Bab 15
![]() Perayaan Paskah Pertama Yesus di Yerusalem
![]() Ketika di Betania, Yesus menempati ruangan yang sama di rumah Lazarus seperti sebelumnya. Ruangan itu adalah oratorium keluarga dan ditata serupa sebuah sinagoga. Di tengah berdiri sebuah bangku seperti lazimnya dengan gulungan-gulungan doa dan Kitab-kitab Suci. Kamar tidur Yesus adalah sebuah kamar kecil di sebelahnya.
Pagi sesudah kedatangan-Nya, Marta pergi ke Yerusalem untuk memberitahukan kepada Maria Markus dan para perempuan lain bahwa Yesus akan datang bersama saudaranya ke rumah Maria Markus. Yesus dan Lazarus tiba menjelang tengah hari. Hadir di perjamuan makan malam selain Veronica, Yohana Khuza dan Susana, para murid Yesus dan para murid Yohanes di Yerusalem, Yohanes Markus, putera-putera Simeon, putera Veronica, dan kemenakan-kemenakan Yusuf dari Arimatea; sekitar sembilan orang seluruhnya. Nikodemus dan Yusuf tidak ada di sana. Yesus berbicara mengenai dekatnya Kerajaan Allah, panggilan para murid-Nya, mengenai mengikuti Dia, dan bahkan memberikan petunjuk atas Sengsara-Nya Sendiri.
Rumah Yohanes Markus berada di luar kota, di sebelah timur dan seberang Bukit Zaitun. Yesus tidak harus masuk kota untuk mencapainya. Sore itu Ia kembali bersama Lazarus ke Betania. Di sana sini di Yerusalem ribut dibicarakan bahwa seorang Nabi baru dari Nazaret tengah berada di Betania, dan banyak orang bersukacita karena berita ini, meski ada sebagian lain yang tidak senang hati. Di kebun-kebun dan di jalan-jalan Bukit Zaitun orang hilir-mudik di sana sini, di antara mereka adalah sebagian kaum Farisi, untuk melihat Yesus sementara Ia lewat. Mungkin kebetulan mereka mendengar atau mengetahui di Betania bahwa Ia akan kembali ke kota. Akan tetapi tak seorang pun menyapa-Nya. Sebagian bersembunyi malu-malu di balik pagar tanam-tanaman dan mengintip-Nya. Mereka mengatakan satu sama lain: "Ini dia Nabi dari Nazaret, Putra Yosef si tukang kayu!"
Karena perayaan yang akan segera tiba, banyak orang bekerja di kebun-kebun dan pada pagar tanam-tanaman. Semua ditata dan dihias, jalan-jalan dibersihkan, pagar tanam-tanaman dipangkas dan diikat. Dari segala penjuru kaum Yahudi miskin dan para pekerja dengan keledai-keledai bermuatan beban mengayunkan langkah menuju Yerusalem. Sepanjang perayaan mereka disewa harian di kota dan kebun-kebun. Simon, yang di kemudian hari dipaksa untuk membantu Yesus memanggul Salib-Nya, adalah salah seorang dari orang-orang ini.
Keesokan harinya Yesus kembali berada di Yerusalem. Ia ada di sebuah rumah dekat Bait Allah, rumah Obed, putera Simeon, juga di seberang lain Bait Allah, rumah yang dulu ditinggali keluarga si tua Simeon. Di sana Ia menyantap makanan yang telah dipersiapkan dan dikirim oleh Marta dan para perempuan lain. Para murid dari Yerusalem, sekitar sembilan orang jumlahnya, dan sebagian orang saleh lainnya juga hadir, tetapi tidak Nikodemus dan Yusuf dari Arimatea. Yesus berbicara sangat lemah-lembut dan bersungguh mengenai dekatnya Kerajaan Allah. Ia belum pergi ke Bait Allah.
