Bab 3
![]() Yesus di Betsaida
Dari kediaman Maria, Yesus pergi bersama para murid menyusuri sepanjang sisi utara lembah ke lereng menurun dari gunung yang terentang ke Betsaida berjarak tak sampai satu jam. Para perempuan kudus juga meninggalkan rumah Petrus dan pergi menuju rumah Andreas di ujung utara Betsaida. Rumah itu dalam keadaan baik, meski tak sebesar rumah Petrus.
Betsaida adalah sebuah tempat kecil penangkapan ikan. Hanya bagian tengah kota terhampar beberapa jauhnya; kedua ujungnya terentang sekeliling danau seperti dua buah lengan langsing. Dari tempat penangkapan ikan Petrus, orang dapat melihatnya terhampar ke arah utara. Penduduknya sebagian besar adalah nelayan, penenun selimut, dan pembuat tenda. Mereka adalah orang-orang sederhana dan tak berpendidikan, yang mengingatkanku akan tukang kebun kita. Selimut dibuat dari rambut kambing dan unta. Rambut-rambut panjang dari leher dan dada unta terjuntai dipinggirannya dan bercahaya nan indah menyerupai jumbai-jumbai dan renda.
Perwira tua Zorobabel tidak datang ke Betsaida. Ia terlalu lemah untuk perjalanan yang demikian panjang. Ia tentu saja dapat pergi dengan menunggang kuda, akan tetapi ia akan kehilangan pengajaran-pengajaran Yesus di sepanjang perjalanan, lagipula ia belum dibaptis. Betsaida dipadati orang-orang dari kota-kota dan desa-desa sekitarnya, juga orang-orang asing dari seberang danau, dari wilayah Khorazim dan Betsaida-Yulia.
Yesus mengajar di sinagoga, yang bukanlah suatu bangunan sangat besar. Ia berbicara mengenai dekatnya Kerajaan Allah, berkata dalam kata-kata yang sangat jelas bahwa Dia Sendiri-lah Raja dari Kerajaan itu, dan dengan demikian membangkitkan ketakjuban dalam diri para murid dan para pendengar. Seperti pada hari-hari sebelumnya, Ia mengajar dengan menggunakan istiah-istilah umum dan menyembuhkan banyak orang sakit yang telah dibawa dan dibaringkan di luar sinagoga. Beberapa orang kerasukan berteriak-teriak kepada-Nya: "Yesus dari Nazaret! Nabi, Raja bangsa Yahudi!" Ia menyuruh mereka diam, sebab waktunya belum tiba untuk menyatakan Diri.
Ketika Yesus telah selesai dengan pengajaran dan penyembuhan, Ia pergi bersama para murid ke rumah Andreas untuk mendapatkan sesuatu untuk dimakan. Tetapi Ia tidak masuk; Ia berkata bahwa Ia lapar akan yang lain. Dengan membawa Saturnin dan seorang lain dari para murid, mereka mendaki ke pantai danau sekitar tujuh menit perjalanan dari rumah Andreas. Di sana di sebuah rumah sakit terpencil terdapat beberapa penderita kusta, mereka yang terbelakang mental, dan mereka lain yang malang, makhluk-makhluk mengenaskan yang merana, terlupakan oleh dunia; sebagian dari antara mereka sepenuhnya telanjang. Tak seorang pun dari Betsaida mengikuti Yesus karena takut menajiskan diri. Bilik-bilik dari makhluk-makhluk malang ini dibangun sekeliling sebuah lapangan. Mereka tidak pernah meninggalkan tempat mereka, makanan mereka dihantarkan melalui sebuah lubang di pintu. Yesus memerintahkan pengawas rumah sakit untuk mengeluarkan pasien-pasien yang malang itu. Para murid menyelubungi mereka semua yang membutuhkan dengan pakaian yang mereka bawa bersama mereka. Kemudian Yesus mengajar dan menghibur mereka, pergi dari yang satu kepada yang lain dalam suatu lingkaran dan menyembuhkan banyak orang dengan menumpangkan tangan-Nya yang kudus. Ia melewati sebagian tanpa sepatah kata pun, yang lain Ia perintahkan untuk mandi atau melakukan perintah yang berbeda. Mereka yang disembuhkan berlutut di hadapan-Nya, mengucap syukur terima kasih dengan airmata bercucuran. Sungguh amat menyentuh hati. Orang-orang ini sama sekali diabaikan. Yesus membawa sang pengawas bersama-Nya ke rumah Andreas untuk bersantap. Sementara mereka meninggalkan rumah sakit, sanak keluarga dari sebagian orang-orang yang disembuhkan menghadirkan diri dari Betsaida dengan membawakan pakaian untuk mereka. Sanak keluarga dengan sukacita membawa mereka pertama-tama pulang ke rumah mereka dan kemudian ke sinagoga, guna mengucap syukur kepada Allah.
Ada suatu jamuan besar dipersiapkan di rumah Andreas, terdiri dari ikan-ikan yang besar dan berkualitas. Mereka makan di suatu aula terbuka; para perempuan di sebuah meja terpisah. Andreas sendiri yang melayani. Isterinya adalah seorang yang aktif dan giat, jarang meninggalkan rumah. Dia mengerjakan semacam kerajinan menganyam jaring dengan mempekerjakan sejumlah gadis-gadis miskin. Sistem dan tata pelaksanaannya ada di bawah manejemennya. Dari antara mereka yang dipekerjakan ada perempuan-perempuan pendosa yang malang, dulunya adalah isteri yang terhormat, tetapi sesudahnya ditinggalkan suami mereka karena kelakuan yang tercela. Mereka tiada mempunyai tempat perlindungan, dan nyonya yang baik, berbelaskasihan atas penderitaan mereka, memberi mereka pekerjaan, mengajar mereka dalam tugas kewajiban mereka, dan menasehati mereka untuk memohon belas-kasihan Allah.
Sore itu Yesus mengajar di sinagoga, dan kemudian Ia melanjutkan perjalanan-Nya bersama para murid. Ia melewati banyak orang sakit, tetapi tanpa menyembuhkan mereka, sebab, sebagaimana dikatakan-Nya, waktu mereka belum tiba. Setelah mohon diri dari BundaNya, Ia kembali bersama segenap murid ke rumah dekat Kapernaum yang diserahkan Petrus demi pelayanan-Nya. Yesus berbicara panjang lebar dengan para murid, dan lalu meninggalkan mereka untuk melewatkan malam seorang diri dalam doa di sebuah bukit yang meruncing ke suatu ujung dan diselimuti pepohonan cemara.
Kapernaum terhampar pada separuh lingkaran di atas sebuah gunung. Di sana ada banyak kebun anggur dan ladang yang bertingkat-tingkat. Di atas gunung tumbuh gandum, tebal dan gemuk seperti rumput kumpai. Suatu tempat yang luas dan menyenangkan. Dulunya terlebih luas, atau suatu kota lain berdiri dekat sana, sebab tak jauh aku melihat berbagai macam reruntuhan seperti tanda-tanda dari suatu peperangan yang meluluh-lantakkan.
sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
|
|