BAB III
Spes nostra! Salve
MARIA, HARAPAN KITA
Kaum bidaah modern tidak dapat tahan kita menyalami dan menyebut Maria sebagai harapan kita: "Salam, Harapan kami!" Mereka mengatakan bahwa Allah saja satu-satunya harapan kita; dan bahwa Ia mengutuk mereka yang menempatkan kepercayaan mereka kepada makhluk, dengan menggunakan kata-kata Nabi Yeremia: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia" (17:5). Maria, kata mereka, adalah seorang makhluk ciptaan; dan bagaimanakah seorang makhluk ciptaan dapat menjadi harapan kita? Itulah apa yang dikatakan kaum bidaah; tetapi kendati demikian, Gereja yang kudus mewajibkan segenap kaum klerus dan religius untuk setiap hari mengangkat suara, dan dalam nama segenap umat beriman menyerukan dan memanggil Maria dengan nama manis "Harapan kami," - harapan semua orang.
Pujangga Gereja St Thomas mengatakan bahwa kita dapat menempatkan harapan kita pada seseorang dengan dua cara: sebagai yang berkuasa, dan sebagai perantara. Mereka yang mengharapkan sesuatu dari seorang raja, mengharapkannya dari raja sebagai penguasa; mereka mengharapkannya dari menterinya atau orang yang kepadanya raja berkenan sebagai perantara. Jika permohonan dikabulkan, itu terutama berasal dari raja, tetapi dikabulkan melalui perantaraan orang yang kepadanya raja berkenan; dan dalam hal ini ia yang mengajukan permohonan dengan benar menyebut perantaranya sebagai harapannya. Raja Surgawi, yang adalah kebaikan tak terhingga, menghendaki dalam tingkat yang tertinggi untuk memperkaya kita dengan rahmat-rahmat-Nya; tetapi karena dibutuhkan kepercayaan dari pihak kita, dan demi meningkatkan kepercayaan dalam diri kita, Ia telah memberikan BundaNya sendiri kepada kita untuk menjadi Bunda dan Advocata (= Pembela) kita, dan kepada BundaNya Ia telah memberikan segala kuasa untuk menolong kita; dan karenanya Ia menghendaki agar kita mempercayakan harapan keselamatan kita dan segala berkat pada BundaNya. Mereka yang menempatkan harapan mereka pada makhluk ciptaan saja, terlepas dari Allah, sebagaimana para pendosa, dan demi mendapatkan persahabatan dan perkenanan manusia, tanpa takut akan murka Tuan Ilahi, pasti dikutuk oleh Allah, sebagaimana dikatakan Nabi Yeremia. Akan tetapi mereka yang berharap pada Maria, sebagai Bunda Allah, yang dapat memperolehkan rahmat dan kehidupan kekal bagi mereka, sungguh diberkati dan berkenan di hati Allah, yang menghendaki melihat dia yang terluhur dari antara makhluk ciptaan-Nya dihormati; sebab ia mengasihi dan menghormati-Nya di dunia ini lebih dari segala manusia dan malaikat sekaligus. Dan karenanya adalah tepat dan beralasan kita menyebut Santa Perawan sebagai harapan kita, percaya, sebagaimana dikatakan Kardinal Bellarminus, "bahwa kita akan mendapatkan, melalui perantarannya, apa yang tak dapat kita dapatkan melalui doa-doa kita sendiri tanpa pertolongannya." "Kita berdoa kepadanya," kata Suarez yang terpelajar, "agar martabat sang perantara dapat mengisi ketidaklayaan kita sendiri; sehingga," lanjutnya, "memohon kepada Santa Perawan dalam semangat yang demikian, bukan merupakan ketidakpercayaan pada kerahiman Allah, melainkan sadar akan ketidaklayakan kita sendiri."
Jadi, bukan tanpa alasan Gereja yang kudus, dalam kata-kata Sirakh, menyebut Maria sebagai Bunda Harapan Suci ("Ego mater . . . sanctae spei" - 24:24). Dialah Bunda yang melahirkan harapan suci dalam hati kita; bukan harapan akan hal-hal yang sia-sia dan fana dari dunia ini, melainkan hal-hal yang agung luhur dan abadi dari surga.
"Maka, salam, wahai harapan jiwaku!" seru St Efrem yang ditujukan kepada Bunda ilahi ini; "salam, ya keselamatan pasti umat Kristiani; salam, ya penolong para pendosa; salam, benteng kaum beriman dan keselamatan dunia!" Para kudus yang lain mengingatkan kita bahwa sesudah Allah, harapan kita satu-satunya adalah Maria; dan karenanya mereka menyebut Maria, "sesudah Allah, satu-satunya harapan kami."
St Efrem, merefleksikan tata penyelenggaraan ilahi sekarang, dengan mana Allah menghendaki (sebagaimana dikatakan St Bernardus, dan sebagaimana akan kami buktikan panjang lebar) bahwa semua yang diselamatkan akan diselamatkan dengan perantaraan Maria, dan dengan demikian ia mengatakan kepada Maria, "Ya Bunda, janganlah berhenti mengawasi kami; memelihara dan melindungi kami di bawah sayap-sayap belas-kasihan dan kerahimanmu, sebab, sesudah Allah, kami tiada mempunyai harapan selain dalam engkau." St Thomas dari Villanova mengulang hal yang sama, menyebut Maria "satu-satunya pengungsian, pertolongan dan suaka kami." St Bernardus tampak memberikan alasan untuk ini ketika ia mengatakan, "Lihatlah, wahai manusia, rancangan-rancangan Allah, - rancangan dengan mana Ia dapat membagi-bagikan kerahiman-Nya dengan terlebih berlimpah kepada kita; sebab, rindu menebus segenap umat manusia, Ia telah menempatkan seluruh harga tebusan dalam tangan Maria, agar ia dapat membagi-bagikannya seturut yang dikehendakinya."
