Bab 8
![]() Derketo
Dari Derketo ke Semiramis, aku melihat tiga keturunan perempuan. Derketo adalah seorang perempuan yang tinggi dan berkuasa. Aku melihatnya berpakaian kulit dengan banyak tali melilit dan ekor-ekor binatang bergantungan sekeliling tubuhnya. Di atas kepalanya ia mengenakan sebuah topi terbuat dari bulu-bulu burung. Aku melihatnya bersama serombongan besar pengikut, laki-laki dan perempuan, sekonyong-konyong bergerak maju dari sekitar Babilonia. Ia terus-menerus dalam penglihatan, atau bernubuat, mempersembahkan kurban, mendirikan kota-kota, atau berkelana. Ia dan para pengikutnya menghalau dari hadapan mereka suku-suku yang terpencar bersama kawanan ternak mereka, bernubuat perihal tempat-tempat kediaman yang baik, menyusun batu-batu yang sebagian di antaranya sangat besar, mempersembahkan kurban, dan mempraktekkan segala macam kejijikan. Ia menujukan semua bagi dirinya. Ia terkadang di sini, terkadang di sana. Di mana-mana ia dihormati. Pada masa tuanya ia mempunyai seorang anak perempuan, yang berperan serupa dengan dirinya. Aku melihat penglihatan ini di suatu dataran, dengan mana diartikan asal-mula kejijikan.
Pada akhirnya, aku melihat Derketo sebagai seorang perempuan tua yang mengerikan di sebuah kota dekat laut. Lagi, ia melakukan praktek magisnya dekat pantai. Ia dikuasai ekstasi neraka, dan ia memaklumkan kepada para pengikutnya bahwa ia harus mati bagi mereka, menyerahkan nyawanya bagi mereka. Ia mengatakan bahwa ia tak dapat tinggal lebih lama lagi bersama mereka, tetapi ia akan berubah menjadi seekor ikan dan dengan demikian akan senantiasa ada dekat mereka. Ia memberikan perintah mengenai penyembahan yang ditujukan kepadanya dan, di hadapan orang banyak yang berkumpul, ia menceburkan diri ke dalam laut. Segera seekor ikan muncul di atas gelombang-gelombang laut, dan orang banyak menghormatinya dengan kurban-kurban dan berbagai macam kejijikan. Pemujaan berhala mereka penuh misteri, lambang, dan sebagainya yang berhubungan dengan air. Dengan perantaraan Derketo, muncullah suatu sistem pemujaan berhala sepenuhnya.
Sesudah Derketo, aku melihat seorang perempuan lain, anak perempuan Derketo. Ia tampak di hadapanku di atas sebuah bukit, yang berarti bahwa kedudukannya lebih berkuasa dibandingkan ibunya. Ini masih dalam jaman Nimrod, sebab mereka sebaya. Aku melihat puteri ini mengamalkan hidup yang bahkan lebih ganas dan lebih bengis dibandingkan ibunya. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya dengan berburu, dengan disertai banyak pengikut. Ia sering pergi sejauh tiga ratus mil, memburu binatang, mempersembahkan kurban, mempraktekkan sihir, dan bernubuat. Dengan cara ini banyak tempat didirikan dan tempat-tempat pemujaan berhala dibangun. Aku melihat perempuan ini tercebur ke dalam laut ketika sedang bergulat melawan seekor kuda nil.
Aku melihat anak perempuannya, Semiramis, di atas sebuah gunung yang tinggi dikelilingi oleh segala kerajaan dan harta benda duniawi, seolah setan sedang memamerkan semuanya itu kepadanya, memberikannya kepadanya. Aku melihat bahwa Semiramis memberikan sentuhan akhir pada setiap kejijikan bangsa Babilonia.
