Bab 1
Utusan Perwira Romawi di Kapernaum


Dari Naim Yesus, dengan meninggalkan Nazaret di sebelah kiri, berkelana melintasi Tabor menuju Kana, di mana Ia menginap dekat sinagoga di rumah seorang ahli Taurat. Halaman depan rumah segera penuh dengan orang-orang yang telah mengantisipasi kedatangan-Nya dari Engannim dan menanti-Nya di sini. Ia telah mengajar sepanjang pagi, ketika seorang utusan dari perwira Romawi di Kapernaum bersama beberapa rekan yang menunggang keledai tiba. Ia bergegas dan terkesan khawatir dan cemas. Dengan sia-sia ia berupaya dari segala sisi untuk menerobos khalayak ramai agar dapat sampai kepada Yesus; namun upayanya tiada membawa hasil. Setelah beberapa upaya sia-sia, ia mulai berteriak lantang: "Tuan yang mulia, ijinkan hamba-Mu ini datang kepada-Mu! Aku datang sebagai utusan tuanku dari Kapernaum. Atas namanya dan sebagai bapa dari seorang putera, aku mohon Engkau untuk datang segera bersamaku, sebab puteraku sakit parah dan di ambang ajal." Yesus tampaknya tak mendengarnya; tetapi berbesar hati melihat bahwa sebagian orang berusaha mengarahkan perhatian Yesus kepadanya, orang itu berupaya lagi menerobos khalayak ramai. Namun, tiada berhasil, ia berteriak kembali: "Datanglah segera bersamaku, sebab puteraku tengah meregang nyawa!" Ketika ia berteriak dengan tidak sabar, Yesus menoleh kepadanya dan berkata cukup lantang hingga orang-orang dapat mendengarnya: "Jika engkau tidak melihat tanda dan mukjizat, engkau tidak percaya. Aku tahu benar perkaramu. Engkau ingin menyombongkan suatu mukjizat dan berbangga diri atas kaum Farisi, meski engkau membutuhkan kerendahan hati yang sama seperti mereka. Misi-Ku bukanlah untuk mengadakan mukjizat demi mewujudkan rancangan-rancanganmu. Aku tidak butuh pujianmu. Aku menyimpan mukjizat-mukjizat-Ku hingga adalah kehendak Bapa-Ku bahwa Aku harus mengadakannya, dan aku mengadakannya apabila misi-Ku membutuhkannya!" Dan demikianlah Yesus terus berbicara untuk jangka waktu yang lama, merendahkan orang itu di hadapan semua orang. Ia mengatakan bahwa orang itu telah lama menantikan-Nya menyembuhkan puteranya, agar ia dapat menyombongkan diri di hadapan kaum Farisi. Akan tetapi mukjizat, lanjut Yesus, tak seharusnya dikehendaki demi menang atas yang lain, dan Ia mendesak para pendengar-Nya untuk percaya dan bertobat.

Orang itu mendengarkan kecaman Yesus tanpa jengkel sama sekali. Sama sekali tak beralih dari niatnya, lagi ia berupaya untuk datang lebih dekat dengan berseru: "Apa gunanya semua itu, Tuan? Puteraku ada di ambang maut! Datanglah segera bersamaku, ia mungkin malah sudah mati!" Kemudian Yesus berkata kepadanya: "Pergilah, puteramu hidup!" Orang itu bertanya: "Sungguh benarkah?" Yesus menjawab: "Percayalah kepada-Ku, ia pada detik ini telah disembuhkan." Laki-laki itu percaya dan, tak lagi memohon Yesus untuk menyertainya, segera menunggang keledainya dan bergegas kembali ke Kapernaum. Yesus mengatakan bahwa Ia mengabulkan kali ini; lain kali Ia tidak akan begitu bermurah hati.
