Bab 10
Yesus di Kapernaum, Gennabris, dan Kislot-Tabor


Menjelang sore, sesudah mengunjungi BundaNya, Yesus pergi ke Kapernaum untuk merayakan Sabbat. Ia mengajar di sana, dan kembali menginap di rumah milik mempelai laki-laki dari Kana. Para murid berkumpul di sini. Yesus menyampaikan khotbah sepanjang keesokan harinya hingga Sabbat berakhir.

Banyak mereka yang sakit dan kerasukan dibawa kepada-Nya dari wilayah sekitar. Ia menyembuhkan mereka secara terbuka di hadapan segenap murid, dan mengusir keluar roh-roh jahat di hadapan khalayak ramai yang semakin bertambah banyak jumlahnya. Para utusan datang dari Sidon memohon-Nya untuk kembali bersama mereka, tetapi dengan halus Ia menundanya hingga suatu hari kelak. Himpunan orang banyak menjadi begitu besar di akhir Sabbat; Yesus meninggalkan Kapernaum bersama beberapa murid dan meloloskan diri ke sebuah wilayah pegunungan sekitar satu jam sebelah utara kota. Wilayah itu terletak di antara danau dan muara Yordan, dan penuh dengan lembah sempit. Ke dalam salah satu lembah inilah Ia mengasingkan diri untuk berdoa seorang diri. Ini adalah barisan gunung yang sama yang dari salah satu punggungnya, ketika kembali baru-baru ini dari Gunung Bet-Anat bersama para murid-Nya, mereka melihat perahu-perahu Petrus dan Zabedeus di danau.

Para murid yang menyertai-Nya turun ke pemukiman para nelayan dekat danau guna memaklumkan kedatangan Yesus. Andreas tinggal di Kapernaum untuk mengajar dan menyampaikan penjelasan kepada orang banyak yang berkumpul.

Sore hari Yesus pergi ke rumah BundaNya yang terletak antara Betsaida dan Kapernaum, ke mana telah datang Lazarus bersama Marta dan para perempuan lainnya dari Yerusalem. Mereka dalam perjalanan dari Magdalum dan singgah untuk berpamitan pada Maria sebelum kembali ke Yerusalem. Lazarus mengatakan bahwa Marta terlalu antusias, bahwa Magdalena sangat dalam tersentuh, namun kendati demikian ia akan tenggelam lagi ke jalan hidupnya yang lama. Magdalena belum menanggalkan gaun-gaun nan indah, sebab, sebagaimana dinyatakannya, seorang dalam posisinya tak dapat berpakaian begitu sederhana seperti para perempuan kebanyakan, dll. Sementara di kota sekarang dimulai suatu puasa syukur atas kematian seseorang yang, dengan melanggar Hukum Taurat, telah mengakibatkan gambar-gambar tertentu dipasang di Bait Allah. Yesus mengajar lagi di Kapernaum. Kembali kepada-Nya dihantarkan orang-orang sakit, yang banyak disembuhkan-Nya, dan lagi para utusan datang untuk mengundang-Nya datang ke tempat-tempat lain. Pada waktu ini ada sebagian kaum Farisi yang busuk hati sekeliling-Nya dan mereka menentang-Nya dalam beberapa hal. Mereka menanyakan kepada-Nya apa maksud segala kehebohan itu, sebab seluruh negeri gempar mengenai-Nya, sebab Ia mengajar di hadapan umum dan semakin hari semakin membengkak jumlah pengikut-Nya. Yesus mengecam mereka dengan tajam dan mengatakan kepada mereka bahwa Ia akan mengajar dan bertindak dengan terlebih terbuka.

Sore itu dimulai suatu puasa untuk mengenangkan kemenangan besar yang diperoleh suku-suku lain atas Benyamin karena suatu pelanggaran yang memalukan. Aku melihat bahwa di wilayah Phasael, di mana baru-baru ini Yesus menghidupkan kembali puteri Yairus, seperti juga di Aruma, Givea, dll, hari ini dilewatkan dalam keketatan khusus, sebab di sana peristiwa-peristiwa itu terjadi. Aku melihat para perempuan di tempat-tempat itu menghaturkan suatu persembahan tertentu dan mengambil peran menonjol dalam puasa tobat.

