Bab 9
Yohanes Pembaptis Ditangkap oleh Herodes
dan Dipenjarakan di Makaerus


Herodes pernah sekali waktu sebelumnya menyebabkan Pembaptis ditangkap di tempat pembaptisan dan dihadapkan kepadanya di mana ia menahannya selama beberapa minggu dengan harapan untuk mengintimidasi dan membuatnya berubah pendapat. Akan tetapi karena takut akan orang banyak yang bergegas datang begitu mendengar Yohanes ditahan, ia membebaskannya. Yohanes kemudian undur diri ke tempat di mana ia sebelumnya membaptis dekat Ainon dan seberang Salem. Letaknya satu setengah jam sebelah timur Yordan dan sekitar dua jam sebelah selatan Socoth. Sumur pembaptisan ada di wilayah sebuah danau, sekitar seperempat jam panjangnya, darimana dua aliran air, setelah mengaliri kaki sebuah bukit, mengalir masuk ke dalam Yordan. Di bukit ini terdapat sisa-sisa sebuah kastil tua, yang menara-menaranya masih dapat dihuni; terhampar sekitarnya kebun-kebun dan jalanan-jalanan dan pemukiman-pemukiman lain. Di antara danau dan bukit terletak sumur baptis Yohanes. Di tengah puncak bukit yang luas dan berbentuk kawah, para murid Yohanes telah mendirikan sebuah naungan di atas sebuah panggung batu yang bertingkat-tingkat, dan di sanalah ia mengajar. Wilayah ini berada dalam kekuasaan Filipus, tetapi mengarah ke wilayah Herodes, yang karena hal itu agak berhati-hati dalam melaksanakan rancangannya melawan Yohanes.

Suatu himpunan khalayak ramai yang luar biasa telah berkumpul untuk mendengarkan Yohanes: karavan-karavan lengkap dari Arabia yang ditarik onta-onta dan keledai-keledai, dan ratusan orang dari Yerusalem dan segenap Yudea, baik laik-laki maupun perempuan. Orang banyak datang dan pergi silih berganti, memenuhi dataran tinggi berbentuk kawah itu, berkemah di kaki bukit, dan berdiri di tempat-tempat tinggi sekitarnya Tata tertib terindah diberlakukan dan dipelihara oleh murid-murid Yohanes. Mereka yang paling dekat dengan sang pengkhotbah berbaring di tanah, mereka yang berada di belakangnya duduk di atas tumit mereka, sementara mereka yang berada di barisan luar berdiri; dengan demikian semua orang dapat melihat. Kaum kafir dipisahkan dari kaum Yahudi, dan kaum lelaki dari kaum perempuan, yang selalu berdiri di barisan paling belakang. Di lereng bukit terdapat kelompok-kelompok lain yang berjongkok, kepala dan kedua lengan bertumpu pada lutut mereka, atau lagi, memeluk satu lutut dan berbaring atau duduk di pangkal paha yang lain.

Sekembalinya dari Herodes, Yohanes seolah dirasuki oleh suatu roh yang baru. Suaranya biasa terdengar manis, namun begitu mantap dan terdengar sampai jauh hingga setiap kata dapat dipahami. Ia mengenakan mantol dari kulit dan berpakaian lebih kasar dibandingkan di On di mana terkadang ia tampil dalam jubah yang melambai-lambai. Pengajarannya adalah mengenai Yesus dan penganiayaan atas-Nya di Yerusalem. Menunjuk ke arah Galilea Atas di mana Yesus pada saat itu mengadakan mukjizat-mukjizat penyembuhan, Yohanes mengatakan: "Tetapi Ia akan segera muncul kembali di sana. Para penganiaya-Nya tak akan menang atas-Nya hingga misi-Nya telah digenapi."

