Bab 6
![]() Persiapan SP Maria Menjelang Kelahiran Yesus
Perjalanan ke Betlehem
![]() Aku melihat Santa Perawan tinggal lama bersama Santa Anna, sementara Santo Yosef tinggal seorang diri di Nazaret; seorang pelayan perempuan Anna mengurus rumah bagi Yosef. Mereka, Maria dan Yosef, menerima tunjangan hidup utama dari rumah Anna selama ia hidup. Aku melihat Santa Perawan dekat Anna sedang menjahit dan menyulam pita-pita dan barang-barang sulaman. Mereka tampak sangat sibuk di rumah. Yoakim pastilah telah lama wafat, sebab aku melihat suami kedua Anna di sana dan seorang gadis kecil berumur enam atau tujuh tahun. Ia membantu Maria dan belajar darinya. Jika gadis kecil itu bukan puteri Anna, pastilah ia salah seorang anak Maria Kleopas yang juga bernama Maria.
Aku melihat Maria duduk di sebuah ruangan bersama para perempuan lain, mempersiapkan selimut-selimut besar dan kecil. Sebagian disulam dengan emas dan perak. Ada suatu selimut besar dalam sebuah kotak di tengah-tengah para perempuan, yang sedang dikerjakan mereka bersama, merajut dengan dua jarum kayu kecil dan gulungan-gulungan wol warna-warni. Anna sangat sibuk. Ia berkeliling dari satu ke yang lainnya, menerima dan menghantarkan benang. Mereka berharap Maria melahirkan di rumah Anna; segala selimut dan barang-barang ini dipersiapkan, sebagian bagi kelahiran sang Bayi, sebagian lainnya untuk dihadiahkan kepada orang-orang miskin. Semuanya terbuat dari bahan-bahan terbaik, semuanya banyak dan berlimpah. Mereka tidak tahu bahwa Maria akan, harus, pergi ke Betlehem.
Sementara itu, Yosef sedang dalam perjalanan ke Yerusalem dengan hewan-hewan untuk dipersembahkan sebagai kurban.
Aku melihat Yosef kembali dari Yerusalem. Ia telah membawa hewan-hewan kurban ke sana dan menginap di sebuah rumah yang terletak sebelum gerbang Betlehem. Di penginapan inilah ia dan Maria di kemudian hari berhenti sebelum Pentahiran Maria. Pemilik penginapan adalah seorang Esseni. Dari sana, Yosef menuju Betlehem, tanpa mengunjungi sanak saudaranya. Ia mencari-cari di sekitar sana tempat untuk mendirikan rumah, juga mencari tahu bagaimana mendapatkan kayu dan perkakasnya, sebab pada musim semi setelah Maria melahirkan, yang menurut perkiraannya akan terjadi di Nazaret, ia bermaksud pindah ke Betlehem bersama Maria, sebab ia kurang menyukai Nazaret. Ia ingin mendapatkan tempat dekat penginapan orang Esseni itu. Dari Betlehem, Yosef kembali lagi ke Yerusalem guna mempersembahkan kurban. Sementara ia dalam perjalanan kembali ke Yerusalem, sekitar tengah malam, kala ia melintasi padang Chimki, enam jam perjalanan jauhnya dari Nazaret, seorang malaikat menampakkan diri kepadanya dan mengatakan bahwa ia harus segera berangkat bersama Maria ke Betlehem sebab di sanalah Bayinya akan dilahirkan. Di samping itu, malaikat mengatakan bahwa haruslah ia memperlengkapi diri dengan barang-barang kebutuhan, tetapi tanpa selimut-selimut yang berenda ataupun bersulam, pula menyebutkan segala barang lain yang perlu dibawanya. Yosef amat terkejut. Juga diberitahukan kepadanya, di samping keledai yang akan ditunggangi Maria, ia juga harus membawa bersamanya seekor keledai betina kecil berumur satu tahun yang tak bercela. Binatang kecil ini harus dilepas bebas dan mereka hendaknya mengikuti jalan yang diambilnya.
