Bab 21
Pengungsian ke Mesir


Ketika Herodes mengetahui bahwa ketiga raja tidak kembali, ia menganggap mereka gagal menemukan Yesus, dan segala masalah itu nampaknya terlupakan. Tetapi sesudah Maria kembali ke Nazaret, Herodes mendengar mengenai nubuat Simeon dan Hana pada saat Kanak-kanak Yesus dipersembahkan di Bait Allah, dan ketakutannya pun muncul kembali. Aku melihatnya dalam kegalauan hebat seperti pada waktu ketiga raja tinggal di Yerusalem. Ia bersoal jawab dengan beberapa tua-tua Yahudi yang membacakan untuknya dari gulungan-gulungan tulisan yang panjang. Herodes menginstruksikan agar sejumlah besar laki-laki dikumpulkan bersama di suatu lapangan yang luas dan di sana mereka diperlengkapi dengan senjata dan seragam. Halnya berlangsung seperti yang terjadi pada kita ketika perekrutan tentara. Aku melihatnya mengirim pasukan-pasukan ini ke berbagai tempat sekitar Yerusalem, dari mana para ibu dipanggil ke Kota Suci. Ia memerintahkan agar jumlah prajurit-prajurit ini di mana-mana dipastikan. Ia mengambil tindakan tersebut guna mencegah huru-hara yang dapat dipastikan terjadi apabila berita mengenai rencana pembantaian kanak-kanak tersiar. Aku melihat prajurit-prajurit itu di tiga tempat berbeda: di Betlehem, di Gilgal dan di Hebron. Hal ini mendatangkan kegentaran hebat atas penduduk sebab mereka tak dapat memperkirakan mengapa suatu garnisun ditempatkan dalam kota-kota mereka. Pasukan-pasukan itu tinggal sekitar sembilan bulan lamanya di kota-kota tersebut. Pembantaian kanak-kanak kecil dimulai ketika Yohanes berumur sekitar dua tahun.

Anna dan Maria Heli masih di rumah Keluarga Kudus di Nazaret. Maria bersama Putranya tidur di kamar sebelah kanan di belakang perapian; Anna di kamar sebelah kiri; dan di antara kamarnya dan kamar St Yosef adalah kamar Maria Heli. Kamar-kamar ini tidak begitu tinggi seperti rumah itu sendiri, dan saling dipisahkan satu sama lain hanya dengan sekat-sekat anyaman. Langit-langit terbuat dari anyam-anyaman juga. Pembaringan Maria diselubungi tirai. Di kaki Maria, dalam pembaringan-Nya Sendiri yang kecil, terbaring Bayi Yesus dalam jangkauan Maria apabila ia duduk tegak.