Dalam Kitab Keluaran kita baca bahwa Allah memerintahkan Musa untuk membuat tutup pendamaian dari emas murni, sebab dari sanalah Ia akan berbicara kepadanya. "Juga engkau harus membuat tutup pendamaian dari emas murni …. Dan di sanalah Aku akan … berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang akan Ku-perintahkan kepadamu" (25:17). St Andreas dari Kreta mengatakan bahwa "seluruh dunia menerima Maria sebagai pendamaian ini." Dan mengomentari perkataannya, seorang penulis saleh berseru, "Engkau, ya Maria adalah pendamaian bagi seluruh dunia. Melalui engkau Tuhan kami yang paling penuh kasih sayang berbicara kepada hati kami; melalui engkau Ia menyampaikan kata-kata pengampunan dan belas-kasihan; melalui engkau Ia melimpahkan anugerah-anugerah-Nya; melalui engkau segala yang baik mengalir kepada kami." Dan karenanya, sebelum Sabda Allah mengenakan daging dalam rahim Maria, Ia mengutus seorang malaikat agung untuk meminta persetujuannya: sebab Ia menghendaki bahwa dunia hendaknya menerima Inkarnasi Sabda melalui dia, dan bahwa ia hendaknya menjadi sumber dari segala yang baik. Itu sebabnya mengapa St Irenaeus mengatakan bahwa, sebagaimana Hawa dibujuk rayu oleh seorang malaikat yang jatuh untuk melarikan diri dari Allah, demikianlah Maria dihantar untuk menerima Allah dalam rahimnya, tunduk pada malaikat yang baik; dan karenanya dengan ketaatannya menyilih ketidaktaatan Hawa, dan menjadi advocata bagi Hawa dan advocata bagi segenap umat manusia. "Hawa tidak taat kepada Allah, namun demikian Maria dihantar untuk taat kepada Allah, agar Perawan Maria dapat menjadi advocata dari perawan Hawa. Dan sebagaimana umat manusia dihantar pada maut melalui seorang perawan, umat manusia diselamatkan melalui seorang Perawan. Beato Raymond Jordano juga mengatakan, "bahwa segala yang baik, segala pertolongan, segala rahmat yang diterima dan akan diterima manusia dari Allah hingga akhir waktu, datang, dan akan datang, kepada manusia melalui perantaraan dan melalui tangan-tangan Maria."
Jadi, Blosius yang saleh dapat dengan tepat berseru, "Ya Maria, ya engkau yang begitu penuh kasih sayang dan lemah-lembut terhadap semua yang mengasihimu, katakanlah, siapakah gerangan yang dapat begitu gila dan celaka hingga tidak mengasihimu? Engkau, di tengah kebimbangan dan kesulitan mereka, menerangi budi mereka semua yang, dalam kemalangan mereka, datang memohon pertolonganmu. Engkau menyemangati mereka yang terbang kepadamu di waktu bahaya; engkau menolong mereka yang berseru kepadamu; engkau, sesudah Putra Ilahimu, adalah keselamatan pasti bagi para abdimu yang setia. Jadi, salam, ya harapan mereka yang putus harapan, ya penolong mereka yang terbuang. Ya Maria, engkau sepenuhnya berdaya kuasa; sebab Putra Ilahimu, demi menghormatimu, langsung menyetujui segala keinginanmu."
St Germanus, mengenali dalam Maria sumber dari segala kebaikan kita, dan bahwa ia membebaskan kita dari segala kejahatan, berseru kepadanya, "Ya, Bundaku yang berkuasa, engkau seorang yang telah ditetapkan Allah untuk menjadi pelipur laraku di bawah sini; engkau pembimbing ziarahku, kekuatan bagi kelemahanku, kekayaan bagi kemiskinanku, obat bagi kesembuhan luka-lukaku, pereda sakitku, akhir dari penawananku, harapan keselamatanku! Sudi dengarlah doa-doaku, berbelas-kasihanlah atas airmataku, aku mohon kepadamu, ya engkau yang adalah ratuku, pengungsianku, kekasihku, pertolonganku, harapanku dan kekuatanku."
Jadi, janganlah kita terkejut bahwa St Antoninus mengenakan ayat berikut dari Kitab Kebijaksanaan kepada Maria: "Besertanya datang pula kepadaku segala harta milik" (7:11). Sebab Santa Perawan ini adalah Bunda dan pembagi segala yang baik, seluruh dunia, dan teristimewa tiap-tiap individu yang mengamalkan hidup sebagai mereka yang saleh yang dibela oleh Ratu agung ini, dapat mengatakan dalam kebenaran bahwa dengan devosi kepada Maria, baik ia maupun dunia telah memperoleh segala yang baik dan sempurna. Demikianlah sang santo mengungkapkan pendapatnya: "Ia dalah Bunda dari segala yang baik, dan dunia dapat sungguh mengatakan bahwa bersamanya (yakni, bersama Santa Perawan Tersuci) ia telah menerima segala yang baik." Beato Abbas dari Celles dengan tegas memaklumkan, "bahwa apabila kita mendapatkan Maria, kita mendapatkan segalanya." Barangsiapa mendapatkan Maria mendapatkan segala yang baik, memperoleh segala rahmat dan semua keutamaan; sebab dengan perantaraan Maria yang berdaya kuasa Maria memperolehkan semua yang dibutuhkan demi memperkayanya dengan rahmat ilahi. Dalam Kitab Amsal, Maria sendiri mengatakan kepada kita bahwa ia memiliki segala kekayaan Allah, yakni, kerahiman-Nya, agar ia dapat membagi-bagikannya kepada mereka yang dikasihinya. "Kekayaan dan kehormatan ada padaku … supaya kuwariskan harta kepada yang mengasihi aku, dan kuisi penuh perbendaharaan mereka" (Amsal 8:18). Dan karenanya St Bonaventura mengatakan: "Bahwa kita semua hendaknya mengarahkan mata kita terus-menerus ke tangan Maria, agar melalui tangan Maria kita dapat menerima rahmat-rahmat yang kita rindukan."
