Bab 5
Perumpamaan Tentang Bendahara yang Tidak Jujur


Bahkan sebagai seorang kanak-kanak, aku melihat perumpamaan ini dan perumpamaan-perumpamaan lain melintas bagai adegan-adegan nyata di hadapan mataku, dan aku biasa berpikir bahwa, di sana sini, aku mengenali sosok-sosok mereka yang sesekali terlihat dalam kehidupan sekitarku. Dan demikian juga yang terjadi dengan bendahara ini yang selalu aku lihat sebagai seorang yang bongkok dengan jenggot kemerahan, seorang penerima pendapatan. Aku biasa melihatnya lari dengan sangat cepat dan gesit di antara para penyewa, membuat mereka menandatangani kontrak dengan sebuah pena. Aku melihat bendahara yang tidak jujur tinggal dalam sebuah kemah istana, di padang gurun Arabia, tak jauh dari tempat di mana Anak-anak Israel meratap. Tuannya, yang tinggal jauh di seberang Gunung Libanus, di sini di perbatasan-perbatasan Palestina memiliki sebuah kebun ladang jagung dan zaitun. Di masing-masing sisi kebun tinggal dua orang petani kepada siapa kebun disewakan. Bendahara ini adalah seorang yang kerdil dan bongkok, amat licik dan penuh siasat. Ia berpikir: "Tuanku masih belum akan datang," dan jadi ia berpesta-pora dan membiarkan segala sesuatu terjadi begitu saja. Kedua orang petani juga kurang lebih sama perangainya; mereka menghabiskan waktu dengan bermabuk-mabukan. Sekonyong-konyong, aku melihat sang tuan datang. Jauh di atas suatu barisan pegunungan yang tinggi, aku melihat sebuah kota dan istana yang indah dari mana sebuah jalanan yang sangat indah menghantar langsung ke kebun. Kemudian aku melihat raja dan segenap pegawainya menuruni gunung dengan sebuah karavan besar yang ditarik onta-onta dan kereta-kereta perang kecil yang rendah yang ditarik oleh keledai-keledai. Aku melihat semua ini sementara aku melihat jalanan-jalanan turun dari Yerusalem surgawi. Rajanya adalah seorang raja surgawi yang memiliki sebuah ladang gandum dan zaitun di bumi ini. Akan tetapi ia datang dengan cara seperti raja-raja partriark, dengan diiringi oleh suatu rombongan besar. Aku melihatnya turun dari atas, sebab orang kerdil itu, sang bendahara, telah dilaporkan kepadanya menghambur-hamburkan pendapatan sang tuan.

Mereka yang berhutang kepada tuan ini adalah dua orang yang berbalut mantol panjang berkancing dari atas ke bawah. Sang bendahara mengenakan sebuah topi kecil. Istana sang bendahara lebih dekat ke padang gurun dibandingkan ke kebun gandum dan zaitun, di mana di masing-masing sisinya para petani tinggal. Kebun lebih ke arah tanah Kanaan, dan membentuk sebuah segitiga dengan kemah istana. Dan sekarang turunlah sang tuan ke ladang jagung. Kedua orang yang berhutang telah menghamburkan buah-buahan dari kebun bersama sang bendahara, meski terhadap orang-orang yang bergantung padanya mereka keras dan menindas. Mereka adalah dua orang imam paroki yang buruk, dan sang bendahara adalah seorang uskup yang jauh dari baik. Sang bendahara, mengetahui kedatangan tuannya sementara tuannya itu masih jauh, dikuasai kekhawatiran besar. Ia mempersiapkan sebuah pesta besar, dan menjadi sangat aktif dan giat melayani. Ketika tuannya tiba, demikianlah ia menyapa sang bendahara: "Mengapa, apakah ini yang aku dengar mengenaimu, bahwa engkau menghambur-hamburkan hartaku! Buatlah suatu pertanggung-jawaban, sebab engkau tidak lagi menjadi bendaharaku!" Kemudian aku melihat sang bendahara bergegas memanggil kedua petani. Mereka menghadirkan diri dengan membawa gulungan-gulungan, yang lalu mereka bentangkan. Ia menanyai mereka mengenai jumlah hutang-hutang mereka, sebab ia sama sekali tak tahu-menahu, dan mereka menunjukkannya kepadanya. Dengan sebuah buluh lengkung yang ia genggam di tangannya, ia menyuruh mereka cepat-cepat mengubah jumlah hutang menjadi lebih sedikit, sebab pikirnya: "Jika aku dipecat, aku akan menumpang pada mereka dan tahu di mana harus tinggal, sebab aku tak dapat bekerja."  

Aku melihat sekarang kedua petani mengutus pelayan-pelayan mereka kepada sang tuan dengan onta-onta dan keledai-keledai bermuatan karung-karung jagung dan keranjang-keranjang zaitun. Mereka yang mengurus zaitun membawa uang juga, batangan-batangan logam kecil yang dipak dalam bungkusan-bungkusan, besar dan kecil sesuai jumahnya, dan mengikatnya menjadi satu dengan cincin-cincin. Akan tetapi sang tuan, melihat sekilas bungkusan-bungkusan itu dan membandingkan dengan apa yang ia terima sebelumnya, melihat bahwa jumlah ini jauh terlalu sedikit, dan dari pertanggung-jawaban palsu yang diserahkan, ia mengerti rancangan sang bendahara. Berbalik kepada para pegawai istananya, sang raja berkata seraya tertawa: "Lihatlah, orang ini licik dan licin. Ia bermaksud mengikat persahabatan dengan mereka yang ada di bawahnya. Anak-anak dunia lebih bijaksana dalam perilaku mereka dibandingkan anak-anak terang yang lebih jarang melakukan yang baik dibandingkan anak-anak dunia melakukan kejahatan, yang jarang mau bersusah-payah untuk memperoleh suatu ganjaran dibandingkan orang ini bersusah-payah untuk menghindari hukuman." Kemudian aku melihat si bongkok yang tidak jujur ini dipecat dari jabatannya dan dibuang ke padang gurun. Tanah di sana mengandung logam (kuning, keras, pasirnya tidak subur mengandung besi), satu-satunya tumbuh-tumbuhan yang dapat tumbuh di sana adalah pohon alder. Pada awalnya ia sangat menderita dan susah, tetapi aku lihat bahwa sesudahnya ia mulai berkerja membelah kayu dan membangun. Kedua petani juga diusir, meski bagi mereka ke tempat-tempat yang agak lebih baik di tengah gurun pasir. Akan tetapi, para hamba yang miskin, yang tadinya adalah korban penindasan yang kejam, sekarang diberi kepercayaan untuk mengurus kebun.


sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Dari Penutupan Paskah Pertama          previous  Halaman Sebelumnya     Halaman Selanjutnya next   up  Halaman Utama