Juga Herodes bersama isterinya datang dengan sepasukan prajurit ke tempat pengajaran Yohanes. Herodes telah mengadakan perjalanan dari kastilnya di Livia selama duabelas jam, melewati dekat Dibon, di mana ia harus menyeberangi dua anak sungai kecil. Hingga Dibon, jalanannya baik, tetapi sesudah itu menjadi sangat kasar dan sulit, sejujurnya hanya layak bagi para pejalan kaki dan hewan-hewan beban. Herodes naik sebuah kereta yang panjang dan sempit di mana orang dapat berbaring atau duduk menyamping. Ada beberapa orang bersamanya. Roda-roda kereta adalah piringan-piringan berat yang rendah, bulat tanpa jari-jari, meski ada roda-roda lain yang lebih besar dan penggelinding di bagian belakang. Jalanan begitu tidak rata hingga di satu sisi kereta bertumpu pada roda-roda yang tinggi sementara sisi yang lain bertumpu pada roda-roda yang rendah. Perjalanan sungguh tidak menyenangkan. Isteri Herodes, bersama para pengiring perempuan, naik sebuah kereta serupa. Kereta ditarik oleh keledai-keledai dengan didahului dan dikawal oleh para prajurit dan pegawai istana.

Herodes melakukan perjalanan ini karena Yohanes sekarang berkhotbah kembali, dan khotbahnya lebih berani dan lebih bersemangat dibandingkan sebelumnya. Herodes sangat ingin mendengarkannya dan mengamati apakah Yohanes mengatakan sesuatu yang sifatnya pribadi menentang dirinya. Isterinya hanya menunggu kesempatan untuk membangkitkan murka hebat melawan Yohanes; meski begitu ia menyembunyikan rancangan liciknya di bawah penampilan cantiknya. Herodes masih punya motivasi lain dalam melakukan perjalanan ini. Ia tahu bahwa Raja Arab Aretas, ayah dari isteri pertama yang ditinggalkannya, telah datang ke sana untuk mendengarkan Yohanes dan, demi menghindari pengamatan orang, telah berbaur dengan para murid. Herodes ingin tahu apakah Aretas memiliki rancangan untuk menghasut orang banyak melawan dirinya. Isteri pertamanya, seorang perempuan yang baik dan sangat cantik, telah kembali kepada ayahnya yang, setelah mendengar ajaran Yohanes dan pertentangannya melawan hasrat Herodes yang tidak sah, telah datang demi membuktikan sendiri kebenaran akan apa yang telah disampaikan kepadanya. Tetapi, tak ingin menarik perhatian orang, ia mengenakan pakaian sederhana seperti yang dikenakan para murid Yohanes, dengan siapa ia membaurkan diri.

Herodes tinggal di kastil kuno di atas bukit dan sepanjang pengajaran Yohanes duduk di atas teras bertingkat-tingkat di depan. Istrinya, dikelilingi oleh para pengawal dan pengiringnya, duduk di atas bantal-bantal di bawah sebuah naungan. Yohanes tengah berkhotbah dengan suara lantang dan pada saat itu berseru kepada orang banyak agar mereka tidak gempar atas perkawinan kedua Herodes, bahwa mereka hendaknya menghormatinya tanpa meniru kelakuannya. Kata-kata ini pada awalnya menyenangkan Herodes, meski setelah memikirkannya lebih lanjut mengesalkannya. Kuasa dengan mana Yohanes berbicara sungguh tak terlukiskan. Suaranya bagai guntur, namun manis dan jelas. Ia tampak mengerahkan tenaga untuk terakhir kalinya. Ia telah memperingatkan para murid bahwa hari-harinya telah menjelang, akan tetapi hendaknya mereka tidak meninggalkannya, hendaknya mereka mengunjunginya saat ia di penjara. Selama tiga hari ia tidak makan maupun minum. Segenap waktu dipergunakan untuk mengajar, memaklumkan dengan lantang kesaksiannya mengenai Yesus, dan mengecam Herodes karena perzinahannya. Para murid memohon dengan sangat kepadanya untuk beristirahat dan menyantap sedikit makanan, akan tetapi ia tak mengindahkan; ia sepenuhnya ada di bawah roh inspirasi.   

