Bab 3
![]() Yesus di Hebron, Dotan dan Nazaret
![]() Ketika Yesus tiba di Hebron, Ia meninggalkan teman-teman-Nya di sana, mengatakan bahwa Ia ingin mengunjungi seorang teman. Zakharia dan Elisabet sudah wafat. Yesus kemudian pergi ke padang liar yang terbentang ke selatan Hebron, antara Hebron dan Laut Mati, ke mana dulu Elisabet membawa kanak-kanak Yohanes. Untuk sampai ke sana, orang harus mendaki sebuah bukit yang diselimuti batu koral putih dan kemudian melintasi sebuah lembah pohon-pohon palem yang indah. Aku melihat Yesus memasuki padang belantara dan masuk ke dalam gua kemana Yohanes dulu dibawa oleh Elisabet. Lalu Ia menyeberang sebuah sungai kecil yang dulu juga diseberangi Yohanes. Aku melihat-Nya seorang diri dalam doa, seolah sedang bersiap untuk misi pewartaan-Nya. Ketika meninggalkan padang gurun, Ia pergi lagi ke Hebron. Aku melihat-Nya sementara Ia berkelana sembari memberikan pertolongan di mana-mana sepanjang perjalanan. Di Laut Mati, Ia menolong beberapa orang yang berada di semacam rakit yang dibuat dari balok-balok kayu dengan naungan di atasnya. Di dalam rakit ada beberapa laki-laki, ternak dan barang dagangan. Yesus berteriak kepada mereka dan menyorongkan sebilah papan kepada mereka dari pantai. Ia membantu mereka mendarat dan siap sedia menolong sementara mereka memperbaiki rakit mereka. Mereka tidak tahu siapa Dia; meski tak ada suatupun yang luar biasa dari penampilan-Nya, namun keramah-tamahan-Nya yang hangat dan wibawa-Nya meninggalkan kesan mendalam kepada mereka. Pada awalnya mereka menyangka bahwa Ia pastilah Yohanes Pembaptis yang telah menampilkan diri di Yordan; namun mereka segera menyadari kekeliruan mereka, sebab warna kulit Yohanes kecoklatan, jauh lebih gelap dari warna kulit Yesus, juga penampilannya secara keseluruhan lebih kasar. Yesus merayakan Sabat di Hebron dan di sana membiarkan teman-teman yang menyertai-Nya pergi. Ia mengunjungi orang-orang sakit di rumah mereka, menghibur serta menolong mereka dalam beragam cara. Ia membopong mereka dalam tangan-Nya, menggendong mereka, menata pembaringan mereka; tetapi aku tidak melihat-Nya menyembuhkan seorang pun. Bagi semua orang Ia adalah sosok penuh kebajikan yang sungguh amat mengagumkan. Ia mengunjungi orang-orang yang kerasukan dan mereka menjadi tenang dengan kehadiran-Nya, meski saat itu Ia belum mengusir satu roh jahat pun. Kemanapun Ia pergi, Ia menawarkan pertolongan apabila pertolongan dibutuhkan. Ia membangkitkan mereka yang jatuh, Ia menyegarkan mereka yang dahaga, Ia menunjukkan jalan kepada para musafir, di atas jembatan pun di sungai - dan semua terpesona oleh pengelana yang lembut hati ini.
Dari Hebron, Ia pergi ke tempat di mana Yordan mengalir ke Laut Mati. Di sini ia menyeberangi sungai dengan sebuah perahu dan menyusuri tepian timurnya ke Galilea. Aku melihat-Nya mengembara antara Pella dan wilayah Gergesa, melakukan perjalanan-perjalanan pendek dan menolong mereka semua yang membutuhkan. Ia pergi kepada mereka semua yang sakit, bahkan kepada orang-orang kusta, menghibur mereka, membopong mereka, merapikan tempat tidur mereka, mendorong mereka untuk berdoa dan menunjukkan penanganan bagaimana yang diperlukan, obat-obatan apa yang dipergunakan dalam kasus-kasus yang berbeda, sehingga membangkitkan kekaguman semua orang. Di satu tempat, sebagian orang tahu mengenai nubuat Simeon dan Hana dan mereka menanyai-Nya apakah Ia yang dimaksudkan para nabi itu. Merupakan hal umum, orang banyak mengikuti-Nya dari satu tempat ke temat lain karena kasih yang Ia ilhamkan. Mereka yang kerasukan menjadi tenang apabila berada dekat-Nya.
