Bab 20
Kembalinya Keluarga Kudus ke Nazaret


Aku melihat Keluarga Kudus kembali ke Nazaret melalui suatu rute yang jauh lebih langsung dari rute yang mereka lalui ketika berangkat ke Betlehem. Dalam perjalanan pertama, mereka menghindari daerah-daerah yang berpenghuni dan jarang tinggal di suatu penginapan; tetapi sekarang mereka mengambil rute langsung yang jauh lebih pendek.

Di saku mantol Yosef terdapat beberapa gulungan kecil helai-helai tipis, kuning dan bercahaya di atas mana dituliskan huruf-huruf. Ia menerimanya dari Tiga Raja yang kudus. Shekel Yudas lebih tebal dan bentuknya seperti lidah.

Aku melihat Kelurga Kudus tiba di rumah St Anna di Nazaret. Saudari tertua Maria - Maria Heli -, bersama puterinya - Maria Kleopas -, seorang perempuan dari tempat Elisabet, dan seorang pelayan perempuan Anna yang bersama Maria di Betlehem, ada di sana. Suatu pesta diselenggarakan seperti yang dirayakan pada saat keberangkatan kanak-kanak Maria ke Bait Allah. Lentera-lentera dinyalakan di atas meja, dan ada beberapa imam tua yang hadir. Segalanya berlangsung tenang. Meski ada sukacita besar atas Kanak-kanak Yesus, namun demikian sukacita itu sukacita batin yang tenang. Belum pernah aku melihat sukacita yang begitu luar biasa di antara jiwa-jiwa kudus itu. Mereka menyantap jamuan ringan; kaum perempuan seperti biasa makan terpisah dari kaum laki-laki. Aku tak dapat mengingat lebih banyak mengenai penglihatan ini, meski pastilah aku hadir dalam suatu cara yang amat nyata, sebab sementara di sana aku berdoa dengan amat khusuk. Di kebun St Anna, tak peduli musim apapun, aku melihat banyak buah pir, plum dan buah-buahan lain yang masih tergantung pada pohonnya meski daun-daunnya telah berguguran.

Aku selalu lupa bercerita mengenai cuaca di Palestina pada waktu musim dingin, sebab aku sendiri telah begitu terbiasa dengannya, hingga aku pikir semua orang lain juga tahu mengenainya. Aku sering melihat hujan dan kabut, dan terkadang salju, tetapi salju segera mencair. Aku sering melihat pohon-pohon yang telah gugur daunnya dengan buah-buahnya masih tergantung pada pohonnya. Ada beberapa panen dalam setahun; panen pertama adalah pada musim semi kita. Dalam musim yang sekarang, yakni musim dingin, aku melihat orang-orang di jalanan terbungkus dalam mantol yang diselubungkan juga di atas kepala mereka. Pada Malam Natal yang kudus, aku selalu melihat semuanya hijau, bermekaran dan penuh bunga-bunga; hewan-hewan bermain ria, kebun-kebun anggur sarat dengan buah-buah anggur yang sedap, dan aku mendengar kicau merdu burung-burung bernyanyi. Tetapi segera sesudahnya, semua kembali tenang dan tepat seperti lazimnya pada musim ini. Pohon di luar Betlehem, di bawah mana Maria berdiri sementara Yosef mencari penginapan, hijau rimbun selama Maria berada di bawahnya. Pohon itu memberikan tempat bernaung yang cukup luas. Tetapi begitu Maria meninggalkannya, pohon itu kembali pada keadaannya yang meranggas. Mungkin ini hanya suatu tanda penghormatan, tetapi Santa Perawan sadar benar akan hal ini. Padang gembala telah menghijau pada musim ini sebab para gembala menyiraminya.

Jalanan dari rumah Anna ke rumah Yosef di Nazaret sekitar satu setengah jam jauhnya dan terentang di antara kebun-kebun dan bukit-bukit. Aku melihat Yosef di rumah Anna sedang memuati dua keledai dengan banyak rupa-rupa barang. Ia pergi terlebih dulu bersama pelayan perempuan Anna ke Nazaret. Maria menyusul bersama Anna yang menggendong Kanak-kanak Yesus.

