Bab 7
Yesus Berkhotbah di Gunung Dekat Berota


Sebelum fajar pada malam antara hari Sabbat dan hari Minggu, Yesus meninggalkan Adama. Ia telah berpamitan kepada orang banyak sesudah melaksanakan Sabbat, meski tanpa mengatakan bahwa Ia tidak akan kembali, dan sekarang Ia pergi bersama para murid dan beberapa orang Yahudi ke gunung yang ditunjuk untuk pengajaran. Ia meninggalkan Adama melalui gerbang melalui mana Ia telah masuk, yang ada di atas jembatan. Andai mereka melalui jalan lain, mereka akan harus menumpang kapal menyeberangi sungai yang mengalir dari Asyur ke Cades, dan yang dekat Adama mengalir masuk ke dalam Yordan. Mereka meninggalkan Cades di sebelah kanan, dan meneruskan perjalanan ke arah barat melintasi tanjakan-tanjakan gunung yang menanjak lembut. Wilayah ini memiliki punggung-punggung gunung yang tinggi yang membentuk dataran-dataran tinggi yang luas. Ada lebih sedikit jurang dan puncak-puncak terasing dibandingkan di selatan Palestina. Tisbe berada di sebelah kiri barisan kecil gunung di dataran yang sangat tinggi. Tobit pernah tinggal di Tisbe dan di sana menikahkan saudara laki-laki isterinya, atau saudara iparnya. Ia juga pernah di Amichores, kota air. Ia mungkin akan menetap di sana, andai ia tidak memilih untuk ikut pergi dalam pembuangan, agar dapat berguna bagi bangsanya. Elia juga pernah di Tisbe, dan Yesus satu kali sebelum berkelana melintasinya.

Orang banyak telah berkumpul di atas gunung. Sore sebelumnya, orang banyak telah pergi ke sana sesudah Sabbat dan menata tempat tersebut. Di puncak terdapat sebuah lapangan tertutup di mana berdiri sebuah kursi guru. Penduduk yang tinggal di sisi-sisi gunung sibuk mempersiapkan kemah-kemah; pancang-pancang serta tali-temali telah sedia. Mereka membawanya ke sana dan membentangkan naungan di atas kursi guru dan tempat-tempat sekitar yang memungkinkan. Tempat ini merupakan salah satu tempat bersejarah, sebab di sini Yosua merayakan suatu pesta syukur sesudah keberhasilan serangannya atas Kanaan. Air telah dibawa ke sana dalam botol-botol kulit, dan roti serta ikan dalam keranjang-keranjang. Keranjang-keranjang ini seperti sarang lebah kita; dapat ditempatkan satu di atas yang lain, dan dalam beberapa ruang dapat ditempatkan berbagai macam barang tanpa takut tercampur-aduk.

Sementara Yesus menerobos orang banyak mendaki ke puncak gunung, teriakan-teriakan menyambut-Nya terdengar dari segala penjuru: "Engkau-lah Nabi sejati! Sang Penolong!" dsbnya., dan sementara Ia lewat, mereka membungkuk hormat di hadapan-Nya. Kira-kira pukul sembilan ketika Ia mencapai puncak, sebab memakan waktu sekitar enam hingga tujuh jam dari Adama ke tempat ini.

Banyak orang kerasukan dihantar ke gunung. Mereka mengamuk dan berteriak-teriak. Ketika Yesus melihat mereka, Ia memerintahkan mereka untuk diam dan, dengan perintah dan tatapan mata-Nya, mereka menjadi tenang dan dibebaskan dari yang jahat.

Ketika Yesus mencapai mimbar dan khalayak ramai telah ditertibkan dan ditenangkan oleh para murid, Ia pertama-tama berseru kepada Bapa SurgawiNya, dari mana segala anugerah yang baik berasal, orang banyak berdoa juga. Yesus lalu memulai pengajaran-Nya. Ia menyinggung tempat di mana mereka berkumpul saat itu dan apa yang pernah terjadi di sana, berbicara tentang anak-anak Israel, tenang Yosua yang suatu kali muncul di wilayah-wilayah ini dan membebaskan mereka dari bangsa Kanaan dan dari kaum kafir dan dari pembinasaan oleh Asyur. Segala peristiwa ini diterangkan Yesus dalam makna rohaninya. Dengan demikian kebenaran dan terang datang secara baru ke atas mereka, dengan rahmat dan kelembutan untuk membebaskan mereka dari kuasa dosa. Ia mendesak mereka untuk tidak menolak seperti bangsa Kanaan, bahwa penghukuman Allah tak akan turun atas mereka seperti atas Asyur. Ia juga mengisahkan suatu perumpamaan yang kemudian Ia pergunakan lagi di lain kesempatan. Ada dalam Injil, aku pikir, sesuatu mengenai gandum dan pertanian. Ia juga mengajar mengenai penitensi dan datangnya Kerajaan, berbicara penuh makna mengenai DiriNya Sendiri dan Bapa Surgawi seperti yang Ia lakukan di kota-kota sekitarnya.

