KEMULIAAN MARIA
oleh:
St. Alfonsus de Liguori,
Pujangga Gereja
edit oleh:
P. Eugene Grimm,
Imam Kongregasi Penebus Mahakudus (Most Holy Redeemer)
Salve, Regine, Mater misericordiae! Vita, Dulcedo, et Spes nostra! salve. Ad te clamamus, exsules filii Evae. Ad te suspiramus, gementes et flentes in hac lacrymarum valle. Eia ergo, Advocata nostra! illos tuos misericordes oculos ad nos converte. Et Jesum, benedictum Fructum ventris tui, nobis post hoc exsilium ostende, o clemens, o pia, o dulcis Virgo Maria!
Salam, ya Ratu, ya Bunda Kerahiman! Salam hidup kami, penghiburan kami, dan pengharapan kami. Kami, anak-anak buangan Hawa, berseru kepadamu. Kepadamu kami menyampaikan keluh-kesah, rintihan, dan tangisan kami di lembah airmata ini. Mari, sudilah datang, ya advocata [= pengacara, pembela] kami, dan pandanglah kami dengan mata belas kasihanmu. Dan sesudah pembuangan kami ini, tunjukkanlah kepada kami Yesus, buah tubuhmu; ya Perawan Maria yang rahim, penuh belas kasihan dan manis.
KEPADA YESUS DAN MARIA
Penebus dan Tuhan-ku terkasih Yesus Kristus. Aku, hamba-Mu yang malang, yang mengerti benar betapa kesukaan yang ia berikan kepada-Mu yang berupaya memuliakan BundaMu yang tersuci, yang paling Kau kasihi begitu rupa; yang tahu pula, betapa Engkau ingin melihat BundaMu dikasihi dan dihormati oleh semua orang, telah memutuskan untuk mempublikasikan karyaku ini, yang membicarakan kemuliaannya. Akan tetapi, aku tidak tahu, kepada siapakah aku dapat terlebih baik mempercayakannya selain dari kepada-Mu, yang memunculkan begitu banyak kemuliaannya dalam hati. Oleh sebab itu, kepada-Mu aku mempersembahkan dan mempercayakan karya ini. Terimalah penghormatan kecil ini demi kasihku kepada-Mu dan kepada BundaMu terkasih. Sudilah Engkau melindunginya dengan mencurahkan atas semua orang yang membacanya, terang kepercayaan dan api kasih terhadap Perawan Immaculata ini kepada siapa Engkau telah menempatkan pengharapan dan yang telah Engkau jadikan pengungsian bagi mereka semua yang telah ditebus. Dan sebagai ganjaran atas kerjaku yang hina ini, anugerahilah aku, aku mohon kepada-Mu, kasih kepada Maria, yang, dengan sarana buku ini, rindu aku nyalakan dalam hati semua orang yang membacanya.
Dan sekarang aku berpaling kepadamu, ya Perawan dan Bunda Maria-ku yang termanis. Engkau tahu benar bahwa, sesudah Yesus, aku menempatkan seluruh pengharapan keselamatanku padamu; sebab aku tahu bahwa semua yang baik - pertobatanku, panggilanku untuk menyangkal dunia dan segala rahmat lain yang telah aku terima dari Allah - semuanya diberikan kepadaku melalui engkau. Engkau tahu bahwa demi melihatmu dikasihi oleh semua orang sebagaimana layak bagimu, dan juga sebagai tanda syukur terima kasih atas banyaknya kebaikan yang telah engkau limpahkan atasku, aku selalu berupaya dalam khotbah-khotbahku, di hadapan umum maupun secara pribadi, untuk menanamkan dalam semua orang devosi yang manis dan bermanfaat kepadamu. Aku berharap dapat terus melakukannya hingga hembusan napas terakhirku, akan tetapi usia lanjut dan kesehatan yang rapuh telah mengingatkanku bahwa aku hampir tiba di akhir ziarahku dan di pintu masuk kekekalan; dan sebab itu aku berharap, sebelum wafat, untuk meninggalkan buku ini kepada dunia, agar sebagai gantiku buku ini dapat terus mewartakan engkau, dan mendorong yang lain untuk memaklumkan kemuliaanmu, dan belas kasihan lembut yang engkau tunjukkan kepada mereka yang engkau bela. Aku percaya, ya Ratu-ku terkasih, bahwa hadiah kecil ini, yang adalah hadiah kasih, meski jauh di bawah layak bagimu, namun berkenan di hatimu yang paling yang lembut. Maka, ulurkanlah, tangan termanis dengan mana engkau telah menarikku dari dunia dan membebaskanku dari neraka, dan terimalah dan rawatlah sebagai milikmu sendiri. Namun demikian, pada saat yang sama engkau patut tahu bahwa aku mengharapkan suatu ganjaran atas persembahan kecilku ini; dan itu adalah, bahwa sejak dari hari ini dan seterusnya aku boleh mengasihimu lebih dari sebelumnya, dan bahwa setiap orang ke dalam tangan siapa karya ini sampai, ia serta merta dikobarkan dengan kasih kepadamu; dan bahwa kerinduannya untuk mencintaimu, dan melihatmu dicintai oleh yang lain, semakin bertambah-tambah, agar ia dapat bekerja dengan segenap cinta kasih untuk mewartakan dan menganjurkan, sejauh ia mampu, puji-pujian kepadamu, dan kepercayaan pada perantaraanmu yang paling berdaya guna. Amin.