Pemandangan dari ketinggian di mana Yohanes mengajar sungguh luar biasa indah. Orang dapat melihat jauh hingga ke Yordan, kota-kota yang terhampar sekelilingnya, ladang-ladang, dan kebun-kebun buah-buahan. Pastilah di sini dulu ada sebuah bangunan besar, sebab aku masih dapat melihat bangunan-bangunan melengkung dari batu seperti jembatan, yang diselimuti lumut hijau yang tebal. Dua dari menara-menara kastil di mana Herodes singgah, baru-baru ini telah diperbaiki dan di sanalah Herodes menginap. Wilayah ini kaya pada musim semi dan tempat-tempat pemandian ditata sempurna. Air pemandian berasal dari gunung yang di puncaknya Yohanes mengajar; air dialirkan melalui sebuah kanal berkubah yang dikonstruksi dengan ahli. Kolam pembaptisan berbentuk oval dan dikelilingi oleh tiga serambi asri yang indah yang memotong lima jalan setapak. Wilayah ini sungguh jauh lebih kecil, akan tetapi lebih kaya dalam tampilan dibandingkan Betsaida di Yerusalem, di mana di sana sini tampak kotor dan tak sedap dipandang mata karena buluh-buluh dan dedaunan yang berguguran dari pepohonan sekitarnya. Kolam pembaptisan terletak di belakang bukit, dan sekitar seratus limapuluh kaki di atasnya ada kolam besar di mana terdapat banyak ikan. Ikan-ikan itu tampak bergerombol di sisi di mana Yohanes sedang mengajar, seolah ingin mendengarkan juga. Di kolam terdapat sampan-sampan kecil dari batang-batang pohon yang dilubangi, cukup besar bagi paling banyak dua orang saja, dengan tempat duduk di bagian tengah untuk memancing. Yohanes hanya menyantap sedikit saja madu. Apabila ia makan bersama para murid, ia selalu hanya mengambil porsi yang sangat sedikit. Ia berdoa seorang diri dan menghabiskan nyaris sepanjang malam dengan mengarahkan mata ke surga.

Yohanes tahu bahwa saat penangkapannya telah dekat sebab itu ia berbicara seolah di bawah inspirasi dan seolah berpamitan dari para pendengarnya. Ia memaklumkan Yesus dengan terlebih jelas dari sebelumnya. Ia datang sekarang ini, katanya, sebab itu ia sendiri harus undur diri dan mereka hendaknya pergi kepada Yesus. Ia, Yohanes, akan segera ditahan. Mereka adalah, demikian ia berbicara kepada para pendengarnya, orang-orang yang keras hati dan kepala batu. Mereka hendaknya ingat bagaimana ia pertama datang dan mempersiapkan jalan-jalan bagi Tuhan. Ia telah membangun jembatan-jembatan, membuat jalan-jalan setapak, menyingkirkan bebatuan, mempersiapkan kolam-kolam pembaptisan, dan menyalurkan air ke sana. Ia menanggung tugas yang sulit dan berat, bergumul dengan tanah berbatu-batu, padas-padas yang keras, dan batang-batang pohon yang bermata. Dan pekerjaan ini harus ia lanjutkan dengan orang yang degil, bebal dan tak beradab. Akan tetapi mereka yang telah dibangunkannya, hendaknya sekarang pergi kepada Tuhan, kepada Putra Bapa yang terkasih. Mereka yang diterima-Nya akan sungguh diterima; mereka yang ditolak-Nya akan sungguh ditolak. Ia datang sekarang untuk mengajar, untuk membaptis, untuk menyempurnakan apa yang telah ia sendiri persiapkan. Kemudian, berpaling kepada Herodes, Yohanes dengan sungguh-sungguh mengecamnya beberapa kali di hadapan orang banyak karena hubungan skandalnya. Herodes, yang sekaligus menghormati dan takut kepadanya, dalam hati amat geram, meski secara lahiriah ia berusaha tenang.

