki bukit dikelilingi oleh semacam jalanan bernaung menuju berbagai gua dan gudang bawah tanah. Gua di mana disemayamkan jasad para gembala tua terletak tinggi di atas bukit. Cahaya yang masuk dari atas memperlihatkan ketiga makam yang berjajar di tanah, dua membujur, yang ketiga melintang di antaranya, jadi 1 - 1. Makam itu ditutup oleh pintu-pintu. Para gembala membuka makam bagi Yesus, dan aku melihat wajah-wajah coklat dari jasad yang terbalut rapat. Ruang sekeliling makam dipenuhi batu-batu kecil berwarna putih. Tongkat-tongkat gembala diletakkan dalam makam dekat masing-masing pemiliknya.

Para gembala juga memperlihatkan kepada Yesus harta pusaka yang masih ada pada mereka dari persembahan Tiga Raja dan yang disimpan di sini dalam gua. Persembahan itu terdiri dari batangan-batangan kecil emas dan lembaran-lembaran kain bersulam emas yang amat mahal harganya. Mereka menanyakan kepada Yesus apakah sebaiknya mereka memberikannya ke Bait A. Yesus mengatakan kepada mereka untuk menyimpannya bagi komunitas yang akan membentuk suatu Bait Allah baru, dan Ia menubuatkan bahwa suatu hari kelak sebuah gereja akan didirikan di atas makam ini. [Nubuat ini di kemudian hari digenapi oleh St Helena.] Di bukit ini dimulai sebuah kebun anggur yang terbentang hingga ke Gaza. Tempat ini adalah tempat pemakaman yang lazim bagi para gembala.

Di sini Tuhan dihantar ke tempat kelahiran-Nya di Gua Palungan yang berjarak sekitar satu jam jauhnya. Perjalanan mereka melintasi suatu lembah padang rumput yang sungguh indah. Tiga jalan setapak melintasi lembah di antara pohon-pohon buah-buahan yang dipangkas indah. Dalam perjalanan para gembala menceritakan Gloria para malaikat, dan aku melihat semuanya lagi dalam gambar-gambar. Para malaikat menampakkan diri di tiga tempat berbeda: pertama, kepada ketiga gembala; kemudian, malam berikutnya, di menara gembala; dan terakhir, di sumur dekat tempat di mana Yesus sehari sebelumnya disambut oleh para gembala. Sekeliling menara gembala para malaikat menampakkan diri dalam jumlah besar, suatu himpunan makhluk tanpa sayap. Para gembala membawa Yesus ke dalam gua makam Maraha, inang Abraham, dekat pohon pinus besar.


sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Yohanes Mewartakan Tobat dan Membaptis          previous  Halaman Sebelumnya     Halaman Selanjutnya  next      up  Halaman Utama