Yesus tanpa takut berjalan-jalan di kota, berbalut jubah putih panjang dari bahan tenunan seperti yang biasa dikenakan para Nabi. Terkadang tak ada yang luar biasa dalam penampilan-Nya, dan Ia lewat tanpa menarik perhatian, tetapi pada yang lain Ia memandang dengan cara yang luar biasa, wajah-Nya bersinar dengan cahaya adikodrati. Ketika pada sore hari Ia kembali ke Betania, sebagian dari murid Yohanes datang kepada-Nya, di antara mereka adalah Saturnin. Mereka menyalami-Nya dan mengatakan bahwa di pihak Yohanes sekarang sangat sedikit yang datang untuk menerima pembaptisan, akan tetapi Herodes masih terus mengganggunya. Sore yang sama Nikodemus pergi ke Betania dan mendengarkan pengajaran yang diberikan Yesus di rumah Lazarus.
Keesokan paginya Yesus pergi ke tempat Simon orang Farisi, sebuah penginapan atau wisma umum di Betania. Ia mengadakan pertemuan di mana Nikodemus, Lazarus, para murid Yohanes, dan para murid dari Yerusalem berkumpul. Marta dan para perempuan dari Yerusalem juga hadir. Nikodemus sedikit berbicara di hadapan Yesus. Ia bersikap menarik diri dan mendengarkan perkataan-perkataan-Nya dengan takjub. Tetapi Yusuf dari Arimatea lebih terbuka, dan terkadang bahkan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada Yesus. Simon si Farisi bukanlah seorang yang jahat, meski sangat ragu. Ia bergaul dengan kelompok Yesus mengingat persahabatannya dengan Lazarus, akan tetapi sekaligus ia ingin berada di pihak kaum Farisi.
Dalam perjamuan Yesus banyak menyinggung mengenai para Nabi dan kegenapan nubuat mereka. Ia berbicara mengenai keajaiban-keajaiban yang menyertai dalam perkandungan Yohanes Pembaptis, perlindungan Allah baginya dari pembunuhan kanak-kanak oleh Herodes, dan bagaimana sekarang ia sibuk mempersiapkan jalan. Yesus menarik perhatian para pendengar pada keacuhan manusia dalam menghormati kegenapan waktu yang dinubuatkan para Nabi. "Nubuat ini telah digenapi tigapuluh tahun yang lalu, dan namun demikian siapakah yang memikirkannya terkecuali segelintir orang-orang saleh yang berpikiran sederhana? Siapakah gerangan yang sekarang ingat akan kenyataan bahwa Tiga Raja, bagai suatu bala pasukan dari Timur, mengikuti sebuah bintang dengan iman seperti kanak-kanak demi mencari seorang Raja Yahudi yang baru dilahirkan, yang mereka dapati sebagai seorang kanak-kanak miskin dari pasangan orangtua yang miskin? Tiga hari mereka lewatkan bersama orang-orang miskin ini! Andai kedatangan mereka adalah kepada seorang kanak-kanak dari seorang pangeran terhormat, pastilah tak akan begitu mudah dilupakan!" Akan tetapi Yesus tidak mengatakan bahwa Ia Sendiri-lah Kanak-kanak itu.
Dengan ditemani Lazarus dan Saturnin, Ia mengunjungi rumah beberapa orang miskin saleh yang sakit dari golongan pekerja di Betania dan menyembuhkan sekitar enam orang dari antara mereka. Sebagian timpang, sebagian sakit gembur-gembur, dan yang lain dirundung duka. Yesus memerintahkan mereka yang Ia sembuhkan untuk pergi keluar dan duduk di bawah matahari. Hingga saat ini hanya ada sedikit kegemparan mengenai Yesus di Betania, dan bahkan penyembuhan-penyembuhan ini tak menimbulkan kehebohan. Kehadiran Lazarus, yang sangat mereka segani, menahan antusiasme dalam diri orang.