Pengajaran berakhir dan orang banyak mulai bubar ke segala penjuru, orang-orang dari Arabia dan Aretas, mertua Herodes pergi bersama mereka. Herodes tidak melihatnya. Isteri Herodes telah pergi, dan sekarang ia sendiri pergi, dengan menyembunyikan murkanya dan berpamitan secara baik-baik kepada Yohanes.

Yohanes mengutus beberapa murid ke wilayah-wilayah yang berbeda dengan membawa pesan-pesan, membubarkan yang lain, dan undur diri ke kemahnya untuk mempersembahkan diri dalam doa. Hari telah malam dan para murid telah pergi, ketika sekitar duapuluh prajurit, sesudah menempatkan penjaga-penjaga di berbagai penjuru, mengepung kemah dan seorang dari mereka masuk ke dalamnya. Yohanes mengatakan kepadanya bahwa ia akan mengikutinya dengan tenang, bahwa ia tahu saatnya telah tiba dan bahwa ia harus memberi jalan kepada Yesus, mereka tak perlu membelenggunya, sebab ia akan dengan suka hati akan mengikuti mereka, dan bahwa, demi menghindari huru-hara, mereka hendaknya membawanya pergi dengan sesedikit mungkin keributan. Dan demikianlah keduapuluh prajurit itu menggiringnya pergi dengan langkah-langkah bergegas. Yohanes hanya mengenakan mantol kulit kasarnya yang diselimutkan ke tubuh, dan tongkat di tangannya. Sebagian dari para murid berpapasan dengannya sementara ia digiring pergi. Ia berpamitan kepada mereka dengan tatapan matanya, dan meminta mereka untuk mengunjunginya di penjara. Akan tetapi segera para murid dan orang banyak berkerumun bersama dan berteriak lantang: "Mereka telah menangkap Yohanes!" dan kemudian terdengarlah tangisan dan ratapan. Mereka hendak mengikutinya, akan tetapi mereka tidak tahu arah mana yang harus diambil, sebab para prajurit dengan cepat berbalik dari rute yang lazim dan menuju ke arah selatan melalui rute yang tak dikenal. Kegemparan besar, kesedihan dan dukacita meliputi mereka. Para murid menyebar dan lari ke segala penjuru seperti yang mereka lakukan di kemudian hari pada saat Yesus ditangkap, dan berita tersebut segera tersebar ke segenap penjuru negeri.

Sesudah berjalan bersama para prajurit sepanjang malam, Yohanes pertama-tama digiring ke sebuah menara di Hesebon. Menjelang pagi beberapa prajurit setempat datang guna menemui tahanan, sebab sudah diketahui di sana bahwa Yohanes telah ditangkap, dan orang banyak berkumpul bersama dalam kelompok-kelompok. Para prajurit yang ditugasi menangkap Yohanes tampaknya adalah semacam pengawal pribadi Herodes. Mereka mengenakan topi baja, dada dan bahu mereka dilindungi oleh perisai yang dibuat dari piringan-piringan dan rantai-rantai logam, dan mereka menggenggam tombak-tombak panjang di tangan mereka.

