Bab 4
Percakapan Herodes dengan Yohanes;
Perayaan di Tempat Pembaptisan


Tempat di mana Yohanes mengajar sekitar satu jam lebih jauh dari tempat di mana ia biasa membaptis. Tempat itu merupakan salah satu tempat sakral orang Yahudi dan dikelilingi dengan tembok-tembok bagai sebuah taman di dalam dan sekellingnya terdapat gubuk-gubuk dengan atap alang-alang. Di tengah taman bertembok ini terdapat sebuah batu di atas mana Anak-anak Israel, ketika menyeberangi Yordan, telah menyemayamkan Tabut Perjanjian dan merayakan suatu perayaan syukur. Di atas batu ini Yohanes memancangkan kemahnya untuk mengajar, sebuah naungan besar dari kisi-kisi yang diselubungi alang-alang; di bawah kemah terdapat tempat duduk di mana Yohanes mengajar. Di sinilah Yohanes sedang berbicara kepada para murid ketika Herodes datang bersama iring-iringannya, tetapi Yohanes terus mengajar tanpa terganggu oleh kehadiran Herodes.

Herodes telah pergi ke Yerusalem untuk menemui isteri saudaranya yang lebih dulu pergi ke sana bersama puterinya - Salome - yang pada waktu itu berumur enambelas tahun. Herodes berniat menikahi isteri saudaranya ini, dan dengan sia-sia telah mengajukan permohonan keabsahan hukum bagi perkawinannya kepada Sanhedrin (= Mahkamah Agama). Penolakan mahkamah dalam menyetujui keinginannya membangkitkan murkanya dan, sebab takut akan komentar publik, ia mengambil keputusan untuk meredamnya dengan keputusan Nabi Yohanes. Ia tidak ragu bahwa Yohanes, demi mendapatkan dukungan darinya, akan menyetujui langkah yang hendak diambilnya.

Aku melihat iring-iringan Herodes terdiri dari Herodes, Salome - puteri Herodias -, pelayan-pelayan perempuan, dan sekitar tigapuluh orang yang menyertai berarak menuju Yordan. Herodes dan para perempuan mengendarai sebuah kereta. Herodes telah mengutus seorang kurir kepada Yohanes, tetapi Yohanes tak menghendaki Herodes datang ke tempat pembaptisan. Yohanes menganggap Herodes sebagai seorang yang, bersama para perempuan dan iring-iringannya, akan mencemarkan upacara yang sakral. Sebab itu, Yohanes menghentikan pembaptisan dan, dengan diikuti para murid, pergi ke tempat yang dipersiapkan untuk berkhotbah. Di sini ia berbicara dengan berani mengenai permohonan yang hendak diajukan Herodes. Yohanes mengatakan bahwa Herodes hendaknya menantikan Dia yang akan datang sesudahnya, bahwa ia sendiri tak akan membaptis di sana lebih lama lagi, sebab ia harus mempersiapkan jalan bagi-Nya, sebab ia adalah bentara-Nya.

Perkataan-perkataan Yohanes selanjutnya begitu tajam ditujukan menentang Herodes, hingga Herodes tidak mungkin tidak tahu bahwa rencananya telah diketahui. Meski begitu, ia memerintahkan agar sebuah gulungan tulisan yang besar mengenai gugatannya disampaikan kepada Yohanes. Yohanes tak hendak mengotori tangannya, yang biasa digunakannya dalam pembaptisan, jadi gulungan itu diletakkan di hadapannya. Kemudian aku melihat Herodes beserta arak-arakannya dengan geram meninggalkan tempat. Herodes masih tinggal di tempat-tempat pemandian Callirrhoe, beberapa jam jauhnya dari tempat pembaptisan. Ia meninggalkan sebagian pengikutnya dengan gulungan tulisan untuk memaksa Yohanes memberikan persetujuan atasnya, tetapi sia-sia belaka. Setelah kepergian Herodes, Yohanes kembali ke tempat pembaptisan. Para perempuan dalam rombongan Herodes berdandan elok, meski cukup sederhana. Magdalena jauh lebih mempesona penampilannya.

Suatu perayaan selama tiga hari sekarang dilangsungkan di batu Tabut Perjanjian di mana kemah mengajar Yohanes telah didirikan. Sekarang aku tak dapat mengatakan secara pasti apakah perayaan itu untuk memperingati perjalanan Israel menyeberangi Yordan, atau peristiwa lainnya. Para murid Yohanes menghiasi tempat itu dengan ranting-ranting pohon, karangan dan bunga-bunga. Petrus, Andreas, Filipus, Yakobus Muda, Simon dan Tadeus ada di sana, dan juga banyak dari mereka yang kelak menjadi murid Yesus. Tempat ini senantiasa dianggap sakral oleh mereka yang saleh di kalangan Yahudi, tetapi pada masa ini agak terbengkalai. Yohanes membenahinya. Yohanes, pula beberapa dari antara murid, mengenakan jubah imam. Di atas pakaian dalam berwarna abu-abu, Pembaptis mengenaikan sehelai jubah putih yang panjang dan lebar, dengan ikat pinggang tenun berwarna kuning dan putih yang ujungnya berjumbai. Di masing-masing bahu terdapat sebuah lencana seolah dari dua batu berharga; di atas batu-batu itu diukirkan nama-nama Keduabelas Suku Israel; enam nama pada masing-masing batu. Di dadanya dikenakan sebuah penutup dada persegi empat berwana kuning dan putih, yang diikatkan pada ujung-ujungnya oleh rantai-rantai keemasan. Pada penutup dada ini dipasang duabelas batu berharga, masing-masing bertuliskan nama salah seorang dari keduabelas suku. Sekeliling pundaknya tergantung sehelai selendang lenan panjang serupa stola berwarna putih dan kuning dengan jumbai-jumbai pada ujungnya. Jubahnya juga berjumbai-jumbai dengan bola-bola sutera putih dan kuning serupa buah. Kepalanya tanpa penutup, tetapi di bawah leher jubahnya ia mengenakan sehelai tenunan sempit yang dapat diselubungkan ke kepala seperti tudung, dan lalu ujungnya yang runcing tergantung di atas kening.