Aku melihat Yosef dan Maria di rumah mereka di Nazaret; ada juga Anna di sana. Yosef memberitahukan kepada mereka perintah yang ia terima dan mereka mulai mempersiapkan perjalanan. Anna sangat khawatir dan cemas karenanya. Santa Perawan telah mendapatkan segala penerangan batin bahwa ia akan melahirkan Putranya di Betlehem; tetapi karena kerendahan hatinya, ia diam saja tanpa mengatakan suatupun. Ia tahu juga mengenainya dari nubuat-nubuat para nabi. Ada dalam lemari kecilnya di Nazaret, segala nubuat nabi mengenai kelahiran Mesias; kerapkali ia membacanya dan berdoa demi segera digenapinya nubuat. Ia menerima pengajaran tentangnya dari para guru di Bait Allah, seperti yang diajarkan kepada para perempuan saleh. Doa-doanya selalu demi kedatangan Mesias. Maria menganggap sungguh bahagia perempuan yang darinya sang Bayi akan dilahirkan, dan ia rindu melayani bunda sang Bayi sebagai hamba sahayanya yang paling rendah. Karena kerendahan hatinya, tak pernah sedikitpun terlintas dalam pikirannya bahwa ia sendiri yang akan menjadi bunda yang berbahagia itu. Dari nubuat para nabi, ia tahu bahwa Juruselamat akan dilahirkan di Betlehem, sebab itu ia dengan senang hati berserah diri pada Kehendak Allah dan memulai perjalanannya.
Perjalanan itu, sungguh menyengsarakan baginya sebab pada musim demikian, hawa dingin menggigit di pegunungan. Maria merasakan suatu perasaan yang tak dapat diungkapkan bahwa sejak saat itu ia harus dan akan tetap hidup miskin. Ia tak akan mampu memiliki barang-barang duniawi, sebab ia telah memiliki segalanya dalam dirinya sendiri. Ia tahu bahwa ia akan menjadi Bunda Putra Allah. Ia tahu dan ia merasa bahwa karena seorang perempuan dosa telah masuk ke dalam dunia, maka sekarang oleh seorang perempuan Silih akan dilahirkan. Di bawah pengaruh pemahaman ini ia berseru, “Aku ini hamba Allah!” Aku juga mengerti bahwa Yesus dikandung Roh Kudus saat tengah malam dan saat tengah malam pula Ia akan dilahirkan.
Aku melihat Yosef dan Maria bersama Anna, Maria Kleopas dan beberapa pelayan mempersiapkan perjalanan dengan diam. Mereka berangkat dari rumah Anna. Di atas punggung keledai digantungkan tempat kaki yang nyaman bagi Maria dan dimuatkan barang-barang bawaannya. Di padang Chimki, di mana malaikat menampakkan diri kepada Yosef, Anna memiliki suatu padang rumput; di sini para pelayan pergi mengambil keledai betina kecil berumur satu tahun yang harus dibawa Yosef bersamanya. Keledai kecil berlari dibelakang Keluarga Kudus. Anna, Maria Kleopas dan para pelayan sekarang tak lagi melihat Yosef dan Maria setelah salam perpisahan yang mengharukan. Aku melihat kedua pengelana bergerak maju menjauh dan melewatkan malam di sebuah rumah yang terletak di dataran yang sangat tinggi. Mereka disambut baik. Aku pikir tuan rumahnya adalah penyewa sebuah pertanian yang disebut Wisma Chimki, yang memiliki pertanian itu. Dari sana orang dapat mengarahkan pandangan ke tempat-tempat yang jauh, ya, bahkan hingga ke pegunungan dekat Yerusalem.
Lagi, aku melihat Keluarga Kudus di suatu lembah yang sangat dingin, dengan mana mereka menempuh perjalanan menuju sebuah bukit. Permukaan tanah berselimut es dan salju. Tempat itu sekitar empat jam perjalanan jauhnya dari Wisma Chimki. Maria menderita hebat karena dingin yang menusuk. Ia berhenti dekat sebatang pohon pinus dan berseru, “Kita harus beristirahat. Aku tak dapat bertahan lagi.” Yosef menata sebuah tempat istirahat baginya di bawah pohon, di mana ia menempatkan sebuah lentera. Seringkali aku melihat hal tersebut dilakukan oleh para pengelana di daerah itu pada malam hari. Santa Perawan berdoa dengan khusuk, memohon pada Allah untuk tidak membiarkan mereka beku kedinginan; seketika itu juga suatu kehangatan merayapi tubuhnya hingga ia merentangkan tangannya kepada St Yosef agar ia dapat menghangatkan diri dengannya. Maria menyantap sedikit makanan guna memulihkan tenaga. Keledai kecil si penunjuk jalan menyusul mereka, dan lalu berdiri diam. Tingkah laku hewan kecil ini sungguh menakjubkan. Di jalan-jalan yang lurus, antara bukit-bukit misalnya, di mana mereka tak mungkin tersesat, ia terkadang berlari di belakang, terkadang jauh di depan mereka; tetapi, di mana jalan-jalan bercabang, pasti ia muncul di sana dan berlari menuju jalan yang benar. Apabila mereka tiba di suatu tempat di mana mereka harus beristirahat, makhluk kecil ini berdiri diam. Yosef mengatakan kepada Maria akan penginapan-penginapan yang baik yang ia harap dapat mereka peroleh di Betlehem. Ia mengatakan kepadanya bahwa ia mengenal orang-orang baik dari suatu penginapan di mana, dengan harga yang pantas, mereka dapat memperoleh kamar yang nyaman. Lebih baik, katanya, membayar sedikit daripada menggantungkan tumpangan gratis. Ia mengatakan hal-hal yang baik mengenai Betlehem guna menghibur serta menyemangati Maria.
