Bab 15
![]() Yakub
![]() Ribka tahu bahwa Esau tak beroleh bagian dalam Misteri Ilahi. Esau seorang yang bodoh, kasar dan malas; Yakub sangat aktif dan cerdas, lebih mirip ibunya. Akan tetapi, Ishak lebih sayang kepada Esau sebab dia anak sulung. Esau kerap pergi dari rumah untuk berburu. Ribka sering memikirkan cara bagaimana ia bisa mendapatkan hak kesulungan, Berkat, bagi Yakub dan ia mengajarkan kepada Yakub bagaimana mengupayakan untuk membelinya. Sup kental yang untuknya Esau menjual hak kesulungan terdiri dari sayur-mayur, daging dan sayuran hijau macam selada. Esau pulang ke rumah dalam keadaan lelah dari berburu. Yakub membujuknya dan menerima penyerahan hak kesulungan.
Ishak pada waktu itu telah tua renta dan buta. Ia takut kalau-kalau ia akan segera mati, dan sebab itu ia antusias untuk segera menyerahkan Berkat kepada Esau. Ribka, yang tahu bahwa Yakub patut dan harus mendapatkannya, tak dapat membujuk Ishak untuk memberikan Berkat kepada Yakub. Ribka teramat sedih hati karena hal itu, dan ia mondar-mandir dengan galau hati. Ketika ia tahu bahwa Ishak tak lagi hendak menunda untuk segera menyampaikan Berkat, dan bahwa Ishak berteriak memanggil Esau yang ada dekat sana, ia menyusun rencana. Ia menyuruh Yakub untuk bersembunyi ketika saudaranya datang, agar ia tak terlihat. Ishak menyuruh Esau pergi membawakan hasil buruan untuknya. Kemudian Ribka menyuruh Yakub untuk mengambil anak kambing dari kawanan ternak; dan begitu Esau pergi, masakan untuk Ishak segera dipersiapkan.
Pakaian terbaik Esau, yang sekarang dikenakan Ribka pada Yakub, terdiri dari sebuah jaket sangat mirip kepunyaan Yakub sendiri, hanya lebih kaku dan pada dadanya bersulam warna-warni. Tangan dan dada Esau ditumbuhi bulu-bulu hitam lebat seperti wool, kulitnya seperti kulit binatang; sebab itu Ribka membalutkan sebagian kulit anak kambing sekeliling tangan Yakub dan menempatkan selembar pula di atas dada di mana jaketnya terbuka. Jaket ini berbeda dari jaket yang biasa dikenakan, hanya oleh banyaknya hiasan padanya. Jaket itu terbelah di sisi-sisinya, dan dikenakan lewat kepala melalui sebuah lubang yang dipinggiri dengan kulit yang lembut berwarna kecoklatan. Celah-celah samping dirapatkan dengan tali-tali kulit, dan apabila sebuah ikat pinggang dikenakan di atasnya, ruang sekeliling dada berfungsi sebagai sebuah kantong. Tak ada pakaian dikenakan di bawah jaket ini, yang tak berlengan dan membiarkan bagian dada terbuka. Tutup kepala dan celemek yang dikenakan bersama jaket berwarna kecoklatan atau abu-abu.
Aku melihat Ishak meraba dada dan kedua tangan Yakub sebab dada dan kedua tangan Esau penuh bulu. Aku melihat Ishak sedikit ragu, ia gelisah dan bimbang. Tetapi terlintas dalam pikiran bahwa, kendati keraguannya, ia pastilah Esau dan bahwa Allah menghendakinya mendapatkan berkat. Jadi ia menyerahkan kepada Yakub Berkat yang ia terima dari Abraham, dan Abraham dari malaikat. Ia, dengan bantuan Ribka, telah mempersiapkan sebelumnya sesuatu yang mistik sehubungan dengannya, yakni suatu minuman dalam sebuah cawan.
Anak-anak lain dari para Patriark tak tahu-menahu mengenainya. Hanya dia yang menerima Berkat tahu akan Misteri yang, meski demikian, baginya tetap merupakan suatu misteri, sebagaimana Sakramen Mahakudus bagi kita. Cawan itu agak datar pada satu sisinya; transparan dan berkilau sepeti indung mutiara. Cawan berisi sesuatu yang merah seperti darah, dan aku merasa itu adalah darah Ishak. Ribka telah membantu mempersiapkannya.