Ah, betapa banyak mereka yang dulunya tinggi hati telah menjadi rendah hati melalui devosi kepada Maria! Betapa banyak mereka yang memperturutkan hawa nafsu telah menjadi lemah-lembut! Betapa banyak mereka yang di tengah kegelapan telah menemukan terang! Betapa banyak mereka yang dalam keputusasaan telah menemukan kepercayaan! Betapa banyak mereka yang sesat telah menemukan keselamatan dengan perantaraan yang sama yang berdaya kuasa! Dan ini dengan jelas telah dinubuatkan Maria di rumah Elisabet, dalam kidungnya sendiri yang luhur: "Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia." Dan St Bernardus, menafsirkan perkataan Maria, mengatakan: "Segala keturunan menyebutmu berbahagia, sebab engkau telah memberikan hidup dan kemuliaan kepada segala bangsa, sebab dalam engkau orang-orang berdosa mendapatkan pengampunan dan orang-orang benar bertekun dalam rahmat Allah."
Demikianlah, Lanspergius yang saleh membuat Tuhan kita menyampaikan kepada dunia: "Manusia, anak-anak Adam yang malang, yang hidup dengan dikelilingi begitu banyak musuh dan di tengah begitu banyak pencobaan, berusahalah menghormati Bundaku dan Bundamu dengan suatu cara yang istimewa; sebab Aku telah memberikan Maria kepada dunia agar ia menjadi teladan kalian, dan agar darinya kalian dapat belajar bagaimana mengamalkan hidup yang baik; dan juga agar ia dapat menjadi pengungsian ke mana kalian dapat terbang dalam segala kemalangan dan pencobaan. Aku melakukan ini, puteriku, agar tak seorang pun perlu takut atau memiliki keengganan barang sedikitpun untuk memohon pertolongannya; dan untuk ini Aku telah menciptakannya dengan kelemah-lembutan dan kasih sayang begitu rupa agar ia tahu bagaimana tidak memandang rendah siapapun yang datang mengungsi kepadanya, pun tak dapat ia menahan kemurahan hatinya kepada barangsiapapun yang memintanya. Mantol kerahimannya terbuka bagi semua orang, dan ia tidak membiarkan barangsiapapun meninggalkan kakinya tanpa memberinya penghiburan." Kiranya kebaikan Allah kita yang tak terhingga senantiasa dipuji dan diberkati sebab telah memberikan kepada kita seorang Bunda dan advocata yang begitu agung, begitu lemah-lembut, begitu penuh cinta kasih.
Ya Allah, betapa halus perasaan keyakinan yang diungkapkan oleh St Bonaventura yang terpikat kepada Yesus, Penebus terkasih kami, dan Maria, advocata terkasih kami! Ia mengatakan, "Apapun yang Allah tetapkan menjadi bagianku, aku tahu bahwa Ia tiada dapat menolak memberikan Dirinya Sendiri kepada siapapun yang mengasihi-Nya dan mencari-Nya dengan segenap hati. Aku akan memeluk-Nya dengan kasihku; dan jika Ia tidak memberkatiku, aku masih akan tetap bertaut pada-Nya dengan begitu erat hingga Ia tidak akan dapat pergi tanpaku. Jika aku tak dapat melakukan suatupun yang lain, setidaknya aku akan menyembunyikan diriku dalam luka-luka-Nya, dan berdiam di sana, hanya dalam Dirinya saja Ia akan menemukanku.' Dan santo kita mengakhirinya, "Jika Penebus-ku menolakku karena dosa-dosaku dan menghalauku dari kaki-Nya yang kudus, aku akan melemparkan diriku di depan kaki Maria BundaNya Terkasih, dan di sana aku akan tinggal prostratio hingga ia memperolehkan pengampunan bagiku; sebab Bunda Kerahiman ini tidak tahu dan tiada pernah tahu bagaimana berlaku selain dari berbelas-kasihan kepada yang malang, dan memenuhi kerinduan mereka yang paling terbuang yang terbang kepadanya memohon pertolongan; dan karenanya, jika bukan karena kewajiban, setidaknya karena belas-kasihan, ia akan membujuk Putranya untuk mengampuniku."
"Jadi, pandanglah ke bawah kepada kami," marilah kita berseru dengan menggunakan kata-kata Euthymius, "pandanglah ke bawah kepada kami, ya Bunda yang paling penuh kasih sayang; arahkanlah mata belas-kasihanmu kepada kami, sebab kami ini abdi-abdimu, dan dalam engkau kami telah menempatkan segala kepercayaan kami."
