Bab 4
Panggilan Resmi Pertama Petrus, Filipus dan Natanael


Yesus berangkat dari Tebes sebelum fajar. Ia dan para murid berjalan pertama-tama ke arah timur, dan lalu berbelok ke utara, menyusuri sepanjang kaki gunung dan melintasi Lembah Yordan menuju Tiberias. Ia melewati Abelmahula, sebuah kota yang indah, di mana pegunungan terhampar lebih ke utara. Di sinilah tempat kelahiran Elisa. Kota dibangun di atas bagian gunung yang menjorok, dan aku memperhatikan perbedaan besar antara kesuburan di sisi yang terkena sinar matahari dan sisi utaranya. Penduduk di sana cukup baik. Mereka telah mendengar mukjizat-mukjizat yang diadakan Yesus di Kibzaim dan Tebes, sehingga mereka menahan-Nya dalam perjalanan, memohon-Nya untuk tinggal bersama mereka dan menyembuhkan orang-orang mereka yang sakit. Sukacita mereka nyaris menjadi kegemparan, tetapi Yesus tidak tinggal lama bersama mereka. Kota ini sekitar empat jam jauhnya dari Tebes. Yesus lewat dekat Scythopolis dan ke arah Yordan.

Sementara Ia berkelana dari Abelmahula, dekat sebuah kota kecil sekitar enam jam dari Tiberias, Yesus bertemu dengan Andreas, Petrus dan Yohanes. Dengan meninggalkan teman-teman lain di Gennabris, ketiganya datang untuk menemui Yesus. Petrus dan Yohanes berada di bagian wilayah ini untuk suatu urusan sehubungan dengan usaha nelayan mereka. Mereka bermaksud langsung melanjutkan perjalanan ke Gennabris, tetapi Andreas membujuk mereka untuk pergi terlebih dulu menemui Tuhan. Andreas memperkenalkan saudaranya kepada Yesus; di antaranya Yesus mengatakan: “Engkau Simon, putera Yonas; engkau akan disebut Kefas.” Perkataan ini diucapkan sebagai salam pertama-Nya. Kepada Yohanes, Yesus menyampaikan perkataan sehubungan dengan pertemuan mereka berikutnya. Kemudian Petrus dan Yohanes pergi ke Gennabris, sementara Andreas menyertai Yesus ke dalam wilayah Tarichaea.

Pada waktu itu Yohanes Pembaptis telah meninggalkan tempat baptisnya di Yordan sebelah sini. Ia telah menyeberangi sungai dan sekarang membaptis sekitar satu jam di sebelah utara Betabara, di tempat di mana baru-baru ini Yesus mengijinkan para murid membaptis dan di mana Yohanes sendiri telah membaptis di periode sebelumnya. Yohanes membuat perubahan ini demi mempermudah orang banyak dari wilayah di bawah Tetrarch Filipus. Filipus adalah seorang yang berperangai baik. Banyak dari antara orang-orangnya merindukan pembaptisan, tetapi tak bersedia menyeberangi Sungai Yordan untuk menerima baptisan. Di antara mereka ada banyak kaum kafir. Kunjungan terakhir Yesus ke bagian wilayah ini telah membangkitkan dalam diri banyak orang kerinduan untuk menerima pembaptisan. Suatu alasan lain juga mempengaruhi Yohanes untuk membaptis di mana para murid Yesus baru-baru ini melakukan aktivitas serupa, dan itu aalah untuk menunjukkan bahwa tak ada perpecahan antara dia dengan Yesus.

Ketika Yesus bersama Andreas tiba dekat Tarichaea, Ia menginap dekat danau di sebuah rumah milik usaha nelayan Petrus. Andreas sebelumnya telah memberikan perintah agar dilakukan persiapan untuk menyambut Yesus. Yesus tidak masuk k dalam kota. Ada sesuatu yang gelap dan mengerikan pada penduduknya, yang sangat terjerumus dalam riba dan hanya memikirkan keuntungan. Simon, yang di sini mempunyai pekerja-pekerja, bersama Tadeus dan Yakobus Muda, saudara-saudaranya, telah pergi ke perayaan di Gennabris, di mana Yakobus Tua dan Yohanes berada. Lazarus, Saturnin dan putera Simeon datang ke sini untuk menemui Yesus, datang juga mempelai laki-laki dari Kana. Mempelai ini mengundang Yesus dan seluruh rombongan ke pesta perkawinannya.