Ketika Ishak memberkati Yakub, mereka sendirian. Yakub membiarkan dadanya terbuka dan berdiri di hadapan bapanya. Ishak mengulurkan tangan dan menyampaikan Berkat dari dahi Yakub lurus ke bawah ke perut, dari bahu kanan ke tujuan yang sama, dan melakukan yang sama dari bahu kiri. Lalu ia menumpangkan tangan kanannya ke atas kepala Yakub dan tangan kirinya ke atas ulu hati Yakub, dan Yakub meneguk isi cawan kecil itu. Dan sekarang tampak seolah Ishak menyerahkan Yakub semuanya, semua kuasa, semua kekuatan, sementara dengan kedua tangan ia mengambil, seolah demikian, sesuatu dari dirinya sendiri dan menempatkannya pada Yakub. Aku rasa bahwa sesuau ini adalah kekuatannya sendiri, bahwa itulah Berkat. Sepanjang waktu ini, Ishak berdoa dengan lantang. Sementara menyampaikan Bekat, Ishak duduk tegak di pembaringannya; ia menjadi hidup, dan berkas-berkas cahaya memancar darinya. Ketika Ishak mengulurkan tangannya ke bawah untuk menyampaikan Berkat, Yakub merentangkan dan setengah mengangkat kedua belah tangannya, seperti yang dilakukan imam saat Dominus vobiscum; tetapi ketika ayahnya hanya berdoa, Yakub menyilangkan kedua tangannya di dada. Ketika Ishak menyampaikan Berkat kepada Yakub, Yakub menerimanya dan menumpangkan satu tangan di atas tangan yang lain di bawah dada seperti orang yang sedang membawa sesuatu. Di akhir upacara, Ishak menumpangkan kedua tangannya ke atas kepala Yakub dan ke atas wilayah perut, dan lalu Yakub menerima cawan yang diteguknya.
Ketika penyampaian Berkat telah selesai dilakukan, aku melihat Ishak pingsan, entah karena kehabisan tenaga atau karena sesungguhnya telah menyerahkan dan kehilangan kekuatannya. Tetapi Yakub bercahaya, lincah, penuh daya hidup dan kekuatan. Dan sekarang Esau datang dari berburu.
Ketika Ishak mengetahui bahwa Berkat telah disampaikan kepada orang yang salah, ia tidak menyesalinya, ia menganggapnya sebagi kehendak Allah. Tetapi Esau dikuasai amarah yang hebat, ia mengacak-acak rambutnya. Sungguhpun demikian, dalam murka tampaknya ia lebih merasa iri kepada Yakub daripada berduka karena kehilangan Berkat.
Keduanya, Esau dan Yakub, telah dewasa. Usia mereka lebih dari empatpuluh tahun pada waktu penyampaian Berkat. Esau telah mempunyai dua orang isteri yang tidak begitu disukai oleh orangtuanya. Ketika Ribka melihat Esau mengamuk, ia menyuruh Yakub pergi secara diam-diam kepada saudaranya - Laban. Aku melihat keberangkatan Yakub. Ia mengenakan sehelai jaket yang panjangnya sampai ke pinggang, sehelai celemek yang panjangnya hingga ke lutut, sandal di kakinya dan sehelai kain yang dibalutkan sekeliling kepala. Di tangannya ada sebatang tongkat gembala, sebuah kantung kecil berisi roti tergantung di pundak dan di bawah lengan terdapat sebuah kantong minum. Hanya itulah yang ia bawa bersamanya. Aku melihatnya bergegas pergi dengan diiringi airmata ibunya. Ishak memberkatinya untuk kedua kalinya, dan memerintahkannya untuk pergi kepada Laban, dan untuk mengambil seorang isteri di rumahnya yang baru. Ishak dan Ribka sangat bersedih karena Esau. Teristimewa Ribka banyak berduka.