Aku melihat orang ini bukan sebagai pegawai kerajaan, melainkan sebagai bapa dari anak yang sakit. Ia adalah pejabat pemimpin dari perwira Romawi di Kapernaum. Sang perwira tak mempunyai anak meski telah lama merindukannya. Oleh karena itu, ia mengangkat sebagai anaknya sendiri seorang anak laki-laki dari orang kepercayaannya ini dengan isterinya. Anak ini sekarang berusia empatbelas tahun. Orang ini datang dalam kapasitasnya sebagai seorang utusan, meski ia sendiri adalah bapa sebenarnya dan nyaris sungguh sang tuan. Aku melihat keseluruhan peristiwa itu, semua kejadiannya jelas bagiku. Barangkali karena alasan itulah Yesus membiarkannya memohon demikian lama. Rincian yang baru saja aku ceritakan tak diketahui oleh umum.
Anak laki-laki ini telah lama merindukan Yesus. Penyakitnya pada mulanya ringan dan kerinduan akan kehadiran Yesus muncul dari perasaan menentang kaum Farisi. Namun, empatbelas hari terakhir ini, perkaranya menjadi runyam, anak ini terus-menerus mengatakan kepada para dokter: "Segala obat-obatan ini tak ada gunanya bagiku. Yesus, Nabi dari Nazaret saja yang dapat menolongku!" Ketika bahaya semakin memuncak, pesan-pesan disampaikan ke Samaria lewat para perempuan kudus, sementara Andreas dan Nathanael diutus ke Engannim; dan akhirnya sang bapa disertai pengurus rumah tangga sendiri berangkat ke Kana, di mana ia menjumpai Yesus. Yesus menunda untuk mengabulkan doanya guna menghukum apa yang jahat dalam niatnya.
Adalah satu hari perjalanan jauhnya dari Kana ke Kapernaum, tetapi orang itu menunggang keledainya dengan kecepatan begitu rupa hingga ia tiba sebelum malam. Beberapa jam dari Kapernaum, beberapa pelayan datang menemuinya dan memberitahukan bahwa anak itu sudah sembuh. Mereka pergi menyusulnya untuk memberitahukan bahwa jika ia tak dapat bertemu Yesus, ia tak perlu menyusahkan dirinya lagi, sebab anak itu telah sekonyong-konyong sembuh pada jam yang ketujuh. Kemudian ia mengulang kata-kata Yesus kepada mereka. Mereka sangat takjub dan bergegas pulang bersamanya. Aku melihat perwira Romawi Zorobabel dan si anak berdiri di pintu menyongsongnya. Anak itu memeluknya. Utusan itu mengulang semua yang telah Yesus katakan dan para pelayan yang menyertainya meneguhkan perkataannya. Ada kegembiraan besar, dan aku melihat sebuah pesta tengah dipersiapkan. Remaja itu duduk di antara bapa angkat dan bapa kandungnya, sementara sang ibu ada di dekatnya. Anak itu mengasihi bapa kandungnya sebesar ia mengasihi bapa angkatnya, dan si bapa kandung memiliki wewenang besar di rumah.
