Bab 12
Yesus Berbincang dengan Eliud, si Esseni, mengenai Misteri2 Perjanjian Lama dan Inkarnasi Mahakudus

Yesus melewatkan sepanjang hari dalam suatu percakapan yang amat rahasia dengan Eliud, yang mengajukan berbagai pertanyaan kepada-Nya mengenai misi-Nya. Yesus menjelaskan semuanya kepada orang lanjut usia ini, mengatakan bahwa Ia adalah sang Mesias, membicarakan garis silsilah manusiawi-Nya dan Misteri Tabut Perjanjian. Dari sana aku tahu bahwa sebelum terjadinya air bah, Misteri telah dibawa masuk ke dalam bahtera Nuh, bahwa Misteri telah diwariskan dari generasi ke generasi, dari waktu ke waktu lenyap, tetapi muncul kembali. Yesus mengatakan bahwa Maria pada saat kelahirannya telah menjadi Tabut Perjanjian dari Misteri ini. Kemudian Eliud, yang sepanjang percakapan kerap mengeluarkan berbagai gulungan tulisan dan menunjukkan ayat-ayat berbeda dari para nabi yang dijelaskan Yesus kepadanya, bertanya mengapakah ia, Yesus, tidak datang lebih awal ke dunia. Yesus menjawab bahwa Ia hanya dapat dilahirkan dari seorang perempuan yang dikandung dengan cara yang, andai bukan karena manusia jatuh ke dalam dosa, semua manusia seharusnya dikandung; dan bahwa sejak pasangan suami isteri pertama, tak ada suatu pasangan suami isteri pun yang didapati begitu murni, baik dari dirinya sendiri maupun dari leluhurnya, seperti Anna dan Yoakim. Kemudian Yesus membentangkan generasi-generasi terdahulu kepada Eliud dan menunjukkan kepadanya halangan-halangan yang menghambat Penebusan.

Dari percakapan ini, aku mengetahui banyak rincian mengenai Tabut Perjanjian. Bilamana Misteri dalam bahaya atau bilamana ada ancaman Misteri jatuh ke dalam tangan para musuh, Misteri dipindahkan oleh para imam; namun demikian, Tabut, tetap begitu kudus hingga para pelaku profanitas dihukum dan dipaksa untuk memulihkannya. Aku melihat bahwa keluarga, kepada siapa Musa mempercayakan pemeliharaan khusus Tabut, masih ada hingga masa Herodes. Pada masa Pembuangan Babel, Yeremia menyembunyikan Tabut dan benda-benda suci lainnya di Gunung Sinai. Sesudahnya, benda-benda itu tidak pernah ditemukan kembali, tetapi Misteri telah dipindahkan. Tabut kedua, di periode sesudahnya, dibangun seturut model pertama, tetapi tabut tidak menyimpan benda-benda suci yang disimpn dalam tabut pertama. Tongkat Harun, yang juga adalah bagian dari Misteri, ada dalam pemeliharaan kaum Esseni di Horeb. Sakramen Berkat, tetapi aku tak tahu oleh imam yang mana, ditempatkan kembali dalam tabut. Dalam lubang, yang sesudahnya menjadi Kolam Betsaida, disimpan api sakral. Aku melihat dalam gambar-gambar amat begitu banyak hal, yang dijelaskan Yesus kepada Eliud, dan aku mendengar sebagian dari perkataan-Nya, tetapi aku tak dapat mengingat semuanya.

Yesus menerangkan fakta bahwa Ia mengambil daging dari Benih terberkati yang diambil Allah dari Adam sebelum ia jatuh dalam dosa. Benih terberkati itu, yang menjadikan segenap Israel berkenan bagi-Nya, telah diturunkan melalui banyak generasi. Ia menjelaskan bagaimana kedatangan-Nya telah begitu kerap ditunda, bagaimana sebagian dari bejana-bejana terpilih telah menjadi tak layak. Aku melihat semua ini sebagai suatu realita. Aku melihat segenap leluhur Yesus dan bagaimana para Patriark kuno di saat ajalnya menyerahkan Berkat secara sakramental kepada anak pertama. Aku melihat bahwa roti dan minuman dari cawan suci yang diterima Abraham dari malaikat disertai janji seorang putera, Ishak, adalah simbol dari Sakramen Mahakudus dari Perjanjian Baru, dan bahwa kuasanya yang menghidupkan bergantung pada Tubuh dan Darah Mesias yang akan datang. Aku melihat para leluhur Yesus menerima sakramen ini, guna berperan serta dalam Inkarnasi Allah; dan aku melihat bahwa Yesus dari daging dan darah yang diterima-Nya dari para leluhur-Nya menetapkan suatu sakramen yang paling agung mulia demi bersatunya manusia dengan Allah.

Yesus berbicara banyak juga kepada Eliud mengenai kekudusan Anna dan Yoakim, dan mengenai perkandungan Maria secara adikodrati di bawah Gerbang Emas. Yesus mengatakan bahwa bukan dari Yosef, Ia telah dikandung, melainkan dari Maria menurut daging; bahwa Maria telah dikandung dari Berkat murni yang diambil dari Adam sebelum kejatuhannya dalam dosa, Berkat yang melalui Abraham diwariskan hingga diterima Yusuf di Mesir. Setelah wafat Yusuf, Berkat disimpan dalam Tabut Perjanjian, dan sesudahnya diambil kembali untuk dianugerahkan kepada Yoakim dan Anna.