Sore itu, di mana dimulai hari pertama bulan Nisan, ada suatu pesta dirayakan di sinagoga. Kelihatannya Pesta Bulan Baru, sebab ada semacam hiasannya di sinagoga. Ada suatu cakram seperti bulan yang, sepanjang pendarasan doa-doa, bersinar semakin cemerlang, sebab lampu-lampu dinyalakan satu sesudah yang lain oleh seorang laki-laki di belakangnya.
Keesokan harinya Yesus hadir dalam suatu ibadat ilahi di Bait Allah bersama Lazarus, Saturnin, Obed, dan para murid lain. Seekor biri-biri jantan dikurbankan. Kehadiran Yesus di Bait Allah menimbulkan suatu kegemparan aneh di kalangan orang-orang Yahudi. Yang paling aneh adalah bahwa tiap-tiap orang menyembunyikannya terhadap Yesus; tak seorang pun mengatakan kepada temannya betapa mengagumkan dampak kehadiran Yesus atas dirinya. Ini merupakan suatu penyelenggaraan ilahi, guna mengijinkan Juruselamat menggenapi misi-Nya. Andai mereka menyampaikan pikiran mereka satu sama lain, ini akan membangkitkan suatu amarah terbuka; tetapi dalam hal ini, dengki dan murka bergumul dalam perasaan yang terlebih halus dalam hati banyak orang, sementara yang lain merasakan dalam diri mereka suatu kerinduan yang nyaris tak terasa untuk mengenal Yesus dengan lebih baik, dan mengambil langkah-langkah untuk melakukannya melalui perantaraan yang lain. Ini adalah suatu hari puasa demi mengenang kematian anak-anak Harun.
Para murid dan banyak orang saleh lainnya berkumpul bersama di rumah Lazarus. Yesus mengajar di sebuah aula besar di mana terdapat sebuah kursi guru. Ia melanjutkan pengajaran yang telah dimulai di rumah Simon si Farisi di mana Ia berbicara mengenai Tiga Raja, dan Ia menarik perhatian para pendengar ke fakta-fakta lain di masa lalu. Ia mengatakan: "Sekarang telah sekitar delapanbelas tahun sejak si bachir kecil (yang Yesus maksudkan pastilah si ulama kecil) "berdebat secara teramat mengagumkan dengan para ahli Taurat yang, sebagai konsekuensinya, dipenuhi amarah terhadap si Kanak-kanak." Dan kemudian Ia menceritakan kepada mereka ajaran-ajaran si bachir kecil.
Yesus bersama Obed, yang melayani di Bait Allah, dan para murid lain dari Yerusalem, pergi lagi ke Bait Allah untuk merayakan Sabbat. Mereka berdiri berdua-dua di antara pemuda Israel. Yesus mengenakan sebuah jubah tenun berwarna putih dengan sebuah ikat pinggang dan sebuah mantol putih seperti yang dikenakan kaum Esseni, akan tetapi ada sesuatu yang sangat istimewa mengenai-Nya. Pakaiannya tampak luarbiasa segar dan anggun, mungkin sebab Ia yang mengenakannya. Ia memanjatkan madah dan berdoa dari gulungan-gulungan perkamen secara bergiliran dengan yang lain. Ada beberapa pemimpin doa yang hadir. Lagi-lagi orang takjub akan penampilan Yesus. Mereka terpesona, mereka kagum pada-Nya, meski tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepada-Nya. Bahkan di antara mereka sendiri mereka tidak berbicara secara terbuka mengenai-Nya, tetapi aku melihat kesan kagum pada banyak orang. Ada tiga pengajaran atau ceramah yang disampaikan: pertama mengenai anak-anak Israel, kedua mengenai keberangkatan mereka dari Mesir, dan ketiga mengenai anak domba Paska. Di salah satu altar terdapat kurban dupa. Imamnya tak terlihat, meski asap dan apinya kelihatan. Api dapat terlihat melalui semacam kisi di atas mana terdapat sesuatu seperti anak domba Paskah yang dikelilingi oleh berkas-berkas cahaya dan hiasan-hiasan yang membuat api berkilau. Altar ini berdiri dekat Yang Mahakudus dari Yang Kudus, tanduk-tanduknya tampaknya masuk ke dalamnya. Aku melihat kaum Farisi berdoa, sebagian dari mereka mengenakan pembalut sekeliling sepanjang lengan, suatu selendang sempit panjang yang mungkin dulu dipergunakan sebagai kerudung.
