Bab 15
![]() Yesus Menolak Tiga Pemuda Kaya. Ia Mencengangkan Banyak Kaum Terpelajar di Sinagoga di Nazaret
![]() Kepada kelima pengikut Yesus, sekarang ditambahkan empat orang; mereka adalah para kerabat dan sahabat Keluarga Kudus. Aku pikir di antara mereka terdapat putera salah seorang dari ketiga janda, dan satu dari Betlehem, yang mengetahui bahwa Ia adalah keturunan Rut yang menikah dengan Boas di kota itu. Yesus secara resmi menerima mereka ke dalam bilangan para murid.
Di Nazaret ada beberapa keluarga kaya yang mempunyai tiga putera. Semasa kanak-kanak, ketiganya berteman dengan Yesus. Mereka sekarang cukup terpandang dan terpelajar. Orangtua mereka, yang telah banyak mendengar mengenai kebijaksanaan dan ajaran-ajaran Yesus, saling sepakat bahwa putera-putera mereka harus mendengarkan contoh pengajaran-Nya. Lalu mereka akan menawarkan sejumlah uang kepada-Nya guna mengijinkan para pemuda itu berkelana bersama-Nya agar mereka dapat memperoleh manfaat dari pengetahuan-Nya. Orang-orang baik ini memiliki pandangan yang begitu tinggi akan para putera mereka hingga mereka pikir Yesus pastilah dengan senang hati menjadi guru mereka. Demikianlah para pemuda ini pergi ke sinagoga di mana, dengan pengaruh orangtua mereka yang kaya serta kaum Farisi, semua orang terpelajar dari kota telah datang berkumpul. Mereka berketetapan untuk menguji Yesus dengan berbagai cara. Di antara orang-orang ini terdapat seorang pengacara dan seorang dokter. Sang dokter seorang yang tinggi besar perawakannya dengan jenggot panjang; ia mengenakan ikat pinggang dan semacam lencana di atas salah satu pundak mantolnya. Aku melihat Yesus memasuki sekolah lagi dan memberkati banyak anak-anak yang dibawa ibu mereka kepada-Nya; di antara mereka beberapa anak terjangkit kusta yang ditahirkan-Nya. Sepanjang pengajaran, Ia diinterupsi dengan berbagai macam cara oleh kaum cerdik pandai yang mengajukan beragam macam pertanyaan sulit kepada Yesus. Tetapi kebijaksanaan-Nya membungkam mereka.
Terhadap komentar sang pengacara, Yesus menjawab secara paling mengagumkan dari Hukum Musa; dan ketika masalah perceraian diajukan, Ia sama sekali menolak perceraian. Tidak pernah boleh ada perceraian antara suami dan isteri; tetapi jika suami tak dapat dengan cara apapun hidup bersama isteri, suami dapat meninggalkan isteri. Meski begitu, mereka tetap satu tubuh dan tak dapat menikah lagi. Kata-kata Tuhan ini amat menggusarkan kaum Yahudi.
Sang dokter menanyakan apakah Ia dapat mengatakan apakah manusia tersusun dari hakekat kering atau semi cair, di bawah planet manakah seseorang dilahirkan, tanaman obat-obatan apa yang baik untuk perawatan ini atau itu, dan bagaimana tubuh manusia dibentuk. Yesus menanggapinya dengan kebijaksanaan yang luar biasa. Ia berbicara tentang warna kulit dari sebagian mereka yang hadir, sakit-penyakit mereka dan pengobatannya, dan tentang tubuh manusia, dengan pengetahuan mendalam yang belum diketahui oleh sang dokter. Yesus berbicara mengenai hidup, roh dan bagaimana dampaknya pada tubuh, mengenai penyakit-penyakit yang dapat disembuhkan hanya dengan doa dan silih, mengenai penyakit-penyakit yang membutuhkan obat demi kesembuhannya. Semua disampaikan-Nya dalam bahasa yang begitu mendalam, namun begitu indah, hingga sang dokter dalam ketakjuban mengakui diri kalah ilmu dan bahwa ia belum pernah mendengar hal-hal yang seperti demikian. Aku pikir, sesudah itu si dokter menjadi salah seorang murid-Nya. Yesus menggambarkan kepadanya tubuh manusia dengan segala anggotanya, urat, pembuluh darah, syaraf dan usus, fungsi-fungsi khusus masing-masing dan berbagai hubungannya satu sama lain. Semua disampaikan dalam bahasa umum, namun demikian, dengan ketepatan begitu rupa hingga para penanya dibungkam dan merasa rendah.