Hambamu yang terkasih kendati tak berguna.
ALFONSUS DE LIGUORI
KEPADA PEMBACA
Agar karyaku ini tidak dikutuk oleh mereka yang over-kritis, aku pikir adalah baik untuk menjelaskan beberapa gagasan yang akan ditemukan di dalamnya, dan yang mungkin tampak mengandung resiko, atau mungkin kabur. Aku memperhatikan beberapa, dan jika yang lainnya menarik perhatianmu, pembaca yang budiman, aku mohon agar engkau memahaminya seturut kaidah teologi yang benar dan doktrin Gereja Katolik Roma yang kudus, yang kepadanya aku memaklumkan diri sebagai puteranya yang paling taat.
Dalam Pengantar, mengenai bab kelima dari karya ini, aku katakan bahwa adalah kehendak Allah bahwa segala rahmat datang kepada kita melalui tangan-tangan Maria. Sekarang, ini sungguh adalah suatu kebenaran yang paling menghibur bagi jiwa-jiwa yang dengan penuh cinta berdevosi kepada Bunda Maria, dan bagi para pendosa malang yang rindu untuk bertobat.
Pula janganlah pendapat ini dipandang sebagai bertentangan dengan doktrin yang benar, sebab Bapa Teologi, St Agustinus, serta sebagian besar penulis, mengatakan bahwa Maria bekerjasama oleh cinta kasihnya dalam kelahiran rohani segenap warga Gereja (“Mater quidem spiritu, non capitis nostril, quod est ipse Salvator, ex quo magis illa spiritaliter nata est; quia omnes, qui in eum crediderint, in quibus et ipsa est, recte filii Sponsi appellantur; sed plane mater membrorum ejus, quod nos sumus, quia cooperata est charitate, ut fideles in ecclesia nascerentur, quae illius capitis membra sunt.” -Lib. De Santa Virginitate, cap. vi.) Seorang penulis kenamaan, dan yang tak dapat didakwa atas devosi yang berlebihan atau sesat, mengatakan, “bahwa, dengan tepat dikatakan, di Bukit Kalvari Yesus membentuk Gereja-Nya” (Nicole, Instr. Sur la Sal. Ang. ch. 2); dan jadi adalah jelas bahwa Santa Perawan bekerjasama dalam suatu cara yang paling luar biasa dan istimewa dalam digenapinya karya ini. Dan dengan cara yang sama dapat dikatakan, bahwa meski ia melahirkan Kepala Gereja, Yesus Kristus, tanpa sakit, ia tidak melahirkan tubuh dari Kepala ini tanpa sakit yang dahsyat; dan demikianlah di Bukit Kalvari Maria mulai, dalam suatu cara yang istimewa, menjadi Bunda Gereja semesta. Dan sekarang, ringkas kata: Allah, demi memuliakan Bunda Penebus, telah menetapkan dan menentukan bahwa oleh cinta kasihnya yang luar biasa ia menjadi perantara atas nama semua mereka bagi siapa Putra Ilahinya telah membayar dan mempersembahkan harga yang teramat mahal dari darah-Nya yang mahaberharga yang menjadi satu-satunya keselamatan, hidup dan kebangkitan kita” (“In quo est salus, vita et resurrection nostra.” -Off. De Exalt. SS. Cruc.).
