Bab 8
Yesus di Adumin dan Nebo


Yesus, bersama sebagian besar murid, melintasi Bethagla ke Adumin, sebuah tempat tersembunyi di daerah liar yang mengerikan, di wilayah bergunung-gunung yang disela oleh jurang-jurang yang tak terbilang banyaknya. Jalan yang melintas di sepanjang batu-batu karang di beberapa tempat begitu sempit hingga bahkan seekor keledai akan susah payah melaluinya. Tempat itu sekitar tiga jam jauhnya dari Yerikho, sebuah dusun yang begitu terpencil di perbatasan antara Benyamin dan Yudea yang tak pernah aku perhatikan sebelumnya; curam secara mengagumkan. Tempat itu adalah sebuah kota pelarian bagi para pembunuh dan para pelaku tindak kejahatan lain, yang mendapati di sini perlindungan dari hukuman mati. Para kriminal ini entah ditahan dalam tahanan hingga mereka berubah atau dipekerjakan di pertambangan-pertambangan dan di lapangan-lapangan kerja yang paling menyiksa. Oleh karena itu tempat ini mendapat sebutan "Jalan Merah, Jalan Darah". Kota pengungsian ini telah ada bahkan sebelum masa Daud. Pada masa penganiayaan pertama terhadap Komunitas sesudah wafat Yesus, hal ini berakhir. Kemudian, sebuah biara didirikan di sana sebagai sebuah kubu atau benteng, bagi para pelindung religius pertama dari Makam Suci. [Suster Emmerick menunjuk pada kongregasi-kongregasi religius awali yang dibentuk oleh Uskup Yerusalem pertama untuk melindungi Makam Suci.] Penduduk setempat mendapatkan nafkah dari menanam anggur dan buah-buahan lain. Sungguh suatu alam liar yang ngeri, terdiri terutama dari batu-batu karang, yang terkadang tumbang dari dasarnya dengan menyeret bersamanya pohon-pohon yang merambatinya.

Jalan yang layak dari Yerikho ke Yerusalem tidak melintasi Adumin, melainkan sebelah baratnya, di sisi mana tak ada jalan menuju kota. Tetapi dari Bethagla ke Adumin jalanan dipotong oleh suatu jalanan lain dari lembah gembala ke Yerikho, sekitar satu setengah jam jauhnya dari Adumin. Dekat persimpangan jalan ini ada suatu jalan yang sangat sempit dan berbahaya, yang ditandai dengan sebuah batu sebagai tempat di mana jauh di masa silam sungguh terjadi peristiwa yang dijadikan Yesus dasar bagi perumpamaan orang Samaria yang baik hati dan orang yang jatuh ke tangan penyamun. Sementara Yesus mendekati Adumin, Ia menyimpang sedikit dari jalanan bersama para murid untuk memberikan pengajaran di tempat yang menyimpan kenangan itu. Duduk di atas kursi batu dan dikelilingi para murid dan orang-orang dari daerah sekitar, Ia mengajar dengan menjadikan insiden tersebut sebagai bahan pengajaran-Nya. Yesus merayakan Sabbat di Adumin dan mengajar di sinagoga, mengisahkan suatu perumpamaan berkenaan dengan kebaikan yang ditawarkan kepada para pelaku kejahatan oleh kota pengungsian itu; semuanya Ia aplikasikan dengan rahmat melakukan penitensi di dunia ini. Ia juga menyembuhkan beberapa orang, kebanyakan dari mereka menderita sakit gembur-gembur. Hari Sabbat usai, Yesus dan para murid kembali ke tempat pembaptisan.

Keesokan sorenya Yesus pergi bersama para murid ke kota Nebo yang terletak di sisi seberang Yordan di kaki Gunung Nebo, yang tingginya begitu rupa hingga beberapa jam dibutuhkan guna mencapai puncaknya. Para utusan telah sebelumnya diutus untuk memohon-Nya memasuki kota dan mengajar. Penduduknya campuran: orang-orang Mesir, Moab, dan Israel yang di masa lalu mencemarkan diri dengan berhala. Mereka telah dibangkitkan oleh khotbah Yohanes, tetapi tak memiliki keberanian untuk datang ke tempat baptisan Yesus. Aku pikir mereka tidak berani. Karena kejahatan yang dilakukan leluhur mereka (mengenai apa aku tak lagi ingat), mereka dipandang hina oleh orang-orang Yahudi. Mereka tidak berani bepergian dengan bebas, melainkan hanya ke tempat-tempat tertentu. Sekarang mereka datang kepada Yesus dengan rendah hati memohon-Nya untuk membaptis di kalangan mereka. Para murid telah membawa dari kolam pembaptisan, air dalam botol-botol kulit, yang mereka tinggalkan dibawah pengawasan beberapa orang.

Nebo sekitar satu setengah jam dari Yordan, dari mana kota itu dipisahkan oleh sebuah gunung, dan terletak antara lima hingga enam jam dari Macharus. Wilayah sekelilingnya tidaklah subur. Untuk mencapai Nebo, orang harus, setelah menyeberangi sungai, mendaki gunung dan lalu menuruni sisi yang lain. Tepat di seberang tempat Baptis berdiri gunung, yang tak menyediakan tempat untuk beristirahat, dan di belakangnya adalah kota Nebo. Kota itu cukup besar, datarannya berbukit-bukit, dan dibatasi dengan sebuah lembah dari gunung yang bernama sama. Di sini masih ada sebuah kuil kafir, tetapi kuil ditutup dan sesuatu dibangun sekelilingnya.