Alasan utama yang membuat Yesus melewatkan beberapa hari di wilayah Tarichaea adalah bahwa Ia hendak memberikan kepada para Rasul dan para murid mendatang waktu untuk saling berbincang mengenai kabar-kabar yang beredar mengenai DiriNya, dan teristimewa mengenai apa yang harus diceritakan Andreas dan Saturnin. Ia menghendaki juga bahwa, dengan lebih sering bergaul, mereka akan dapat lebik baik dalam memahami satu sama lain. Sementara Yesus menyusuri wilayah sekitar Tarichaea, aku melihat Andreas tinggal di rumah. Ia sibuk menulis surat-surat dengan sebatang buluh di atas lembar-lembar perkamen. Tulisan-tulisan itu dapat digulung menjadi sebuah tabung kecil dan dibuka apabila dikehendaki. Aku melihat kaum laki-laki dan kaum pemuda sering memasuki rumah dan meminta pekerjaan. Andreas mempekerjakan mereka sebagai kurir untuk menyampaikan kepada Filipus dan saudara tirinya Yonatan, juga kepada Petrus dan yang lain-lain di Gennabris, surat-surat yang mengabarkan bahwa Yesus akan pergi ke Kapernaum untuk merayakan Sabat dan meminta mereka untuk menemui-Nya di sana.

Sementara itu seorang utusan tiba dari Kapernaum meminta Andreas untuk mengusahakan agar Yesus pergi ke sana segera, sebab seorang utusan dari Cades telah menanti-Nya di sana selama beberapa hari. Orang ini hendak meminta pertolongan dari Yesus.

Karena itu, bersama Andreas, Saturnin, Obed dan beberapa murid Yohanes, Yesus berangkat dari rumah nelayan dekat Tarichaea ke Kapernaum. Kota Kapernaum tidak terletak dekat danau, melainkan di dataran tinggi dan lereng sebelah selatan sebuah gunung. Di sisi barat danau, gunung membentuk sebuah lembah melalui mana Sungai Yordan mengalir ke dalam danau. Yesus dan teman-teman-Nya pergi secara terpisah; Andreas bersama saudara tirinya - Yonatan - dan Filipus - keduanya telah datang sebagai tanggapan atas suratnya - berjalan bersama. Yonatan dan Filipus belum bertemu dengan Yesus. Andreas berbicara penuh semangat kepada mereka. Ia menceritakan semua yang ia ketahui tentang Yesus, dan menyatakan bahwa Ia sungguh Messias. Jika mereka ingin mengikuti-Nya, tambah Andreas, tidaklah perlu mereka mengajukan suatu permohonan resmi kepada-Nya untuk tujuan itu; yang perlu mereka lakukan hanyalah memperhatikan-Nya dengan seksama, dan Ia, melihat keinginan mereka yang tulus, akan memberi mereka petunjuk, sepatah kata untuk menggabungkan diri dengan para pengikut-Nya.

Maria dan para perempuan kudus tidak berada di Kapernaum itu sendiri, melainkan di rumah Maria di lembah di pinggir kota dan lebih dekat ke danau. Di sanalah mereka merayakan pesta. Putera-putera Maria Kleopas, Petrus, Yakobus Tua dan saudaranya - Yohanes - telah tiba dari Gennabris bersama mereka yang kelak menjadi para murid. Akan tetapi Chased (Natanael), Tomas, Bartolomeus, dan Matius tidak hadir. Ada banyak kerabat dan sahabat Keluarga Kudus yang lain yang diundang ke perkawinan di Kana, merayakan Sabat di sini, sebab mereka telah diberi kabar bahwa Yesus akan datang.

Yesus bersama Andreas, Saturnin, beberapa murid Yohanes, Lazarus, dan Obed, singgah di sebuah rumah milik Natanael sang mempelai. Orangtua Natanael telah meninggal dunia. Mereka meninggalkan warisan yang besar kepada putera mereka.