Dalam doktrin ini, dan dalam semua yang sesuai dengannya, aku mendasarkan gagasanku (Dalam bab vi., #2; vii.; viii., #2; ix.) - gagasan yang para kudus tak gentar untuk menegaskannya dalam percakapan-percakapan lembut mereka dengan Maria dan dalam pembicaraan-pembicaraan penuh semangat demi menghormatinya. Demikianlah St Sofronius mengatakan, sebagaimana dikutip oleh Vincent Contenson yang termasyhur, bahwa “kepenuhan segala rahmat yang ada dalam Kristus datang ke dalam Maria, meski dalam suatu cara yang berbeda” (In Christo fuit plenitude gratiae, sicut in capite influente; in Maria vero, sicut in collo transfundente"-Theol. Ment. Et cord. 1. 10, & 6. c. I. SD. 2); artinya bahwa kepenuhan rahmat ada dalam Kristus, sebagai Kepala dari mana rahmat mengalir, bagai dari sumbernya; dan dalam Maria, bagai dalam leher melalui mana rahmat mengalir. Gagasan ini jelas ditegaskan dan diajarkan oleh Doktor saleh, St Thomas, yang mengatakan: “Dari ketiga cara dengan mana Santa Perawan penuh rahmat, yang ketiga adalah bahwa ia penuh rahmat untuk menyalurkannya kepada segenap umat manusia”; dan kemudian ia menambahkan: “Kelimpahan ini luar biasa dalam para kudus manapun ketika ada berlimpah rahmat sebanyak yang akan mencukupi bagi keselamatan banyak orang, akan tetapi ada dalam tingkatnya yang tertinggi ketika rahmat ada sebanyak yang akan mencukupi bagi keselamatan seluruh dunia; dan dalam tingkat inilah rahmat yang ada dalam Kristus dan dalam Santa Perawan: sebab dalam segala mara bahaya kalian dapat memperoleh keselamatan dari Perawan mulia ini; dan karenanya dikatakan dalam Kidung Agung bahwa seribu perisai, yakni, sarana perlindungan terhadap mara bahaya, tergantung padanya. Juga, dalam setiap karya kebajikan, kalian dapat mengandalkannya sebagai penolongmu, sebab ia mengatakan dalam kata-kata Sirakh, Dalam akulah segala pengharapan hidup dan kebajikan” (“Dicitur autem beata Virgo plena gratiae, quantum ad tria . . . Tertio, quantum ad refusionem in omnes hominess. Magnum enim est in quolibet sancto, quando habet tantum de gratia, quod sufficit ad salutem multorum: sed quando haberet tantum, quod sufficeret ad salutem omnium hominum de mundo, hoc esset maximum, et hoc est in Christo et in Beata Virgine. Nam in omni periculo potes salutem obtinere ab ipsa Virgine gloriosa. Unde Canticorum iv. 4, 'mille clypei,' id est, remedia contra pericula, 'pendent ex ea.' Item, in omni opera virtutis potes eam habere in adjutorium, et ideo dicit ipsa Ecclesiastici xxiv. 25: 'In me omnis spes vitae et virtutis.'”-Expos. In Salul. Ang.).