Aku melihat seorang pemuda yang bercahaya berdiri di sisi pembaringan Yosef dan berbicara kepadanya. Yosef duduk, tetapi karena dikuasai kantuk, berbaring kembali. Maka pemuda itu merenggut tangannya dan membangunkannya. Sekarang Yosef sepenuhnya terjaga; ia berdiri dan pemuda itu pun lenyap. Kemudian aku melihat Yosef menuju lentera yang bernyala di tengah rumah dan menyalakan lenteranya sendiri. Ia menuju kamar Maria, mengetuk pintu, dan mohon diijinkan masuk. Aku melihatnya masuk dan berbicara kepada Maria yang, meski demikian, tidak berkenan membuka tirainya. Sesudah itu, Yosef pergi mengambil keledai di kandang, dan setelah kembali, ia pergi ke ruangan di mana disimpan segala macam peralatan rumah tangga. Ia mempersiapkan segala sesuatunya untuk suatu perjalanan. Maria bangkit, segera mengenakan busana pergi, dan pergi membangunkan Anna, yang langsung bangun bersama Maria Heli dan si kanak-kanak kecil. Aku tak dapat mengungkapkan betapa gundah hati ibu dan saudarinya. Anna memeluk Maria, lagi dan lagi, dengan airmata bercucuran, mendekapnya erat-erat seolah ia tiada akan pernah melihatnya lagi. Saudarinya menghempaskan diri ke tanah dan menangis tersedu-sedan. Hanya sesaat sebelum berangkat barulah mereka mengangkat Bayi Yesus dari pembaringan-Nya yang mungil. Mereka semua mendekapkan Bayi Yesus ke dada mereka, dan Ia diberikan juga kepada kanak-kanak kecil agar ia dapat memeluk-Nya. Maria lalu menggendong Kanak-kanak di dadanya, membaringkan-Nya pada semacam selendang yang diikatkan pada pundaknya. Sebuah mantol panjang membungkus baik Bunda dan Kanak-kanak, dan Maria mengenakan sebuah kerudung lebar di atas kepalanya, yang ujung-ujungnya terjuntai di kedua sisi wajahnya. Sedikit saja persiapan Maria untuk perjalanan itu, dan semua dilakukannya dengan tenang dan cepat. Aku bahkan tidak melihatnya mengganti baju Kanak-kanak Yesus. Para pengelana kudus hanya membawa sedikit barang bersama mereka, jauh lebih sedikit dari yang mereka bawa dari Betlehem; hanya sebuah buntalan kecil dan beberapa selimut. Yosef membawa sebuah botol kulit berisi air dan sebuah keranjang yang terdiri dari beberapa bagian di mana disimpan beberapa roti, beberapa buyung kecil, dan burung-burung hidup. Ada sebuah tempat duduk bersilang untuk Maria dan Kanak-kanak di atas keledai, juga sebuah papan sebagai alas kaki.

Anna dan Maria Heli menemani Santa Perawan berjalan kaki sedikit perjalanan dari Nazaret, sementara Yosef mengikuti dengan keledai di belakang. Jalanan menuju ke rumah Anna, tetapi agak lebih ke kiri. Ketika Yosef datang menyusul dengan keledai, Anna sekali lagi memeluk dan memberkati Maria yang kemudian segera menaiki keledai dan berangkat pergi. Belum tengah malam ketika mereka meninggalkan rumah. Kanak-kanak Yesus berusia duabelas minggu. Aku melihat tiga kali empat minggu.

Aku melihat Maria Heli pagi-pagi benar pergi ke rumah ibunya guna memanggil Eliud bersama seorang pelayan laki-laki ke Nazaret. Sesudah itu ia bersama puteranya pulang ke rumahnya sendiri. Kemudian aku melihat Anna di rumah Yosef mengepak barang-barang untuk dibawa Eliud dan pelayan pulang ke rumahnya.

Keluarga Kudus melewati banyak tempat malam itu, dan aku tidak melihat mereka beristirahat hingga keesokan paginya ketika mereka beristirahat di bawah sebuah naungan dan menyantap sedikit makanan.

Menjelang sore, ketika Keluarga Kudus tak dapat melanjutkan perjalanan lebih jauh, aku melihat mereka pada malam pertama itu menginap di sebuah dusun kecil bernama Nazara, yang terletak antara Legio dan Massaloth. Orang-orang miskin dan tertindas dari tempat ini yang memberikan tumpangan kepada Keluarga Kudus, sejujurnya, bukanlah orang-orang Yahudi. Mereka harus pergi jauh menyusuri sebuah jalan pegunungan ke Samaria untuk menyembah, sebab kuil mereka ada di Gunung Garizim, dan mereka wajib bekerja keras bagai budak di Bait Allah di Yerusalem dan di bangunan-bangunan umum lainnya. Keluarga Kudus disambut baik oleh orang-orang marginal ini dan tinggal sepanjang keesokan harinya. Dalam perjalanan pulang dari Mesir, Keluarga Kudus mengunjungi orang-orang miskin ini lagi. Mereka melakukan hal yang sama pada waktu berangkat dan pulang dari Bait Allah kala pertama kali Kanak-kanak Yesus pergi ke kenisah. Seluruh keluarga orang-orang miskin ini di kemudian hari dibaptis oleh Yohanes, dan sesudahnya mereka menggabungkan diri dengan pengikut-pengikut Yesus.