Mereka yang kelak menjadi murid, yang baru datang dari Gennabris, bersikap malu-malu dalam rombongan Yesus. Mereka bersikap demikian karena pengaruh pendapat Natanael Chased atas mereka dan lagi, oleh karena pemikiran akan hal-hal ajaib tentang Yesus sebagaimana mereka dengar dari Andreas dan beberapa murid Yohanes yang lain. Mereka juga terkekang oleh karena keseganan mereka sendiri dan juga karena pesan yang telah disampaikan Andreas kepada mereka, yakni bahwa mereka hendaknya tidak mengajukan diri, melainkan cukup memberikan perhatian pada ajaran Yesus, sebab itu sudah cukup untuk membuat mereka memutuskan untuk mengikuti-Nya.

Selama dua hari penuh utusan dari Cades menantikan Yesus di sini. Sekarang ia menghampiri-Nya, menjatuhkan diri di hadapan kaki-Nya, dan memberitahukan bahwa ia adalah hamba seorang dari Cades. Tuannya, demikian katanya, memohon dengan sangat kepada Yesus untuk datang bersamanya dan menyembuhkan putera kecilnya yang dijangkiti kusta dan roh bisu. Orang ini adalah seorang hamba yang amat setia; ia menempatkan kekhawatiran tuannya di hadapan Yesus dalam kata-kata yang amat menyentuh hati. Yesus menjawab bahwa Ia tak dapat pergi bersamanya, namun demikian anak itu akan beroleh pertolongan, sebab ia adalah kanak-kanak yang tak berdosa. Kemudian Ia menyuruh hamba itu untuk menyampaikan kepada tuannya agar menelentangkan diri di atas puteranya dengan tangan-tangan terentang, mendaraskan doa-doa tertentu, dan kusta pun akan lenyap. Sesudahnya ia, hamba itu sendiri, harus berbaring di atas kanak-kanak itu dan menghembus ke dalam mulutnya. Suatu kabut biru akan terlepas dari kanak-kanak dan ia akan terbebas dari bisu. Aku melihat sekilas penglihatan sang ayah dan hamba menyembuhkan kanak-kanak, sebagaimana diperintahkan Yesus.

Ada satu alasan misterius atas perintah Yesus bahwa sang ayah dan hamba secara bergantian membaringkan diri di atas kanak-kanak. Hamba itu sendiri adalah ayah sesungguhnya dari si kanak-kanak, akan tetapi fakta itu tidak diketahui tuannya. Tetapi Yesus mengetahuinya. Sebab itu keduanya menjai alat untuk membebaskan si anak dari hukuman dosa.

Cades sekitar enam jam dari Kapernaum, di perbatasan menuju Tirus dan sebelah barat Paneas. Cades dulu adalah ibukota Kanaan, tetapi sekarang adalah sebuah kota bebas ke mana kaum hukuman dapat melarikan diri dari keadilan. Cades berbatasan dengan sebuah wilayah bernama Kabul, yang dihadiahkan Salomo kepada Raja Funisia. Aku melihat wilayah ini gelap, remang-remang, suram. Yesus selalu menghindarinya apabila pergi ke Tirus dan Sidon. Aku pikir perampokan dan pembunuhan bebas dilakukan di sana.

Ketika pada hari Sabat Yesus mengajar di sinagoga, suatu himpunan khalayak ramai yang luar biasa besar berkumpul untuk mendengarkan-Nya; segenap kerabat dan sahabat-Nya ada di antara para pendengar. Ajaran-Nya sama sekali baru bagi orang-orang ini, dan cukup memikat dalam kefasihan-Nya. Ia berbicara mengenai dekatnya Kerajaan Allah, mengenai terang yang hendaknya tak disembunyikan di bawah gantang, mengenai penabur, dan mengenai iman yang seperti biji sesawi. Ia mengajar, bukan dalam perumpamaan-perumpamaan belaka, melainkan dengan penjelasan-penjelasan. Perumpamaan-perumpamaan-Nya berupa contoh-contoh pendek dan kiasan, yang biasa digunakan-Nya untuk menerangkan ajaran-Nya dengan terlebih jelas. Aku sungguh mendengar-Nya dalam pengajaran-Nya menggunakan jauh lebih banyak perumpamaan dari yang dikisahkan dalam Injil. Yang dicatat dalam Injil adalah perumpamaan-perumpamaan yang paling sering digunakan-Nya dengan penjelasan yang kurang lebih bervariasi sesuai situasi.