Sekitar pukul dua siang, Yesus masuk bersama rombongan ke dalam sebuah apartemen di halaman Israel, di mana suatu perjamuan buah-buahan dan roti telah dipersiapkan. Ketul-ketul roti dijalin seperti rambut kepang. Seorang pelayan sibuk mengurus segalanya. Segala kebutuhan dapat dibeli atau dipesan di area halaman Bait Allah itu sendiri, dan orang-orang asing berhak memanfaatkan hak istimewa ini. Bait Allah begitu luas hingga tampak bagai sebuah kota kecil, dan di dalamnya orang bisa mendapatkan segalanya. Dalam perjamuan ini Yesus menyampaikan suatu pengajaran. Ketika kaum laki-laki telah selesai, para perempuan mulai bersantap.
Aku tahu pada hari itu apa yang sebelumnya tidak aku ketahui, yakni bahwa Lazarus memegang suatu posisi di Bait Allah, seperti di antara kita seorang walikota dapat juga menjadi seorang pengawas gereja. Ia pergi berkeliling dengan sebuah kotak dan mengutip derma. Yesus dan para pengikut-Nya sepanjang siang tetap tinggal di Bait Allah. Aku tidak melihat-Nya kembali ke Betania sebelum pukul sembilan malam itu. Ada tak terhitung banyaknya lampu dan api di Bait Allah pada hari Sabbat ini.
Maria dan para perempuan kudus lainnya sekarang telah meninggalkan Kapernaum untuk pergi ke Yerusalem. Rute mereka terhampar ke arah menuju Nazaret dan melewati Tabor, dari daerah mana para perempuan lain datang menggabungkan diri dengan mereka, dan lalu berangkat bersama melintasi Samaria. Di depan mereka adalah para murid dari Galilea yang diikuti oleh para pelayan dengan barang bawaan. Di antara para murid adalah Petrus, Andreas, dan saudara sepupu mereka Jonatan, putera-putera Zebedeus, putera-putera Maria Kleopas, Natanael Chased, dan Natanael sang mempelai.
Pada tanggal empat bulan Nisan, Yesus melewatkan sepanjang pagi di Bait Allah bersama sekitar duapuluh orang murid; sesudahnya Ia mengajar di rumah Maria Markus dan bersantap siang. Kemudian Ia kembali ke Betania dan pergi bersama Lazarus ke rumah Simon si Farisi. Telah banyak anak-anak domba yang dibawa ke Bait Allah ditolak oleh para imam.
Lagi, Yesus berada di Bait Allah dan siang hari mengajar di rumah Yusuf dari Arimatea yang tak jauh dari rumah Yohanes Markus dan dekat halaman pemahat batu. Tempat itu adalah bagian terpencil kota dan jarang dikunjungi kaum Farisi. Pada masa ini tak seorang pun takut terlihat bersama Yesus, sebab kedengkian terhadap-Nya masih belum dinyatakan.
Yesus terus menampilkan diri dengan lebih bebas dan berani di segenap penjuru Yerusalem dan di Bait Allah. Ia masuk bersama Obed bahkan ke tempat antara altar kurban dan Bait Allah, di mana suatu pengajaran sedang disampaikan kepada para imam sehubungan dengan Paskah dan upacara-upacaranya. Para murid tetap tinggal di belakang di halaman Israel. Kaum Farisi sangat galau melihat-Nya hadir dalam pengajaran itu. Yesus juga berbicara kepada orang-orang di jalanan.