Sesudah itu, aku melihat Keluarga Kudus tiba di suatu rumah pertanian yang besar, sekitar dua jam jauhnya dari pohon pinus. Nyonya rumah tak ada di tempat, sementara tuan rumah tak mengijinkan St Yosef masuk, melainkan mempersilakannya melanjutkan perjalanan. Dari sana mereka melangkah maju hingga tiba di suatu gubuk para gembala di mana mereka mendapati keledai kecil; mereka pun berhenti untuk beristirahat. Ada beberapa gembala dalam gubuk, tetapi mereka segera pergi setelah memperkenalkan diri dengan sangat ramah dan memberikan sedikit jerami dan kayu bakar, atau seikat buluh untuk perapian. Para gembala kemudian pergi ke rumah di mana tadi Maria dan Yosef diusir pergi. Para gembala menceritakan kepada pemilik rumah, “Alangkah eloknya, sungguh seorang perempuan yang luar biasa! Dan betapa ramah tamah, saleh dan baik hatinya yang laki-laki! Betapa para pengelana ini adalah orang-orang yang mengagumkan!” Nyonya rumah sekarang sudah berada di rumah, dan ia mencela suaminya karena telah mengusir mereka pergi.
Aku melihat perempuan itu pergi ke gubuk para gembala di mana Maria dan Yosef melewatkan malam, tetapi ia malu-malu dan tak berani masuk. Gubuk ini terletak di sebelah utara bukit; di lereng bukit yang menurun di sebelah selatan terhampar kota-kota Samaria dan Thebez. Ke arah timur wilayah ini dan di sebelah sisi Yordan, terletak Salem dan Ainon, dan di seberangnya, Socoth, jaraknya kurang lebih duabelas jam perjalanan dari Nazaret. Perempuan itu datang kembali bersama kedua anaknya. Ia seorang yang cukup ramah dan tampak sangat tersentuh dengan apa yang ia lihat. Tuan rumah juga datang dan meminta maaf. Setelah Maria dan Yosef beristirahat sejenak, tuan rumah menunjukkan kepada mereka suatu penginapan yang jaraknya sekitar satu jam perjalanan ke atas bukit.
Tetapi, tuan rumah penginapan itu menolak Yosef secara halus, mengatakan bahwa sudah penuh sesak di sana. Namun, kala Santa Perawan masuk dan mohon tempat berteduh, isteri pemilik penginapan, dan juga pemilik penginapan sendiri, berubah sikap terhadap mereka. Segera saja tuan rumah mempersiapkan tempat menginap bagi mereka di bawah suatu tempat bernaung dekat sana dan mengambil alih pengurusan keledai mereka. Keledai betina kecil tidak bersama mereka. Ia berkeliaran di padang; sebab apabila tidak diperlukan, ia tidak muncul. Penginapan ini cukup baik, terdiri dari beberapa rumah. Meski terletak di sebelah utara bukit, bangunan dikelilingi kebun buah-buahan, taman-taman yang sedap dipandang mata, pula pohon-pohon balsam. Maria dan Yosef tinggal di sana sepanjang malam dan juga sepanjang hari sesudahnya, sebab hari itu adalah hari Sabat.
Pada hari Sabat, nyonya rumah bersama ketiga anaknya mengunjungi Maria, juga perempuan dari rumah sebelah bersama kedua anaknya. Maria bercakap-cakap dengan anak-anak dan mengajar mereka. Ada pada mereka gulungan-gulungan kecil perkamen yang mereka baca. Aku juga memberanikan diri berbicara kepada Maria. Santa Perawan mengatakan kepadaku betapa amat baik keadaannya saat itu. Ia merasa ringan. Terkadang, ia mengalami suatu perasaan merasa luar biasa besar di dalam dan seolah ia melayang-layang dalam dirinya sendiri. Ia merasa bahwa ia mengandung Allah dan manusia, dan bahwa Ia yang dikandungnya menggendongnya.
