Bab 8
![]() Yesus Melintasi Gathheper Menuju Kapernaum
Pada malam antara Senin dan Selasa, aku melihat Yesus di pegunungan bersama Saturnin dan murid yang lain itu. Ia berjalan seorang diri dalam doa dan mereka mengajukan pertanyaan mengenainya. Ia berbicara kepada mereka mengenai doa secara umum dan khususnya doa pribadi. Ia menggambarkannya dengan perumpamaan tentang ular dan kalajengking: "Jika seorang anak meminta ikan, ayahnya tidak akan memberinya kalajengking," dsbnya. Sepanjang hari-hari ini, aku melihat-Nya lagi di berbagai dusun kecil di antara para gembala, menyembuhkan dan mengajar, juga di Gath-Opher, tempat kelahiran Yunus, dan di mana sebagian sanak-Nya tinggal. Ia mengadakan penyembuhan-penyembuhan juga di Gath-Opher, dan lalu menjelang sore pergi ke Kapernaum.
Betapa tak kenal lelahnya Yesus! Betapa semangat yang Ia ilhamkan kepada para murid dan para rasul! Pada awalnya mereka kerap merasa lelah; akan tetapi sekarang betapa berbedanya! Para murid, sementara berkelana sepanjang perjalanan, pergi mendahului untuk menjumpai orang-orang dan mencari mereka yang lain, untuk mengajar mereka atau mengundang mereka menghadiri pengajaran Yesus.
Lazarus, Obed, keponakan-keponakan Yusuf dari Arimatea, mempelai laki-laki dari Kana, dan beberapa murid lain telah tiba di rumah Maria dekat Kapernaum. Hadir juga sekitar tujuh perempuan, sanak saudara dan teman, menanti kepulangan Yesus. Mereka keluar masuk rumah dan menatap ke arah jalanan, menanti-nantikan kedatangan-Nya. Dan sekarang datang beberapa murid Yohanes dengan berita pemenjaraan guru mereka, yang memenuhi hati kawanan kecil itu dengan kecemasan. Para murid lalu pergi menyongsong Yesus, dengan siapa mereka berpapasan tak jauh dari Kapernaum, dan menyampaikan kepada-Nya kabar mereka. Ia menghibur mereka, dan melanjutkan perjalanan-Nya ke rumah BundaNya seorang diri. Ia telah mengutus para murid untuk pergi mendahului. Lazarus datang menyongsong-Nya dan membasuh kaki-Nya di ruang depan.
Ketika Yesus memasuki rumah, para lelaki membungkuk hormat di hadapan-Nya. Ia menyapa mereka dan pergi menjumpai BundaNya, kepada siapa Ia merentangkan kedua tangan-Nya. Maria, juga, dengan penuh kasih mesra dan bersahaja bersandar pada-Nya. Tak ada ketergesaan dalam berpelukan; perjumpaan mereka penuh dengan rasa hormat yang lembut dan bersahaja, yang menyentuh hati semua yang hadir dan meninggalkan kesan paling kudus dalam diri mereka. Kemudian Yesus berpaling kepada para perempuan lain, yang mengenakan kerudung mereka dan berlutut di hadapan-Nya. Ia biasa menyampaikan berkat-Nya di setiap pertemuan dan perpisahan yang demikian.
Sekarang aku melihat suatu perjamuan dipersiapkan dan para lelaki berbaring sekeliling meja, sementara para perempuan di satu sudut duduk dengan kaki bersila. Mereka berbicara dengan marah mengenai pemenjaraan Yohanes, akan tetapi Yesus menegur mereka. Ia mengatakan bahwa tak seharusnya mereka marah, sebab memang harus terjadi demikian. Andai Yohanes tidak pergi, Ia Sendiri tak akan dapat memulai karya-Nya dan pergi ke Betania. Kemudian Ia menceritakan kepada mereka mengenai orang-orang yang dikunjungi-Nya. Mengenai kedatangan Yesus, tak seorang pun tahu terkecuali mereka yang hadir itu dan para murid terpercaya. Yesus tidur bersama para tamu yang lain di suatu bangunan samping. Ia menetapkan para murid untuk menemui-Nya sesudah Sabbat mendatang di sebuah rumah yang tinggi dan terpencil di dekat Bethoron.
Aku melihat Yesus berbicara sendirian dengan Maria. BundaNya menangis memikirkan bahwa Ia menantang bahaya dengan pergi ke Yerusalem. Yesus menghiburnya, mengatakan kepadanya bahwa ia tidak seharusnya cemas, bahwa Ia akan menunaikan misi-Nya, dan bahwa hari-hari duka belumlah tiba. Ia membesarkan hati BundaNya untuk bertekun dalam doa, dan mendesak yang lain agar menjauhkan diri dari memberikan segala komentar dan pendapat mengenai pemenjaran Yohanes dan tindakan kaum Farisi yang menentang-Nya, sebab hal yang demikian dari pihak mereka hanya akan menambah bahaya, bahwa sikap tindakan kaum Farisi diperkenankan oleh Penyelanggaraan Ilahi, meski dengan demikian mereka merancangkan kebinasaan mereka sendiri.
Disinggung juga mengenai Magdalena. Yesus sekali lagi mengatakan kepada mereka untuk berdoa baginya dan berpikir baik mengenainya, sebab ia akan segera bertobat dan menjadi begitu baik hingga patut menjadi teladan bagi banyak orang.
Pagi-pagi keesokan harinya, Yesus pergi ke Betania bersama Lazarus dan sekitar lima orang murid dari Yerusalem. Waktu itu adalah Perayaan Bulan Baru, dan aku melihat dari sinagoga-sinagoga di Kapernaum dan tempat-tempat lain, berkibar-kibar pita-pita panjang dari kain-kain bersimpul dan rangkaian buah-buahan di rumah-rumah utama.
sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
|
|