Bab 14
Yesus di Nazaret


Keesokan harinya Yesus memulai kembali pengajaran-Nya. Dua orang Farisi dari Nazaret datang menemui-Nya dan, dengan cara yang bersahabat, mengundang-Nya untuk kembali bersama mereka ke sekolah. Mereka telah mendengar, demikian kata mereka, begitu banyak mengenai ajaran-Nya di wilayah-wilayah sekitar dan bahwa mereka sangat ingin mendengar-Nya menjelaskan tentang para nabi. Yesus pergi bersama mereka. Mereka menghantarnya ke rumah seorang Farisi, di mana banyak yang lain telah berkumpul. Kelima murid ada bersama Guru mereka. Kaum Farisi mendengarkan dengan sangat sopan sementara Yesus berbicara kepada mereka dalam perumpamaan-perumpamaan yang indah. Ajaran-Nya tampaknya amat menyenangkan mereka, dan mereka menghantar-Nya ke sinagoga di mana sejumlah besar pendengar telah menanti. Yesus berbicara mengenai Musa dan menjelaskan nubuat-nubuat mengenai Mesias. Tetapi bilamana Ia melontarkan suatu perkataan yang dapat membuat mereka berpikir bahwa Ia menunjuk Dirinya Sendiri, mereka menunjukkan ketidaksenangan. Salah seorang Farisi mengundang-Nya makan dan Yesus melewatkan malam bersama kelima murid di sebuah penginapan dekat sekolah.

Hari berikutnya, Yesus berbicara kepada serombongan pemungut cukai yang pada waktu itu sedang dalam perjalanan untuk menerima pembaptisan. Sesudahnya, Ia mengajar di sinagog, menggunakan peumpamaan biji gandum yang harus mati dalam perut bumi sebelum menghasilkan buah. Kata-kata-Nya menggusarkan kaum Farisi dan mereka mengulangi komentar mereka mengenai Putra Yosef si tukang kayu. Mereka mencela-Nya juga karena bergaul dengan para pemungut cukai dan orang-orang berdosa, yang ditanggapi Yesus dengan amat tegas. Kemudian mereka mengangkat masalah kaum Esseni yang mereka anggap sebagi munafik, yang tidak hidup sesuai Taurat. Tetapi Yesus menunjukkan dengan jelas bahwa kaum Esseni adalah penganut Taurat yang lebih taat dibandingkan kaum Farisi, dan dengan demikian mengembalikan celaan munafik atas diri mereka sendiri. Adalah masalah mengenai berkat yang menghantar mereka ke persoalan kaum Esseni. Berkat biasa diberikan di kalangan kaum Esseni, dan kaum Farisi amat gusar melihat Yesus memberkati anak-anak kecil. Misalnya, ketika memasuki atau meninggalkan sinagoga, Ia biasa dihentikan oleh banyak ibu dengan anak-anak mereka, dan berkat-Nya ditorehkan atas anak-anak kecil.

Ketika Yesus tinggal di Nazaret, Ia senantiasa banyak berhubungan dengan anak-anak yang menjadi nyaman dan tenang dekat-Nya. Tak peduli betapa keras mereka mengangis, berkat-Nya berkuasa untuk menenangkan mereka. Karenanya, para ibu biasa membawa anak-anak kecil kepada-Nya, untuk melihat apakah Ia telah menjadi terlalu angkuh untuk memperhatikan mereka. Ada sebagian dari anak-anak yang menendang-nendang hebat, bergulung-gulung di tanah, seolah mereka terkena ayan, menjerit kuat-kuat sepanjang waktu. Tetapi berkat Yesus menenangkan mereka seketika itu juga. Aku melihat sesuatu seperti kabut gelap keluar dari sebagian mereka. Yesus meletakkan tangan-Nya di atas kepala anak-anak lelaki dan memberi mereka berkat “Patriark” dengan tiga garis: satu dari kepala dan satu dari masing-masing bahu ke hati di mana ketiganya bertemu. Ia memberkati anak-anak perempuan dengan cara yang sama, tetapi tanpa menyentuhkan tangan-Nya pada mereka, meski Ia membuat suatu tanda pada bibir mereka. Aku pikir, sementara aku melihat Yesus melakukannya, bahwa itu berarti mereka hendaknya tidak terlalu banyak berbicara; namun demikian tanda itu memunyai suatu arti yang lain. Yesus melewatkan malam bersama para murid di rumah seorang Farisi.


sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Yesus Memulai Pewartaan-Nya di Depan Publik          previous  Halaman Sebelumnya     Halaman Selanjutnya  next      up  Halaman Utama