Pada masa-masa awal, kekuasaan atas yang lain dilakukan dengan lebih damai dan diberikan kepada banyak orang; di kemudian hari yurisdiksi tak terbatas dimiliki oleh individu-individu tunggal. Individu-individu ini kemudian menjadi pemimpin-pemimpin, menjadi dewa-dewa bagi pengikut mereka, dan mereka merumuskan berbagai ragam sistem penyembahan berhala, masing-masing seturut gagasannya sendiri. Mereka juga dapat melakukan hal-hal mengagumkan dalam hal kemampuan, keberanian, dan penemuan, sebab mereka dipenuhi roh kegelapan. Kemudian muncullah suku-suku, para penguasa-sekaligus-imam pertama, kemudian para imam. Aku melihat bahwa pada masa itu, kaum perempuan dari bangsa ini lebih banyak jumlahnya dari kaum lelaki. Mereka semua ada dalam komunikasi batin, terhubung satu sama lain dengan perasaan, pemikiran dan pengaruh. Banyak hal yang diceritakan tentang mereka merupakan kisah tak sempurna dari ungkapan pujian atau keterpesonaan kepada mereka sendiri, asal-muasal mereka, perbuatan-perbuatan mereka yang diceritakan terkadang oleh mereka sendiri, terkadang oleh ahli-ahli nujum mereka. Kaum Yahudi juga mempunyai banyak ilmu-ilmu rahasia di Mesir. Tetapi Musa, penglihat dari Allah, membasminya. Namun demikian, di kalangan para nabi, banyak hal yang demikian ada untuk tujuan pengetahuan. D kemudian hari ilmu-ilmu rahasia ini menjadi praktek-praktek hina dan keji di kalangan suku-suku pengembara, dan masih ada dalam ilmu gaib dan takhayul. Tetapi semuanya berasal dari pohon kekejian yang sama, dari kerajaan kegelapan yang sama. Aku melihat penglihatan-penglihatan akan semua sehubungan dengan praktek-praktek demikian entah tinggi di atas atau sama sekali di bawah bumi. Ada suatu unsurnya dalam magis.
Air secara istimewa dianggap sakral oleh para pemuja berhala awal. Air dipergunakan dalam segala ibadah mereka. Entah pemujaan atau ekstasi, mereka selalu mulai dengan memandang ke dalam air. Mereka mempunyai kolam-kolam yang diperuntukkan bagi tujuan itu. Setelah beberapa waktu, keadaan ekstasi mereka menjadi kebiasaan, dan bahkan tanpa bantuan air, mereka mendapatkan penglihatan-penglihatan jahat mereka. Aku melihat cara dengan mana mereka mendapatkan penglihatan-penglihatan dan itu sungguh ganjil. Seluruh bumi dengan segala yang ada di dalamnya tampaknya sekali lagi berada di bawah air, tetapi terselubung seolah dalam suatu lingkup yang gelap. Pohon berdiri di bawah pohon, gunung di bawah gunung, air di bawah air. Aku melihat bahwa para ahli nujum itu melihat semua yang sedang terjadi: peperangan, bangsa-bangsa, mara bahaya, dan sebagainya, sama seperti yang dilakukan pada masa sekarang, hanya dengan perbedaan ini, bahwa para ahli nujum menerapkan apa yang mereka lihat, mengambil manfaat dari apa yang mereka lihat. Di sini ada suatu bangsa yang perlu ditaklukkan, di sini yang perlu diserang secara tiba-tiba, di sana ada sebuah kota yang perlu dibangun, di sini ada para lelaki dan perempuan termasyhur, dan ada rancangan dengan mana mereka dapat diperdaya; segala hal dari pemujaan berhala mereka terlihat sebelum dipraktekkan oleh kaum perempuan. Derketo melihat dalam penglihatan bahwa ia harus menceburkan diri ke dalam lautan dan berubah menjadi seekor ikan, dan apa yang dilihatnya, tanpa ragu dilaksanakannya. Bahkan kekejian-kekejian yang dipraktekkan dalam pemujaan mereka, semuanya tercermin dalam air sebelum mereka melaksanakannya.
Pada masa di mana puteri Derketo hidup, bendungan-bendungan dan jalan-jalan mulai dibangun. Ia menyerbu Mesir itu sendiri. Seluruh hidupnya merupakan serangkaian ekspedisi berpindah dan berburu. Para pengikutnya termasuk dalam suku yang menjarah Ayub di Arabia. Pemujaan berhala oleh para pengikut Derketo menjadi sistematis pertama-tama di Mesir. Di sini berlaku bahwa, sementara si ahli nujum duduk dalam kuil-kuil dan dalam kamar-kamar di atas tempat-tempat duduk yang aneh, di hadapan beragam macam cermin, penglihatan-penglihatan mereka dikomunikasikan sementara mereka melihatnya, dimaklumkan oleh para imam kepada ratusan orang yang menggoreskannya di atas dinding-dinding gua batu.