Malam itu Yesus, bersama Andreas, Petrus, putera-putera Maria Kleopas dan anak-anak Zebedeus, dipimpin oleh Natanael Chased pergi ke Gennabris, tempat tinggalnya sendiri. Natanael telah membangun sebuah penginapan di sana bagi Yesus. Namun Yesus tidak masuk ke dalam rumah Natanael; Ia melewatinya saja dalam perjalanan ke kota. Natanael sang mempelai dan isterinya juga mengunjungi Kapernaum dan Jezrael pada waktu itu.

Tempat pembaptisan dekat Ono dijaga secara bergantian oleh penduduk. Yesus mengajar di Gennabris dan menyembuhkan beberapa dari mereka yang kerasukan yang mengamuk. Sebuah jalan lalu lintas melintasi kota. Penduduk tidak begitu patuh seperti mereka yang lebih dekat danau. Meski mereka tidak secara terbuka menentang Yesus, namun kebanyakan menyambut ajaran-Nya dengan dingin.

Di samping para rasul mendatang, Yonatan, saudara sepupu Petrus, juga berada di Gennabris. Para rasul lain yang tersebar sekitar Kapernaum dan Betsaida menceritakan segala yang telah mereka lihat dan dengar dari Yesus.

Dari Gennabris Yesus pergi bersama para rasul mendatang ke Betulia, sekitar tiga jam jauhnya, lima jam dari Tiberias, dan tak jauh dari Jezrael. Tempat itu terletak di ketinggian yang begitu curam hingga orang dapat membayangkannya runtuh sewaktu-waktu. Potongan-potongan tembok-temboknya begitu lebar hingga sebuah kereta dapat melintasinya. Jalan dari sini ke Nazaret melewati Gunung Tabor, dan dari sini hanya beberapa jam ke selatan.

Natanael Chased pada waktu itu telah menyerahkan pekerjaannya di Gennabris kepada saudara laki-laki, atau sepupunya. Ia akan mengikuti Yesus.

Ketika Yesus memasuki Betulia, mereka yang kerasukan mulai berteriak-teriak kepada-Nya di jalanan. Sesampainya di pasar, Yesus berdiri dekat sebuah kursi guru dan mengutus beberapa murid untuk menyampaikan kepada superior sinagoga agar membuka semua pintu di segala sisi sekolah. Yang lain diutus dari rumah ke rumah untuk memangil penghuni datang ke pengajaran. Sinagoga dikelilingi oleh pintu-pintu di antara tiang-tiang, dan adalah kebiasaan membuka pintu-pintu itu apabila himpunan khalayak ramai begitu besar. Yesus mengajar di sini mengenai biji gandum kecil yang harus mati dalam tanah. Selama masa tinggal-Nya, Ia menginap di sebuah penginapan yang telah dipersiapkan bagi-Nya. Kaum Farisi di sini tidak bermakud menentang-Nya secara terbuka, tetapi mereka bersungut-sungut, dan Yesus tahu bahwa mereka berlaku demikian, sebab mereka takut Ia akan merayakan Sabbat di tengah mereka. Yesus mengatakan ini kepada para murid, dan bahwa Ia akan tinggal sekitar beberapa jam lebih lama di suatu tempat sebelah baratlaut Tabor. Sekarang aku tak dapat ingat nama tempat itu, tetapi penduduknya bekerja mencelup sutera untuk jumbai-jumbai dan hiasan pinggiran kain.

Yesus juga menyembuhkan mereka yang sakit di sana. Segenap murid yang tadinya masih tinggal di tempat-tempat lain bertemu kembali di sini.

Yesus, karena sungut-sungut kaum Farisi, meninggalkan Betulia. Ia mengajar di luar kota sekitar seperempat jam jauhnya di mana terdapat sebuah kursi guru terbuat dari batu. Puing-puing tembok berserakan; tempat itu tampak seolah dulunya adalah milik kota. Sekitar pukul tiga siang, Yesus tiba di Kislot, yang hampir tiga jam jauhnya, di kaki Gunung Tabor. Andreas dan yang lain telah mendahului-Nya guna mempersiapkan penginapan. Himpunan besar orang banyak dari seluruh wilayah sekitar telah berkumpul di Kislot, di antaranya banyak gembala dengan tongkat di tangan dan saudagar dalam perjalanan mereka dari Sidon dan Tirus. Mukjizat dan khotbah Yesus telah ramai dibicarakan di segenap penjuru negeri. Semua orang memadati tempat-tempat di mana Yesus mengajar; dan ketika diketahui bahwa Ia berencana merayakan Sabbat di Kislot, mereka berkerumun di sana untuk mendengarkan-Nya.