PENGANTAR
YANG HARUS DIBACA
Pembaca dan saudaraku terkasih dalam Maria: Sebab devosi yang menghantarku untuk menulis dan yang menggerakkanmu untuk membaca, buku ini menjadikan kita anak-anak yang berbahagia dari Bunda yang baik yang sama, andai engkau mendengarnya perhatikan bahwa ini bukan sekedar buah pikiranku sendiri, sebab telah ada begitu banyak karya-karya terkenal dan terpelajar mengenai subyek yang sama, maka aku mohon engkau akan menjawab, dalam kata-kata Abbas Francone, bahwa “puji-pujian kepada Maria merupakan suatu sumber yang tak habis-habisnya: semakin diperluas semakin penuh, dan semakin engkau mengisinya semakin terlebih lagi ia diperluas” (“Laus Mariae fons est indeficiens, qui, quanto longius extenditur, tanto amplius impletur, et quanto amplius impletur, tanto latius dilatatur.” - De Grat. Dei. lib. vii). Singkat kata, Santa Perawan ini begitu agung dan begitu luhur hingga semakin ia dipuji semakin tersedia puji-pujian untuknya; begitu banyak tak terkira, kata seorang penulis kuno, “hingga jika semua lidah manusia disatukan, dan bahkan jika tiap-tiap anggota tubuh diubah menjadi lidah, semuanya itu tak akan cukup untuk memujinya sebanyak yang pantas baginya” (“Etsi omnium nostrum membra verterentur in linguas, eam laudare sufficeret nullus."-Serm. 208. E. B. App.).
Aku telah melihat tak terbilang banyaknya karya dari berbagai dimensi mengenai Kemuliaan Maria; tetapi menemukan bahwa karya-karya itu sedikit saja, terlalu panjang-lebar atau tidak menjawab obyek yang ada dalam pandanganku. Aku berupaya mengumpulkan, dari sebanyak penulis yang karyanya dapat aku temukan, kata-kata pilihan, yang dikutip dari para Bapa dan para teolog, dan semua yang menurutku paling to the point, dan menyatukannya dalam buku ini, agar mereka yang saleh dengan sedikit saja susah payah dan biaya dapat mengobarkan diri dengan kasih kepada Maria, dan secara istimewa untuk menyediakan bagi para imam materi untuk khotbah-khotbah mereka, demi membangkitkan pada yang lain devosi kepada Bunda ilahi ini.
Kekasih duniawi kerap berbicara mengenai dia yang dikasihinya, dan memujinya, supaya obyek cinta kasihnya dipuji dan dikagumi oleh yang lain. Ada sebagian orang yang berlaku sebagai kekasih Maria, namun demikian mereka jarang berbicara mengenai Maria maupun berupaya mendorong yang lain untuk mengasihi Maria: cinta mereka tidaklah sungguh. Akan tetapi tidaklah demikian perbuatan para kekasih sejati dari Bunda yang patut dikasihi ini; mereka rindu untuk memuji Maria di segala kesempatan, dan melihatnya dikasihi oleh seluruh dunia, dan tiada pernah mereka kehilangan kesempatan, baik di hadapan umum maupun secara pribadi, untuk menyalakan dalam hati mereka yang lain api kasih terberkati dengan mana mereka sendiri berkobar-kobar terhadap Ratu mereka terkasih.
Agar semua orang dapat diyakinkan akan betapa pentingnya, baik bagi kebaikannya sendiri maupun bagi kebaikan sesama, untuk menganjurkan devosi kepada Maria, adalah bermanfaat mengetahui apa yang dikatakan para teolog mengenai hal ini.
St Bonaventura mengatakan bahwa mereka yang berupaya memaklumkan kemuliaan Maria kepada yang lain pasti masuk surga; dan pendapat ini ditegaskan oleh Richard dari St Laurentius, yang memaklumkan bahwa “menghormati Ratu Para Malaikat ini adalah memperoleh kehidupan kekal” (“Honorare Mariam, thesaurizare est sibi vitam aeternam.”- De Loud. B.M.V. l.2, p.1); dan ia menambahkan, “bahwa Bunda yang termulia ini akan menghormati di dunia mendatang mereka yang menghormatinya di dunia ini” (“Glorificabit in futuro honorificantes se in praesenti.”-Ib.). Dan barangsiapa tak tahu menahu akan janji yang dinyatakan Maria sendiri, dalam perkataan Sirakh, kepada mereka yang berupaya membuatnya dikenal dan dikasihi di bawah sini, mereka yang menjelaskanku akan beroleh hidup kekal, (“Qui elucidant me, vitam aeternam habebunt.”-Ecclus. xxiv. 31) sebab ayat ini dikenakan kepada Maria oleh Gereja dalam gelar Yang Dikandung Tanpa Dosa. “Jadi, bersukacitalah,” seru St Bonaventura (yang berbuat begitu banyak demi mewartakan kemuliaan Maria), “bersukacitalah jiwaku, dan bergembiralah dalam dia; sebab banyak hal baik disediakan bagi mereka yang memujinya” (“Exsulta, anima mea, et laetare in illa; quia multa bona sunt laudatoribus praeparata.”-Psalt. B.V. p. 43); dan ia mengatakan bahwa seluruh Kitab Suci berbicara memuji Maria: oleh sebab itu marilah kita senantiasa dengan hati dan lidah kita menghormati Bunda ilahi ini, agar kita dapat dibimbing olehnya masuk ke dalam kerajaan mereka yang diberkati” (“Si enim omnes Scripturae loquuntur de ea, Deiparam perpetuo contemplemur corde, et lingua celebremus, ut ab ipsa ad gaudia perpetua perducamur.”-Paciucch. in Ps. 86, exc. 25).