Aku melihat Yakub, dalam perjalannya ke Mesopotamia, tidur di tempat di mana sesudahnya Betel berdiri. Matahari telah terbenam. Yakub tidur telentang dengan sebuah batu di bawah kepalanya, tongkatnya ada di tangan. Lalu aku melihat tangga yang dilihat Yakub dalam mimpinya, dan yang dalam Kitab Suci digambarkan sebagai “sebuah tangga yang didirikan di bumi dengan ujungnya sampai ke langit.” Aku melihat tangga ini menjulang ke surga dari tempat di mana Yakub berbaring di bumi. Tangga itu seperti sebuah pohon-keluarga-yang-hidup dari keturunannya. Aku melihat di bawah tanah, sebagaimana pohon keluarga itu digambarkan, sebatang pohon hijau seolah tumbuh dari Yakub yang tengah tidur. Pohon itu terbagi menjadi tiga cabang yang muncul dalam bentuk sebuah piramid segitiga yang puncaknya sampai ke langit. Ketiga cabang itu dihubungkan oleh cabang-cabang kecil lainnya sehingga membentuk sebuah tangga piramid tiga sisi. Aku melihat tangga ini dikelilingi oleh banyak penampakan. Aku melihat di sana keturunan-keturunan Yakub, satu di atas yang lain; mereka membentuk leluhur Yesus menurut daging. Mereka kerap menyeberang dari satu sisi ke sisi yang lain, maju satu di depan yang lain. Sebagian berdiri di belakang dan yang lain dari sisi yang berlawanan melangkah di depan mereka, sementara benih Kemanusiaan yang suci diredupkan oleh dosa dan lalu dimurnikan kembali oleh tobat hingga akhirnya bunga yang murni, Perawan Suci dalam siapa Allah hendak menjadi manusia muncul di ujung tertinggi tangga yang sampai ke langit. Aku melihat surga terbuka di atas Perawan dan menyingkapkan kemuliaan Allah. Kemudian Allah berbicara kepada Yakub.
Aku melihat Yakub bangun keesokan paginya. Pertama-tama, ia membangun sebuah pondasi batu yang bundar di mana ia menempatkan sebuah batu datar lalu ia menempatkan di atasnya batu yang dipakai sebagai alas kepala malam sebelumnya. Terakhir, ia menyalakan api dan mempersembahkan sesuatu sebagai kurban; ia juga menuangkan sesuatu ke dalam api pada batu. Ia berlutut sementara berdoa, dan aku pikir ia menyalakan api seperti Tiga Raja melakukannya, yakni dengan menggesek.
Aku melihat Yakub di banyak tempat juga, di Betel misalnya, sementara ia dalam perjalanan menuju tempat Laban, dengan tongkat di tangan. Aku melihatnya di Ainon di mana ia pernah berada sebelumnya dan di mana ia memperbaiki bendungan yang di kemudian hari menjadi mataair pembaptisan Yohanes. Aku melihatnya bahkan di masa awal itu, berdoa di Mahanaim. Ia memohon Allah yang Mahakuasa untuk melindunginya dan juga menjaga agar pakaiannya jangan menjadi kumal, sebab jika tidak, sesampainya di Mesopotamia, pamannya Laban tak akan mengenalinya karena penampilannya yang jembel. Kemudian ia melihat dua bala tentara malaikat melayang-layang di sisi kiri dan sisi kanannya bagai dua bala tentara. Ini diperlihatkan kepada Yakub sebagai tanda perlindungan Allah atasnya, dan tanda kuasa yang akan diberikan kepadanya. Kegenapan dari penglihatan ini, disaksikan Yakub dalam perjalanan pulang.
Kemudian aku melihatnya pergi lebih jauh ke timur, sepanjang sisi selatan Sungai Yabok, dan melewatkan satu malam di tempat di mana kelak ia bergulat dengan malaikat. Di sini juga ia mendapatkan suatu penglihatan.