Yesus, dari sebuah kursi guru dan di udara terbuka, mempersiapkan orang-orang untuk pembaptisan yang dilayani oleh para murid. Bejana baptis ditempatkan di sebuah kolam ke dalam mana calon baptis menapakkan kaki; bejana diisi air hingga ketinggian tertentu. Para murid membawa bersama mereka jubah-jubah baptis, digulung dan dililitkan sekeliling tubuh, dan yang dikenakan pada para calon baptis sepanjang upacara. Jubah-jubah ini terapung-apung sekeliling mereka di atas air. Setelah pembaptisan semacam mantol kecil dikenakan pada pundak mereka. Pada baptisan Yohanes, yang dikenakan adalah sesuatu seperti stola, yang lebarnya selebar handuk tangan, tetapi pada Baptisan Yesus, lebih serupa sebuah mantol kecil sesungguhnya di atas mana ditempatkan sehelai stola seperti sebuah penutup dengan pinggiran berhias. Di antara mereka yang baru dibaptis sebagian besar adalah kaum muda dan kaum lanjut usia, sebab banyak kaum setengah baya yang pembaptisannya ditunda hingga mereka menjadi lebih layak. Yesus menyembuhkan banyak mereka yang sakit demam dan yang sakit gembur-gembur yang dibawa ke sana di atas usungan-usungan. Mereka yang kerasukan di antara kaum kafir jumlahnya tidak sebanyak mereka yang dari kaum Yahudi.

Yesus memberkati juga air minum, yang tidak baik kualitasnya di sini. Airnya keruh dan payau. Air itu diambil dari batu-batu karang dan ditampung dalam botol-botol dan lalu dituangkan ke dalam sebuah tandon. Yesus memberkatinya dengan menyilangkan tangan dan menempatkan tangan-Nya di atas beberapa titik berbeda di permukaannya.

Dalam perjalanan balik mereka ke penginapan di luar Ono, Yesus dan para murid melewatkan sebagian besar hari di jalanan, hanya satu jam perjalanan jauhnya, dari Nebo ke perahu tambang Yordan. Yesus mengajar sepanjang perjalanan. Sepanjang pinggir jalan berdiri gubuk-gubuk dan tenda-tenda di mana orang-orang Nebo menjual buah-buahan dan anggur suling kepada para pengelana. Kepada para pedagang inilah Yesus mengajar. Sebelum sore Yesus kembali bersama para murid ke pengingapan-Nya di tempat Baptisan.

Selanjutnya Yesus menjelajahi wilayah sekitarnya, mengajar para petani baik perorangan maupun secara berkelompok. Di antara mereka ada banyak jiwa-jiwa baik, yang pada waktu Yohanes membaptis di sini menyediakan makanan bagi orang banyak. Yesus tampak mencari semua orang, bahkan mereka yang berada di sudut-sudut yang paling jauh, sebab Ia akan segera meninggalkan bagian-bagian ini dan meneruskan perjalanan ke Galilea.

Yesus berhenti sejenak di rumah seorang petani kaya yang ladang-ladangnya terhampar menyelimuti gunung. Di satu sisi panenan siap dituai, sementara di sisi lain mereka baru saja hendak menabur. Yesus mengajar dalam sebuah perumpamaan tentang menabur dan menuai.         

Di sini ada sebuah kursi guru yang sudah tua dan usang, yang dulu dipergunakan oleh para Nabi. Para petani telah merenovasinya dengan sangat indah, dan dari situlah Yesus menyampaikan pengajaran-Nya.

Beberapa tempat mengajar yang demikian telah direnovasi sejak Yohanes membaptis di sini. Ia memerintahkannya, sebab itu juga merupakan bagian dari tugasnya mempersiapkan jalan. Kursi-kursi mengajar ini memiliki lukisan-lukisan, seperti lukisan-lukisan Jalan Salib pada kita, yang cukup rusak sejak masa para Nabi. Elia dan Elisa kerap mengunjungi bagian wilayah ini. Di Ono Yesus merayakan pagi Sabbat, yang dilanjutkan dengan sebuah perayaan yang pastilah ada hubungannya dengan buah. Aku melihat keranjang-keranjang penuh buah sepanjang hari-hari itu dibawa masuk ke dalam sinagoga dan balai-balai kota.

Dekorasi di tempat Baptisan telah dibongkar dan disimpan oleh para murid. Dekat tempat di mana batu Tabut Perjanjian berada, sekarang terserak sekitar duapuluh kediaman. Bethabara tidak terletak dekat pantai, melainkan sekitar satu setengah jam dari perahu tambang; tetapi orang dapat melihatnya. Dari perahu tambang ke tempat baptisan Yohanes yang sekarang di luar Bethabara satu jam setengah jauhnya.

Aku melihat Yesus pergi dari rumah ke rumah di Ono. Pada awalnya aku tak tahu untuk apa, tetapi kemudian aku dengar bahwa itu sehubungan dengan persepuluhan, persembahan yang Ia anjurkan kepada orang banyak. Ia mengingatkan mereka juga mengenai amal derma di mana merupakan kebiasaan untuk memberi pada perayaan pohon buah-buahan yang sekarang dimulai. Sore itu Yesus merayakan Sabbat di sinagoga di mana Ia mengajar. Sesudah itu mulailah persiapan untuk festival tahun baru buah. Perayaan ini mengandung tiga makna: pertama, memperingati munculnya cairan pada pepohonan; kedua, pada hari ini persepuluhan dari segala buah-buahan dipersembahkan; dan terakhir, merupakan perayaan syukur atas kesuburan tanah. Yesus memberikan pengajaran mengenai pokok-pokok ini. Mereka makan banyak buah-buahan dan memberikan kepada kaum miskin semua buah-buahan yang disusun di atas meja-meja. Sekitar duapuluh murid baru, hingga saat itu, telah datang kepada Yesus.


sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Yesus di Padang Gurun          previous  Halaman Sebelumnya     Halaman Selanjutnya next   up  Halaman Utama