Teladan
St Gregorius mengisahkan bahwa adalah seorang perempuan muda bernama Musa yang berdevosi mendalam kepada Bunda Allah; kepada siapa, ketika ia ada dalam bahaya besar kehilangan ketakberdosaannya oleh sebab teladan buruk teman-temannya, Maria suatu hari menampakkan diri bersama banyak orang kudus dan mengatakan: "Musa, adakah engkau juga ingin menjadi salah seorang dari mereka ini?" Ketika Musa menjawab "Ya," Maria menambahkan, "Baik, tinggalkan teman-temanmu dan persiapkanlah dirimu, sebab dalam waktu satu bulan engkau akan datang." Musa melakukannya dan menceritakan penglihatan tersebut. Pada hari yang ketigapuluh, Musa di ambang ajal, ketika Santa Perawan Tersuci menampakkan diri kembali dan mengundangnya untuk datang. Musa menjawab, "Lihatlah, aku datang, ya Bunda," dan ia pun wafat dengan manis.
Doa
Ya Bunda dari kasih suci, hidup kami, pengungsian kami, dan harapan kami, engkau tahu benar bahwa Putramu Yesus Kristus, tak puas dengan menjadikan Dirinya advocata abadi kami kepada Bapa yang kekal, telah menghendaki bahwa engkau juga perlu memberikan dirimu bersama-Nya, demi mendapatkan kerahiman ilahi bagi kami. Ia telah menetapkan bahwa doa-doamu membantu keselamatan kami, dan telah menjadikan doa-doamu begitu berdaya-kuasa hingga memperolehkan semua yang dimohonkan. Karenanya, kepadamu, yang adalah harapan mereka yang menderita, aku, seorang pendosa yang malang, mengarahkan mataku. Aku percaya, ya Bunda, bahwa terutama melalui jasa-jasa Yesus Kristus, dan kemudian melalui perantaraanmu, aku akan diselamatkan. Mengenai ini aku yakin; dan kepercayaanku kepadamu sungguh begitu rupa, hingga andai keselamatan kekalku ada dalam tanganku sendiri, aku akan menempatkannya ke dalam tanganmu, sebab aku lebih percaya pada kerahiman dan perlindunganmu daripada segala pekerjaanku sendiri. Bundaku dan harapanku, janganlah tinggalkan aku, kendati memang layak engkau melakukannya. Lihatlah kemalangan-kemalanganku, dan, sebab tergerak oleh belas-kasihan, sudi tolonglah dan selamatkanlah aku. Aku akui bahwa terlalu sering aku menutup hatiku, dengan dosa-dosaku, melawan terang dan pertolongan yang engkau perolehkan bagiku dari Tuhan. Tetapi belas-kasihanmu kepada mereka yang malang, dan kuasamu bersama Allah, jauh melampaui jumlah dan kejahatan dosa-dosaku. Semua orang tahu, baik di surga maupun di bumi, bahwa barangsiapa dilindungi olehmu pastilah diselamatkan. Semua boleh melupakanku, asalkan engkau mengingatku, ya Bunda Allah-yang-Mahakuasa. Katakanlah kepada-Nya bahwa aku ini abdimu; katakanlah bahwa engkau membelaku, dan maka aku akan diselamatkan. Ya Maria, aku percaya kepadamu; dalam pengharapan inilah aku hidup; di dalamnya aku rindu dan berharap untuk mati, dengan senantiasa mengulang, "Yesus adalah satu-satunya harapanku, dan sesudah Yesus adalah Santa Perawan Maria Tersuci."
Dalam bab pertama Kitab Kejadian kita baca bahwa "Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam" (1:16). Kardinal Hugo mengatakan bahwa "Kristus adalah penerang yang lebih besar untuk menguasai orang-orang benar, dan Maria adalah penerang yang lebih kecil untuk menguasai orang-orang berdosa"; artinya bahwa matahari adalah figur Yesus Kristus, yang terangnya dinikmati oleh orang-orang benar yang hidup dalam terang hari rahmat ilahi; dan bahwa bulan adalah figur Maria, dengan perantaraannya mereka yang ada dalam malam dosa beroleh penerangan. Sebab Maria adalah penerang berharga ini, dan demikian adanya demi keuntungan orang-orang berdosa, andai ada orang yang begitu malang hingga jatuh ke dalam malam dosa, apakah yang harus ia lakukan? Innosensius III menjawab, "Barangsiapa ada dalam malam dosa, biarlah ia mengarahkan matanya pada bulan, biarlah ia memohon kepada Maria." Sebab ia telah kehilangan terang matahari keadilan dengan kehilangan rahmat Allah, biarlah ia berpaling kepada bulan dan memohon kepada Maria; dan pastilah Maria akan memberinya terang untuk melihat kemalangan keadaannya, dan kekuatan untuk meninggalkannya tanpa berlambat. St Metodius mengatakan, "bahwa melalui doa-doa Maria tak terhitung banyaknya orang berdosa telah dipertobatkan."
