Bab 10
![]() Yesus di Betania. Penginapan2 Dibangun Sebagai Akomodasi Yesus dan Para Murid dalam Perjalanan2 Mereka.
Mutiara yang Hilang dan Ditemukan.
Bersama Lazarus dan kelima murid dari Yerusalem, Yesus melintasi jalan dari Kapernaum ke Betania melalui wilayah Betulia. Tetapi Betulia sendiri, yang terhampar tinggi di kejauhan, tidak mereka datangi. Arah mereka adalah mengelilinginya menuju Jezrael; di pinggiran Jezrael Lazarus memiliki semacam penginapan dengan sebuah taman.
Para murid telah pergi mendahului dan mempersiapkan jamuan makan siang. Salah seorang pelayan terpercaya Lazarus mengelola tempat itu. Pagi-pagi benar ketika mereka membasuh kaki mereka di sini, mengebaskan debu dari pakaian mereka, menyantap makanan, dan beristirahat sejenak. Dari Jezrael mereka menyeberangi sebuah sungai kecil, meninggalkan Scythopolis dan kemudian Salem di sebelah kiri, menyeberangi sebuah pegunungan dan mendekati Yordan. Melanjutkan perjalanan mereka ke arah selatan, mereka menyeberangi sungai di bawah Samaria dan, karena hari telah malam, mereka beritirahat beberapa jam lamanya di sebuah bukit pinggir sungai di mana beberapa gembala yang setia tinggal. Sebelum fajar keesokan paginya mereka berangkat lagi melangkahkan kaki antara Ai dan Gilgal melalui padang gurun Yerikho. Yesus dan Lazarus berkelana bersama, sementara para murid berjalan mendahului melalui suatu rute lain. Yesus dan Lazarus berjalan sepanjang hari melalui jalanan-jalanan terpencil tanpa singgah di satu tempat pun, bahkan tidak pula singgah di penginapan milik Lazarus di sisi gurun. Ketika tinggal beberapa jam dari Betania, Lazarus berjalan mendahului dan Yesus meneruskan perjalanan-Nya seorang diri.
Ada pertemuan di Betania bersama Lazarus dan kelima murid dari Yerusalem, sekitar limabelas murid dan pengikut Yesus, serta tujuh peremuan. Mereka adalah Saturnin, Nikodemus, Yusuf dari Arimatea, kemenakan-kemenakannya, putera-putera Simeon, putera-putera Yohana Khuza, Veronica, dan Obed. Di antara para perempuan ada Veronica, Yohana Khuza, Susana, Maria Markus janda Obed, Marta, dan pelayan tua yang bijak dari Marta, yang sesudahnya menggabungkan diri dalam kelompok perempuan kudus yang menyediakan kebutuhan-kebutuhan Tuhan dan para murid. Semua berkumpul di sebuah kubah bawah tanah yang luas di kastil Lazarus, dengan tenang dan, tampaknya, dengan diam-diam menantikan kedatangan Yesus.
Menjelang sore Yesus datang dan memasuki taman melalui gerbang belakang. Lazarus keluar untuk menyongsong-Nya di aula penerimaan tamu, di mana ia membasuh kaki-Nya. Ada sebuah kolam dalam yang dihubungkan ke rumah melalui pipa-pipa, melalui mana Marta menuangkan air hangat untuk kepentingan para tamu. Yesus, duduk di pinggiran kolam, mencelupkan kaki-Nya, yang lalu dibasuh dan dikeringkan oleh Lazarus. Sesudah itu ia mengebaskan debu dari pakaian Yesus, mengenakan pada kaki-Nya sandal baru, dan memberikan kepada-Nya sedikit makanan dan minuman.
Kemudian Yesus menyertai Lazarus melalui sebuah jalanan panjang yang teduh menuju rumah dan lalu turun masuk ke dalam kamar berkubah. Para perempuan mengenakan kerudung mereka dan membungkuk hormat sambil berlutut di hadapan-Nya, sementara para lelaki membungkuk dalam. Yesus menyapa semua dan memberkati mereka, lalu mereka mengambil tempat di meja. Para perempuan duduk di atas bantal-bantal di satu sisi meja, kaki mereka bersila.
