Bab 4
Pohon Kehidupan dan Pohon Pengetahuan


Di tengah taman yang bermandikan cahaya, aku melihat suatu permukaan air di mana terhampar sebuah pulau yang terhubung ke daratan di seberangnya melalui sebuah dermaga. Kedua pulau dan dermaga diselimuti pepohonan indah, tetapi di tengah pulau yang pertama berdiri satu pohon yang lebih indah dari pohon-pohon lainnya. Pohon itu menjulang tinggi di antara yang lain seolah menjaga mereka. Akar-akarnya menjulur ke segenap penjuru pulau, begitu pula cabang-cabangnya, yang lebar di bagian bawah dan meruncing ke satu ujung di bagian atas. Cabang-cabangnya horizontal, dan dari cabang-cabang itu muncul cabang-cabang lain seperti pohon-pohon kecil. Daun-daunnya elok, buahnya berwarna kuning dalam sebuah kelopak yang banyak daunnya seperti sekuncup mawar; sesuatu seperti cedar. Aku tak ingat pernah melihat Adam, Hawa, atau binatang-bianatang mendekati pohon yang di pulau itu. Tetapi aku melihat burung-burung putih yang indah dan anggun, serta mendengar mereka berkicau di antara dahan-dahannya. Pohon itu adalah Pohon Kehidupan.

Tepat sebelum dermaga yang menghantar ke pulau, berdiri Pohon Pengetahuan. Batangnya bersisik seperti batang pohon palma. Daun-daunnya, yang terbentang langsung dari batangnya, amat besar dan lebar, berbentuk seperti sol sepatu. Tersembunyi dalam bagian depan dedaunan, bergantungan buah-buahnya, lima buah dalam satu tandan, satu buah di depan dan empat lain sekeliling tangkainya. Buah kuning itu bentuknya serupa apel meski tipenya lebih condong ke per atau ara. Buah itu mempunyai lima tulang buah yang menyatu dalam sebuah rongga kecil. Bagian dalamnya lembut seperti buah ara, warnanya coklat gula, dengan galur-galur serat merah darah. Pohon itu lebih lebar di bagian atas daripada bagian bawah, dan cabang-cabangnya menancapkan akar-akarnya dalam-dalam ke tanah. Aku melihat satu spesies dari pohon ini masih ada di negara-negara beriklim panas. Cabang-cabangnya menjulurkan tunas-tunasnya ke tanah di mana mereka berakar dan tumbuh sebagai batang-batang baru. Batang-batang baru ini pada gilirannya menjulurkan cabang-cabangnya, dan demikianlah, satu pohon yang demikian sering kali menyelimuti suatu wilayah luas dari suatu negeri.

Di satu jarak di sebelah kanan Pohon Pengetahuan, aku melihat sebuah bukit kecil, berbentuk oval, yang melandai lembut terdiri dari butiran-butiran merah yang berkilau dan segala macam batu-batu berharga. Bukit itu berjenjang-jenjang dengan kristal. Sekelilingnya terdapat pepohonan yang ramping, cukup tinggi untuk menangkap pemandangan di bawahnya. Tanam-tanaman tumbuh sekelilingnya dan mereka seperti pepohonan yang sarat bunga-bungaan warna-warni dan buah-buahan yang bergizi.

Di satu jarak di sebelah kiri Pohon Pengetahuan, aku melihat sebuah lereng, sebuah lembah kecil. Tampaknya seperti tanah liat yang lembut, atau seperti kabut, dan diselimuti bunga-bunga putih kecil dan serbuk-serbuk. Di sini juga ada beragam tanam-tanaman, tetapi semuanya tanpa warna, lebih serupa serbuk sari daripada buah.

Tampak seolah keduanya, bukit dan lembah, saling berhubungan satu sama lain; seolah bukit diambil dari lembah atau seolah sesuatu dari bukit akan dipindahkan ke lembah. Keduanya bagiku tampak sakral dan aku melihat bahwa keduanya, tetapi teristimewa bukit, bermandikan cahaya. Di antara bukit dan lembah dan Pohon Pengetahuan, tumbuh berbagai jenis pepohonan dan semak-semak. Semua seperti yang lainnya di sana, transparan seolah terbentuk dari cahaya.

Kedua tempat ini adalah tempat-tempat kediaman leluhur pertama kita. Pohon Pengetahuan memisahkan mereka. Aku pikir Allah, sesudah menciptakan Hawa, menunjukkan tempat-tempat itu kepada mereka.

Aku melihat bahwa Adam dan Hawa jarang bersama pada awalnya. Aku melihat mereka sama sekali bebas dari nafsu berahi, masing-masing di kediaman yang terpisah. Binatang-binatang sungguh elok tak terperi dan bercahaya, dan mereka melayani Adam dan Hawa. Semua, menurut jenisnya, mempunyai tempatnya, kediamannya sendiri dan berjalan sendiri-sendiri. Ruang-ruang yang berbeda masing-masing menyimpan suatu misteri agung Hukum Ilahi, dan semuanya saling berhubungan satu sama lain.


sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”

Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net”
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Penciptaan          previous  Halaman Sebelumnya     Halaman Selanjutnya  next      up  Halaman Utama