Sesudah berakhirnya Sabat, Yesus pergi bersama para murid ke sebuah lembah kecil dekat sinagoga. Tempat itu tampaknya dimaksudkan untuk suatu tempat rekreasi atau tempat undur diri. Ada pepohonan di depan pintu masuknya, juga di lembah. Putera-putera Maria Kleopas, putera-putera Zebedeus, dan beberapa murid lain ada bersama-Nya. Tetapi Filipus, yang malu-malu dan bersahaja, tinggal di belakang, tidak yakin apakah sebaiknya ia mengikuti-Nya atau tidak. Yesus, yang berada di depan, menoleh ke belakang dan kepada Filipus berkata, “Ikutlah Aku!” Maka dengan sukacita Filipus ikut serta bersama yang lain. Ada sekitar duabelas orang dalam rombongan itu.

Di sini Yesus mengajar di bawah sebuah pohon, temanya adalah “Panggilan dan Persekutuan”. Andreas, yang penuh semangat akan kepentingan Guru-nya, bersukacita atas kesan bahagia yang ditimbulkan ajaran Yesus hari Sabat sebelumnya atas para murid. Ia melihat mereka yakin bahwa Yesus adalah Mesias, dan hatinya sendiri begitu penuh bahagia hingga ia tak hendak kehilangan kesempatan untuk menceritakan kepada mereka lagi dan lagi semua yang telah ia lihat pada waktu pembaptisan Yesus, juga mukjizat-mukjizat yang diadakan-Nya.

Aku mendengar Yesus memanggil surga untuk menjadi saksi bahwa mereka akan melihat hal-hal yang terlebih besar, dan Ia berbicara mengenai misi-Nya dari Bapa SurgawiNya.

Ia menyinggung juga panggilan mereka sendiri, mengatakan kepada mereka untuk senantiasa siap sedia. Mereka akan, lanjut-Nya, harus meninggalkan segala sesuatu apabila Ia memanggil mereka. Ia akan menyelenggarakan bagi mereka, mereka tak akan berkekurangan. Mereka masih boleh melanjutkan pekerjaan biasa mereka, sebab dengan menjelang tibanya Paskah, Ia akan harus meninggalkan urusan-urusan lainnya. Akan tetapi apabila Ia memanggil, hendaknya mereka segera mengikuti-Nya. Para murid mencecar-Nya dengan pertanyaan-pertanyaan bagaimana mereka harus menghadapi keluarga mereka. Petrus, misalnya, mengatakan bahwa saat ini ia tak dapat meninggalkan ayah tirinya yang sudah lanjut usia, yang juga adalah paman Filipus. Tetapi Yesus melegakan kekhawatiran Petrus dengan jawab-Nya, bahwa Ia tak akan mulai sebelum perayaan Paskah; bahwa hanya sejauh masalah hati, hendaknya mereka membebaskan diri dari pekerjaan mereka, bahwa secara lahiriah hendaknya mereka terus melakukannya hingga Ia memanggil mereka. Akan tetapi, sementara itu, hendaknya mereka mengambil langkah-langkah yang perlu untuk membebaskan diri dari pekerjaan mereka yang beragam. Yesus kemudian meninggalkan lembah lewat sisi seberang dan pergi ke rumah BundaNya, satu dari antara sebaris rumah yang berdiri antara Kapernaum dan Betsaida. Sanak saudara-Nya yang paling dekat menyertai-Nya, sebab para ibu mereka juga bersama Maria.

Pagi-pagi keesokan harinya, Yesus bersama sanak saudara dan para murid berangkat menuju Kana. Maria dan para perempuan lain pergi secara terpisah, mengambil rute yang lebih pendek dan langsung. Jalanan yang mereka tempuh hanyalah sebuah jalan setapak sempit yang sebagian besar melintasi bukit. Kaum perempuan memilihnya sebab jalanan itu lebih pribadi. Di samping itu, jalanan cukup lebar bagi mereka, sebab mereka biasa berjalan satu per satu. Seorang pemandu jalan memimpin di depan, dan seorang pelayan mengikuti beberapa jauh jaraknya. Perjalanan mereka adalah menuju barat daya Kapernaum nyaris tujuh jam jauhnya.

