Bab 20
Yesus Mengutuk Perzinahan Herodes;
Perjalanan Para Perempuan Kudus

Keesokan paginya Yesus pergi ke sekolah di mana banyak orang berkumpul. Ia berbicara seperti biasanya mengenai pempabtisan dan mengenai segera datangnya Mesias yang tidak mereka ketahui. Ia mengecam kekukuhan mereka pada adat-istiadat kuno yang tanpa arti, di mana orang-orang ini jatuh dalam dosa. Mereka, secara keseluruhan, berpikiran cukup sederhana dan menerima kecaman-Nya dengan baik. Yesus meminta Imam Besar Sinagoga untuk menghantar-Nya pada mereka yang sakit. Ia mengunjungi sekitar sepuluh orang sakit, namun tidak menyembuhkan seorang pun, sebab, di dekat Yerusalem, Ia telah menyatakan pada Eliud dan kelima murid bahwa Ia tidak akan mengadakan penyembuhan lagi hingga Ia ke pembaptisan. Mereka yang sakit di tempat ini kebanyakan para perempuan yang sakit gembur-gembur, encok dan cacat. Yesus mendorong mereka dan mengatakan kepada mereka secara terpisah perbuatan-perbuatan religius apa yang harus mereka lakukan, sebab sakit mereka merupakan bagian dari hukuman atas dosa. Sebagian Ia perintahkan untuk memurnikan diri dan pergi ke pembaptisan.

Sebuah perjamuan dipersiapkan untuk-Nya di penginapan yang dihadiri oleh banyak orang setempat. Sebelum jam perjamuan tiba, orang-orang ini membicarakan Herodes, mengenai hubungannya yang tidak sah dengn isteri saudaranya. Mereka mengecam keras Herodes dan meminta pendapat Yesus mengenai masalah tersebut. Yesus dengan sabar menyatakan ketidaksetujuan atas perilaku Herodes serta mengutuk dosa perzinahan, tetapi Ia menyatakan juga kepada mereka bahwa jika mereka menghakimi sesama, mereka sendiri akan dihakimi.

Di tempat ini ada banyak kaum pendosa. Yesus berbicara kepada mereka secara pribadi dan dengan tegas mencela mereka karena hidup dalam perzinahan. Ia mengungkapkan segala dosa-dosa mereka yang tersembunyi. Gemetar ketakutan, mereka berjanji untuk melakukan silih. Dari sini Yesus pergi ke Betania, sekitar enam mil jauhnya, dan lagi memasuki suatu wilayah pegunungan. Kala itu musim dingin, berkabut dan berawan pada siang hari, dan terkadang keping-keping salju putih pada malam hari. Yesus membungkus kepala-Nya dengan selendang dan memulai perjalanan langsung menuju timur.

Aku melihat Maria dan empat perempuan kudus meninggalkan rumah dan berjalan memutar melintasi suatu padang dekat Tiberias. Ada dua pelayan dari perikanan bersama mereka. Satu berjalan di depan, yang lainnya di belakang; keduanya dengan barang-barang bawaan yang mereka bawa dengan sebuah pikulan: satu buntalan di depan dan satu di belakang. Keempat perempuan itu adalah Yohana Khuza, Maria Kleopas, Maria Salome dan salah seorang dari ketiga janda. Mereka juga pergi ke Betania lewat rute biasanya yang melewati Sikhem dan lalu ke kanan. Ketika Yesus melewatinya, jalan itu berada di kiri-Nya. Para perempuan kudus pada umumnya berjalan satu per satu, terpisah beberapa langkah satu sama lain. Mereka berjalan demikian kemungkinan sebab sebagian besar jalan, terkecuali jalan-jalan raya yang lebar, adalah jalan yang sempit dan diperuntukkan bagi para pejalan kaki, yang menghantar orang melintasi pegunungan. Mereka berjalan cepat dengan langkah mantap, tidak berlenggak-lenggok, sebagaimana dilakukan orang-orang negeri ini. Sangat mungkin ini karena sejak usia muda penduduk negeri itu terbisa melakukan perjalanan jauh dengan berjalan kaki. Gaun mereka diangkat hingga sekitar pertengahan betis, kaki-kaki bagian bawah dibalut erat hingga ke mata kaki, dan alas sandal yang tebal diikatkan ke tapak kaki mereka. Di atas kepala dikenakan sebuah kerudung yang ujungnya diikatkan ke dalam selendang yang dililitkan sekeliling leher. Selendang ini disilangkan di dada, lalu dililitkan ke belakang dan dijepit dengan ikat pinggang; terkadang para pemakainya memasukkan tangan-tangan mereka ke dalam lipatan-lipatannya dan membiarkan tangan mereka beristirahat di sana. Pelayan yang ada di depan para pengelana ini mempersiapkan jalan bagi mereka. Ia membukakan pintu-pintu pagar, menyingkirkan bebatuan dari jalan, membentangkan jembatan, memesan tempat di penginapan dan, singkat kata, mempersiapkan segalanya. Pelayan yang di belakang mengembalikan semua pada tempat semula.


sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Yesus Memulai Pewartaan-Nya di Depan Publik          previous  Halaman Sebelumnya     Halaman Selanjutnya  next      up  Halaman Utama