Putra-putera Yohana Khuza dan Veronica datang ke sini kepada Yesus. Mereka diutus oleh Lazarus guna memperingatkan-Nya akan dua mata-mata yang dikirim orang-orang Farisi dari Yerusalem ke Adama. Para murid membawa para utusan ini kepada Yesus sewaktu jeda pengajaran. Ia mengatakan kepada mereka untuk sama sekali jangan cemas mengenai-Nya, bahwa Ia akan menggenapi misi-Nya, dan bahwa Ia berterima kasih kepada mereka atas perhatian mereka, dsbnya. Mata-mata kaum Farisi juga ada di bukit bersama kaum Yahudi dari Adama yang tidak suka hati. Yesus tidak berbicara kepada mereka, tetapi Ia berbicara lantang dalam pengajaran-Nya bahwa para musuh akan memata-matai dan menganiaya-Nya, meski demikian mereka tak akan berhasil menghalangi-Nya menunaikan apa yang telah dipercayakan Bapa di Surga kepada-Nya. Ia akan segera muncul di antara mereka kembali untuk memaklumkan Kerajaan Allah dan kebenaran.

Banyak ibu yang hadir bersama anak-anak mereka memohon berkat Yesus. Akan tetapi para murid cemas dan berpikir, sehubungan dengan kehadiran mata-mata, bahwa Ia sebaiknya tidak memberikan berkat. Akan tetapi, Yesus mencela mereka karena kekhawatiran mereka itu, mengataan bahwa Ia menganggap niat para ibu itu baik, dan bahwa anak-anak karenanya akan memperoleh manfaat, dan demikianlah Ia pun pergi turun menerobos barisan-barisan yang mereka bentuk dan memberikan berkat-Nya.

Pengajaran berlangsung dari pukul sepuluh pagi hingga menjelang sore, ketika orang-orang berbaris untuk mengambil makanan. Di salah satu sisi gunung di sana terdapat api-api di mana ikan-ikan dipanggang. Tata tertib dilaksanakan begitu indah. Tak hanya penduduk dari tiap-tiap kota yang berbeda berkemah bersama, tetapi bahkan penghuni dari jalanan-jalananan yang sama dibagi-bagi dalam keluarga-keluarga bersama tetangga mereka. Kepada para tamu dari masing-masing jalan, satu orang ditunjuk untuk mengambil dan membagikan makanan. Tiap-tiap orang atau satu orang dalam tiap kelompok, mempunyai satu taplak kulit yang, apabila dihamparkan, berfungsi sebagai piring. Ada ada juga pada mereka barang-barang seperti yang dipergunakan di meja: pisau-pisau tulang dan sendok-sendok dengan pegangan yang bergandeng. Sebagian dari mereka membawa botol-botol dari labu, yang lain cawan-cawan dari kulit pohon, di mana mereka menerima air dari botol-botol kulit, sementara yang lain, di sana sini, dan setiap kali, dengan cepat membentuk bagi diri mereka sendiri cawan-cawan yang demikian jika mereka tidak melakukannya dalam perjalanan. Para pemimpin menerima makanan dari para murid, dan membagi setiap porsi di antara empat atau lima orang yang duduk bersama, menempatkan ikan dan roti di atas taplak kulit di depan mereka. Yesus telah memberkati makanan sebelum dibagikan, dan dengan berkat makanan digandakan, jika tidak pastilah makanan jauh dari cukup untuk dua ribu orang yang menyantapnya. Masing-masing kelompok menerima seporsi kecil saja, tetapi semuanya kenyang susudah menyantapnya, dan banyak sisa yang lalu dikumpulkan ke dalam keranjang-keranjang dan dibagi-bagikan kepada kaum miskin.         

Ada beberapa prajurit Roma berkeliling di antara khalayak ramai. Entah mereka mengenal Lentulus di Roma, atau menerima perintah darinya, sebab ada pada Lentulus prajurit-prajurit di bawah perintahnya. Mungkin mereka ditugasi untuk menyampaikan kepadanya informasi mengenai Yesus, sebab mereka pergi kepada para murid dan meminta beberapa roti terberkati untuk mereka bawa kepada Lentulus. Begitu menerimanya, mereka menyimpannya dalam ransel-ransel yang tergantung di bahu mereka.

Hari telah petang dan suluh-suluh dinyalakan ketika perjamuan selesai. Yesus memberkati orang banyak dan meninggalkan gunung bersama para murid, akan tetapi Ia segera memisahkan diri. Para murid mengambil rute yang lebih pendek kembali ke Betsaida dan Kapernaum, sementara Yesus bersama Saturnin dan murid itu, sanak-Nya, pergi ke arah selatan ke sebuah kota di luar Berota, yang disebut Zedad, dan melewatkan malam di sebuah penginaan di luar kota.


sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Dari Penutupan Paskah Pertama          previous  Halaman Sebelumnya     Halaman Selanjutnya next   up  Halaman Utama