Orang-orang Hesebon berkerumun ramai di depan penjara Yohanes, dan para pengawal dibuat cukup sibuk mengusir mereka. Bagian atas menara memiliki beberapa lubang terbuka di bagian luar. Yohanes berdiri dalam penjaranya berseru dengan suara yang cukup lantang hingga terdengar keluar. Perkataannya dalam kesempatan ini adalah bahwa ia telah mempersiapkan jalan, telah memecah batu-batu karang, telah menyalurkan air, telah menggali kolam-kolam, telah membangun jembatan-jembatan; ia harus menghadapi halangan-halangan yang paling sulit dan berbahaya, dan karena kedegilan mereka kepada siapa ia sekarang berbicara maka ia telah ditangkap. Akan tetapi hendaknya mereka berpaling kepada Dia yang telah ia maklumkan, kepada Dia yang akan segera datang melalui jalan-jalan yang telah ia sendiri luruskan. Ketika sang Tuan datang, maka mereka yang telah mempersiapkan jalan-Nya harus undur diri, dan semua hendaknya berpaling kepada Yesus, membuka tali kasut-Nya pun ia tak pantas. "Yesus," lanjutnya, "adalah Terang, Kebenaran dan Putra Bapa," dsbnya. Ia meminta para murid untuk mengunjunginya selama ia dalam masa penahanan, sebab tak seorang pun akan berani membunuhnya, sebab saatnya belum tiba. Yohanes mengatakan hal-hal di atas dalam suara yang lantang dan jelas seolah ia sedang menyampaikan pesan kepada orang banyak dari sebuah mimbar orator. Lagi dan lagi para pengawal membubarkan khalayak ramai, akan tetapi khalayak ramai segera berkerumun kembali, dan pengajaran Yohanes berlanjut kembali.

Sesudahnya Yohanes digiring oleh para prajurit dari Hesebon ke penjara Makaerus; perjalanan ke sana melewati sebuah gunung yang tinggi dan curam. Ia bersama beberapa orang naik sebuah kereta yang rendah, sempit dan tertutup serupa sebuah kotak, yang ditarik oleh keledai-keledai. Setibanya di Makaerus, para prajurit menggiringnya mendaki jalan pegunungan yang curam menuju benteng. Namun mereka tidak masuk melalui gerbang utama, melainkan melalui sebuah pintu tersembunyi dalam tembok dekat sana, yang nyaris tertutup oleh lumut yang menggantung. Dengan melewati sebuah jalanan yang agak miring, mereka tiba di sebuah pintu kuningan yang terbuka menuju sebuah jalanan lain yang melintas di bawah gerbang benteng, dan dari sana menuju ke sebuah ruangan bawah tanah yang besar. Ruangan beroleh sinar dari atas dan bersih, meski jauh dari nyaman.                                

Dari tempat pembaptisan, Herodes pergi ke kastil Herodium miliknya, yang dibangun oleh Herodes Tua, dan yang dulu, demi sekedar olah raga, ia telah mengakibatkan beberapa orang tenggelam dalam sebuah kolam. Di sini, dikuasai kegalauan hati Herodes menyembunyikan diri dan tak hendak menemui siapapun, kendati banyak yang telah datang untuk menyatakan kepadanya ketidaksetujuan mereka atas penangkapan Yohanes. Galau dan gelisah, Herodes mengurung diri di apartemennya.

Selang beberapa waktu lamanya para murid Yohanes, asalkan mereka datang dalam kelompok kecil, diijinkan mendekati penjara, berbicara dengannya, dan menyampaikan barang-barang kepadanya melalui jeruji. Akan tetapi jika banyak orang datang bersama, mereka diusir pergi oleh para penjaga. Yohanes memerintahkan para murid untuk terus membaptis di Ainon, sampai Yesus datang menyatakan Diri di sana untuk tujuan yang sama. Penjara itu luas dan memiliki penerangan yang baik, namun tempat istirahatnya hanyalah sebuah bangku batu. Yohanes sangat serius. Wajahnya senantiasa menunjukkan ekspresi keprihatinan dan sedih. Ia tampak seperti dia yang mengasihi dan menjadi bentara Anak Domba Allah, akan tetapi yang tahu pula bahwa kematian pahit disediakan bagi-Nya.


sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Dari Penutupan Paskah Pertama          previous  Halaman Sebelumnya     Halaman Selanjutnya next   up  Halaman Utama