Kita tahu dari wahyu kepada St Brigitta bahwa Beato Uskup Emingo memiliki kebiasaan untuk selalu memulai khotbahnya dengan puji-pujian kepada Maria. Suatu hari Santa Perawan sendiri menampakkan diri kepada orang kudus ini, dan mengatakan kepadanya bahwa karena praktek salehnya ini “Maria akan menjadi Bundanya, bahwa ia akan mati suci, dan bahwa Santa Perawan sendiri akan menyerahkan jiwanya kepada Allah” (Rev. extr. C. 104.-Rev. l. 4, c. 125.); sesungguhnya ia wafat layaknya seorang santo ketika tengah berdoa, dan dalam damai yang paling surgawi. Maria juga menampakkan diri kepada seorang biarawan Dominican yang selalu mengakhiri khotbah-khotbahnya dengan berbicara mengenai Maria; ketika ia ada di atas pembaringannya menanti ajal Santa Perawan membelanya dari roh-roh jahat, menghiburnya, dan Maria sendiri membawa jiwanya yang berbahagia (Auriem. Aff. scamb. P. 1, c. 13.). Thomas à Kempis yang saleh menceritakan kepada kita bagaimana Maria merekomendasikan kepada Putranya suatu jiwa yang telah menghormatinya, dengan mengatakan, “Putraku terkasih, berbelas-kasihanlah terhadap jiwa hamba-Mu ini, yang telah mengasihi dan memuliakanku” (“Fili mi amantissime, Miserere animae famuli tui, amatoris et laudatoris mei.”-Ad Nov. s. 21).
Selanjutnya, mengenai manfaat dari devosi ini bagi semua orang, kata St Anselmus, adalah bahwa sebagaimana rahim tersuci Maria adalah sarana keselamatan bagi para pendosa, maka mendengarkan puji-pujian kepadanya sungguh perlu untuk mempertobatkan para pendosa, dan dengan demikian juga merupakan suatu sarana keselamatan mereka: “Bagaimana mungkin sebaliknya selain dari bahwa keselamatan para pendosa berasal dari kenangan akan puji-pujian kepadanya, yang rahimnya dijadikan jalan melalui mana Juruselamat datang demi menyelamatkan para pendosa?” (“Quomodo fieri potest, ut ex memoria laudis ejus salus non proveniat peccatorum, cujus uterus factus est via ad sanandum peccatores?”-De Excell. V. c. 1.). Dan jika pendapat ini benar, dan aku pikir sudah jelas demikian adanya (sebagaimana akan aku tunjukkan dalam bab kelima), bahwa segala rahmat disalurkan oleh Maria, dan bahwa mereka semua yang selamat diselamatkan hanya melalui sarana dari Bunda ilahi ini; jadi merupakan konsekuensi penting bahwa keselamatan semua orang tergantung pada pewartaan mengenai Maria, dan membangkitkan dalam diri semua orang kepercayaan akan perantaraannya. Sudah dikenal orang bahwa demikianlah St Bernardin dari Sienna menyucikan Italia, dan St Dominikus mempertobatkan begitu banyak propinsi. St Louis Bertrand tidak pernah meniadakan dalam hotbah-khotbahnya anjuran kepada semua orang untuk mengasihi Maria; dan banyak yang lain telah melakukan hal yang sama.