Nikodemus sungguh amat terkesan dan sangat ingin mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Yesus. Para lelaki berbicara marah mengenai penahanan Yohanes. Tetapi Yesus mengatakan bahwa memang harus terjadi demikian, sebab demikianlah kehendak Allah, dan bahwa sebaiknya mereka tidak berbicara mengenai hal-hal yang demikian agar tak menarik perhatian dan dengan begitu meningkatkan resiko bahaya. Jika Yohanes tak dihilangkan dari peristiwa misi, Ia Sendiri tak akan dapat berkarya di sini. Bunga harus gugur, jika ingin muncul buah.
Kemudian mereka berbicara penuh marah mengenai tindakan mata-mata dan penganiayaan yang dimulai oleh kaum Farisi, di mana, lagi, Yesus memerintahkan mereka untuk tenang. Ia menyesalkan tindakan kaum Farisi dan menceritakan perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur. Kaum Farisi juga, adalah bendahara-bendahara yang tidak jujur, meski tak sebijak bendahara dalam perumpamaan, karenanya mereka tak akan mendapatkan sumber pertolongan pada saat pertanggung-jawaban.
Sesudah perjamuan, mereka undur diri ke apartemen lain di mana lampu-lamu dinyalakan. Yesus berdoa lantang, dan mereka mulai melaksanakan Sabbat. Setelah itu Yesus berbicara sebentar dengan para lelaki, dan semua undur diri untuk beristirahat.
Ketika keheningan telah meliputi rumah dan para penghuninya telah tenggelam dalam tidur, Yesus bangkit dari pembaringan-Nya dan pergi keluar diam-diam ke gua di Bukit Zaitun di mana, pada hari sebelum Sengsara pahit-Nya, Ia akan bergumul dalam doa. Yesus berdoa beberapa jam lamanya kepada Bapa SurgawiNya memohon kekuatan untuk menunaikan karya-Nya. Sebelum fajar Ia kembali tanpa diketahui siapapun ke Betania.
Anak-anak Obed, yang adalah para pelayan Bait Allah, sekarang kembali bersama beberapa yang lain ke Yerusalem, namun para tamu lainnya tinggal tenang di rumah, dan tak seorang pun terkecuali mereka yang mengetahui kehadiran Yesus.
Pada waktu perjamuan, Yesus menceritakan kepada mereka mengenai kehadiran-Nya di antara orang-orang Galilea Atas, di Amead, Adama, and Seleukia. Dan sementara para lelaki dengan berapi-api mengecam sekte-sekte tersebut, Ia mencela mereka karena kebencian mereka dan mengisahkan kepada mereka sebuah perumpamaan. Ia becerita mengenai seorang laki-laki yang dalam perjalanan ke Yerikho jatuh ke tangan para perampok, dan yang menerima belas-kasihan dari seorang Samaria dan bukannya seorang Lewi. Aku selalu mendengarkan kisah ini diceritakan dengan cara yang sama, meski dengan tujuan-tujuan berbeda. Ia berbicara juga mengenai malapetaka yang akan menimpa Yerusalem.
Malam hari ketika semua sudah terlelap, Yesus pergi lagi untuk berdoa di gua di Bukit Zaitun. Ia mencucurkan banyak airmata dan menderita ketakutan dan kedukaan yang hebat. Ia seperti seorang anak yang hendak pergi ke suatu misi besar, dan yang pertama-tama menjatuhkan diri ke dalam pelukan bapanya guna menerima kekuatan dan penghiburan. Pelindungku memberitahuku bahwa bilamana Yesus berada di Betania dan dapat meluangkan satu jam, Ia biasa pergi ke gua itu untuk berdoa. Ini adalah persiapan bagi sakrat maut-Nya di Bukit Zaitun. Juga ditunjukkan kepadaku bahwa Yesus terutama di Bukit Zaitun berdoa dan berduka, sebab Adam dan Hawa ketika diusir dari Firdaus di sinilah pertama kali menginjakkan kaki di bumi yang tak bersahabat. Aku melihat mereka di gua itu berduka dan berdoa, dan di bukit ini, yang diusahakan oleh Kain untuk pertama kalinya, Kain menjadi begitu murka hingga berketetapan untuk membunuh Habel. Aku terpikir akan Yudas. Aku melihat Kain membunuh saudaranya di dekat Bukit Kalvari, dan di Bukit Zaitun ia dipanggil oleh Allah untuk mempertanggung-jawabkan perbuatannya. Fajar dini hari Yesus telah berada kembali di Betania.
