Bab 4
Penglihatan Simbolis


Aku tertidur dan dibawa ke tempat di Yerusalem di mana Bait Allah berdiri, dan kemudian ke wilayah Nazaret, di mana rumah Yoakim dan Anna dulu berdiri. Aku mengenali daerah sekitarnya. Di sini, aku melihat sebuah pilar yang ramping muncul dari bumi. Pilar itu bagai tangkai sekuntum bunga dengan kelopak daunnya. Aku melihat gereja oktagonal di atas puncak pilar ini. Pilar tumbuh menembusi tengah gereja dan, di sana bagai sebuah pohon, terbagi menjadi beberapa cabang. Di atas cabang-cabang ini berdiri anggota-anggota Keluarga Kudus dan sanak saudara mereka. Mereka sungguh merupakan obyek sentral penghormatan dalam penglihatan ini. Mereka berdiri seolah di atas benang-benang sari bunga. Anna berdiri di atas di antara dua laki-laki kudus, Yoakim dan ayah Anna, atau sanak keluarga yang lain. Di bawah dada Anna aku melihat suatu ruang yang kemilau nyaris dalam bentuk sebuah hati. Dalam sinar ini, aku melihat sosok seorang anak yang bercahaya yang kelihatan semakin besar. Kedua tangannya dikatupkan di depan dada, kepalanya menunduk dan ia terus-menerus memancarkan berkas-berkas sinar ke sebagian bola dunia. Aku heran memperhatikan bahwa berkas-berkas sinar itu tidak memancar ke segala jurusan. Di cabang-cabang lain sekelilingnya ada banyak sosok yang mengarah ke tengah dalam penghormatan, dan seluruh keliling gereja aku melihat urut-urutan dan paduan-paduan suara para kudus, tak terbilang banyaknya, semuanya dalam doa mengarah ke Bunda Suci. Perayaan ini, dalam kemanisan keselarasan dan devosinya, hanya dapat dibandingkan dengan sebuah padang rumput penuh bunga-bungaan, yang diayun oleh angin semilir, mengangkat kepala untuk mempersembahkan harum dan warna-warni mereka kepada matahari dari siapa mereka menerima kehidupan itu sendiri dan segala yang mereka persembahkan. Di atas gambaran simbolis Pesta Yang Dikandung Tanpa Dosa, muncullah tunas rahmat. Tunas ini tumbuh melampaui Anna dan di atas tangkai ini, bagai dimahkotai, Maria dan Yosef berlutut. Di bawah mereka Anna berlutut dalam adorasi. Di atas mereka semua, di puncak pohon yang teratas duduk Kanak-kanak Yesus dalam cahaya terang gemilang, dengan kerajaan bola dunia dalam tangan-Nya. Sekeliling pemandangan ini, membungkuk dalam adorasi adalah, yang terdekat, ketiga raja, para gembala, para rasul dan para murid; agak lebih jauh, para kudus yang tergabung dalam paduan-paduan suara para penyembah. Jauh tinggi di atas semuanya, dalam cahaya yang paling terang gemilang, aku melihat secara samar figur-figur Kuasa dan Kerajaan, dan di atasnya aku melihat sesuatu seperti setengah matahari, cahayanya memancar melalui kubah gereja. Gambaran kedua ini tampaknya bermakna datangnya Pesta Kelahiran Yesus setelah Pesta Yang Dikandung Tanpa Dosa. Ketika gambaran pertama muncul, tampaknya aku berdiri di luar gereja, memandang ke luar dari bawah pilar; kemudian aku melihat ke dalam gereja seperti yang telah aku gambarkan. Aku juga melihat kanak-kanak Maria bertumbuh besar dalam ruang cahaya di bawah hati Anna, dan pada saat yang sama, aku menerima kepastian yang tak dapat diungkapkan mengenai Yang Dikandung Tanpa Dosa. Aku membacanya sejelas dalam sebuah buku, dan aku memahaminya. Juga diperlihatkan kepadaku bahwa sebuah gereja kemuliaan Allah tadinya berdiri di tempat ini, tetapi telah diserahkan kepada kehancuran sebab pertikaian yang tidak pantas mengenai misteri kudus ini. Namun demikian, Gereja Jaya masih merayakan pesta ini di tempat ini. Aku juga mendengar kata-kata, “Setiap penglihatan mengandung misteri hingga saatnya digenapi.”


sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Santa Perawan Maria          previous  Halaman Sebelumnya     Halaman Selanjutnya  next      up  Halaman Utama