Aku dapati bahwa Pater Paul Segneri muda, yang adalah seorang minionaris termasyhur, dalam setiap misi menyampaikan khotbah mengenai devosi kepada Maria, dan selalu menyebutnya khotbah kesayangannya. Dan dalam misi kita sendiri, di mana terdapat peraturan yang tak dapat diganggu-gugat untuk melakukan yang sama, kita dapat membuktikan, dengan segala kebenaran, bahwa dalam kebanyakan kasus tiada khotbah yang terlebih bermanfaat, atau menghasilkan begitu banyak pertobatan dalam hati umat, selain dari khotbah mengenai kerahiman Maria. Aku katakan, mengenai kerahimannya; sebab, dalam kata-kata St Bernardus, “Kita memuji keperawanannya, kita mengagumi kerendahan hatinya; tetapi sebab kita adalah orang-orang berdosa yang malang, kerahiman lebih menarik kita dan terasa lebih manis; kita memeluk kerahiman dengan terlebih penuh cinta; kita mengenangkannya dengan lebih kerap, dan menyerukannya dengan terlebih sungguh” (Laudamus virginitatem, humilitatem miramur; sed miseris sapit dulcius mesericordia; misericordiam amplectimur carius, recordamur saepius, crebrius invocamus."-In Assumpt. S. 4.); dan untuk alasan ini aku di sini menyerahkan kepada para penulis lainnya untuk menggambarkan hak-hak istimewa lainnya dari Maria, dan membatasi diriku sebagian besar pada kerahimannya dan perantaraannya yang berdaya kuasa. Setelah mengumpulkan, sejauh yang aku mampu, dan dengan kerja selama bertahun-tahun, semua yang telah dikatakan oleh para Bapa yang kudus dan para penulis terkenal mengenai subyek ini; dan sebagaimana aku dapati bahwa kerahiman dan kuasa Santa Perawan secara mengagumkan diungkapkan dalam doa “Salve Regina,” yang pendarasannya dimaklumkan sebagai wajib pada sebagian besar tahun bagi segenap klerus, sekulir dan biarawan; aku akan membagi dan menjelaskan doa yang paling saleh ini dalam bab-bab terpisah. Di samping itu, aku pikir aku akan memberikan kesukan kepada mereka yang saleh yang dibela Maria, dengan menambahkan disertasi mengenai perayaan-perayaan utama dan keutamaan-keutamaan Bunda ilahi ini, dan dengan menempatkan di akhir karya ini devosi dan praktek-praktek saleh yang paling banyak dipergunakan oleh para hambanya, dan yang paling diakui oleh Gereja.
Pembaca yang budiman, sekiranya karya ini, dan saya percaya demikian, dapat kalian terima, aku mohon agar kiranya engkau merekomendasikanku kepada Santa Perawan, agar ia menganugerahiku kepercayaan yang besar dalam perlindungannya. Mohonkanlah rahmat ini bagiku; dan aku berjanji kepadamu, siapapun engkau, bahwa aku akan memohon yang sama bagimu yang melakukan perbuatan kasih ini untukku. Ya, terberkatilah mereka yang mengikatkan diri dengan kasih dan kepercayaan pada dua jangkar keselamatan ini, Yesus dan Maria. Tentu, mereka tidak akan tersesat. Jadi marilah kita berdua mengatakan, ya pembaca yang budiman, bersama Alfonsus Rodriguez yang saleh, “Yesus dan Maria, kekasihku yang termanis, demi Engkau aku rela menderita, demi Engkau aku rela mati; anugerahilah kiranya agar aku dalam segala hal adalah milik-Mu dan tak ada suatupun yang milikku” (“Jesu et Maria, amores mei dulcissimi! pro vobis patiar, pro vobis moriar; sim totus vester, sim nihil meus”). Marilah mengasihi Yesus dan Maria, dan menjadi orang-orang kudus; kita tak dapat mengharapkan atau merindukan suatupun yang terlebih baik. Jadi, selamat tinggal, sampai kita berjumpa di Firdaus, di kaki Bunda yang termanis ini dan di kaki Putranya yang terkasih; di sana kita memuji Mereka, mengasihi Mereka dari muka ke muka sepanjang kekekalan masa. Amin.
sumber : “The Glories of Mary by St. Alphonsus de Liguori”
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net”
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bunda Maria Halaman Selanjutnya Halaman Utama
|