Hari Sabbat telah usai. Para perempuan kudus telah mendengar dengan pilu penderitaan hebat yang harus ditanggung Yesus dan para pengikut-Nya dalam perjalanan-perjalanan mereka, dan bahwa Yesus khususnya, dalam perjalanan bergegasnya yang terakhir ke Tirus, telah begitu menderita kekurangan; mereka mendengar bahwa Ia sampai harus melembutkan roti-roti keras hasil Saturnin meminta dalam perjalanan, agar dapat memakannya. Oleh karena itu mereka menawarkan diri untuk membangun penginapan-penginapan dan memperlengkapinya dengan segala yang dibutuhkan. Yesus menerima tawaran mereka dan datang ke sana untuk bersama mereka melakukan perencanaan yang diperlukan. Sebab sekarang Ia memaklumkan bahwa mulai dari saat itu Ia akan mengajar di hadapan umum di mana-mana, Lazarus dan para perempuan kembali menawarkan untuk membangun penginapan-penginapan, teristimewa sejak kaum Yahudi di kota-kota sekitar Yerusalem, dihasut oleh kaum Farisi, tak hendak memberikan apapun kepada-Nya dan para murid. Mereka juga meminta Tuhan untuk memberitahukan kepada mereka tempat-tempat perhentian utama dalam perjalanan-perjalanan-Nya dan jumlah para pengikut-Nya, agar mereka dapat tahu berapa banyak penginapan yang dibutuhkan dan berapa banyak perbekalan yang harus disediakan.
Yesus menjawab dengan memberikan kepada mereka rute perjalanan-Nya di masa mendatang, juga tempat-tempat perhentian, dan perkiraan jumlah murid. Diputuskan bahwa sekitar limabelas penginapan harus dipersiapkan dan dipercayakan pemeliharaannya pada orang-orang terpercaya, sebagian dari mereka adalah kerabat entah dari Lazarus atau dari Keluarga Kudus. Mereka tersebar di segenap penjuru negeri, dengan pengecualian wilayah Kabul menuju Tirus dan Sidon.
Para perempuan kudus lalu merundingkan bersama daerah mana yang harus diurus siapa dan tanggung-jawab apa yang harus dipikul masing-masing dalam pembangunan penginapan-penginapan, untuk menyediakan perabotan, tirai dan selimut, pakaian-pakaian, sandal, dan sebagainya, untuk menyediakan pembasuhan dan perbaikan, dan untuk mengurus persediaan roti dan keperluan-keperluan lain. Semua ini terjadi sebelum dan selama perjamuan. Marta sangat gembira.
Sesudah perjamuan, Yesus, Lazarus, para teman yang lain, dan para peremuan kudus berkumpul diam-diam di salah satu aula bawah tanah yang lain. Yesus duduk di sebuah kursi tinggi di satu sisi aula, para lelaki berdiri dan duduk sekeliling-Nya; para perempuan ada di sisi seberangnya di atas anak-anak tangga yang diselimuti karpet dan bantal-bantal. Yesus berbicara mengenai belas-kasihan Allah kepada umat-Nya. Ia telah mengirimkan para nabi kepada mereka satu sesudah yang lain, yang mereka tolak dan perlakukan dengan buruk; sekarang mereka hendak menolak Rahmat Yang Mahatinggi, dan Ia menubuatkan apa yang akan menimpa mereka. Sesudah Ia berbicara panjang lebar mengenai hal ini, sebagian pendengar berkata kepada-Nya: "Tuhan, ceritakan ini kepada kami dalam suatu perumpamaan yang indah," dan Yesus menceritakan kepada mereka perumpamaan tentang seorang raja yang sesudah semua hambanya dibunuh oleh para penggarap kebun anggur yang tidak setia, mengutus puteranya ke kebun anggur di mana ia juga dibunuh.