Maria dan Yosef tidak direpotkan oleh urusan rumah tangga. Segala kebutuhan disediakan oleh Anna yang sering datang mengunjungi mereka. Aku melihat pelayan perempuan Anna membawa barang-barang perbekalan bagi mereka dalam dua keranjang; satu keranjang di atas kepala dan satu lainnya di tangan.

Aku melihat Santa Perawan merajut jubah-jubah kecil. Di pinggang kanannya diikatkan sebuah gulungan wool dan di kedua tangannya ia memegang dua jarum pendek dari tulang, aku pikir, dengan kait-kait kecil di ujungnya. Yang satu kira-kira setengah ela panjangnya, jarum yang lain lebih pendek. Rajutan dibuat pada jarum-jarum di atas kait-kait, di mana dalam melakukannya benang dililitkan, dan dengan demikian rajutan terbentuk. Jaring rajutan tergantung di antara kedua jarum. Aku melihat Maria mengerjakannya, entah dengan berdiri atau duduk, dekat Kanak-kanak Yesus yang terbaring dalam keranjang buaian-Nya yang mungil.

Aku melihat St Yosef menjalin kepingan-kepingan kulit kayu yang panjang berwarna kuning, coklat dan hijau untuk dijadikan sekat-sekat, dinding dan langit-langit rumah. Ia menyimpan banyak anyaman kulit kayu macam itu yang ditumpuk di bawah suatu naungan dekat rumah. Dalam anyaman-anyaman itu ia menyusun berbagai macam pola, bintang-bintang, hati, dll. Sementara aku melihatnya, aku berpikiran bahwa ia tidak tahu bagaimana sebentar lagi ia akan harus meninggalkan itu semua.

Aku melihat Keluarga Kudus sementara di Nazaret dikunjungi juga oleh Maria Heli. Ia datang bersama St Anna, dengan menggandeng cucunya, seorang anak laki-laki berumur sekitar empat tahun, anak dari puterinya - Maria Kleopas. Aku melihat perempuan-perempuan kudus duduk bersama, mencurahkan perhatian pada Kanak-kanak Yesus, dan menempatkannya dalam pelukan si kanak-kanak kecil. Mereka berlaku sebagaimana orang-orang pada masa sekarang.

Maria Heli tinggal di sebuah kota kecil sekitar tiga jam sebelah timur Nazaret. Ia mempunyai sebuah rumah yang nyaris sebesar rumah ibunya. Rumah itu mempunyai halaman yang dikelilingi tembok, dan di dalamnya terdapat sebuah sumur dengan sebuah pompa. Dengan menginjak dasar pompa, air akan memancar ke dalam suatu bak batu di depannya. Suami Maria Heli bernama Kleopas. Puteri mereka adalah Maria Kleopas yang menikah dengan Alfeus dan tinggal di ujung lain kota.

Sore harinya aku melihat para perempuan kudus berdoa bersama. Mereka berdiri di depan sebuah meja kecil yang dilekatkan pada dinding dan diberi taplak merah dan putih. Di atasnya terdapat sebuah gulungan yang dibuka Maria dan digantungkannya pada dinding. Suatu figur disulamkan pada gulungan itu dalam warna-warna pucat; figur itu seperti suatu jenazah yang sepenuhnya terbungkus dalam suatu mantol putih yang panjang. Ada sesuatu pada lengan-lengannya. Aku melihat gambar serupa itu di rumah Anna pada waktu perayaan sebelum keberangkatan Maria dipersembahkan ke Bait Allah. Sebuah lentera bernyala selama mereka berdoa. Maria, dengan saudarinya di sisinya, berdiri di depan Anna. Pada saat-saat tertentu mereka menyilangkan tangan di depan dada, mengatupkannya, atau merentangkannya. Maria membaca dari sebuah gulungan yang terletak di depannya. Mereka berdoa dalam nada-nada yang teratur dan tetap, yang mengingatkanku akan madah paduan suara.


sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Inkarnasi Mahakudus          previous  Halaman Sebelumnya     Halaman Selanjutnya  next      up  Halaman Utama