Salah satu gelar yang paling membesarkan hati orang-orang berdosa, dan di bawah gelar ini Gereja mengajar kita untuk berseru kepada Maria dalam Litani Loretto adalah gelar "Perlindungan Orang Berdosa". Di Yudea, di jaman kuno, terdapat kota-kota pengungsian; para kriminal yang melarikan diri ke sana memohon perlindungan dibebaskan dari hukuman yang dijatuhkan atas mereka. Sekarang kota-kota ini tak banyak jumlahnya; akan tetapi ada satu, yakni Maria, yang tentangnya sang Pemazmur mengatakan: "Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah" (87:3). Akan tetapi kota ini berbeda dari kota-kota kuno dalam hal ini - bahwa di kota Allah segala golongan kriminal tiada mendapatkan pengungsian, pun perlindungan tidak diperluas hingga ke segala tingkat kejahatan; melainkan di bawah mantol Maria segenap orang berdosa, tanpa perkecualian, mendapatkan pengungsian bagi setiap dosa yang mungkin telah mereka lakukan, asal saja mereka pergi ke sana untuk meminta perlindungan ini. "Aku adalah kota pengungsian," kata St Yohanes Damaskus, atas nama Ratu kita, "bagi semua yang terbang kepadaku." Dan cukuplah datang memohon pertolongannya, sebab barangsiapa beruntung memasuki kota ini tidaklah perlu berbicara untuk diselamatkan. Berkumpullah dan marilah kita pergi ke kota-kota yang berkubu dan berdiam diri di sana! ("Ingrediamur civitatem munitam, et sileamus ibi-Jer. viii. 14), demikian berbicara menurut kata-kata Nabi Yeremia. Kota ini, kata Beato Albertus Agung, adalah Perawan Tersuci yang berkubu dengan kelemah-lembutan dan kemuliaan. "Dan marilah kita berdiam diri di sana," yakni, lanjut seorang penafsir, "sebab kita tak berani berseru kepada Tuhan, yang telah kita hinakan, ia yang akan berseru dan memohon." Sebab jika kita tidak berani untuk memohon kepada Tuhan untuk mengampuni kita, cukuplah kita memasuki kota ini dan berdiam diri, sebab Maria akan berbicara dan memohonkan segala yang kita butuhkan. Dan karena alasan ini, seorang penulis saleh mendorong segenap pendosa untuk mengungsi di bawah mantol Maria; ia berseru, "Terbanglah, wahai Adam dan Hawa, dan kalian semua anak-anak mereka, yang telah memurkakan Allah; terbanglah, dan berlindunglah dalam pelukan Bunda yang baik ini; tidakkah kalian tahu bahwa ia adalah satu-satunya kota pengungsian kita?" "Satu-satunya harapan para pendosa," sebagaimana ia juga disebut dalam suatu khotbah oleh seorang penulis kuno yang ditemukan dalam karya St Agustinus.
St Efrem, menyapa Santa Perawan ini, mengatakan, "Engkau satu-satunya advocata para pendosa dan mereka semua yang tak terlindungi." Dan kemudian ia menyalami Maria dengan kata-kata berikut: "Salam, pengungsian dan rumah sakit para pendosa!" - pengungsian sejati, satu-satunya di mana mereka dapat berharap diterima dan dibebaskan. Dan seorang penulis mengatakan bahwa inilah artinya ketika Daud mengatakan, Sebab Ia melindungi aku dalam tabernakelnya ("Protexit me in abscondito Tabernaculi sui" - Mazmur 27:5). Dan sungguh apakah yang dapat merupakan tabernakel Allah ini, selain dari Maria! yang disebut oleh St Germanus, "Sebuah tabernakel buatan Allah, di mana Ia sendiri masuk demi menggenapi karya agung penebusan manusia."
St Basilus dari Seleucia mengatakan, "Jika Allah menganugerahkan kepada sebagian orang yang hanyalah hamba-hamba-Nya kuasa yang begitu besar, hingga tak hanya jamahan mereka tetapi bahkan bayangan mereka menyembuhkan mereka yang sakit, yang ditempatkan untuk keperluan ini di jalan-jalan umum, betapa terlebih besar dapat kita bayangkan kuasa yang telah Ia anugerahkan kepada dia yang bukan saja hamba-Nya melainkan juga BundaNya?" Kita sungguh dapat mengatakan bahwa Tuhan kita telah memberikan Maria kepada kita sebagai sebuah rumah sakit umum, di mana mereka semua yang sakit, malang dan terbuang dapat diterima. Tetapi sekarang aku bertanya, di rumah-rumah sakit yang jelas didirikan bagi orang-orang malang, siapakah yang memiliki hak untuk masuk? Tentu saja yang paling payah, dan mereka yang paling membutuhkan.
Dan karena alasan ini andai ada seorang mendapati dirinya tanpa jasa dan dikuasai cacat-cela rohani, yakni, dosa, ia dapat mengatakan kepada Maria: Ya Bunda, engkau adalah pengungsian orang-orang sakit yang malang; janganlah menolak aku; sebab aku yang paling malang dan paling payah dari semuanya, aku paling berhak untuk diterima olehmu.
Jadi marilah kita berseru bersama St Thomas dari Vallanova, "Ya Maria, kami para pendosa yang malang tak mengenal pengungsian lain selain dari engkau, sebab engkau satu-satunya harapan kami, dan padamu kami mempercayakan keselamatan kami." Engkau satu-satunya advocata kami bersama Yesus Kristus; kepadamu kami semua berpaling."
Dalam wahyu kepada St Brigitta, Maria disebut "Bintang yang mendahului matahari," dengan demikian membuat kita mengerti bahwa apabila devosi kepada Bunda Allah mulai memanifestasikan dirinya dalam suatu jiwa yang ada dalam keadaan dosa, itu merupakan suatu tanpa pasti bahwa tak lama lagi Allah akan memperkaya jiwa dengan rahmat-Nya. St Bonaventura yang mulia, demi menghidupkan kembali kepercayaan para pendosa dalam perlindungan Maria, menempatkan di hadapan mereka gambar samudera yang bergelora hebat, ke dalam mana para pendosa telah jatuh dari kapal rahmat ilahi; mereka telah diombang-ambingkan kian kemari oleh sesal batin dan oleh ketakutan akan pengadilan Allah; mereka tanpa lampu atau pembimbing, dan dalam tahap kehilangan napas harapan terakhir dan jatuh ke dalam keputusasaan, maka Tuhan kita, dengan menunjukkan kepada mereka Maria, yang lazim disebut "Bintang Samudera," angkat suara dan berbicara, "Wahai para pendosa sesat yang malang, janganlah putus harapan; angkatlah matamu dan pandanglah bintang nan indah ini; bernapaslah kembali dengan penuh keyakinan, sebab ia akan menyelamatkanmu dari prahara ini, dan akan membimbingmu menuju pelabuhan keselamatan." St Bernardus mengatakan hal yang sama: "Jika engkau tak hendak binasa dalam prahara, arahkanlah matamu pada bintang dan berserulah kepada Maria."