Keluarga Kudus dalam pengungsian mereka mendapatkan hanya tiga tempat menginap di mana mereka dapat bermalam: di sini, di Nazara; lagi di Anim atau Engannim, di antara para kusir onta; dan terakhir, di antara para penyamun. Selain dari itu, kala lelah dalam perjalanan, mereka beristirahat di bukit-bukit dan gua-gua dan di tempat-tempat terpencil.

Lebih jauh dari Nazara, aku melihat mereka bersembunyi di bawah pohon pinus besar dekat mana Maria, dalam perjalanan ke Betlehem, merasa sangat kedingingan. Kabar mengenai pengejaran oleh Herodes telah tersiar di daerah-daerah ini dan, karenanya, tidak aman bagi mereka. Tabut Perjanjian dulu pernah ditempatkan di bawah pohon ini, yakni ketika Yosua mengumpulkan rakyat dan mendesak mereka menyangkal berhala-berhala mereka.

Selanjutnya, aku melihat Keluarga Kudus beristirahat dan makan di tepi sebuah mata air dan semak balsem. Dahan-dahan semak ditoreh, dan memancarlah tetes-tetes balsem. Kanak-kanak Yesus terbaring di pangkuan Maria dengan kaki-kaki kecil-Nya telanjang. Di belakang sebelah kiri mereka, terbentang Yerusalem jauh di ketinggian dipandang dari tempat mereka berada.

Ketika Keluarga Kudus telah melewati tembok-tembok Gaza, aku melihat mereka di padang liar. Tiada kata dapat menggambarkan betapa sulit dan berat perjalanan ini. Mereka selalu mengambil arah satu mil sebelah timur dari jalan umum dan, karena menghindari penginapan-penginapan umum, mereka berkekurangan dalam segala kebutuhan. Aku melihat mereka lelah letih tanpa setetes air pun (buyung kecil telah kosong) mendekati semak-semak rendah beberapa jauhnya dari jalan. Santa Perawan turun dari keledai dan duduk di atas rerumputan kering. Sekonyong-konyong, memancar tinggi di hadapan mereka suatu sumber air yang muncrat membasahi tanah. Aku menyaksikan betapa kegirangan mereka. Yosef menggali sebuah lubang tak jauh dari situ dan membimbing keledai untuk minum. Ternak malang itu dengan lahap minum air. Maria memandikan Kanak-kanak di sumber air dan menyegarkan diri. Sejenak matahari bersinar indah, dan para pengelana yang penat itu pun dikuatkan kembali serta dipenuhi rasa syukur. Mereka tinggal di sini dua atau tiga jam lamanya.

Pada malam keenam, aku melihat mereka di sebuah gua dekat bukit dan kota Efraim. Gua berada di sebuah bukit sempit yang liar, kira-kira satu jam jaraknya dari hutan kecil Mambre. Aku melihat Keluarga Kudus tiba dalam keadaan letih dan berduka. Maria amat bersedih hati; ia menangis, sebab mereka sungguh berkekurangan dalam segala kebutuhan. Mereka beristirahat di sini sepanjang hari penuh dan alam secara ajaib menyajikan makanan dan minuman bagi mereka. Sebuah mata air menyembur dalam gua, seekor kambing betina liar datang berlari kepada mereka dan membiarkan diri diperah susunya, dan mereka kelihatan dihibur oleh seorang malaikat. Salah seorang dari para nabi kerap berdoa dalam gua ini. Samuel suatu kali singgah di dalamnya, Daud menjaga kawanan domba ayahnya di sekitarnya, dan ia kerap masuk ke sana untuk berdoa. Di dalam gua inilah, melalui para malaikat, ia menerima perintah-perintah ilahi, di antaranya perintah untuk mengalahkan Goliat.