Di manapun sekarang Yesus tampil, terjadilah kegemparan besar. Mereka berseru-seru kepada-Nya, menjatuhkan diri di hadapan-Nya, dan berhimpitan sekeliling-Nya agar dapat menjamah-Nya; karena itu Ia datang dan pergi dengan sekonyong-konyong dan tanpa terduga guna menghindari khalayak ramai. Kerap Yesus memisahkan diri dari para murid di jalan, mengutus mereka menempuh jalan lain, sementara Ia melanjutkan perjalanan seorang diri. Di kota-kota dan dusun-dusun, mereka kerap harus membuka jalan bagi-Nya menerobos khalayak ramai. Meski demikian, Ia memperkenankan banyak orang untuk mendekat dan menjamah-Nya, dan sering kali seseorang dengan cara demikian dibangkitkan batinnya, dipertobatkan atau disembuhkan.

Sore hari Yesus undur diri ke penginapan yang dipersiapkan untuk-Nya oleh para murid di luar Kislot-Tabor, di mana Ia pernah dua kali menginap sebelumnya. Kislot mungkin tujuh jam jauhnya dari Nazaret, meski melalui jalan langsung sekitar lima jam. Karena jalan-jalan negeri ini begitu berputar-putar, melintasi lembah-lembah, dan karena penduduk menetapkan jarak terkadang dengan panjangnya jalan antara dua tempat, dan terkadang dengan apa yang tampak oleh orang yang memandang dari gunung ke bawah, statistik mereka mengenai hal itu jarang bersesuaian. Galilea dipadati dengan kota-kota dan dusun-dusun, tetapi dari dataran tak banyak yang dapat dilihat.

Kislot-Tabor terutama merupakan sebuah pasar komersiil di mana berkumpul sebagian saudagar kaya dan sejumlah besar kaum miskin. Kebanyakan dari mereka adalah tukang celup sutera mentah yang sesudahnya dibuat hiasan pinggiran kain dan jumbai-jumbai untuk busana suci. Tukang-tukang celup ini pada masa-masa sebelumnya didapati terutama di Tirus di dekat laut, tetapi di kemudian hari banyak dari mereka yang pindah ke sini. Para saudagar kaya mempekerjakan mereka yang miskin dalam usaha-usaha mereka. Aku juga melihat di sini sebagian orang yang tampaknya adalah para budak.

Para murid, dengan tali-temali tebal dililitkan pada tiang-tiang, telah membuat batas di depan penginapan guna membatasi khalayak ramai. Dari situlah Yesus menyampaikan khotbah. Karena di antara para pendengar-Nya ada banyak saudagar kaya dari kota, Ia mengajar mengenai harta dan bahaya menimbun harta. Keadaan mereka, demikian kata-Nya, lebih berbahaya dibandingkan para pemungut cukai, yang lebih mudah diperbaiki dibandingkan mereka. Sembari menyampaikan kata-kata ini, Yesus menunjuk pada tali-temali yang memisahkan-Nya dari orang banyak, dan menyampaikan kata-kata: "Seutas tali seperti tali-temali itu akan lebih mudah masuk ke dalam lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Tali-temali itu terbuat dari bulu unta, tebalnya setebal lengan orang dewasa, dan dililitkan empat kali pada tiang-tiang sekeliling pembatas. Kaum kaya mempertahankan diri dengan mengatakan bahwa mereka memberikan amal derma dari segala keuntungan mereka. Tetapi Yesus menjawab bahwa amal yang telah diperas dari keringat orang-orang miskin tidak akan mendatangkan berkat. Pengajaran ini tak menyenangkan para pendengar-Nya.