Ia pergi juga ke sungai kecil yang mengalir deras ke Yordan di bawah Laut Galilea (Hieromax), tak jauh dari bukit curam di mana Ia di kemudian hari mmerintahkan babi-babi mencebur ke dalam laut. Dekat sungai berdiri sebarisan gubuk-gubuk dari tanah liat serupa gubuk para gembala, yang dihuni oleh para lelaki yang pada sat itu bekerja di pantai. Mereka tak berhasil dalam pekerjaan mereka. Aku melihat Yesus mendatangi mereka, memberikan saran-saran dengan cara yang bersahabat, menyeret sebuah balok ke lokasi, dan menyingsingkan lengan untuk bekerja. Ia menunjukkan beragam ketrampilan dan, sementara Ia bekerja, mendorong mereka untuk sabar dan berbelaskasih.
Sesudah itu aku melihat Yesus di Dotan, suatu tempat kecil yang terpencil di timur laut Sephoris, di mana terdapat sebuah sinagoga. Penduduknya tidaklah jahat, meski sangat acuh. Di masa silam Abraham memiliki padang-padang di sana bagi ternaknya yang diperuntukkan bagi kurban persembahan. Yosef dan saudara-saudaranya biasa menjaga kawanan mereka di wilayah ini juga dan di sinilah Yosef dijual. Dotan, pada masa Tuhan kita, merupakan wilayah yang jarang penghuninya, tetapi tanahnya subur dan padang-padang rumputnya terhampar hingga ke Laut Galilea. Di sana terdapat sebuah bangunan besar serupa rumah sakit jiwa, di mana tinggal banyak orang kerasukan. Setibanya Yesus di sana, mereka menjadi sama sekali berang dan membanting-banting diri hingga nyaris tewas. Para penjaga tak dapat membelenggu mereka. Yesus masuk dan berbicara kepada mereka, dan mereka menjadi tenang. Ia menyampaikan beberapa patah kata lagi kepada mereka, di mana sesudahnya mereka meninggalkan rumah dengan tenang dan pulang ke rumah mereka. Orang banyak takjub akan apa yang mereka lihat. Mereka tak menghendaki Yesus pergi dan seorang dari mereka mengundang-Nya ke suatu perjamuan kawin. Aku melihat semua upacara perkawinan seperti di Kana. Yesus bagai seorang tamu terhormat di pesta. Ia berbicara penuh kebijaksanaan dan keramahan sementara memberikan nasehat-nasehat berharga kepada pasangan pengantin. Sesudahnya mereka menggabungkan diri dengan para murid ketika Yesus muncul di Tebes.
Ketika Yesus kembali ke Nazaret, Ia pergi mengunjungi para sahabat dan kenalan orangtua-Nya, tetapi di mana-mana Ia disambut dingin. Ketika Ia memasuki sinagoga untuk mengajar, mereka mengusir-Nya. Kemudian Ia pergi ke pasar umum dan berbicara mengenai Mesias kepada orang banyak yang sebagian adalah kaum Saduki, dan lainnya kaum Farisi. Ia mengatakan bahwa Mesias akan berbeda dari gambaran yang diangankan tiap-tiap orang. Yohanes Pembaptis disebut-Nya sebagai “suara di padang gurun”. Dua pemuda berjubah panjang dengan ikat pinggang serupa imam telah mengikuti Yesus dari wilayah Hebron; tetapi mereka tidak senantiasa bersama-Nya. Yesus merayakan Sabat di Nazaret.
Sesudah itu aku melihat Yesus dan Maria, Maria Kleopas, orangtua Parmenas, seluruhnya kira-kira duapuluh orang, meninggalkan Nazaret dan pergi ke Kapernaum. Ada pada mereka keledai-keledai beban sarat muatan. Rumah Nazaret telah dibersihkan dan dihias. Rumah itu ditata indah begitu rupa, dengan hiasan-hiasan gantung, sehingga mengingatkanku akan sebuah gereja. Rumah itu ditinggalkan tanpa penghuni. Suami ketiga Maria Kleopas dan sebagian dari putera-puteranya masih menjalankan usaha di tempat tinggal Anna, dan mereka merawat rumah Keluarga Kudus. Maria Kleopas, bersama putera-puteranya yang termuda - Yoses Barsabas dan Simeon - pada masa ini tinggal dekat rumah kecil tak jauh dari Kapernaum yang telah disiapkan Lewi untuk Tuhan. Orangtua Parmenas tinggal tak seberapa jauh dari sana.