Setelah Yesus membiarkan laki-laki dari Kapernaum itu pergi, Ia menyembuhkan beberapa orang sakit yang dibawa masuk ke dalam halaman rumah. Ada beberapa orang kerasukan di antara mereka, meskipun bukan dari jenis yang ganas. Mereka yang kerasukan biasa dibawa ke pengajaran Yesus. Begitu melihat-Nya, mereka mengamuk secara mengerikan dan melemparkan diri ke tanah, tetapi begitu Ia memerintahkan mereka untuk diam, mereka menjadi tenang. Namun selang beberapa waktu, mereka tampaknya tak lagi dapat menguasai diri dan mulai lagi bergerak tanpa kendali. Yesus membuat suatu tanda dengan tangan-Nya atas mereka dan mereka sadar kembali. Pengajaran usai, Ia memerintahkan setan untuk keluar dari mereka. Orang-orang itu terbaring, seperti biasa pada kejadian-kejadian demikian, sekitar dua menit seolah tak sadarkan diri, dan lalu sadar kembali dan mengucap syukur kepada Yesus penuh sukacita, tanpa sepenuhnya sadar akan apa yang telah terjadi atas diri mereka. Ada mereka yang baik yang kerasukan, yakni orang-orang yang dirasuki setan bukan karena kesalahan mereka sendiri. Aku tak dapat menerangkannya secara jelas, tetapi aku lihat dalam kejadian ini, pula dalam kesempatan-kesempatan lain, bagaimana terjadi seorang yang bersalah, karena belas-kasihan dan penderitaan Tuhan, diampuni; sementara setan merasuki salah seorang sanaknya yang lemah, yang tak bersalah. Seakan-akan ia yang tak bersalah menanggungkan ke atas dirinya bagian dari hukuman orang lain . Aku tak dapat menerangkannya, tetapi adalah pasti bahwa kita semua anggota dari satu tubuh. Seolah suatu anggota yang sehat, karena suatu ikatan rahasia dan erat antara anggota-anggota tubuh, menderita bagi yang lain yang tidak sehat. Demikianlah kerasukan yang terjadi di tempat ini. Yang jahat menjadi terlebih lagi jahat dan mereka bekerjasama dengan setan, tetapi yang lain menderita kerasukan sementara mereka adalah orang yang sangat saleh.
Sesudahnya Yesus mengajar di sinagoga. Hadir di sana beberapa ahli Taurat dari Nazaret dan mereka mengundang-Nya untuk kembali bersama mereka. Mereka mengatakan bahwa kota asal-Nya bergema dengan mukjizat-mukjizat besar yang Ia lakukan di Yudea, Samaria, dan Engannim; bahwa Ia tahu benar pendapat yang lazim di Nazaret bahwa barangsiapa tidak belajar di sekolah Farisi tak dapat tahu banyak; sebab itu mereka menghendaki-Nya untuk datang dan mengajar mereka dengan lebih baik. Mereka pikir dengan argumentasi ini dapat memperdaya Yesus. Tetapi Ia menjawab bahwa Ia belum hendak pergi ke Nazaret, dan bahwa mereka tak dapat memperoleh apa yang  mereka tuntut sekarang.
Setelah pengajaran di sinagoga, Yesus hadir dalam suatu pesta besar di rumah ayah mempelai perempuan dari Kana. Pasangan pengantin perempuan dan pengantin laki-laki bersama bibi-mempelai-laki-laki-yang-telah-janda ada di sana. Nathanael si pengantin laki-laki telah menggabungkan diri dengan Yesus sebagai murid pada waktu kedatangan-Nya ke Kana; ia membantu kelancaran pengajaran dan penyembuhan orang-orang sakit. Pengantin laki-laki dan pengantin perempuan tinggal sendiri. Mereka tidak melakukan pekerjaan rumah tangga, sebab mereka menerima makanan dari orangtua mempelai perempuan. Ayah mempelai perempuan sedikit timpang. Mereka adalah orang-orang baik. Kana adalah sebuah kota yang indah bersih terdampar di atas suatu dataran tinggi. Beberapa jalan raya melintasinya, dan salah satunya langsung menuju Kapernaum, sekitar tujuh jam jauhnya. Jalanan sedikit miring sebelum mencapai Kapernaum.
Seusai pesta, Yesus kembali ke kediaman-Nya dan menyembuhkan lagi beberapa orang sakit yang menanti-Nya dengan sabar. Ia tidak selalu menyembuhkan dengan cara yang sama. Terkadang dengan sepatah kata perintah, terkadang Ia menumpangkan tangan-Nya atas si sakit, terkadang Ia membungkukkan badan-Nya atas mereka, terkadang Ia menyuruh mereka mandi, dan terkadang Ia mencampur tanah dengan ludah-Nya dan mengoles mata mereka dengannya. Kepada sebagian orang Ia memberi peringatan, kepada yang lain Ia menyatakan dosa-dosa mereka, dan yang lain lagi Ia usir tanpa disembuhkan.


sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Misi Pewartaan Yesus            Halaman Sebelumnya     Halaman Selanjutnya next   up  Halaman Utama