Sekembalinya Yakub dari Mesopotamia, perkemahannya terletak di timur perkemahan Jabesh Gilead kelak. Aku melihat Laban, ayah mertuanya, mengejarnya untuk mencari dewa-dewanya yang hilang. Laban berhasil menyusulnya dan mereka bersitegang perihal berhala, sebab Yakub tidak tahu bahwa Rahel secara diam-diam membawanya bersamanya. Ketika Rahel melihat bahwa ayahnya, yang telah mencari pusakanya yang hilang itu di seluruh perkemahan, akan segera tiba di kemahnya, ia mengambil berhala curian itu dan menyembunyikannya di bawah timbunan makanan ternak tak jauh dari kemahnya sendiri. Berhala itu adalah boneka-boneka logam, sekitar dua setengah tangan panjangnya dalam kain bedung. Timbunan makanan ternak itu berada di lereng lembah selatan Yabok, dan diperuntukkan bagi unta-unta. Rahel menyelubungi diri dan duduk di salah satu timbunan, seolah ia sakit dan harus beristirahat sejenak. Banyak perempuan lain duduk sepertinya di atas timbunan-timbunan lain. Serupa itu, meski timbunan jerami yang agak lebih besar, aku melihat Ayub yang terjangkit kusta sedang duduk. Timbunan di atas mana Rahel duduk ukurannya sebesar satu gerobak penuh. Mereka membawa sejumlah makanan ternak bersama mereka yang dimuatkan pada unta-unta, dan di tengah jalan sering menyimpan yang masih segar untuk persediaan. Berhala-berhala ini telah lama menjadi subyek skandal bagi Rahel, dan ia membawanya pergi sekedar untuk menjauhkan ayahnya dari dewa-dewa itu.
Yakub telah mengirim utusan-utusan kepada Esau yang sangat ditakutinya. Para utusan itu kembali dengan kabar bahwa Esau datang menyongsong dengan empatratus orang. Kemudian Yakub membagi seluruh rombongannya menjadi dua. Kawanan ternaknya yang terbaik dibaginya menjadi beberapa kelompok dan dikirimkannya kepada Esau. Yakub memimpin rombongannya ke Mahanaim di mana untuk kedua kalinya ia mendapat penglihatan seperti yang telah ia lihat saat keberangkatannya, yakni penglihatan akan bala tentara malaikat. Katanya: “Dengan tongkat belaka aku berangkat, tetapi sekarang aku telah menjadi kaya dengan dua rombongan.” Ia sekarang mengerti makna dari penglihatan pertama itu.
Ketika seluruh rombongan telah menyeberangi Yabok, Yakub menyuruh para isteri dan anak-anaknya berangkat pada malam hari, sementara ia tinggal seorang diri. Lalu ia memerintahkan agar kemahnya dipancangkan di lokasi di mana, dalam perjalanannya dari Palestina, ia telah melihat wajah Allah. Yakub ingin berdoa di sana di waktu malam. Ia memerintahkan agar kemahnya ditutup dari semua sisi, dan menyuruh para pelayan beristirahat agak jauh. Kemudian aku melihatnya mengangis dengan segenap hati di hadapan Allah. Ia membentangkan segala perkara di hadapan-Nya, teristimewa kegalauan hatinya sehubungan dengan Esau. Kemah itu terbuaka bagian atasnya, agar ia dapat lebih baik mengirimkan keluh-kesahnya ke surga.
Kemudian aku melihatnya bergulat dengan malaikat; hal itu terjadi dalam suatu penglihatan. Yakub bangun dan berdoa. Di sana turun dari atas suatu cahaya di mana tampak suatu figur terang gilang-gemilang yang mulai bergulat dengan Yakub, seolah hendak menarik Yakub ke segala penjuru mata angin, tetapi Yakub selalu berbalik menghadap ke pusat kemah. Pergulatan ini menubuatkan kenyataan bahwa Israel, kendati dihimpit dari segala penjuru, tak akan ditindas dari Palestina.
