Bab LIV
Mengenai Nama Kalvari


Sementara merenungkan nama Golgota, Kalvari, Tempat Tengkorak, yaitu nama bukit karang di mana Yesus disalibkan, aku menjadi semakin tenggelam dalam kontemplasi, dan melihat dalam roh abad-abad dari masa Adam hingga ke masa Kristus, dan dalam penglihatan ini asal mula nama Kalvari dinyatakan kepadaku. Di sini, akan aku sampaikan segala yang aku ingat mengenainya.

Aku melihat Adam, setelah diusir dari Taman Firdaus, menangis dalam grotto di mana Yesus berkeringat air dan darah di Bukit Zaitun. Aku melihat bagaimana Set dijanjikan kepada Hawa di grotto kandang Betlehem, dan bagaimana Hawa melahirkannya dalam grotto yang sama. Aku juga melihat Hawa tinggal di gua-gua dekat Hebron, di mana Biara Esseni dari Mizpa didirikan di kemudian hari.

Lalu, aku melihat negeri di mana Yerusalem dibangun, seperti keadaannya sesudah Air Bah, daratan seluruhnya terbengkalai, hitam, berbatu-batu dan amat berbeda dari sebelumnya. Di suatu kedalaman yang terdalam di bawah bebatuan yang membentuk Bukit Kalvari (yang terbentuk di tempat ini karena hempasan air), aku melihat kubur Adam dan Hawa. Tengkorak dan satu tulang rusuk hilang dari salah satu kerangka itu, dan tengkorak yang ada dipasangkan pada kerangka yang bukan bagian tubuhnya. Tulang-belulang Adam dan Hawa tidak seluruhnya berada dalam kubur itu, sebab Nuh membawa sebagian tulang-belulang bersamanya dalam bahtera; tulang-belulang itu lalu diwariskan dari generasi yang satu ke generasi sesudahnya oleh para bapa bangsa. Nuh, dan juga Abraham, mempunyai kebiasaan, saat mempersembahkan kurban, mereka senantiasa meletakkan sebagian tulang-belulang Adam di atas altar guna mengingatkan yang Mahakuasa atas janji-Nya. Ketika Yakub memberikan sebuah jubah indah berwarna-warni kepada Yusuf, ia juga memberinya sebagian tulang-belulang Adam untuk disimpannya sebagai reliqui. Yusuf senantiasa mengenakannya pada dadanya, dan di kemudian hari tulang-belulang itu ditempatkan bersama dengan tulang-belulangnya sendiri dalam wadah reliqui pertama yang dibawa keluar anak-anak Israel dari Mesir. Aku melihat banyak hal serupa itu, tetapi sebagian terlupakan olehku, sedangkan sebagian lain tak dapat aku menggambarkannya karena waktu.

Mengenai asal mula nama Kalvari, aku ceritakan segala yang aku ketahui. Aku melihat bukit yang menyandang nama ini pada masa Nabi Eliseus. Pada masa itu, keadaannya tidak sama seperti pada masa penyaliban Tuhan kita, melainkan merupakan sebuah bukit dengan banyak tembok dan gua-gua yang menyerupai makam-makam di atasnya. Aku melihat Nabi Eliseus turun ke dalam gua-gua ini, tak dapat aku mengatakan apakah hal ini sesungguhnya terjadi atau hanya dalam suatu penglihatan, dan aku melihatnya mengambil sebuah tengkorak dari sebuah batu makam di mana tulang-tulang disemayamkan. Seseorang yang berada di sampingnya - aku pikir seorang malaikat - mengatakan kepadanya, “Inilah tengkorak Adam.” Sang nabi berhasrat membawanya pergi, namun temannya melarang. Aku melihat di atas tengkorak terdapat beberapa helai rambut berwarna pirang.

Aku juga tahu bahwa karena nabi menceriterakan apa yang telah terjadi padanya, maka tempat ini dinamakan Kalvari. Dan akhirnya, aku melihat Salib Yesus dipancangkan secara vertikal di atas tengkorak Adam. Diberitahukan kepadaku bahwa tempat ini adalah tepat pusat bumi; pada saat yang sama diperlihatkan kepadaku angka-angka dan ukuran-ukuran yang sebenarnya dari tiap negara, baik masing-masing maupun secara keseluruhan, tetapi hal itu terlupakan olehku. Namun demikian, aku melihat pusat ini dari atas, seolah dari sudut pandang mata seekor burung. Dengan cara demikian, seorang dapat melihat jauh lebih jelas dari sekedar melihat dalam peta, segala macam negara, gunung, padang gurun, samudera, sungai dan kota, bahkan tempat-tempat yang terkecil sekalipun, baik jauh maupun dekat.

sumber : “The Dolorous Passion of Our Lord Jesus Christ from the Meditations of Anne Catherine Emmerich”

Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya”
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Dukacita Sengsara Tuhan Kita Yesus Kristus          previous  Halaman Sebelumnya     Halaman Selanjutnya  next      up  Halaman Utama