Aneh bahwa aku melihat segenap pimpinan alat kegelapan yang menjijikkan selalu dalam persatuan bawah sadar satu sama lain! Aku melihat tindakan-tindakan dan hal-hal yang serupa tejadi di tempat-tempat yang berbeda di kalangan para alat iblis yang serupa. Satu-satunya perbedaan di antara mereka adalah yang muncul dari perbedaan tata cara dan kebiasaan di antara bangsa-bangsa dan perbedaan tingkat kemerosotan ke mana mereka telah jatuh. Sebagian belum terperosok begitu jauh dalam kejijikan-kejijikan ini, dan tidak begitu jauh menyimpang dari kebenaran; mereka, misalnya, dari mana keluarga Abraham dan suku-suku Ayub dan Tiga Raja berasal, juga para pemuja bintang dari Kasdim, dan mereka yang mempunyai Bintang Cemerlang (Zoroaster).
Ketika Yesus Kristus datang ke dunia, ketika bumi digenangi oleh Darah-Nya, pengaruh dahsyat dari praktek-praktek yang demikian sangat berkurang, dan sihir kehilangan sebagian besar kuasanya. Musa adalah seorang penglihat sejak dari bayi, tetapi ia di jalan Allah dan ia selalu mengamalkan apa yang ia lihat.
Derketo, puterinya, dan cucunya - Semiramis - hidup hingga amat lanjut usia menurut lazimnya usia pada masa itu. Mereka tinggi, gagah, kuat begitu rupa hingga nyaris menakutkan kita pada masa sekarang. Mereka luar biasa gagah berani, ganas, tak tahu malu, dan mereka melakukan dengan kepastian yang mencengangkan apapun yang telah diperlihatkan si jahat kepada mereka dalam penglihatan. Mereka berpikir akan kuasa mereka sendiri, mereka mendewakan diri mereka sendiri; mereka serupa dengan ahli-ahli sihir keji di gunung tinggi yang lenyap pada masa Air Bah.
Sungguh menyentuh hati melihat bagaimana para Patriark yang kudus, meski mereka mendapat wahyu dari Allah, namun demikian harus menderita dan bergulat tak kunjung henti demi membersihkan kejijikan yang mengelilingi mereka. Dan lagi, mengharukan ingat betapa rahasia, betapa menyakitkan jalan keselamatan pada akhirnya datang ke atas bumi, ketika semua berjalan baik dengan pemujaan berhala, ketika semua tunduk pada kepentingannya.
Ketika aku melihat semua ini, pengaruh dahsyat yang ditimbulkan oleh dewi-dewi itu dan pemujaan besar yang mereka terima dari segenap penjuru bumi dan di lain pihak, ketika aku merenungkan kelompok kecil Maria yang gambar simbolisnya tampak dalam awan Elia, para filsuf Cyprus berupaya menggandakan kejijikan dusta mereka; ketika aku melihat Yesus, Kegenapan dari segala janji, papa dan sabar, berdiri di hadapan mereka untuk mengajar dan sesudahnya pergi untuk menyongsong Salib-Nya - ah, itu membuatku berduka tak terkira! Tetapi bagaimanapun, inilah sejarah kebenaran dan terang yang bercahaya dalam kegelapan, dan kegelapan tidak menguasainya. Dan demikianlah berlangsung dan masih berlangsung, cerita lama yang sama bahkan ke jaman kita sekarang.
Akan tetapi kerahiman Allah sungguh tak terhingga. Aku melihat bahwa pada masa Air Bah, banyak, sungguh amat banyak sekali yang diselamatkan dari hukuman abadi. Ngeri dan duka mempertobatkan mereka kepada Allah. Mereka masuk ke Purgatorium, dan Yesus membebaskan mereka pada saat Ia turun ke tempat penantian.
Banyak pepohonan yang lolos dari tercabut oleh Air Bah. Aku melihat pohon-pohon itu bertumbuh subur kembali, tetapi sebagian besar darinya berlumuran lumpur.
sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net”
|
|