Kislot adalah sebuah kota Lewi yang diambil alih oleh suku Zebulon bagi suku Lewi dari ras Merari. Sekolah yang paling terkenal di seluruh negeri terdapat di sini. Sekolah ini sangat besar dan segala kegiatannya dilakukan dengan sungguh-sungguh. Ketika pada hari Sabbat Yesus mengajar di sinagoga, para imam melayani dalam pengajaran. Mereka menyerahkan kepada-Nya gulungan-gulungan Kitab Suci atau membaca ayat-ayat yang Ia tunjukkan; dari ayat-ayat itu Yesus mengajukan pertanyaan dan menjelaskan. Ada juga nyanyian, tetapi bukan dari jenis Farisi. Aku mendengar suara Yesus yang merdu terdengar di antara semua yang lain, tetapi aku tak ingat pernah mendengar-Nya menyanyi seorang diri.

Keesokan paginya Yesus mengajar di sekolah Kislot. Andreas mengajar anak-anak di aula sebelahnya, dan menceritakan kepada orang-orang asing yang berkerumun mengenai segala yang telah ia lihat dan dengar dari Yesus. Yesus menyampaikan ajaran mengenai kesia-siaan dan kesombongan. Ia tidak mengadakan penyembuhan pada hari itu sebab, sebagaimana dikatakan-Nya, mereka menganggap diri lebih baik dari orang lain, dan menganggap kedatangan-Nya untuk mengajar di kota mereka sebagai karena jasa mereka sendiri; Yesus ingin mereka tahu bahwa Ia dihantar ke sana oleh pengetahuan-Nya akan kemalangan mereka dan kerinduan-Nya untuk merendahkan hati dan mempertobatkan mereka.  

Ketika khotbah berakhir, Yesus pergi ke lapangan di depan sinagoga, di mana terdapat bilik-bilik kecil milik sinagoga. Bilik-bilik itu seperti pos-pos jaga di sebuah halaman bertembok. Di sini, Ia menyembuhkan sawan dan berbagai penyakit yang diderita banyak anak yang dibawa kepada-Nya oleh ibu mereka. Ia menyembuhkan anak-anak itu sebab mereka tak berdosa. Ia menyembuhkan beberapa perempuan juga yang merendahkan diri di hadapan-Nya seraya mengatakan: "Tuhan, dengarkanlah kesalahan-kesalahanku, pelanggaran-pelanggaranku!" Mereka menjatuhkan diri di aula di hadapan-Nya dan meratapi dosa-dosa mereka. Di antara mereka ada sebagian yang menderita sakit pendarahan dan mereka lainnya yang didera oleh kecenderungan-kecenderungan jahat dari mana mereka memohon untuk dibebaskan.

Sore itu Yesus merayakan Sabbat di sekolah dan sesudahnya makan di penginapan. Calon rasul mendatang dan sahabat-sahabat karib ada bersama-Nya di meja yang sama, dan para murid yang tidak sibuk melayani ada di ruang-ruang yang berdekatan. Keesokan harinya Ia merayakan Sabbat di sinagoga; di depan sinagoga Ia menyembuhkan banyak dari mereka yang sakit. Ia juga mengunjungi dan menyembuhkan di rumah-rumah banyak dari antara mereka yang tak dapat dibawa kepada-Nya. Para murid membantu Yesus dalam karya ini, membawa mereka yang sakit, menghantar mereka kepada-Nya, membangkitkan mereka, dan membuka jalan bagi mereka. Para murid melaksanakan tugas-tugas dari-Nya dan menyampaikan pesan-pesan-Nya.

Segala biaya perjalanan, pula amal derma, hingga saat itu disediakan oleh Lazarus, dan Obed putera Simeon mengerjakan pembukuannya.

Bilik-bilik kecil di depan sinagoga yang kelihatan seperti pos-pos jaga ada di halaman bertembok di mana, melalui jeruji, para perempuan berbicara secara pribadi kepada Yesus. Adalah kebiasaan kaum perempuan berdosa, peniten, atau perempuan yang dianggap najis menurut ketentuan hukum menerima penghiburan dari para imam dalam bilik-bilik ini.