Ada seorang astrolog yang hadir, yang bertanya mengenai rangkaian bintang-bintang. Yesus menjelaskan bagaimana satu gugusan bintang mempengaruhi yang lain, bagaimana bintang-bintang yang berbeda membawa pengaruh yang berbeda dan Ia mengajar mengenai komet dan tanda-tanda zodiak. Yesus dalam bahasa yang paling tepat menanggapi yang lain mengenai arsitekur, dengan yang lain lagi mengenai jual beli dan perdagangan dengan bangsa-bangsa asing, pada saat yang sama mengambil kesempatan untuk dengan tegas mengecam berbagai mode dan kelakuan kacau yang belakangan ini diperkenalkan dari Athena. Ia juga mengutuk permainan-permaian yang sekarang diadakan di kalangan mereka, dan yang juga menyebar ke seluruh Nazaret dan tempat-tempat lain. Permainan-permaian ini merupakan hasil dari pergaulan mereka dengan Athena. Yesus mengecam mereka sebagai tak dapat dimaafkan sebab memperturutkan kata hati dan menganggapnya sebagai bukan dosa; dan karenanya, mereka tidak melakukan silih atasnya dan seab itu mereka tidak dapat diampuni.
Para pendengar terpesona akan kebijaksanaan-Nya. Mereka memohon Yesus untuk tinggal di antara mereka, menawarkan untuk memberi-Nya sebuah rumah dan segala yang Ia perlukan, menanyakan juga mengenai Ia dan BundaNya mengapakah pindah ke Kapernaum. Yesus menjawab bahwa Ia tak dapat tinggal bersama mereka, dan Ia berbicara mengenai misi-Nya dan tugas yang diemban-Nya. Sebagai jawab atas pertanyaan mereka mengapakah Ia pergi dari antara mereka, Ia menjawab bahwa karena keinginan-Nya untuk tinggal di tempat yang lebih dekat pusat kota, dsb. Tetapi mereka tidak dapat mengerti alasan-alasan-Nya, dan mereka tersinggung atas penolakan-Nya atas tawaran mereka yang mereka anggap sungguh amat baik. Mereka menganggap kata-kata Yesus mengenai “misi”, “tugas” sebagai suatu bentuk kesombongan Jadi mereka meninggalkan sekolah sore itu.
