Bab 14
Yesus di Engannim dan Naim


Dari penginapan di bukit Yesus melanjutkan perjalanan ke Engannim yang tak jauh letaknya. Ia disertai Saturnin, putera dari bibi mempelai laki-laki Kana, dan oleh putera janda Obed dari Yerusalem, seorang pemuda berusia sekitar enambelas tahun. Yesus mempunyai beberapa sanak jauh di tempat ini. Mereka adalah kaum Esseni dari keluarga Anna. Mereka menerima Yesus dengan sangat hormat dan sebagai seorang karib. Mereka tinggal terpisah di satu sisi kota dan mengamalkan hidup yang sangat murni, banyak dari antara mereka selibat dan hidup bersama seperti dalam sebuah biara. Namun, mereka tidak lagi mengamalkan secara ketat disiplin Esseni kuno; mereka berpakaian seperti yang lain dan mengunjungi sinagoga secara rutin. Di Engannim mereka membuka semacam rumah sakit yang penuh dengan pasien dan penderita dari berbagai macam kaum, dan di mana bagi kaum miskin disediakan makanan di meja-meja panjang. Mereka menerima semua yang datang kepada mereka, menolong dan merawat mereka. Di bangsal-bangsal pasien, mereka biasa menempatkan ranjang seorang yang buruk perilakunya di antara dua orang yang baik agar, dengan dorongan mereka yang baik, mereka mengupayakannya menjadi orang yang lebih baik. Yesus mengunjungi rumah sakit ini dan menyembuhkan beberapa dari mereka yang sakit.
Yesus mengajar sepanjang hari di sinagoga Engannim. Orang banyak berdatangan ke sana dari wilayah-wilayah sekitar, dan sebab sinagoga tak cukup menampung mereka semua, mereka tinggal berkerumun di luar. Apabila satu rombongan keluar, yang lain masuk. Yesus mengajar di sini seperti di tempat-tempat lain perjalanan-Nya, hanya saja tidak terlalu keras sebab orang-orang ini berdisposisi baik. Pada waktu itu sama seperti sekarang, orang-orang dari tempat-tempat yang berbeda mempunyai disposisi yang baik atau tidak seturut baik tidaknya disposisi imam mereka.
Yesus mengatakan kepada mereka bahwa Ia akan menyembuhkan mereka yang sakit sesudah pengajaran. Ia mengajar tentang dekatnya Kerajaan dan datangnya Messias, dengan mengutip ayat-ayat dari Kitab Suci dan Para Nabi serta membuktikan bahwa saatnya telah tiba. Ia menyebutkan Elia, perkataan dan penglihatannya, menyebutkan masa terjadinya penglihatan, dan mengatakan kepada para pendengar bahwa Nabi telah mendirikan sebuah altar dalam sebah gua demi menghormatI Bunda Messias mendatang. Ia membuat suatu perhitungan waktu yang tak lain adalah masa sekarang, memperingatkan mereka bahwa tongkat lambang kekuasaan telah diambil dari Yudea, dan mengingatkan mereka kembali akan perjalanan Tiga Raja. Yesus menunjuk semua fakta ini secara umum, seolah berbicara mengenai orang ketiga, dengan sama sekali tak menyebut Bunda-Nya maupun DiriNya. Ia berbicara juga mengenai belas-kasih, menganjurkan kepada mereka untuk memperlakukan kaum Samaria dengan ramah, meski tanpa menyebut perihal Yerikho. Ia menceritakan pengalaman-Nya sendiri dengan kaum Samaria, bahwa mereka lebih bersedia membantu kaum Yahudi dibandingkan kaum Yahudi sendiri. Ia menceritakan kisah perempuan Samaria, yang memberi-Nya minum (suatu bentuk keramahan yang tak begitu mudah diberikan seorang Yahudi kepada seorang Samaria) dan bagaimana baik orang-orangnya secara umum telah menerima-Nya. Di sini Ia mengajar juga mengenai penghukuman yang diperuntukkan bagi Yerusalem dan para pemungut cukai, yang beberapa di antaranya tinggal di wilayah sekitar.
Sementara Yesus sedang mengajar di sinagoga, banyak orang sakit dari kota dan seluruh wilayah sekitar dibawa ke sana. Mereka dibaringkan di atas usungan-usungan dan bantal-bantal di bawah naungan sepanjang jalanan yang akan dilalui Yesus; teman-teman si sakit berdiri di sampingnya. Adalah peraturan bahwa semua pasien dengan penyakit yang sama ditempatkan dalam kelompok yang sama. Hal itu agaknya adil bagi mereka yang menderita.
Yesus keluar dari tempat pengajaran, berjalan melewati mereka yang sakit, yang dengan rendah hati memohon pertolongan-Nya; dan sembari mengajar dan memperingatkan, Ia menyembuhkan sekitar empatpuluh orang, yang lumpuh, buta, bisu, encok, gembur-gembur, demam, dan lain-lain. Aku tidak melihat ada yang kerasukan di sini. Sebab himpunan orang begitu besar, Yesus naik ke atas sebuah bukit kecil yang ada di kota dan mengajar di sana; tetapi massa pada akhirnya menjadi begitu banyak hingga orang-orang mendesak masuk ke dalam rumah-rumah, memanjat atap-atap, dan bahkan merobohkan tembok-tembok.