Blosius yang saleh memaklumkan bahwa "ia adalah satu-satunya pengungsian bagi mereka yang telah menghinakan Allah, suaka bagi mereka semua yang dihimpit pencobaan, kemalangan ataupun penganiayaan. Bunda ini sepenuhnya penuh belas-kasihan, lemah lembut dan manis, tak hanya kepada orang-orang benar, melainkan juga kepada orang-orang berdosa yang putus harapan; hingga begitu ia tahu mereka datang kepadanya dan memohon kesembuhan dari lubuk hati mereka, ia segera menolong mereka, menyambut mereka, dan memperolehkan bagi mereka pengampunan dari Putranya. Ia tidak tahu bagaimana memandang rendah siapa pun, betapapun tak layaknya ia beroleh belas-kasihan, dan karenanya ia tidak meniadakan perlindungannya bagi siapa pun; ia menghibur semua, dan begitu dipanggil ia akan datang menolong siapa pun itu yang berseru kepadanya. Ia dengan kemanisannya telah kerap membangkitkan dan menarik orang-orang berdosa untuk berdevosi kepadanya; yakni mereka yang paling memusuhi Allah dan yang paling dalam terjerumus ke dalam dosa kelambanan; dan kemudian, dengan perantaraan yang sama, ia menyemangati mereka dengan berhasil guna, dan mempersiapkan mereka menerima rahmat, dan dengan demikian menjadikan mereka layak bagi kerajaan surga. Allah telah menciptakan puteri terkasih-Nya ini dengan begitu penuh kasih sayang dan manis, hingga tak seorang pun merasa takut untuk memohon pertolongannya." Penulis saleh ini mengakhirinya dengan kata-kata berikut, "Adalah tidak mungkin binasa siapa pun yang dengan penuh perhatian, dan dengan kerendahan hati, memupuk devosi kepada Bunda ilahi ini."
Dalam Kitab Sirakh Maria disebut pohon berangan: Seperti pohon berangan di tepi air (24:14). Dan ia disebut demikian agar para pendosa mengerti bahwa sebagaimana pohon berangan memberikan naungan kepada para pengelana dari terik matahari, demikianlah Maria mengundang mereka untuk bernaung di bawah perlindungannya dari murka Allah, yang seturut keadilan berkobar terhadap mereka. St Bonaventura mengatakan bahwa Nabi Yesaya mengeluhkan masa di mana ia hidup, mengatakan, "Sesungguhnya, Engkau ini murka, sebab kami berdosa … Tidak ada yang memanggil nama-Mu atau yang bangkit untuk berpegang kepada-Mu" (64:5). Dan kemudian ia menyampaikan komentar berikut: "Benar, ya Tuhan, bahwa pada waktu itu tak ada seorang pun untuk membangkitkan orang-orang berdosa dan meredakan murka-Mu, sebab Maria belum lahir;" "sebelum Maria," demikian mengutip kata sang santo sendiri, "tak ada seorang pun yang dapat berani menahan lengan Allah." Tetapi sekarang, apabila Allah murka terhadap seorang pendosa, dan Maria melindunginya, maka Maria akan menahan lengan murka Putranya dan menyelamatkan si pendosa. "Dan jadi," lanjut santo yang sama, "tak seorangpun didapati lebih tepat untuk tugas ini selain dari Maria, yang menahan pedang keadilan ilahi dengan tangannya sendiri guna mencegahnya jatuh menimpa dan menghukum si pendosa." Mengenai subyek yang sama Richard dari St Laurentius mengatakan bahwa "Allah, sebelum kelahiran Maria, mengeluh melalui mulut Nabi Yehezkiel bahwa tak ada seorang pun yang bangkit dan menahan-Nya dari menghukum para pendosa, Ia tiada menemukan seorang pun, sebab tugas ini diperuntukkan bagi Bunda Terberkati, yang menahan lengan-Nya hingga Ia tenang.