Ketiga pemuda, yang usianya sekitar duapuluh tahunan, sungguh amat ingin berbicara dengan Yesus. Tetapi Ia tak mengijinkan mereka hingga kesembilan murid ada di sana. Hal itu menjengkelkan para pemuda. Yesus mengatakan bahwa Ia mendesak adanya saksi-saksi atas apa yang akan Ia katakan kepada mereka. Ketika akhirnya mereka diperkenankan berbicara, ketiga pemuda itu dengan bersahaja dan rendah hati mengungkapkan keinginan mereka sendiri, juga keinginan orantua merka, agar Ia menerima mereka sebagai murid. Orangtua mereka, demikian kata ketiga pemuda, akan mengupah-Nya, sementara mereka sendiri akan menyertai Yesus dalam segala karya-Nya; mereka akan melayani dan membantu-Nya. Aku melihat Yesus merasa sulit harus menolak permintaan mereka, sebagian demi kebaikan mereka sendiri dan sebagian karena para murid-Nya, sebab Ia harus memberikan alsan-alasan penolakan yang masih belum dapat mereka pahami. Ia menjawab kepada ketiga pemuda bahwa ia yang memberikan uang guna mendapatkan sesuatu, bertujuan untuk memperoleh suatu keuntungan duniawi; tetapi barangsiapa hendak mengikuti Dia, haruslah meninggalkan segala harta duniawi, haruslah meninggalkan oranhtua dan teman sahabat, dan bahwa para murid-Nya haruslah tidak berpacaran ataupun menikah. Ia mengajukan banyak persyaratan berat lainnya, sehingga para pemuda itu menjadi patah semangat. Mereka menyanggah dengan mengatakan bahwa banyak kaum Esseni yang menikah. Yesus menanggapi bahwa mereka, kaum Esseni bertindak benar dan sesuai dengan hukum mereka, tetapi doktrin-Nya adalah untuk menggenapi sepenuhnya jalan yang telah dipersiapkan oleh para pendahulu, dsb. Dengan perkataan ini dan permintaan agar mereka mengambil waktu untuk memikirkannya, Ia meninggalkan mereka
Para murid merasa terintimidasi oleh perkataan Yesus. Ajaran-Nya begitu keras hingga mereka tak dapat memahaminya dan mereka mulai patah semangat. Tetapi dalam perjalanan dari Nazaret ke rumah Eliud, Ia meminta mereka untuk tidak berputus asa, bahwa Ia punya alasan-alasan tepat untuk berbicara seperti yang Ia katakan, bahwa para pemuda itu tinggal tak seberapa jauh dan mungkin tidak akan pernah datang kepada-Nya; tetapi untuk mereka sendiri, para murid, mereka hendaknya mengikuti Dia dengan tenang dan tanpa ambisi, dstnya. Demikianlah mereka tiba di rumah Eliud. Aku pikir Ia tidak akan lagi ke rumah Eliud sebab pembicaran dan kegemparan besar telah muncul di Nazaret mengenai-Nya. Penduduk mendongkol sebab Ia tak hendak tinggal di antara mereka. Mereka pikir Ia telah mendapatkan segala pengetahuan-Nya semasa Ia mengembara. “Sungguh,” kata mereka, “Ia seorang yang amat cerdas dan sungguh luar biasa, tetapi sebagai Putra seorang tukang kayu, Ia agak besar kepala.” Aku melihat ketiga pemuda pulang ke rumah mereka. Orangtua mereka sungguh amat berang atas penolakan Yesus. Anak-anak sependapat dengan orangtua mereka, dan mereka semua saling membicarakan ketidakpuasan mereka terhadap Yesus.
Keesokan harinya ketiga pemuda datang lagi kepada Yesus dan sekali lagi memohon untuk diterima. Mereka menjanjikan ketaatan penuh dan kesetiaan pelayanan kepada-Nya. Tetapi, lagi Yesus menyuruh mereka pulang; dan aku melihat ketidakmampuan mereka untuk menangkap makna penolakan-Nya, menyusahkan hati Yesus. Ia lalu berbicara kepada kesembilan murid yang, atas perintah-Nya, akan mendahului pergi ke suatu tempat tertentu dan lalu pergi kepada Yohanes. Mengenai para pemuda yang disuruh-Nya pulang, Yesus mengatakan bahwa mereka ingin mengikuti-Nya demi apa yang mungkin akan mereka peroleh, bahwa mereka tidak akan bersedia memberikan semuanya demi kasih. Tetapi mereka, para murid, tidak mencari apa-apa, sebab itu mereka diterima. Ia berbicara lagi dalam kata-kata indah penuh makna mengenai pembaptisan, mengatakan kepada mereka utnuk pergi mendahului-Nya ke Kapernaum dan menyampaikan kepada BundaNya bahwa Ia pergi ke pembaptisan. Ia juga meminta mereka untuk berbicara kepada para murid, Yohanes, Petrus dan Andreas mengenai Yohanes Pembaptis dan mengatakan kepada Pembaptis bahwa Ia akan datang.
sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
|
|