Tempat perhentian terakhir Keluarga Kudus dalam wilayah kekuasaan Herodes telah dekat dengan perbatasan. Penjaga penginapan tampaknya adalah para kusir onta, sebab aku melihat banyak onta di suatu tanah padang hijau yang tertutup. Orang-orangnya kasar dan liar, dan mereka memperkaya diri dengan mencuri: meski demikian mereka menyambut Keluarga Kudus dengan amat ramah. Tempat ini beberapa jam jaraknya dari Laut Mati.

Suatu ketika aku melihat Maria mengirimkan sebuah pesan kepada Elisabet, yang kemudian membawa puteranya ke sebuah tempat yang amat terpencil di padang gurun. Zakharia menemani mereka hanya separuh perjalanan. Ketika tiba di suatu sungai kecil, Elisabet dan puteranya menyberangi sungai dengan rakit, sementara Zakharia menuju Nazaret dengan rute yang sama yang diambil Maria pada saat Maria mengunjungi Elisabet. Aku melihat Zakharia dalam perjalanannya. Mungkin ia hendak mencari kabar dari Anna, sebab beberapa sahabat di Nazaret amat bersedih atas kepergian Maria.

Pada suatu malam yang berbintang, aku melihat Keluarga Kudus melintasi padang pasir liar yang diselimuti semak belukar yang rendah. Penglihatan itu begitu hidup di hadapanku seolah aku sungguh melintasi padang bersama mereka. Di sana sini, di bawah semak-semak, ular-ular berbisa melingkar-lingkar. Dengan desisan nyaring, mereka menjalar ke jalan setapak dan menjulurkan kepala dengan marah ke arah Keluarga Kudus. Tetapi Keluarga Kudus, berlindung pada terang yang menaungi mereka, melangkah dengan aman. Aku melihat binatang-binatang lain dengan sirip-sirip besar serupa sayap-sayap di tubuhnya yang panjang hitam, kaki-kaki pendek dan kepala seperti kepala ikan. Mereka bergerak cepat dan tiba-tiba, seolah terbang di atas tanah. Dan akhirnya, Keluarga Kudus tiba di balik semak-semak, ke sebuah cekungan dalam di tanah, seperti tebing jalan yang tenggelam, dan di sinilah mereka beristirahat.

Tempat terakhir di Yudea yang mereka lewati mempunyai nama yang kedengaran seperti Mara. Aku pikir tempat leluhur St Anna, tetapi ternyata bukan. Orang-orang di sini amat kasar dan tak beradab, dan Keluarga Kudus tak mendapatkan apa-apa dari mereka, baik makanan maupun minuman.

Mereka meninggalkan tempat terakhir ini dengan nyaris sama sekali tak tahu bagaimana harus melanjutkan perjalanan. Mereka terus bergerak maju memasuki suatu wilayah yang terpencil. Mereka tiada dapat menemukan jalan, dan suatu pegunungan yang gelap tanpa jalan setapak terbentang di hadapan mereka. Maria kecapaian dan amat sedih. Ia berlutut bersama Yosef, dengan Kanak-kanak dalam buaiannya, dan berseru kepada Allah. Dan lihatlah! Sejumlah binatang buas yang besar, serupa singa, datang berlari sekeliling mereka dengan memperlihatkan sikap bersahabat. Aku mengerti bahwa binatang-binatang ini dikirim Allah untuk menunjukkan jalan. Mereka memandang ke arah gunung, berlari ke sana, dan lalu kembali lagi, seperti yang dilakukan seekor anjing apabila ia menghendaki kita mengikutinya ke suatu tempat. Akhirnya, aku melihat Keluarga Kudus mengikuti mereka dan, setelah melintasi gunung, mereka tiba di suatu wilayah terpencil yang amat suram.


sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Inkarnasi Mahakudus          previous  Halaman Sebelumnya     Halaman Selanjutnya  next      up  Halaman Utama