Bab 11
Yesus Bersama Eliud, si Esseni

Lembah yang dilalui Yesus pada malam hari dari Kisloth - Tabor disebut Edron, dan dusun gembala yang di sinagoganya kaum Farisi Nazaret begitu mencemooh-Nya, disebut Chimki. Orang-orang dengan siapa Yesus dan kelima murid menginap di luar Nazaret adalah kaum Esseni dan teman-teman Keluarga Kudus. Kaum Esseni, baik laki-laki maupun perempuan, tinggal di sekitar sini di reruntuhan kubah-kubah batu tua; mereka sendirian dan tidak menikah. Yang laki-laki mengenakan jubah putih panjang, yang perempuan mengenakan mantol; keduanya mengusahakan kebun-kebun kecil. Dulu mereka tinggal dekat Kastil Herodes di Lembah Zebulon, tetapi demi persahabatan dengan Keluarga Kudus, telah datang ke sana.

Dia, dengan siapa Yesus tinggal, bernama Eliud. Ia seorang tua yang amat disegani, berambut abu-abu dan jenggot panjang. Ia seorang duda; puterinya yang merawatnya. Eliud adalah putera dari seorang saudara laki-laki Zakharia. Kaum Esseni hidup amat terasing di sekitar sini, pergi ke sinagoga di Nazaret, dan amat berdevosi kepada Keluarga Kudus. Pemeliharaan rumah Maria sepanjang kepergiannya dipercayakan kepada mereka.

Keesokan pagi, kelima murid Yesus pergi ke Nazaret untuk mengunjungi sanak saudara dan kenalan mereka, juga sekolah. Tetapi Yesus tinggal bersama Eliud, dengan siapa Ia berdoa dan berbicara secara amat rahasia, sebab kepada orang saleh yang hatinya bersahaja ini, banyak misteri disingkapkan.

Ada empat perempuan dalam rumah Maria selain Maria sendiri: keponakannya - Maria kleopas; Yohana Khuza - sepupu Hana si nabiah; saudara Simeon - Maria - ibunda Yohanes Markus; dan janda Lea. Veronica tak lagi di sana, pula isteri Petrus yang baru-baru ini aku lihat di tempat di mana para pemungut cukai tinggal.

Santa Perawan dan Maria Kleopas datang kepada Yesus di pagi hari. Yesus merentangkan kedua tangan-Nya menyambut BundaNya. Sikap Yesus terhadap BundaNya amat penuh kasih sayang, meski amat serius dan hormat. Maria sangat khawatir mengenai sang Putra. Ia memohon pada Yesus untuk tidak pergi ke Nazaret, mengingat perlawanan terhadap-Nya di sana amat sengit. Kaum Farisi Nazaret, yang mendengar-Nya di sinagoga di Chimki, membangkitkan lagi pertentangan melawan-Nya. Yesus menjawab permohonan mendesak dari BundaNya dengan mengatakan bahwa Ia akan menanti di mana Ia bersama orang banyak akan pergi bersama ke baptisan Yohanes, dan kemudian melewati Nazaret. Yesus berbicara banyak dengan BundaNya pada hari itu, sebab Santa Perawan datang kepada-Nya dua atau tiga kali. Yesus mengatakan kepadanya bahwa Ia akan naik ke Yerusalem tiga kali untuk merayakan Paskah, tetapi yang terakhir akan mendatangkan dukacita hebat atasnya. Yesus menyingkapkan banyak misteri lain kepada BundaNya, tetapi aku telah lupa.

Maria Kleopas adalah seorang perempuan yang cantik menawan. Ia berbicara kepada Yesus pagi itu mengenai kelima puteranya dan meminta-Nya untuk membawa mereka dalam pelayanan-Nya. Yang seorang adalah pegawai kantor, atau semacam hakim, bernama Simon; yang dua orang adalah nelayan: Yakobus Muda dan Yudas Tadeus; ketiganya adalah anak dari perkawinannya yang pertama. Alfeus, suami pertamanya adalah seorang duda beranak satu ketika Maria Kleopas menikahinya. Anak tiri ini bernama Matius. Ia menangis getir ketika berbicara mengenai Matius, sebab ia adalah seorang pemungut cukai. Yoses Barsabas, yang juga ada di perikanan, adalah puteranya dengan suami kedua - Sabas - dan, dari pernikahan ketiga dengan nelayan bernama Yonas, ia memperoleh seorang putera lain, Simeon muda yang masih seorang kanak-kanak. Yesus menghiburnya, menjanjikan bahwa semua puteranya di kemudian hari akan mengikuti-Nya. Mengenai Matius, yang telah dilihat-Nya dalam perjalanan-Nya ke Sidon, Yesus mengucapkan kata-kata penghiburan, menubuatkan bahwa suatu hari kelak, Matius akan menjadi salah seorang murid terbaik-Nya.

Santa Perawan kembali dari Nazaret bersama beberapa sanak perempuan ke kediamannya dekat Kapernaum. Para pelayan telah datang dengan keledai-keledai dari Kapernaum untuk menghantar mereka pulang. Mereka membawa beberapa perabot bersama mereka yang, setelah perjalanan terakhir mereka, ditinggalkan di Nazaret: berbagai macam permadani dan barang-barang tenun, kotak-kotak berisi macam-macam barang lain dan bejana-bejana. Semuanya dikemas dalam peti-peti terbuat dari keping-keping lebar dari bagian dalam atau bagian luar kulit kayu, dan diikatkan ke sisi-sisi keledai. Rumah Maria di Nazaret dihiasi begitu rupa hingga semasa Bunda Maria tak berada di sana, rumah itu serupa sebuah kapel. Perapiannya tampak bagai sebuah altar. Sebuah peti ditempatkan di atasnya; di atas peti berdiri sebuah pot bunga dengan suatu tanaman di dalamnya. Setelah kepergian Maria kali ini, kaum Esseni mendiami rumah itu.


sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Yesus Memulai Pewartaan-Nya di Depan Publik          previous  Halaman Sebelumnya     Halaman Selanjutnya  next      up  Halaman Utama