Bab 10
Yesus di Sebuah Dusun Gembala Dekat Nazaret


Keesokan paginya, aku melihat himpunan orang banyak di jalanan menantikan Yesus. Mereka tidak bersama-Nya di tempat terakhir, melainkan pergi mendahului Dia. Aku melihat Yesus mengesamping dari jalanan bersama mereka dan, sekitar jam tiga siang, tiba di sebuah padang gembala yang lain. Di sana hanya ada beberapa gubuk yang dihuni oleh para gembala pada masa menggembalakan ternak. Tak ada perempuan di sana. Para gembala datang menyongsong Yesus; pastilah mereka telah diberitahu mengenai kedatangan-Nya oleh mereka yang tiba sebelumnya. Sementara sebagian dari mereka pergi menyongsong-Nya, yang lain sibuk menyembelih unggas dan menyalakan api guna mempersiapkan perjamuan. Ini terjadi di sebuah balai terbuka, suatu tempat serupa penginapan, perapian dipisahkan dari kamar tamu dengan sebuah tembok. Tuan rumah mempersilakan Tuhan beserta para murid masuk, sekitar duapuluh orang jumlahnya, sama banyak dengan jumlah para gembala itu sendiri. Semua membasuh kakinya; sebuah baskom terpisah disediakan bagi Yesus. Yesus meminta lebih banyak air dan, sesudah menggunakannya, meminta agar air jangan dibuang. Ketika semua sudah siap di meja makan, Yesus bertanya kepada para gembala, yang tampak gelisah mengenai sesuatu, apakah yang menjadi penyebab kegelisahan mereka, dan bertanya apakah tidak ada dari mereka yang tidak hadir. Sebagai jawab atas pertanyaan-Nya, mereka memberitahukan bahwa mereka sedih karena dua rekan mereka terbaring sakit kusta. Khawatir kalau-kalau itu adalah kusta najis, dan takut kalau-kalau oleh sebab itu Yesus tak datang kepada mereka, mereka sepakat untuk menyembunyikan rekan mereka. Yesus memerintahkan agar keduanya dibawa ke hadapan-Nya, dan Ia mengutus bebrapa murid untuk menjemput mereka. Akhirnya, kedua orang itu muncul dengan tubuh terbungkus rapat kain dari kepala hingga kaki hingga hanya dengan susah payah mereka dapat berjalan, meski masing-masing ditopang di sisi kanan dan kirinya. Yesus berbicara kepad mereka, mengatakan bahwa kusta mereka bukan berasal dari dalam, melainkan akibat infeksi dari luar. Sementara Ia berbicara, aku mendapat pencerahan batin bahwa, bukan karena kejahatan, melainkan karena pencobaan mereka telah berdosa. Yesus memerintahkan mereka untuk membasuh diri dengan air yang tadi Ia pergunakan untuk membasuh kaki-Nya. Mereka taat, dan aku melihat kerak-kerak berjatuhan dari tubuh mereka meninggalkan goresan-goresan luka. Air lalu dituangkan ke sebuah lubang di tanah. Yesus dengan tegas memerintahkan orang-orang baik itu untuk tidak mengatakan sepatah kata pun mengenai penyembuhan mereka hingga Ia kembali dari pembaptisan.

Sesudahnya Ia menyampaikan pengajaran mengenai Yohanes, pembaptisan dan kedatangan Mesias. Para pendengar mengajukan kepada-Nya pertanyaan-pertanyaan yang sangat polos seperti siapakah yang harus mereka ikuti, Yesus atau Yohanes, dan mereka ingin tahu siapakah yang lebih besar. Yesus menjawab, “Yang terbesar ialah dia yang melayani yang terkecil dan terakhir dari semua. Ia yang demi kasih kepada Allah merendahkan diri sebagai yang terkecil - dialah yang terbesar.” Ia mendorong mereka juga untuk pergi ke pembaptisan, berbicara mengenai kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi dalam mengikuti Dia dan mengutus pergi mereka semua yang telah menerima baptisan, terkecuali kelima murid. Ia menunjuk suatu tempat pertemuan di padang gurun, tak jauh dari Yerikho, aku pikir di wilayah Ophra. Yoakim mempunyai suatu padang rumput di bagian wilayah itu. Sebagian dari para pendengar Yesus meninggalkan-Nya sama sekali, sebagian langsung pergi kepada Yohanes, sementara yang lainnya pulang ke rumah guna mempersiapkan perjalanan mereka ke pembaptisan.

Sesudahnya, Yesus dan kelima murid pergi ke Nazaret, yang paling jauh tak lebih dari satu jam jauhnya. Mereka datang dari sisi yang gerbangnya terbuka ke timur di jalan yang menghantar ke Laut Galilea, tetapi mereka tidak masuk ke dalam kota. Nazaret mempunyai lima pintu gerbang. Sedikit kurang dari seperempat jam jauhnya dari kota, berdiri gunung yang dari puncaknya yang curam, mereka kerap melemparkan orang ke dalamnya, dan di mana, di masa sesudahnya, mereka hendak mencampakkan Yesus. Di kaki gunung berdiri beberapa gubuk. Yesus menyuruh kelima murid untuk mencari tumpangan di antara mereka, sebagaimana yang juga Ia Sendiri lakukan. Bagi mereka, disedikan air untuk membasuh kaki, sepotong roti dan tempat di mana mereka dapat tidur. Rumah Anna terletak di sebelah timur Nazaret. Ada pada para gembala roti yang dipanggang di atas perapian, juga sebuh sumur yang digali di tanah, tetapi tanpa dibangun dengan batu.


sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Yesus Memulai Pewartaan-Nya di Depan Publik          previous  Halaman Sebelumnya     Halaman Selanjutnya  next      up  Halaman Utama