Yesus mengatakan bahwa demi membebaskan manusia, Ia telah diutus dalam kelemahan-kelemahan manusiawi; bahwa Ia menerima dan merasakan semua yang dirasakan seorang manusia; bahwa seperti ular yang ditinggikan Musa di padang gurun, Ia akan suatu hari kelak ditinggikan di atas Gunung Kalvari di mana tubuh manusia pertama disemayamkan dalam kubur. Ia menyebut juga mengenai duka mendatang yang menanti-Nya dan mengenai kedurhakaan manusia.

Eliud dengan polos dan penuh percaya mengajukan pertanyaan demi pertanyaan. Meski dibandingkan para rasul, ia memahami dengan lebih baik semua yang dikatakan Yesus; meski dibandingkan mereka, ia melihat hal-hal secara lebih rohani, namun demikian semuanya tidak jelas baginya; ia tidak dapat secara tepat memahami bagaimana misi Yesus akan digenapi. Ia menanyakan kepada Yesus di manakah gerangan kerajaan-Nya, di Yerusalem, di Yerikho, atau di Engaddi. Yesus menjawab bahwa di mana Ia Sendiri berada, di sanalah kerajaan-Nya berada, dan bahwa Ia tidak akan memiliki kerajaan lahiriah.

Orang tua itu berbicara kepada Yesus dengan begitu wajar dan terus terang. Eliud mengisahkan kepada-Nya banyak hal mengenai BundaNya, seolah Ia tak mengetahuinya, dan Yesus mendengarkannya dengan begitu penuh perhatian. Ia menceritakan mengenai Yoakim dan Anna dan berbicara mengenai hidup dan wafat Anna. Yesus mengatakan bahwa tak ada seorang perempuan pun yang terlebih murni dari Anna; bahwa ia menikah dua kali sesudah wafat Yoakim adalah sesuai perintah Allah, sebab adalah perlu bahwa jumlah buah-buah yang ditetapkan untuk dihasilkan oleh cabang ini harus digenapi.

Sementara Eliud menceritakan peristiwa wafatnya Anna, aku mendaptkan penglihatan mengenainya. Aku melihat Anna terbaring di atas sebuah pembaringan yang agak tinggi di kamar belakang (serupa kamar Maria) di rumahnya sendiri yang besar. Ia, tidak seperti biasanya, bergairah dan banyak bicara, dan sama sekali tidak seperti seorang yang tengah menghadapi ajal. Aku melihatnya memberkati anak-anak perempuannya, juga sanaknya yang lain, yang ada di kamar yang bersambung dengan kamarnya. Maria berada di bagian kepala, sementara Yesus di bagian kaki pembaringan. Yesus, pada masa itu, adalah seorang pemuda, jenggot-Nya baru mulai tumbuh. Anna memberkati Maria, memohon berkat Yesus, dan terus berbicara dengan nada gembira. Sekonyong-konyong ia menatap ke atas, menjadi seputih salju, dan aku melihat tetes-tetes bagai mutiara muncul di keningnya. Aku berseru: “Ah, ia wafat! Ia wafat!” dan, dalam antusiasme, aku hendak merengkuhnya dalam pelukanku. Lalu tampak olehku ia datang dan beristirahat dalam pelukanku. Kala terbangun, aku masih beranggapan bahwa aku sedang memeluknya.

Eliud menceritakan juga banyak hal sehubungan dengan keutamaan-keutamaan Maria di Bait Allah. Sementara ia berbicara, aku melihat semuanya dalam penglihatan. Aku melihat bahwa gurunya - Noemi - adalah salah seorang sanak Lazarus. Noemi sekitar limapuluh tahun umurnya, dan sama seperti para perempuan lain yang melayani Bait Allah, ia adalah seroang Esseni. Aku melihat Maria belajar merajut darinya. Meski masih kanak-kanak, Maria biasa pergi bersama Noemi apabila Noemi bertugas membersihkan bejana-bejana dan peralatan-peralatan yang terpercik darah kurban. Bagian-bagian tertentu dari hewan kurban diterima oleh mereka, lalu dipotong-potong dan disiapkan sebagai hidangan bagi para imam dan orang-orang lainnya yang melayani Bait Allah, sebab mereka tergantung pada bagian itu sebagai sokongan. Aku melihat Santa Perawan di masa sesudahnya membantu dalam tugas-tugas ini. Aku melihat Zakharia, apabila tiba gilirannya untuk melayani di sanctuarium, biasa mengunjungi kanak-kanak Maria. Simeon juga mengenal Maria. Demikianlah, sementara Eliud menceritakannya kepada Tuhan, aku melihat segala pelayanan Santa Perawan yang saleh dan rendah hati di Bait Allah.

