Bab 1
![]() Jatuhnya Para Malaikat
Aku melihat terhampar di hadapanku suatu ruang tanpa batas yang gilang-gemilang, di atasnya melayang-layang suatu bola cahaya yang bersinar bagai matahari. Aku merasa bahwa Itu adalah Persekutuan Tritunggal Mahakudus. Dalam benak, aku menamai-Nya SUARA TUNGGAL, dan aku melihat-Nya memperlihatkan daya-Nya. Di bawah bola cahaya muncul lingkaran-lingkaran konsentris paduan suara roh-roh yang bercahaya, kemilau menakjubkan, gagah serta elok. Dunia cahaya yang kedua ini melayang-layang bagai matahari di bawah Matahari yang lebih tinggi itu.
Paduan-paduan suara ini muncul dari Matahari yang lebih tinggi itu, seolah dilahirkan dari kasih. Sekonyong-konyong, aku melihat sebagian dari mereka berhenti, tenggelam dalam kontemplasi akan keelokan mereka sendiri. Mereka puas akan diri mereka sendiri; mereka menghendaki keelokan yang paling indah bagi diri mereka sendiri; mereka tak memikirkan yang lain selain dari diri mereka sendiri; mereka ada hanya bagi diri mereka sendiri.
Pada mulanya, segenap mereka tenggelam dalam kontemplasi di luar diri mereka sendiri, tetapi segera sebagian dari mereka tenggelam dalam kontemplasi diri. Seketika itu juga, aku melihat bagian dari paduan suara yang kemilau ini dicampakkan ke bawah, keelokan mereka tenggelam dalam kegelapan, sementara yang lain, segera berbondong-bondong mengisi tempat-tempat mereka yang lowong. Dan sekarang, malaikat-malaikat yang baik menempati ruang yang lebih sempit. Aku tidak melihat mereka meninggalkan tempat mereka untuk mengejar dan berperang melawan para malaikat yang jatuh. Malaikat-malaikat jahat tenggelam dalam diri mereka sendiri dan jatuh, sementara malaikat-malaikat lain yang tidak bertindak seperti mereka mengisi tempat-tempat mereka yang lowong. Semuanya ini terjadi seketika itu juga.
Lalu, muncul dari bawah, aku melihat suatu cakram gelap, yang kelak menjadi kediaman roh-roh yang jatuh. Aku melihat mereka menempatinya di luar kehendak mereka. Tempat itu jauh lebih sempit dari ruang dari mana mereka jatuh, dan tampak olehku mereka saling berdesak-desakan.
Aku melihat Jatuhnya para malaikat ini pada masa kanak-kanakku dan juga sesudahnya, siang dan malam; aku ngeri akan pengaruh mereka. Aku pikir pastilah mereka akan mendatangkan celaka besar ke atas bumi, sebab mereka senantiasa ada di sekelilingnya. Adalah baik bahwa mereka tidak memiliki raga, jika tidak pastilah mereka menggelapkan sinar matahari. Kita melihat mereka melayang-layang sekeliling kita bagai bayang-bayang gelap.
Segera sesudah jatuhnya para malaikat, aku melihat roh-roh yang berada dalam lingkaran-lingkaran cahaya menghambakan diri di hadapan Allah. Mereka menyembah-Nya dan memohon dengan sangat pengampunan bagi malaikat-malaikat yang jatuh.
Pada saat itu aku melihat suatu gerakan dalam ruang gilang-gemilang di mana Allah tinggal. Hingga saat itu, di sana tiada gerakan dan, aku rasa, tengah menantikan doa itu.
Setelah tindakan paduan suara para malaikat itu, aku merasa yakin bahwa mereka akan tetap setia, bahwa mereka tak akan pernah jatuh. Dinyatakan kepadaku bahwa Allah dalam pengadilan-Nya, dalam penghukuman kekal-Nya terhadap para malaikat yang memberontak, memaklumkan berlangsungnya pertempuran hingga tahta-tahta mereka yang lowong terisi. Tetapi, bagiku nyaris mustahil mengisi tahta-tahta lowong itu, sebab akan memakan waktu yang amat lama. Akan tetapi, pertempuran itu akan berlangsung di bumi. Tak akan ada pertempuran di atas, sebab Allah telah menetapkannya demikian.
Setelah aku menerima kepastian ini, aku tak lagi dapat bersimpati pada Lucifer, sebab aku melihat bahwa ia mencampakkan diri menurut kehendak bebasnya sendiri, kehendak jahat. Pula, aku tak dapat merasa begitu marah kepada Adam. Sebaliknya, aku merasakan simpati besar terhadapnya sebab aku pikir: memang sudah ditakdirkan demikian.
sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
|
|