Melihat kekacauan ini, Yesus menghilang di tengah khalayak ramai, meninggalkan kota, dan mengambil suatu jalan curam menuju pegunungan di mana terdapat sebuah tempat terpencil. Tiga murid-Nya mengikuti, tetapi setelah lama mencari tak menemukan-Nya hingga malam. Ia sedang berdoa. Mereka bertanya kepada-Nya bagaimana seharusnya mereka berdoa, dan Ia memberikan dalam beberapa patah kata beberapa permohonan dalam "Bapa Kami," sebagai misal: "Dimuliakanlah Nama-Mu! Ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni mereka yang bersalah kepada kami, dan bebaskanlah kami dari yang jahat!" Ia menambahkan: "Sekarang daraskanlah kata-kata ini dan amalkanlah," dan pada saat itu Ia menyampaikan pengajaran-pengajaran yang indah. Mereka sangat setia dalam mentaati perintah-Nya bilamana Ia tidak sedang berbicara dengan mereka atau bilamana Ia berjalan seorang diri.
Para murid selalu membawa bersama mereka sekarang beberapa potong makanan dalam kantong-kantong, dan bilamana pengelana yang lain lewat, bahkan meski jauh dari jalanan, mereka bergegas mengejar demi ketaatan pada perintah Yesus, dan memberikan kepada mereka, terutama jika mereka miskin, apapun yang mereka butuhkan.
Engannim adalah sebuah Kota Lewi, dibangun pada lereng menurun sebuah lembah yang terhampar ke arah Jezrael seberang bagian serupa cakar dari sebuah barisan pegunungan yang mengarah ke timur. Sebuah anak sungai mengalir ke utara melalui lembah. Penduduk bekerja memintal dan membuat kain untuk jubah imam. Mereka juga membuat jumbai-jumbai, renda-renda sutera, dan bola-bola untuk menghiasi pinggiran jubah-jubah ini yang dijahit oleh para perempuan. Orang-orang di sini sangat baik.
Yesus melintasi Jezrael dan Endor, dan menjelang sore tiba di Naim. Ia pergi tanpa menarik perhatian ke sebuah penginapan di luar kota.
Janda Naim, saudari dari isteri Yakobus Tua, telah mendapat kabar dari Andreas dan Nathanael perihal kedatangan Yesus, dan ia menantikan kedatangan-Nya. Dengan seorang janda lain ia sekarang pergi ke penginapan untuk menyambut-Nya. Dengan berkerudung mereka menjatuhkan diri di hadapan kaki-Nya. Janda Naim memohon Yesus untuk menerima tawaran janda lain yang baik, yang berkeinginan untuk menyerahkan segala yang ia miliki ke perbendaharaan para kudus demi pemeliharaan para murid dan demi kaum miskin yang juga ingin dilayaninya sendiri. Yesus dengan ramah menerima tawarannya, sementara Ia juga mengajar dan menghiburnya dan temannya. Mereka membawa makanan untuk suatu perjamuan makan, yang bersama sejumlah uang mereka serahkan kepada para murid. Uang kemudian dikirim kepada para perempuan di Kapernaum untuk perbendaharaan umum.
Yesus beristirahat di sini bersama para murid. Hari sebelumnya Ia mengajar di Engannim dengan jerih payah tak terlukiskan pula menyembuhkan mereka yang sakit; sesudahnya Ia pergi ke Naim, yang berjarak sekitar tujuh jam. Janda yang baru saja diperkenalkan kepada Yesus, menceritakan kepada-Nya mengenai seorang perempuan bernama Maria yang juga berkeinginan untuk memberikan apa yang ia miliki demi menopang para murid. Namun Yesus menjawab bahwa ia perlu menyimpannya untuk kemudian hari ketika harta itu lebih diperlukan. Perempuan ini adalah seorang pezinah, dan karena ketidaksetiaannya, telah ditinggalkan oleh suaminya, seorang Yahudi kaya dari Damaskus. Maria telah mendengar mengenai belas-kasihan Yesus kepada orang-orang berdosa, ia sangat tersentuh hatinya dan tiada memiliki keinginan lain selain dari melakukan silih dan dikembalikan ke keadaan rahmat. Ia telah mengunjungi Marta, yang keluarganya masih merupakan sanak jauhnya; ia mengakukan dosa-dosanya kepada Marta dan memohon Marta untuk menjadi perantaranya dengan Bunda Yesus. Ia menyerahkan juga kepada Marta sebagian dari kekayaannya. Marta, Yohanna Khuza, dan Veronica penuh belas kasihan kepada si pendosa; mereka melibatkan diri dalam perkaranya dan membawanya segera ke tempat tinggal Maria di Kapernaum. Maria menatap dalam padanya dan membiarkannya lama dalam suatu jarak. Tetapi perempuan itu memohon dengan airmata bercucuran dan duka mendalam: "Ah Bunda Nabi! sudi jadilah perantaraku dengan Putramu, agar aku didapati berkenan di hadapan Allah!" Ia telah dikuasai oleh setan bisu dan harus dijaga, sebab dalam serangan dahyat ia tak dapat minta tolong dan setan menyeretnya ke dalam api atau air. Ketika ia sadar kembali, ia akan terbaring di sudut seraya menangis dengan mengibakan hati. Maria, atas nama makhluk malang itu mengutus seorang utusan kepada Yesus, yang menjawab bahwa Ia akan datang pada saat yang tepat dan menyembuhkannya.


sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Dari Penutupan Paskah Pertama          previous  Halaman Sebelumnya     Halaman Selanjutnya next   up  Halaman Utama