Yosef pergi bersama tuan rumah ke padang. Keduanya, baik tuan maupun nyonya rumah, memiliki kasih sayang yang besar kepada Maria; mereka bersimpati atas keadaannya. Mereka memaksanya tinggal, menunjukkan sebuah kamar yang akan dengan senang hati mereka berikan kepadanya. Tetapi, pagi-pagi benar keesokan harinya, Maria berangkat bersama Yosef melanjutkan perjalanan. Mereka bergerak maju, agak sedikit ke arah timur, menyusuri pegunungan dan melintasi lembah; semakin jauh jarak yang mereka tempuh, meninggalkan Samaria, tempat ke mana pada mulanya seolah mereka hendak pergi. Bait di Garizim telah kelihatan. Di atapnya terdapat banyak patung seperti singa atau binatang-binatang lain, yang berkilau memantulkan sinar keputih-putihan tertimpa sinar matahari.
Jalanan menghantar ke suatu dataran atau padang Sikhem. Setelah perjalanan sejauh sekitar delapanbelas mil, mereka tiba di rumah pertanian yang satu-satunya ada di tempat itu, di mana mereka disambut baik. Tuan rumah adalah pengawas pertanian dan kebun buah-buahan milik suatu kota dekat sana. Udara lebih hangat dan lebih banyak tanam-tanaman di sini dari tempat-tempat lain yang telah mereka lalui, sebab letaknya di sisi bukit yang bermandikan cahaya matahari, membuatnya sangat berbeda dengan Palestina pada musim ini. Rumah tidak tepat berada di lembah, melainkan di lereng selatan bukit yang terhampar dari Samaria ke timur. Penghuni rumah yang lain adalah para gembala yang puteri-puterinya kelak dinikahi oleh para pelayan dari rombongan Tiga Raja yang kemudian tinggal di sana. Bertahun-tahun kemudian Yesus juga seringkali menginap dan mengajar di sana. Sebelum berangkat, Yosef memberkati anak-anak dalam keluarga tersebut.
Aku melihat Yosef dan Maria melanjutkan perjalanan menyusuri dataran di luar Sikhem. Terkadang, Santa Perawan berjalan kaki. Sesekali mereka beristirahat dan menyantap bekal. Ada pada mereka beberapa ketul roti dan minuman sejuk yang menguatkan dalam buyung-buyung kecil yang cantik, berwarna coklat dan berkilau bagaikan logam. Tempat duduk yang dipergunakan Maria di atas keledai dilengkapi dengan bantalan pada masing-masing sisinya sebagai tempat tumpuan kaki, yang dengan demikian membuat orang dapat duduk dengan lebih nyaman. Penahannya ada di atas leher keledai; Maria terkadang duduk menghadap sebelah kanan, terkadang menghadap sebelah kiri. Buah-buah berri dan buah-buahan lain tergantung di semak-semak dan pepohonan yang terbuka; buah-buahan ini mereka kumpulkan sepanjang perjalanan. Hal pertama yang selalu dilakukan Yosef begitu tiba di suatu penginapan adalah mempersiapkan tempat istirahat atau pembaringan yang nyaman bagi Maria, lalu ia membasuh kaki, seperti yang juga dilakukan Maria. Kerapkali mereka membersihkan diri.