Basilius dari Seleucia membesarkan hati para pendosa dengan mengatakan, "Wahai pendosa, janganlah berkecil hati, tetapi mohonlah pertolongan Maria dalam segala kebutuhanmu; berserulah kepadanya untuk menolongmu, sebab engkau akan senantiasa mendapatinya siap untuk menolongmu; sebab adalah kehendak ilahi bahwa ia menolong dalam segala rupa kebutuhan." Bunda Kerahiman ini memiliki kerinduan yang begitu besar untuk menyelamatkan para pendosa yang paling terbuang, bahwa ia sendiri pergi mencari mereka demi menolong mereka; dan jika mereka memohon pertolongannya, ia tahu bagaimana mendapatkan sarana untuk menjadikan mereka berkenan bagi Allah. Bapa bangsa Ishak, yang ingin menyantap daging hewan buruan, menjanjikan berkatnya kepada putranya - Esau - yang mengupayakan makanan ini untuknya; tetapi Ribka, yang berambisi agar puteranya yang lain - Yakub - menerima berkat itu, memanggil puteranya dan berkata, "Pergilah ke tempat kambing domba kita, ambillah dari sana dua anak kambing yang baik, maka aku akan mengolahnya menjadi makanan yang enak bagi ayahmu, seperti yang digemarinya" (Kejadian 27:9). St Antoninus mengatakan bahwa Ribka adalah figur Maria, yang memerintahkan para malaikat untuk membawakan kepadanya para pendosa (arti dari anak kambing), agar ia dapat mengolah mereka begitu rupa (dengan memperolehkan bagi mereka duka dan niat untuk berubah) demi menjadikan mereka berkenan dan diterima oleh Tuhan." Dan di sini kita dapat mengenakan kepada Bunda Maria kata-kata Abbas Franco: "Ya perempuan yang sungguh cerdik, yang tahu benar bagaimana mendandani anak-anak kambing ini, hingga mereka tak hanya serupa, melainkan seringkali lebih unggul dalam rasa dibandingkan daging rusa sesungguhnya."
Santa Perawan sendiri menyingkapkan kepada St Brigitta "bahwa tak ada pendosa di dunia, betapapun ia memusuhi Allah, yang tidak kembali kepada-Nya dan memulihkan rahmat-Nya, jika si pendosa datang dan memohon pertolongannya." Suatu hari St Brigitta mendengar Yesus Kristus berbicara kepada BundaNya, dan mengatakan bahwa "Maria akan siap memperolehkan rahmat Allah bahkan bagi Lucifer sekalipun, andai saja ia mau merendahkan diri demi memohon pertolongan Maria." Roh yang congkak itu tak akan pernah merendahkan diri demi memohon perlindungan Maria; tetapi andai hal yang demikian mungkin terjadi, Maria akan cukup berbelas-kasihan dan doa-doanya akan memiliki daya kuasa yang cukup untuk memperolehkan baik pengampunan maupun keselamatan baginya dari Allah. Akan tetapi apa yang tak mungkin terjadi sehubungan dengan iblis dapat terjadi sehubungan dengan para pendosa yang memohon pertolongan kepada Bunda yang penuh kasih sayang ini. Bahtera Nuh merupakan figur tepat bagi Maria, sebab sebagaimana di dalamnya segala macam binatang liar diselamatkan, demikianlah di bawah mantol Maria segenap orang-orang berdosa, yang dengan kejahatan dan nafsunya sudah seperti binatang liar, mendapatkan pengungsian; tetapi dengan perdedaan ini, sebagaimana dikatakan seorang penulis saleh, bahwa "sementara binatang-binatang liar yang masuk ke dalam bahtera tetap liar, serigala tetap serigala, dan harimau tetap harimau - di bawah mantol Maria, sebaliknya, serigala menjadi anak domba, dan harimau menjadi merpati." Suatu hari St Gertrude melihat Maria dengan mantolnya terkembang, dan di bawahnya ada banyak binatang-binatang liar dari beraneka ragam jenis - macan tutul, singa dan beruang; dan ia melihat bahwa tak hanya Bunda Maria tidak menghalau mereka pergi, melainkan ia menyambut dan memelihara mereka dengan tangannya yang lemah-lembut. Sang santa mengerti bahwa binatang-binatang liar ini adalah para pendosa yang malang, yang disambut Maria dengan kemanisan dan kasih sejak dari saat mereka datang memohon pertolongannya.
Jadi, bukan tanpa alasan St Bernardus menyampaikan kepada Santa Perawan, "Engkau, ya Bunda, tiada menolak seorang pendosa pun yang datang kepadamu, betapapun mengerikan dan menjijikkannya dia. Apabila ia memohon pertolonganmu, engkau tak enggan mengulurkan tangan kasih sayangmu kepadanya untuk membebaskannya dari padang keputusasaan." Kiranya Allah kita untuk selamanya diberkati dan pujian syukur disampaikan kepada-Nya, ya Maria yang patut dikasihi, sebab telah menciptakan engkau begitu manis dan lemah-lembut, bahkan terhadap para pendosa yang paling mengerikan! Sungguh malang ia yang tidak mengasihimu dan yang, memiliki kesempatan untuk memperoleh pertolonganmu, namun tidak percaya kepadamu. Ia yang tidak memohon pertolongan Maria dapat sesat; tetapi siapakah gerangan yang pernah dapat sesat jika ia datang memohon pertolongan Santa Perawan Tersuci?
Dikisahkan dalam Kitab Suci bahwa Boas mengijinkan Rut untuk "memungut jelai di belakang penyabit-penyabit;" (Rut 2:3). St Bonaventura mengatakan, "bahwa sebagaimana Rut berkenan di hadapan Boas, demikianlah Maria berkenan di hadapan Tuhan kita, dan juga diijinkan untuk memungut jelai di belakang penyabit-penyabit. Para penyabit yang diikuti Maria adalah segenap pekerja evangelis, misionaris, pengkhotbah, dan bapa pengakuan, yang terus-menerus memanen jiwa-jiwa bagi Allah. Tetapi ada sebagian jiwa-jiwa yang keras dan pemberontak yang terabaikan. Hanya Maria seorang diperkenankan menyelamatkan mereka dengan perantaraannya yang berdaya-kuasa." Sungguh malang jika mereka tidak membiarkan diri mereka dikumpulkan, bahkan oleh Bunda Termanis ini. Mereka sungguh pasti akan sesat dan terkutuk. Tetapi, sebaliknya, terberkatilah dia yang datang memohon pertolongan Bunda yang baik ini. "Tak ada di dunia ini," kata Blosius yang saleh, "pendosa, betapun pembangkang dan jahatnya, yang dipandang rendah atau ditolak oleh Maria; ia dapat, ia menghendaki, dan ia tahu bagaimana mendamaikan si pendosa dengan Putranya terkasih, andai saja si pendosa datang memohon pertolongannya.