Yesus dan rombongan mengambil rute yang lebih memutar melewati Gennabris. Jalannya lebih lebar dan lebih enak untuk berbincang-bincang. Yesus mengajar sepanjang perjalanan. Ia kerap berhenti, menyampaikan suatu kebenaran, dan kemudian menjelaskannya. Jalanan ini lebih ke selatan dari jalanan yang ditempuh Maria. Nyaris enam jam lamanya melalui jalanan ini dari Kapernamum ke Gennabris, dan lalu berbelok ke barat daya, dan tiga jam lagi menghantar para pengelana ke Kana.

Gennabris adalah sebuah kota yang indah. Di sana ada sebuah sekolah dan sebuah sinagoga. Ada juga sebuah sekolah retorik; perdagangannya ramai. Kantor Natanael berada di luar kota, di sebuah rumah yang tinggi yang berdiri sendiri, meski ada juga rumah-rumah lain beberapa jauh sekelilingnya. Kendati undangan yang diterimanya dari para murid mengenai peristiwa itu, ia tidak masuk ke dalam kota untuk menjumpai Yesus.

Yesus mengajar di sinagoga dan, bersama beberapa murid, makan siang di rumah seorang Farisi yang kaya. Para murid yang lain telah melanjutkan perjalanan mereka ke Kana. Yesus telah mengutus Filipus pergi kepada Natanael dan membawanya menemui-Nya di perjalanan.

Yesus disambut penuh hormat di Gennabris dan penduduknya antusias menahan-Nya tinggal bersama mereka lebih lama. Mereka mendesak-Nya dengan alasan bahwa Ia adalah salah seorang dari kalangan mereka sendiri dan juga bahwa hendaknya Ia menaruh belas kasihan kepada orang-orang mereka yang sakit. Tetapi Yesus segera meninggalkan mereka dan melanjutkan perjalanan ke Kana.

Sementara itu Filipus telah pergi ke kantor Natanael. Di sana ia mendapati beberapa pegawai sementara Natanael berada di sebuah ruangan di atas. Filipus belum pernah berbicara mengenai Yesus kepada Natanael, sebab Natanael tidak pergi bersama teman-temannya ke Gennabris. Akan tetapi mereka saling mengenal baik satu sama lain, dan Filipus yang dipenuhi sukacita dengan antusias berbicara tentang Yesus. “Ia,” demikian katanya, “adalah Mesias yang tentang-Nya para Nabi telah berbicara. Kami telah menemukan Dia, Yesus dari Nazaret, Putra Yosef.”

Natanael adalah seorang yang cerdas, hidup, energik dan percaya diri; ia juga seorang yang jujur dan tulus hati. Sebagai tanggapan atas pernyataan Filipus, Natanael menjawab: “Mungkinkah sesuatu yang sungguh baik datang dari Nazaret?” Ia tahu reputasi orang-orang Nazaret, bahwa mereka mempunyai semangat yang sebaliknya dan sekolah mereka tak terkenal karena kebijaksanaannya. Ia berpendapat bahwa orang yang dididik di sana mungkin sungguh cemerlang di mata teman-temannya yang berpikiran sederhana dan mudah percaya, tetapi bahwa ia tak akan pernah dapat mengklaim diri sebagai berpendidikan. Akan tetapi Filipus memintanya untuk datang dan melihatnya sendiri, sebab Yesus akan segera lewat di sana dalam perjalanan-Nya ke Kana. Jadi Natanael menyertai Filipus melalui jalan pendek ke rumah itu yang berdiri agak sedikit di luar jalan raya ke Kana. Yesus, bersama beberapa murid, sedang berdiri di mana jalan bercabang ke jalan raya. Filipus, sejak ajakan Yesus untuk mengikuti-Nya, telah berubah dari seorang yang malu-malu menjadi seorang yang penuh sukacita dan tak sungkan-sungkan. Sementara mendekat, ia menyapa Yesus dengan suara lantang: “Rabbi! Aku membawa kepada-Mu dia yang bertanya: Apakah gerangan yang baik yang mungkin datang dari Nazaret?” Tetapi Yesus, berpaling kepada para murid yang berdiri sekeliling-Nya, berkata sementara Natanael datang mendekat: “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” Yesus mengucapkan kata-kata ini dalam suatu cara yang lembut penuh kasih-sayang. Natanael menjawab: “Bagaimana Engkau mengenal aku?” yang artinya: Bagaimana Engkau tahu bahwa aku seorang yang benar dan tanpa kepalsuan, sebab kita belum pernah saling berbicara sebelumnya satu sama lain?” Yesus menjawab, “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau berdiri di bawah pohon ara.” Kata-kata Yesus ini disertai dengan suatu tatapan penuh arti kepada Natanael yang dimaksudkan untuk mengingatkannya akan sesuatu.