Hari telah cukup gelap suatu malam ketika mereka tiba di sebuah penginapan yang sunyi. Yosef mengetuk dan mohon tempat menginap, tetapi pemiliknya tak hendak membukakan pintu. Yosef menjelaskan keadaannya, mengatakan bahwa isterinya tak dapat lagi bertahan. Tetapi, laki-laki itu keras hati; tak ingin istirahatnya diganggu. Dan ketika Yosef mengatakan bahwa ia akan membayar, orang itu menjawab, “Ini bukan penginapan. Aku tak mau mendengar ketukan itu.” Pintu tetap tertutup. Maria dan Yosef melanjutkan perjalanan sedikit lebih jauh dan menemukan suatu tempat berlindung. Yosef menyalakan lentera dan mempersiapkan pembaringan bagi Maria, sementara Maria sendiri membantunya. Yosef membawa masuk keledai dan mendapati sedikit jerami dan makanan ternak di dalamnya. Di tempat ini mereka beristirahat beberapa jam lamanya. Aku melihat mereka berangkat kembali pagi-pagi keesokan harinya kala hari masih gelap. Sekarang mereka telah berada jauh dari tempat singgah mereka yang terakhir, sekitar enam jam, sekitar duapuluh enam jam dari Nazaret, dan sekitar sepuluh jam dari Yerusalem. Rumah terakhir berdiri di atas permukaan tanah yang datar, tetapi jalan dari Gabata ke Yerusalem mulai curam kembali. Hingga saat ini Maria dan Yosef tidak lewat jalan-jalan besar, meski mereka melintasi beberapa rute perdagangan yang terbentang dari Yordania ke Samaria dan ke jalan-jalan yang menghantar orang dari Siria ke Mesir. Sejauh ini, jalanan yang mereka lalui, kecuali satu jalanan lebar, adalah jalanan yang sangat sempit dan terbentang di atas bukit-bukit. Orang harus sangat berhati-hati dalam perjalanan, tetapi keledai mereka dapat menapak dengan aman.
Sekarang aku melihat kedua pengelana kudus tiba di sebuah rumah yang pemiliknya, pada mulanya kasar terhadap Yosef. Ia mengarahkan sorot lentera ke wajah Maria dan mengejek Yosef yang beristerikan seorang yang masih muda belia. Tetapi isterinya mengundang mereka masuk, memberi mereka tumpangan di sebuah rumah yang terletak di luar, dan menawarkan sedikit roti kepada mereka.
Ketika mereka meninggalkan tempat ini, selanjutnya mereka mencari tempat menginap di sebuah rumah pertanian yang besar, di mana mereka juga tidak diterima dengan keramahan yang sepantasnya. Pemilik penginapan adalah orang-orang muda, yang nyaris tak ambil peduli pada Maria dan Yosef. Mereka bukanlah gembala-gembala sederhana, melainkan petani-petani kaya, seperti yang ada pada kita, sibuk dengan urusan dunia, urusan dagang, dsbnya. Aku melihat seorang lelaki tua dalam rumah yang berjalan dengan tongkat. Dari sini, mereka masih harus menempuh tujuh jam perjalanan agar tiba di Betlehem, tetapi mereka tidak mengambil jalan langsung ke sana, sebab jalannya berbukit-bukit dan terlalu sulit dilewati pada musim ini. Mereka mengikuti keledai kecil melintasi daerah antara Yerusalem dan Yordan. Aku melihat mereka tiba sekitar tengah hari di sebuah rumah gembala yang besar, sekitar dua jam dari tempat Yohanes membaptis di sungai Yordan. Sekali Yesus melewatkan malam di sana setelah Pembaptisan-Nya. Dekat rumah terdapat sebuah gudang bagi peralatan pertanian dan gembala domba, dan di halaman terdapat sebuah mataair yang airnya dialirkan melalui pipa-pipa ke bak-bak mandi. Ada suatu rumah penampungan umum yang besar di sini; dan banyak pelayan berjalan keluar masuk melayani makan. Tuan rumah menerima para pengelana kudus dengan sangat ramah dan dengan pelayanan yang memuaskan. Ia mendesak salah seorang pelayan untuk membasuh kaki Yosef di mataair. Ia juga menyediakan bagi Yosef pakaian bersih sementara ia menjereng dan menyikat pakaian yang ditanggalkan Yosef. Seorang pelayan perempuan juga memberikan pelayanan yang sama kepada Maria, sebab nyonya rumah enggan menyambut, ia tinggal menyendiri. Ia adalah perempuan yang sama yang kelak disembuhkan Yesus dari penyakit yang dideritanya selama tigapuluh tahun. Yesus mengatakan kepadanya bahwa penyakit itu menimpanya sebagai hukuman atas keengganannya memberikan keramah-tamahan kepada keluarga-Nya. Tetapi aku tahu alasan keengganannya menyambut Maria dan Yosef. Ia adalah seorang perempuan muda dan agak kacau. Ia menatap sekilas Santa Perawan, berbicara sedikit kepada Maria, mungkin (aku tidak ingat semua kejadian sekarang), dan memendam perasaan iri atas kecantikan Maria. Sebab itulah ia tidak mau muncul dalam kesempatan itu. Ada anak-anak dalam rumah.