Yesus berkelana lagi dari satu tempat ke tempat lain dan tampil terutama di tempat di mana Yohanes berada ketika ia meninggalkan padang gurun. Yesus memasuki sinagoga dan mengajar. Ia menghibur dan menyembuhkan yang sakit. Ketika Ia mengajar di sinagoga di sebuah kota kecil tertentu dan berbicara mengenai baptisan Yohanes, kedatangan Mesias dan pertobatan, orang banyak bersungut-sungut. Mereka mencemooh-Nya dan aku mendengar sebagian dari mereka mengatakan: “Tiga bulan yang lalu, bapa-Nya, si tukang kayu, masih hidup. Waktu itu Ia bekerja bersama bapa-Nya. Sekarang Ia telah mengembara sedikit dan pulang datang untuk menyampaikan kebijaksanaan-Nya kepada kita.”
Yesus juga pergi ke Kana dan mengajar. Ia mengunjungi beberapa sanak-Nya. Ia belum disertai oleh seorang pun dari mereka yang kelak menjadi murid-Nya. Tampak seolah Ia tengah mempelajari manusia dan membangun di atas dasar yang telah diletakkan Yohanes. Terkadang, seorang yang baik menyertai-Nya dari satu tempat ke tempat lain.
Suatu ketika aku melihat empat laki-laki, di antara mereka sebagian kelak menjadi pengikut-Nya, di jalan raya antara Samaria dan Nazaret. Mereka sedang berada di sebuah tempat teduh menanti Yesus yang beserta seorang teman sedang dalam perjalanan ke sana. Begitu Ia muncul, mereka segera menyongsong-Nya. Mereka mengatakan kepada-Nya bahwa mereka telah dibaptis oleh Yohanes dan bahwa ia berbicara mengenai Mesias yang akan segera datang. Mereka menceritakan kepada-Nya juga tentang ucapan keras Yohanes kepada para prajurit yang hanya sebagian kecil dibaptis olehnya. Di antara hal-hal lain, ia mengatakan adalah lebih baik mengambil batu-batu sungai dan membaptisnya daripada membaptis para prajurit itu. Aku melihat para murid Yohanes ini berjalan bersama Yesus.
Yesus lalu pergi sepanjang Laut Galilea menuju utara. Ia berbicara secara terus terang mengenai Mesias. Di banyak tempat, orang-orang yang kerasukan berteriak-teriak kepada-Nya. Dari seorang, Ia mengusir roh jahat dan Ia mengajar di sekolah-sekolah.
Enam orang yang baru datang dari baptisan Yohanes bertemu dengan Yesus. Di antara mereka adalah Lewi, yang di kemudian hari dikenal sebagai Matius, dan dua putera dari seorang janda sanak Elisabet. Mereka semua mengenal Yesus, sebagian melalui hubungan pribadi, sebagian dari mendengar kata orang; dan mereka memiliki kecurigaan yang kuat, meski mereka tidak punya bukti untuk itu, bahwa Ia adalah Dia yang dibicarakan Yohanes. Mereka membicarakan Yohanes, Lazarus dan saudari-saudarinya, teristimewa Magdalena. Mereka beranggapan Magdalena kerasukan setan, sebab ia telah tinggal di Kastil Magdalum terpisah dari kaum keluarganya. Orang-orang ini menyertai Yesus dan mereka amat takjub atas ajaran-Nya. Para calon baptis yang pergi dari Galilea kepada Yohanes biasa menceritakan kepada Yohanes segala yang mereka ketahui dan dengar tentang Yesus; sementara mereka yang datang dari Ainon, di mana Yohanes membaptis, biasa menceritakan kepada Yesus segala yang mereka ketahui tentang Yohanes.
Yesus pergi seorang diri ke laut, melintasi sebuah pagar masuk ke sebuah tambak tertutup di mana terdapat lima buah perahu. Di tepi pantai berdiri beberapa gubuk tempat tinggal para nelayan. Petrus, pemilik tambak, ada di salah satu gubuk bersama Andreas. Yohanes dan Yakobus bersama ayah mereka Zebedeus dan beberapa orang lainnya ada dalam perahu. Di tengah-tengah mereka tampak ayah mertua Petrus bersama tiga puteranya. Dulu aku tahu nama mereka masing-masing, tetapi sekarang aku telah lupa. Ayahnya diberi nama keluarga Zelot, sebab ia berhasil menang dalam suatu pertikaian dengan kaum Romawi mengenai hak navigasi di danau itu. Ada sekitar tigapuluh orang laki-laki dalam perahu-perahu.
Yesus menyusuri pantai melalui jalan berpagar di antara gubuk-gubuk dan perahu-perahu, berbicara dengan Andreas dan yang lainnya. Aku tidak tahu apakah Ia berbicara kepada Petrus atau tidak. Mereka belum mengenal-Nya. Yesus berbicara mengenai Yohanes dan mengenai Mesias yang akan segera datang. Andreas adalah murid Yohanes yang telah dibaptis. Yesus mengatakan kepada mereka bahwa Ia akan datang kembali kepada mereka.
sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
|
|