Jadi, beralasan, ya Ratuku termanis, jika St Yohanes Damaskus menyalami dan menyebutmu "harapan mereka yang berputusasa". Beralasanlah St Laurensius Justinianus menyebutmu "harapan para penjahat", dan seorang penulis kuno lain menyebutmu "satu-satunya harapan para pendosa." St Efrem menyebut Maria "pelabuhan aman bagi semua yang berlayar di samudera dunia." St Efrem juga menyebutnya "penghiburan bagi mereka yang akan dihukum." Jadi akhirnya, beralasanlah St Bernardus mendorong bahkan yang paling berputusasa untuk tidak putus harapan; dan, penuh sukacita dan kelemah-lembutan terhadap Bundanya terkasih, dengan penuh cinta ia berseru: "Dan siapakah gerangan, ya Bunda, yang dapat tidak menaruh kepercayaan kepadamu, sebab engkau menolong bahkan mereka yang putus harapan? Dan aku tiada ragu, bahwa kapanpun kami memohon pertolongan kepadamu, kami akan mendapatkan semua yang kami inginkan. Jadi, biarlah dia, yang tanpa harapan, berharap padamu."
Teladan
St Antonine mengisahkan bahwa adalah seorang pendosa yang bemusuhan dengan Allah, dan yang mendapatkan penglihatan di mana ia mendapati dirinya di hadapan pengadilan yang mengerikan; iblis mendakwanya sementara Maria membelanya. Sang musuh memperlihatkan daftar dosa-dosanya; daftar itu diletakkan di atas timbangan keadilan ilahi dan didapati jauh lebih berat dari semua perbuatan baiknya. Tetapi, advocatanya yang agung mengulurkan tangannya yang manis, menempatkannya di atas timbangan hingga menyebabkan timbangan itu berpihak pada orang yang dibelanya; dan dengan demikian membuat si pendosa mengerti bahwa Maria akan memperolehkan pengampunan jika ia mengubah hidupnya; dan ini dilakukannya setelah penglihatan dan ia pun sepenuhnya dipertobatkan.
Doa
Ya Perawan Maria Termurni. Aku menghormati hatimu yang tersuci, yang adalah kesukaan dan tempat peristirahatan Allah; hatimu dikuasai oleh kerendahan hati, kemurnian dan kasih ilahi. Aku, seorang pendosa yang malang, menghampirimu dengan hati yang sepenuhnya mengerikan dan terluka. Ya Bunda yang penuh kasih sayang, janganlah memandang rendah aku karena ini; biarlah penglihatan yang demikian ini lebih menggerakkanmu ke kelemah-lembutan yang terlebih lagi, dan membangkitkanmu untuk menolongku. Janganlah menanti melihat keutamaan-keutamaan ataupun jasa-jasa dalam diriku sebelum menolongku. Aku sesat, dan satu-satunya yang patut bagiku adalah neraka. Lihatlah saja kepercayaanku kepadamu dan niatku untuk berubah. Pikirkanlah segala yang telah Yesus lakukan dan derita untukku, dan lalu tinggalkan aku jika engkau dapat. Aku menawarkan kepadamu segala dukacita hidup-Nya; dingin menusuk yang Ia derita di kandang; perjalanan-Nya ke Mesir; darah yang Ia curahkan; kemiskinan, keringat, sengsara dan wafat yang Ia derita bagiku; dan ini ada di hadapanmu. Demi kasih kepada Yesus, pedulikanlah keselamatanku. Ah, Bundaku, aku tidak akan dan tidak dapat takut engkau akan menolakku, sekarang bahwa aku telah datang kepadamu untuk memohon pertolonganmu. Andai aku menakutkan ini, maka aku akan mendatangkan murka pada belas-kasihanmu yang senantiasa dahaga akan mereka yang malang, demi menyelamatkan mereka. Ya Bunda, janganlah ingkari kasih sayangmu kepada dia yang tidak diingkari Yesus dengan darah-Nya. Tetapi jasa-jasa dari darah ini tidak akan diberikan kepadaku terkecuali engkau membelaku di hadapan Allah. Melalui engkau aku sungguh berharap keselamatan. Aku tiada memohon kekayaan, kehormatan, ataupun barang-barang duniawi. Aku mencari hanya rahmat Allah, kasih terhadap Putramu, kegenapan kehendak-Nya, dan kerajaan surgawi-Nya, agar aku dapat mengasihi-Nya selama-lamanya. Adakah mungkin engkau tak hendak mendengarkanku? Tidak; sebab engkau telah mengabulkan doaku, sebagaimana aku harapkan; engkau telah berdoa bagiku; engkau telah memperolehkan bagiku rahmat-rahmat yang aku mohon; engkau telah menempatkanku di bawah perlidnunganmu. Bundaku, janganlah tinggalkan aku. Jangan pernah, jangan pernah berhenti mendoakanku, hingga engkau melihatku selamat di surga di depan kakimu, memberkati dan mengucap syukur kepadamu untuk selama-lamanya. Amin.
sumber : “The Glories of Mary by St. Alphonsus de Liguori”
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net”
|
|