Di depan batu di mana Tabut Perjanjian pernah disemayamkan, berdiri sebuah altar kecil. Bentuknya tidak tepat persegi empat. Di tengah permukaan altar terdapat sebuah rongga yang ditutup dengan kisi-kisi, dan di bawahnya terdapat lubang tempat abu; di sisi-sisinya terdapat pipa-pipa yang tampak seperti tanduk-tanduk. Hadir banyak murid dengan jubah putih dan ikat pinggang lebar sebagaimana biasa dikenakan para rasul pada pertemuan-pertemuan awal ibadat ilahi. Mreka melayani di kurban dupa. Yohanes membakar beberapa macam tanaman obat-obatan, juga rempah-rempah, dan aku pikir gandum di altar dupa yang dapat dipindah-pindahkan. Semua dihiasi dengan ranting-ranting hijau, karangan-karangan dan bunga-bunga. Himpunan para calon baptis juga hadir.

Jubah-jubah imam dan perlengkapan Pembaptis semuanya dipersiapkan di tempat pembaptisan ini. Pada masa itu, dekat Yordan tinggallah beberapa rubiah kudus yang melayani segala macam kebutuhan serta mempersiapkan jubah-jubah suci Pembaptis. Mereka tidak menerima baptisan.

Upacara yang dilakukan Yohanes pada saat ini mengingatkanku akan pembukaan sebuah gereja baru. Ia mengenakan jubah putih yang panjang apabila sedang membaptis. Yohanes tidak melakukan kerja jasmani terkecuali mempersiapkan tempat pembatisan Yesus. Ia melakukan semuanya dengan tangannya sendiri; para murid membawakan material kepadanya.

Aku melihat Yohanes di tempat ini berbicara dalam suatu khotbah yang panjang dan berapi-api. Dengan jubah imamnya, ia berdiri dalam kemah yang dikelilingi oleh serambi-serambi seperti kemah-kemah para raja di Arab. Tempat-tempat berjenjang didirikan sekeliling tembok-tembok yang mengelilingi taman, di atasnya berdiri himpunan pendengar yang tak terbilang bayaknya. Yohanes berbicara mengenai Juruselamat, yang telah mengutusnya dan yang belum pernah dilihatnya, juga mengenai perjalanan menyeberangi Yordan. Dupa dipersembahkan lagi dalam kemah, dan juga rempah-rempah harum.

Dari Mizpa turun ke Galilea, kabar telah tersiar bahwa Yohanes akan menyelenggarakan pertemuan besar ini untuk pengajaran, sebab itu banyak sekali yang hadir. Nyaris semua Esseni datang. Sebagian besar orang mengenakan jubah putih panjang. Aku melihat pasangan-pasangan suami isteri tiba; para isteri duduk di antara kurungan-kurungan merpati di atas keledai yang dibimbing sang suami. Para lelaki mempersembahkan roti; para perempuan mempersembahkan merpati. Dalam upacara, Yohanes berdiri di balik kisi-kisi dan menerima roti yang ditermpatkan di atas sebuah meja berkisi; dan tepung yang masih melekat padanya disingkirkan. Roti-roti itu kemudian disusun dalam bentuk piramida pada piring-piring, diberkati oleh Yohanes, dan diunjukkan tinggi-tinggi seolah untuk suatu persembahan. Sesudahnya roti dipotong-potong dan dibagi-bagikan di antara mereka yang hadir; mereka yang datang dari tempat yang paling jauh menerima bagian yang paling besar, sebab mereka yang paling membutuhkannya. Tepung disingkirkan dari roti-roti dan remah-remah dari potongan roti jatuh dari kisi-kisi meja ke atas sebuah baki dan dibakar di altar. Merpati-merpati yang dibawa para perempuan juga dibagi-bagikan. Upaara berlangsung nyaris setengah hari. Keseluruhan perayaan berakhir pada hari Sabat; tiga hari lamanya. Sesudah perayaan berakhir, aku melihat Yohanes menyibukkan diri kembali di tempat pembaptisan.


sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Yohanes Mewartakan Tobat dan Membaptis          previous  Halaman Sebelumnya     Halaman Selanjutnya  next      up  Halaman Utama