Tetapi ketika Yakub sekali lagi menghadap ke tengah kemah, malaikat menangkap sendi pangkal paha Yakub. Aku melihat ini terjadi ketika Yakub, yang sedang bergulat dalam penglihatan, bermaksud menjatuhkan diri di atas pembaringan, atau membenamkan diri kembali di atasnya. Ketika malaikat menyentuh sendi pangkal paha Yakub dan pada saat yang sama melakukan apa yang ingin ia lakukan, ia berkata kepada Yakub yang mencengkeramnya kuat-kuat: “Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing.” Lalu Yakub berhenti bergulat dan bangun dari penglihatannya. Melihat bahwa malaikat Allah masih berdiri di hadapannya, ia berteriak: “Tidak, aku tak akan membiarkanmu pergi sampai engkau memberkatiku!” Yakub merasa memerlukan berkat Allah, sebab ia tahu bahwa kekuatan telah pergi darinya dan bahwa Esau tengah datang menyongsongnya. Kemudian malaikat berkata: “Siapakah namamu?” (Ini bagian dari Berkat. Abram juga pada saat pemberkatannya diberi nama Abraham.) Ia menjawab: “Yakub.” Lalu kata malaikat: “Engkau akan disebut Israel, sebab engkau telah bergulat dengan Allah dan manusia dan tidak terkalahkan.” Kemudian kata Yakub: “Siapakah namamu?” Dan malaikat menjawab: “Mengapakah engkau bertanya kepadaku siapakah namaku?” Kata-kata ini berarti: “Tidakkah engkau mengenal aku? Bukankah engkau sudah tahu siapakah aku?” Dan Yakub berlutut di hadapannya dan menerima berkat. Malaikat memberkatinya sebagaimana Abraham diberkati oleh Allah, sebagaimana Abraham menyampaikan berkat keapda Ishak, dan Ishak kepada Yakub, yakni dengan tiga garis. Berkat ini teristimewa demi memastikan kesabaran dan ketekunan. Dan sekarang malaikat pun lenyap. Yakub melihat fajar menyingsing, dan ia menamai tempat itu Pniel. Ia memerintahkan agar kemahnya dibongkar dan ia menyeberangi Yabok menuju keluarganya. Dan sekarang matahari bersinar di atasnya. Ia timpang di sebelah kanan, sebab di sanalah ia dicabut kekuatannya.
Ketika Esau pulang, Yakub berangkat bersama segenap keluarganya, para pelayan dan kawanan ternaknya, menuju Mahanaim dan mendiami wilayah dari Socoth hingga ke bukit Ainon. Ia tinggal selama sepuluh tahun di Ainon. Sesudahnya Yakub memperluas pemukiman ke arah barat dari Ainon dan sebelah atas Yordan hingga ke Salem. Perkemahannya mencapai tempat di mana Sikhem tinggal, sebab di sana Yakub membeli sebidang tanah ladang.
Aku melihat Dina berjalan-jalan di sana bersama para pelayan perempuan dan bercakap-cakap penuh ingin tahu dengan orang-orang Sikhem. Aku melihat Sikhem membelai dan memeluknya, sebab itu para pelayannya pergi meninggalkannya, dan Sikhem membawa Dina bersamanya masuk ke dalam kota. Hal ini mengakibatkan duka mendalam bagi Dina dan juga pertumpahan darah serta pembantaian bagi orang-orang Sikhem. Sikhar [= Sikhem] pada waktu itu masih belum merupakan sebuah kota besar. Kota itu dibangun dari batu-batu persegi yang besar dan hanya mempunyai satu pintu gerbang.
Para Patriark, Abraham, Ishak dan Yakub lebih kuat di sebelah kanan daripada sebelah kiri; akan tetapi itu tidak kentara, sebab pakaian mereka lebar dan penuh. Di sisi kanan terdapat suatu kegempalan seperti bengkak. Itulah Yang Kudus, Berkat, Misteri; bercahaya, dalam bentuknya yang serupa kacang dan di dalamnya terdapat suatu benih. Anak sulung menerimanya dari ayahnya, sebab itu merupakan hak istimewa anak sulung. Yakub menerimanya, dan bukan Esau, sebab Ribka tahu bahwa Yakub yang ditetapkan untuk itu. Dalam pergulatannya dengan malaikat, Berkat diambil dari Yakub, meski tanpa mengakibatkan luka; seperti mengempiskan bengkak. Tetapi sesudah Berkat diambil, Yakub tak lagi hidup begitu aman, begitu langsung di bawah perlindungan Allah. Pada waktu memiliki Berkat, ia seperti orang yang diperkuat oleh sakramen; akan tetapi sesudahnya ia sendiri merasa hina, ia gelisah dan ia mengalami kegalauan besar. Ia sadar bahwa Berkat telah diambil darinya, sebab itu ia tak hendak membiarkan malaikat pergi hingga, dengan suatu berkat, ia diperkuat olehnya. Di kemudian hari, Yusuf sewaktu di penjara Firaun di Mesir menerima Berkat yang sama dari seorang malaikat.
sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net”
|
|