Mereka berbicara juga mengenai perkandungan Kristus, dan Eliud menceritakan kunjungan Maria kepada Elisabet. Eliud menyebut juga suatu mata air yang ditemukan Maria di sana; dan aku juga melihatnya.

Aku melihat Santa Perawan pergi bersma Elisabet, Zakharia dan Yosef dari rumah Zakharia ke rumah kecil lain miliknya, di mana tak tersedia air. Santa Perawan pergi seorang diri ke kebun dengan sebatang tongkat di tangan,dan berdoa. Ia menusuk tanah dengan tongkat, dan sebuah aliran air yang kecil memancar dan mengalir sekeliling bukit kecil. Ketika Zakharia dan Yosef menyingkirkan tanah dengan sekop, suatu pancaran air yang berlimpah membual keluar, dan segera saja terbentuklah sebuah mata air yang amat indah. Zakharia tinggal sekitar lima jam sebelah selatan Yerusalem, sedikit ke arah barat.

Eliud dihibur oleh Yesus dengan suatu percakapan rahasia sebagaimana di atas, yang disela hanya oleh doa. Eliud menghormati Yesus, tetapi dengan polos dan sukacita, memandang Yesus sebagai seorang manusia yang terpilih. Puteri Eliud tidak tinggal serumah dengan ayahnya, melainkan beberapa jauhnya di sebuah gua batu karang.

Ada sekitar duapuluh Esseni tinggal di gunung. Para perempuan tinggal terpisah dari para lelaki, sekitar lima atau enam orang bersama-sama. Semua menghormati Eliud sebaga Superior mereka dan setiap hari berkumpul sekelilingnya untuk berdoa. Yesus makan berdua bersama Eliud, tetapi amat ala kadarnya; santapan mereka berupa roti, buah, madu dan ikan. Mata pencaharian utama orang-orang ini adalah menenun dan agrikultur.

Gunung di mana orang-orang Esseni tinggal di kakinya, adalah puncak tertinggi dari suatu pegunungan di mana di salah satu dataran tingginya, Nazaret dibangun. Sebuah lembah terbentang antara gunung dan kota. Di sisi yang lain permukaannya menurun curam dan ditumbuhi perdu dan pohon-pohon anggur. Di bawah gunung terdapat jurang, ke dalam mana di masa sesudahnya kaum Farisi hendak mencampakkan Yesus; jurang penuh dengan segala macam sampah, kotoran dan tulang-belulang. Rumah Maria berdiri di sebuah bukit di luar kota, sebagian dari rumah meluas hingga ke bukit bagai sebuah gua. Tetapi, atap rumah berdiri melampaui bukit, di seberangnya berdiri rumah-rumah lainnya.

Maria dan para perempuan lain dengan ditemani oleh Colaya, putra Lea, tiba di rumahnya di Lembah Kapernaum. Teman-teman perempuan Maria di sekitar sana datang menyongsong. Kediaman Maria di Kapernaum adalah milik seorang bernama Lewi yang tinggal di sebuah rumah besar tak jauh dari sana. Rumah itu disewa dari Lewi oleh keluarga Petrus dan diserahkan kepada Keluarga Kudus; sebab Petrus dan Andreas secara umum mengenal Keluarga Kudus; juga mengenal-Nya melalui Yohanes Pembaptis, guru mereka. Rumah itu memiliki beberapa bangunan yang menempel padanya di mana sanak keluarga dan para murid dapat tinggal apabila mereka datang mengunjungi Keluarga Kudus. Tampaknya rumah memang dipilih untuk alasan itu. Bersama Maria Kleopas ada seorang anak kecil bernama Simeon, sekitar dua tahun umurnya, putera dari perkawinannya yang ketiga.

Menjelang sore, Yesus menemani Eliud dari rumahnya ke Nazaret. Di luar tembok-tembok kota, di mana dulu Yosef membuka bengkel tukang kayu, tinggal beberapa orang miskin namun baik, yang dikenal Yosef. Anak-anak mereka adalah teman bermain Yesus semasa kanak-kanak. Eliud mengajak Yesus mengunjungi orang-orang ini. Mereka menawarkan kepada tamu mereka seketul roti dan sedikit air sejuk. Airnya teristimewa amat sejuk di Nazaret. Aku melihat Yesus duduk di tanah di antara mereka dan mendorong mereka untuk pergi ke baptisan Yohanes. Mereka bersikap agak malu-malu terhadap Yesus. Dulu mereka menganggap Yesus sebagai seorang dari kalangan mereka. Tetapi sekarang Ia diperkenalkan dengan amat hormat kepada mereka oleh Eliud, yang amat disegani oleh mereka semua, yang nasehatnya sering mereka minta, dari siapa mereka biasa mencari penghiburan, dan yang terlebih lagi mendukung-Nya dalam membujuk mereka untuk pergi ke baptisan. Mereka nyaris tak dapat menerima posisi-Nya sekarang terhadap mereka. Mereka memang telah mendengar mengenai Mesias, tetapi mereka nyaris tak dapat berpikir bahwa Yesus adalah sang Mesias.


sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Yesus Memulai Pewartaan-Nya di Depan Publik          previous  Halaman Sebelumnya     Halaman Selanjutnya  next      up  Halaman Utama