Tatapan Yesus ini segera membangkitkan dalam diri Natanael kenangan akan seorang pejalan yang lewat, yang tatapan peringatan-Nya telah memberinya suatu kekuatan yang mengagumkan pada saat ia tengah bergulat dengan pencobaan. Ia memang sungguh pada waktu itu sedang berdiri di bawah sebuah pohon ara di lapangan rekreasi sekitar tempat-tempat pemandian air panas, menatap perempuan-perempuan cantik yang, di padang seberang, sedang bermain dengan buah-buahan. Kesan kuat yang ditimbulkan oleh tatapan itu, dan kemenangan yang berhasil diraihnya karena Yesus, tertanam kuat dalam ingatannya, meski mungkin rupa Manusia kepada siapa ia berhutang budi telah memudar dari benaknya. Atau mungkin ia sungguh telah mengenali Yesus tanpa menyadari bahwa tatapan peringatan itu telah dengan sengaja diberikan. Tetapi sekarang Yesus mengingatkan Natanael mengenainya dan mengulang tatapan penuh arti itu. Natanael menjadi amat tersentuh dan terkesan. Ia merasa bahwa Yesus sementara berjalan lewat telah membaca pikiran-pikirannya, dan telah menjadi seorang malaikat pelindung baginya. Natanael begitu murni hati hingga suatu pemikiran yang bertentangan dengan keutamaan kemurnian memiliki daya untuk menggalaukan jiwanya. Sebab itu, ia mengenali Yesus sebagai Juruselamat dan Pembebas-nya. Pemahaman akan pikiran-pikirannya sudah cukup bagi hatinya yang tulus, spontan dan tahu berterima kasih, cukup untuk membuatnya, seketika itu juga, dengan penuh sukacita memaklumkan Yesus di hadapan semua murid. Dengan merendahkan diri di hadapan-Nya, Natanael menyerukan kata-kata penuh arti ini: “Rabi, Engkau Putra Allah! Engkau Raja orang Israel!” Yesus menanggapi, “Engkau percaya sekarang sebab Aku telah mengatakan bahwa Aku melihat engkau di bawah pohon ara. Sesungguhnya, engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar!” Dan lalu, berpaling kepada semua, Ia mengatakan, “Sungguh! Engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Putra Manusia!” Akan tetapi, para murid yang lain tak memahami makna sesungguhnya dari perkataan Yesus sehubungan dengan pohon ara, pun mereka tidak mengerti bagaimana Natanael Chased dapat begitu cepat memaklumkan Yesus. Ini bagai suatu masalah batin yang tersembunyi dari semua terkecuali Yohanes, kepada siapa Natanael sendiri mempercayakan rahasianya pada waktu perjamuan kawin di Kana. Natanael bertanya kepada Yesus apakah ia sebaiknya seketika itu juga meninggalkan segalanya dan mengikuti-Nya, sebab ia mempunyai seorang saudara laki-laki, kepada siapa ia dapat mengalihkan pekerjaannya. Yesus menjawab sebagaimana Ia menjawab para murid yang lain pada malam sebelumnya, dan mengundang Natanael ke perjamuan kawin di Kana.

Kemudian Yesus dan para murid melanjutkan perjalanan mereka ke Kana. Sementara itu Natanael Chased pulang ke rumah guna mempersiapkan diri bagi perjamuan kawin. Ia berangkat keesokan paginya.


sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Yesus di Padang Gurun          previous  Halaman Sebelumnya     Halaman Selanjutnya next   up  Halaman Utama