Bab 2
![]() Rumah Kudus Nazaret
![]() Rumah kecil di Nazaret, yang dipersiapkan Anna bagi Maria dan Yosef, adalah milik Anna. Dari tempat tinggalnya sendiri, Anna dapat mencapainya tanpa menarik perhatian orang sekitar setengah jam perjalanan melalui suatu jalan pintas. Rumah itu terletak tak jauh dari pintu gerbang, memiliki suatu halaman kecil terbuka di depannya, dan di dekatnya terdapat sebuah sumur dengan beberapa anak tangga menurun ke arahnya. Rumah terletak dekat suatu bukit, tetapi tidak dibangun di atasnya. Sebuah jalanan sempit yang digali dari bukit memisahkan rumah dari bagian belakang rumah, di mana terdapat satu jendela kecil. Bagian rumah di sisi ini lebih gelap dari bagian rumah di sisi yang lain. Bagian belakang rumah berbentuk segitiga dan dibangun di atas permukaan tanah yang lebih tinggi dari bagian depan rumah. Pondasinya dibangun di atas karang; bagian atasnya merupakan sebuah bangunan dari batu yang ringan. Kamar tidur Maria berada di bagian belakang, dan di sanalah peristiwa Kabar Sukacita oleh malaikat terjadi. Kamar tidur ini berbentuk semi melingkar, sebab sekat-sekat yang dapat dipindahkan ditempatkan sekeliling dinding; sekat-sekat ini terbuat dari kerajinan anyaman yang lebih kasar daripada yang biasa dipergunakan untuk tirai-tirai cahaya. Pola dengan mana tirai-tirai ini dianyam serupa dengan wafer dan warna yang dipergunakan didesain untuk menonjolkan pola anyamannya. Pembaringan Maria terletak di samping, tepat di belakang sebuah sekat anyaman. Di sebelah kirinya terdapat sebuah lemari kecil dengan sebuah meja kecil dan kursi. Inilah pojok doa Santa Perawan.
Kamar belakang ini dipisahkan dari seluruh bangunan rumah yang lain oleh sebuah perapian, yang terdiri dari sebuah dinding bertingkat, yang bagian tengahnya, di atas perapian yang agak sedikit naik, terdapat sebuah cerobong asap yang naik ke atap dan berakhir di sebuah pipa di atasnya. Di atas lubang ke mana pipa disalurkan, dibangun sebuah atap kecil. Di atas cerobong asap, aku melihat di tahun-tahun sesudahnya, digantungkan dua lonceng kecil. Di sebelah kanan dan kiri cerobong asap dan terbuka menuju ke kamar Maria, terdapat pintu-pintu dengan tiga anak tangga di depannya. Pada dinding cerobong asap terdapat berbagai macam pojok di mana berdiri bejana-bejana kecil yang masih aku lihat di Loreto. Di belakangnya terdapat kasau dari kayu cedar, di mana dinding cerobong asap bersandar. Dari sini, tegak lurus dengan kasau, melintas suatu balok lintang ke tengah dinding belakang; banyak sambungan kayu lainnya menembusi balok lintang ini dari kedua sisi dinding. Balok-balok kayu ini disalut warna kebiru-biruan dengan hiasan-hiasan berwarna kuning. Di antara balok-balok kayu ini, orang dapat melihat ke atas, ke atap yang tergantung dengan dedaunan lebar dan anyaman jerami, dan di tiga tempat, yakni di ketiga pojok, dihiasi dengan bintang-bintang. Bintang di pojok tengah adalah bintang yang besar bagai bintang pagi. Di kemudian hari, bagian langit-langitnya dihiasi dengan banyak bintang. Di atas kasau yang horisontal, yang terentang dari cerobong asap ke bagian belakang dinding, terdapat sebuah lubang di tengah sebagai jendela, dan di bawahnya digantungkan sebuah lentera. Terdapat sebuah kasau di bawah cerobong asap juga. Atap rumah tidaklah tinggi dan runcing, melainkan begitu datar hingga orang dapat berjalan-jalan sekeliling tepiannya. Atap itu rata di bagian atasnya, dan dari sana muncul cerobong asap beserta pipa-pipanya yang dilindungi oleh sebuah atap kecil.
Ketika sesudah St Yosef wafat, Santa Perawan pindah ke Kapernaum di dekat sana, Rumah Kudus ditinggalkan dalam keadaan dihias sangat indah bagai sebuah kapel yang kudus. Maria kerap pergi dari Kapernaum untuk mengunjungi tempat peristiwa Inkarnasi dan berdoa di sana. Petrus dan Yohanes, kapan pun mereka datang ke Palestina, selalu mengunjungi Rumah Nazaret dan merayakan Misa di sana. Sebuah altar didirikan di tempat yang dulunya adalah tempat perapian. Lemari kecil yang dulu dipergunakan Maria diitempatkan di atas altar sebagai tabernakel.
Aku seringkali menyaksikan dalam penglihatan, pemindahan Rumah Kudus ke Loreto. Untuk jangka waktu yang lama aku tak dapat mempercayainya, namun demikian aku terus melihatnya. Aku melihat Rumah Kudus dibawa melintasi lautan oleh tujuh malaikat. Rumah itu tak berdasar, tetapi di bawahnya terdapat suatu permukaan cahaya yang kemilau. Di masing-masing sisinya terdapat sesuatu seperti pegangan. Tiga malaikat membawanya pada satu sisi dan tiga lainnya pada sisi satunya; malaikat yang ketujuh melayang-layang di depannya dengan suatu ekor cahaya panjang yang mengikutinya.
Aku ingat bahwa bagian belakang rumah, bagian yang terdapat perapian, altar para rasul dan jendela kecil, yang dipindahkan ke Eropa. Tampak kepadaku apabila aku mengenangnya, bahwa sisa bangunan yang lain ada dalam bahaya roboh. Aku juga melihat di Loreto, Salib yang dimiliki Santa Perawan ketika di Efesus. Salib itu terbuat dari berbagai jenis kayu. Di kemudian hari, Salib menjadi milik pusaka para Rasul. Banyak mukjizat terjadi di hadapan Salib itu.
Dinding Rumah Kudus di Loreto sepenuhnya adalah yang asli. Bahkan kasaunya, yang terletak di bawah cerobong asap, masih berada di tempatnya. Gambar ajaib Bunda Allah terpajang diatas altar para Rasul.
sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
|
|