Khalayak ramai yang mengalir masuk ke dalam kota Yerusalem terus bertambah, teristimewa para pekerja, para buruh harian, para pelayan, dan para pedagang kebutuhan sehari-hari. Sekeliling kota dan di tempat-tempat terbuka, himpunan gubuk dan tenda telah didirikan sebagai akomodasi orang banyak yang berkumpul untuk perayaan Paskah. Banyak anak-anak domba dan ternak lain yang sebelumnya telah diseleksi dibawa masuk ke dalam kota. Banyak orang kafir juga datang ke Yerusalem dalam rangka perayaan.
Yesus mengajar dan menyembuhkan secara terbuka di Betania, bahkan orang-orang asing yang sakit dibawa kepada-Nya. Beberapa sanak Zakharia dari wilayah Hebron datang untuk mengundang-Nya ke sana.
Yesus naik lagi ke Bait Allah. Ketika para imam telah pergi sesudah ibadat, di tempat di mana Ia berdiri di antara para murid, Yesus mengajar mereka dan orang-orang baik lainnya mengenai dekatnya Kerajaan Allah, kekhidmadan Paskah, menjelang digenapinya segala Nubuat dan perlambang, ya, bahkan anak domba Paskah itu sendiri. Kata-kata-Nya serius dan tajam, dan beberapa imam yang masih hilir mudik di sana sini di Bait Allah, galau akan pengajaran-Nya dan secara diam-diam merasa tidak senang hati. Yesus lalu kembali ke Betania, dan malam itu, dengan ditemani beberapa murid, pergi bersama para utusan menuju Hebron, sekitar empat jam ke arah selatan.
Persiapan-persiapan untuk perayaan sedang giat dilakukan di Bait Allah, dan banyak perubahan dilakukan dalam interiornya. Aula-aula dan lorong-lorong dibuka, sekat dan pembatas-pembatas disingkirkan. Sekarang altar dapat dicapai dari berbagai sisi, dan semuanya memberikan suatu tampilan yang cukup berbeda.
Yesus bersama para murid dan sanak Zakharia melanjutkan perjalanan ke Hebron melalui rute yang melintas antara Yerusalem dan Betlehem. Suatu perjalanan yang lamanya tak lebih dari lima jam. Dengan melintasi Yuta, Yesus memasuki kota di dekatnya, Hebron, di mana Ia mengajar dan secara diam-diam menyembuhkan banyak mereka yang sakit. Ia kembali ke Betania untuk merayakan Sabbat. Perjalanan-Nya naik melintasi pegunungan-pegunungan, yang karena paparan sinar matahari menjadi sangat panas. Para murid yang telah datang dari Yohanes kepada Yesus di Betania, sekarang kembali kepada Yohanes.
Yesus pergi ke Bait Allah pada hari Sabbat dan bersama Obed memasuki halaman di mana terdapat kursi guru, dari mana Ia kemudian juga mengajar. Para imam dan Lewi duduk di bangku-bangku melingkar sekeliling kursi, dari mana suatu pengajaran mengenai perayaan Paskah sedang disampaikan. Masuknya Yesus membangkitkan kegelisahan mereka, teristimewa ketika Ia mulai menyatakan keberatan-keberatan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tak dapat dijawab seorang pun dari mereka. Di antaranya, Ia mengatakan bahwa waktunya telah dekat ketika anak domba Paskah simbolis akan diwujudnyatakan, maka Bait Allah dan ibadat-ibadatnya akan berakhir. Bahasa Yesus penuh perlambang, namun demikian begitu jelas hingga pikiranku langsung tertuju pada kata-kata Pange lingua, "et antiquum documentum novo cedat ritui." Ketika mereka menanyai-Nya bagaimana Ia tahu akan hal itu, Ia menjawab bahwa BapaNya telah mengatakannya kepada-Nya, tetapi Ia tidak mengatakan siapa BapaNya.