Pada saat keberangkatan mereka siang hari, Maria dan Yosef disertai hingga sebagian perjalanan oleh beberapa orang dari penginapan. Pasangan kudus ini lalu melanjutkan perjalanan ke arah barat menuju Betlehem dan setelah perjalanan selama kurang lebih dua jam, mereka tiba di sebuah dusun kecil yang terdiri dari sederetan panjang rumah-rumah dengan kebun-kebun dan halaman yang terhampar di sisi kanan kiri suatu jalan besar yang lebar. Yosef mempunyai seorang kerabat di sini, sepertinya sanak dari perkawinan kedua dari seorang ayah tiri atau seorang ibu tiri. Rumah mereka sangat indah dan nyaman letaknya. Tetapi Maria dan Yosef tidak singgah di sana. Mereka melewati tempat itu dan bergerak langsung menuju Yerusalem selama setengah jam, ketika mereka tiba di sebuah rumah penampungan umum di mana orang banyak berkumpul untuk suatu pemakaman. Bingkai-bingkai partisi di rumah itu telah dipindahkan dari depan cerobong asap dan perapian. Perapian diselubungi kain hitam dan di depannya disemayamkan suatu peti jenazah yang diselubungi dengan warna duka yang sama. Para pelayat laki-laki mengenakan jubah hitam panjang dengan jubah putih pendek di atasnya, sebagian mengenakan maniple hitam kasar pada lengan mereka. Semuanya berdoa. Di ruangan lain, duduk para perempuan yang semuanya terbungkus dalam kerudung mereka yang besar. Di halaman terdapat sebuah mataair besar dengan beberapa kran. Pemilik rumah, yang bertanggung-jawab atas upacara pemakaman, menyerahkan penyambutan Maria dan Yosef kepada para pelayan. Hal ini dilaksanakan dengan baik, dan pelayanan yang sepantasnya diberikan kepada para pengelana kudus ini. Tikar-tikar dibiarkan terlepas dari penggulungnya dekat langit-langit dan suatu ruangan bertirai dipersiapkan bagi mereka. Selang beberapa waktu, aku melihat orang-orang dari rumah itu berbincang-bincang dengan Yosef dan Maria. Jubah-jubah putih telah ditanggalkan. Aku melihat banyak tempat tidur tergulung di dinding. Mereka dapat sama sekali dipisahkan satu dengan lainnya dengan membiarkan tikar-tikar ini terlepas dari gulungannya dekat langit-langit. Keesokan paginya, Maria dan Yosef berangkat lagi. Nyonya rumah yang baik mengatakan bahwa mereka boleh tinggal lebih lama, sebab tampaknya Maria beberapa jam lagi akan segera bersalin. Tetapi, dengan menyingkapkan kerudungnya Maria menjawab bahwa waktunya masih tigapuluh enam atau tigapuluh delapan jam lagi. Perempuan itu amat mendesak mereka untuk tinggal, meskipun bukan di rumahnya sendiri. Sementara Yosef dan Maria hendak berangkat, aku melihat tuan rumah berbicara kepada Yosef mengenai binatang bebannya. Yosef sangat memuji keledai dan mengatakan bahwa ia membawa keledai lain bersamanya kalau-kalau dibutuhkan. Kala mereka menyampaikan betapa sulitnya mendapatkan penginapan di Betlehem, Yosef menjawab bahwa ia mempunyai teman-teman di sana dan bahwa pastilah ia dan Maria diterima dengan baik. Pernyataannya ini membuatku sangat sedih. Yosef selalu mengatakan hal ini dengan penuh keyakinan. Aku mendengarnya mengucapkan perkataan yang sama kepada Maria dalam perjalanan mereka.
Terjadi pada hari-hari terakhir perjalanan, ketika mereka telah dekat Betlehem, Maria mengeluh pelan, sudah sangat ingin beristirahat dan menyegarkan diri. Yosef menyimpang dari jalan setengah jam perjalanan jauhnya ke suatu tempat di mana dalam suatu kesempatan sebelumnya ia mendapati suatu pohon ara yang sarat dengan buah. Sekeliling pohon ara terdapat bangku-bangku sebagai tempat istirahat para pengelana yang letih. Tetapi, kala mereka tiba di sana, mereka kecewa melihat nyaris tak didapati buah di sana. Kelak di tahun-tahun yang mendatang, sesuatu yang berhubungan dengan Yesus terjadi dekat pohon itu. Pohon ara itu tak pernah lagi menghasilkan buah, walau ia tetap hijau subur. Yesus mengutuknya, dan pohon itu pun meranggas dan mati.
sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
|
|