Tak ada kota di Gunung Tabor, tetapi ada kubu-kubu, tembok-tembok dan sesuatu seperti benteng-benteng kosong, di mana terkadang para tentara beristirahat. Sore hari sesudah Sabbat, Yesus dan para murid yang paling karib, para rasul mendatang, dijamu oleh seorang Farisi yang tersentuh hatinya dan dipertobatkan oleh ajaran Yesus. Esok harinya Yesus, bersama para murid, hadir dalam suatu perjamuan besar, yang diadakan guna menghormati-Nya di aula perayaan umum oleh orang-orang terpandang dari tempat itu. Yesus mengajar juga di sini; pada sore yang sama Ia meninggalkan kota menuju Jezrael, yang tak lebih dari tiga jam jauhnya dari Kislot-Tabor.

Di Jezrael, sanak Yesus dan para murid yang dari Betsaida, termasuk Andreas dan Natanael, mohon diri dari-Nya untuk mengunjungi rumah mereka. Yesus menunjukkan kepada mereka di mana mereka akan bertemu kembali. Sekitar limabelas murid yang lebih muda masih tinggal bersama-Nya sementara Ia mengajar di sini dan mengadakan beberapa penyembuhan. Ada berbagai macam sekolah religius dan sekulir di Jezrael, sebab Jezrael adalah sebuah kota yang besar. Yesus menyampaikan kisah kebun anggur Nabot sebagai salah satu subyek pengajaran-Nya.

Dari Jezrael Yesus pergi satu setengah jam jauhnya ke arah selatan ke sebuah ladang di sebuah lembah, dua jam luasnya di mana terdapat banyak ladang buah-buahan dikelilingi oleh pagar tanam-tanaman yang rendah. Wilayah itu adalah sebuah area buah-buahan yang produktif dan menawan. Ada banyak kemah berdiri di sini berjajar di jarak-jarak tertentu, yang dihuni oleh orang-orang dari Sikhar yang menjaga dan mengumpulkan buah-buahan. Aku pikir ini adalah semacam pelayanan yang wajib mereka lakukan secara bergiliran. Sekitar empat orang menghuni satu kemah. Kaum perempuan tinggal bersama terpisah dari kaum laki-laki; mereka bertugas memasak. Yesus mengajar orang-orang ini di bawah sebuah kemah. Di sini terdapat sumber-sumber mata air yang indah dan banyak sekali aliran-aliran air, yang mengalir masuk ke dalam Yordan. Sumber utamanya berasal dari Jezrael. Semua itu membentuk sebuah sumber mata air nan mempesona di lembah, di mana semacam kapel didirikan. Dari rumah ini aliran-aliran air terbagi menjadi beberapa aliran sepanjang lembah, dan dipersatukan dengan aliran-aliran air lain, dan akhirnya mengosongkan diri dengan masuk ke dalam Yordan. Ada sekitar tigapuluh penjaga yang diajar Yesus, para perempuan tinggal di jarak tertentu. Yesus mengajar mengenai perbudakan dosa, dari mana mereka harus membebaskan diri. Mereka bersukacita tak terkira dan begitu tersentuh bahwa Ia telah datang kepada mereka. Yesus begitu penuh kasih dan merendahkan diri kepada kaum miskin ini hingga aku sendiri mencucurkan airmata karenanya. Di hadapan Yesus dan para murid, orang-orang itu menghidangkan buah-buahan yang lalu mereka santap. Di beberapa bagian lembah buah-buahan sudah masak, sementara di beberapa bagian lainnya pohon-pohonnya hanya berbunga. Ada buah-buahan coklat seperti buah ara, tetapi tumbuh dalam tandan-tandan seperti anggur, juga tanam-tanaman kuning dari mana mereka membuat semacam bubur. [Dari gambaran ini, kita dapat memperkirakan bahwa tanaman yang diceritakan Suster Emmerick adalah semcam jagung; dan buah-buahan coklat adalah, sangat mungkin, buah dari palem kurma. Ia juga menyebut durrha dan beberapa tanaman yang dipergunakan sebagai salad. Seluruh wilayah selatan Jezrael ia gambarkan sebagai berlimpah-ruah hasilnya.] Di lembah ini berdiri Gunung Gilboa dan di sini juga Saul terbunuh dalam pertempuran melawan orang Filistin.


sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Yesus di Padang Gurun          previous  Halaman Sebelumnya     Halaman Selanjutnya next   up  Halaman Utama