Kaum Farisi sangat mendongkol, meski sekaligus amat takjub. Mereka tidak berusaha menentang-Nya. Akses ke bagian Bait Allah itu tidak dibuka bagi semua orang, tetapi Yesus masuk dalam kapasitas seorang Nabi. Dalam tahun terakhir-Nya Ia bahkan mengajar di sana.
Sesudah Sabbat, Yesus pergi ke Betania. Aku belum melihat-Nya berbicara dengan Maria si Pendiam. Ajalnya, aku pikir, sudah dekat, sebab ia tampak amat berubah. Ia terbaring di tanah di atas sebuah karpet abu-abu, ditopang dalam pelukan para pelayan perempuan, dan ia dalam keadaan seperti tak sadarkan diri. Ia tampak olehku telah ditarik lebih dekat ke dunia kita ini, seolah ia masih harus menderita sesuatu di dunia. Hingga saat itu, ia telah pernah absen dalam roh, tetapi sekarang ia tampak telah dibawa kembali pada hidup. Ia sekarang tahu bahwa Yesus ini yang di sini di Betania, yang hidup pada masanya dan dalam lingkungannya sendiri, adalah Ia yang harus menderita begitu keji. Maria si Pendiam masih hidup guna mengalami melalui belas-kasihan dalam dirinya sendiri, sengsara Yesus, dan sesudah itu ia akan segera mati.
Pada malam Sabtu, Yesus mengunjunginya dan berbicara panjang lebar dengannya. Sebagian waktu ia duduk di atas pembaringannya, dan sebagian waktu ia berjalan sekeliling kamarnya. Sekarang ia menguasai inderanya secara sempurna. Ia membedakan antara masa sekarang dan masa mendatang, ia mengenali dalam diri Yesus, sang Juruselamat dan Anak Domba Paskah, dan ia tahu bahwa Ia akan harus menderita secara ngeri. Semua ini membuatnya berduka tak terkira. Dunia tampak suram baginya dan beban yang tak tertahankan. Tetapi yang terutama ia berduka atas kedurhakaan manusia, yang ia lihat sebelumnya. Yesus berbicara lama dengannya mengenai datangnya Kerajaan Allah dan Sengsara-Nya Sendiri, sesudahnya Ia memberinya berkat-Nya dan meninggalkannya. Maria akan segera meninggal. Ia seorang yang tinggi semampai dan luar biasa cantik jelita, seputih salju dan bersinar dalam cahaya. Tangan-tangannya bagai mata piano, jari-jemarinya panjang dan lentik.
Keesokan paginya, Yesus menyembuhkan secara terbuka di Betania banyak orang yang dibawa kepada-Nya, di antaranya beberapa orang asing yang datang dalam rangka perayaan. Sebagian timpang, sebagian buta. Datang juga kepada-Nya beberapa orang lelaki dari Bait Allah yang menegur-Nya karena perbuatan dan tindakan-Nya. Siapakah, tanya mereka, yang memberi-Nya wewenang pada hari sebelumnya untuk ikut ambil bagian dalam pertemuan yang diadakan di Bait Allah? Yesus menjawab dengan sangat pedas, dan lagi berbicara mengenai BapaNya. Kaum Farisi tak berani masuk dalam daftar orang yang menentang-Nya. Mereka merasakan suatu kengerian dalam kehadiran-Nya; mereka tidak tahu bagaimana menjelaskan-Nya. Akan tetapi keesokan harinya, Yesus mengajar lagi di Bait Allah. Semua murid Galilea yang hadir dalam pesta perkawinan di Kana sekarang telah datang kepada Yesus. Maria dan para perempuan kudus singgah di tempat Maria Markus. Lazarus membeli banyak dari anak-anak domba yang telah ditolak sebagai tidak layak untuk perayaan, menyembelih mereka dan membagi-bagikannya di antara para buruh harian dan para pekerja lain yang miskin.
sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
|
|