Sebagian dari kaum lelaki undur diri di akhir pengajaran ini dan Yesus pergi bersama yang lain ke dalam aula dan berjalan hilir mudik. Marta, yang sedang berjalan kian kemari, menghampiri-Nya dan berbicara panjang lebar mengenai saudarinya, Magdalena. Ia menceritakan mengenai apa yang telah ia dengar mengenai Magdalena dari Veronica, dan kekhawatirannya sendiri.
Sementara Yesus berjalan hilir mudik di aula bersama para lelaki, para perempuan duduk bermain semacam undian untuk tugas baru mereka. Di sebuah platform yang tinggi terdapat sebuah meja di atas gelinding; mereka duduk sekelilingnya. Bidang meja, yang berbentuk lima sudut seperti sebuah bintang, menutupi sebuah kotak sekitar dua inci tebalnya. Dari kelima ujung ke tengah kotak bersekat ini, terdapat galur yang dalam di permukaannya, dan di antaranya terdapat celah-celah yang terhubung dengan interior. Ada pada masing-masing perempuan tali-tali panjang beruntai mutiara dan banyak bebatuan kecil berharga lainnya. Masing-masing secara bergantian meletakkan untaian itu di salah satu galur di atas meja. Kemudian dengan menempatkan sebuah busur kecil halus di galur pada ujung luar galur, ia menembakkan sebuah anak panah kecil ke mutiara atau batu berharga terdekat. Goncangan yang diterima oleh batu itu disampaikan pada batu-batu lainnya yang menggelinding ke dalam galur-galur lain, atau jatuh melalui lubang-lubang ke dalam ruang-ruang dalam kotak interior. Ketika semua mutiara dan batu-batu telah ditembakkan dari permukaan, meja, yang berada di atas gelinding, diguncang-guncangkan; dengan gerakan ini isinya jatuh ke dalam kota-kotak kecil lain yang dapat ditarik keluar. Tiap-tiap laci kecil ini sebelumnya telah ditentukan bagi salah seorang pemain, jadi ketika para perempuan kudus menariknya keluar, mereka segera melihat apa yang telah mereka dapatkan sebagai tanggung-jawab baru mereka atau perhiasan mana yang telah hilang. Obed telah wafat tak lama sebelumnya dan jandanya masih berduka atas kepergiannya. Sebelum pembaptisan, Obed ada di rumah Lazarus bersama Yesus.
Dalam permainan, para perempuan kudus kehilangan sebuah mutiara yang sangat berharga yang terjatuh di antara mereka. Semua mundur dan mencarinya dengan sangat cermat. Keika pada akhirnya mereka menemukannya dan mengungkapkan kegembiraan mereka, Yesus datang kepada mereka dan menceritakan perumamaan mengenai dirham yang hilang dan sukacita sang pemilik setelah menemukannya kembali. Dari mutiara mereka, yang hilang, dicari dengan cermat, dan lalu sukacita menemukannya, Ia menarik sebuah persamaan dengan Magdalena. Yesus menyebut Magdalena sebuah mutiara yang lebih berharga dari banyak mutiara lainnya dan bahwa, dari meja undian para kekasih yang kudus, telah terjatuh dan akan menjadi rusak. "Betapa sukacita," seru-Nya, "apabila kita menemukan kembali mutiara berharga itu!" Para perempuan, yang begitu tersentuh hatinya, bertanya, "Ah, Tuhan! apakah mutiara itu akan ditemukan kembali?" dan Yesus menjawab, "Carilah dengan terlebih sungguh dibandingkan perempuan dalam perumpamaan mencari dirham yang hilang, atau gembala mencari dombanya yang tersesat." Sangat tersentuh oleh jawaban ini, semua berjanji untuk mencari Magdalena dengan terlebih giat dibandingkan mencari mutiara mereka yang hilang, dan meyakinkan-Nya bahwa sukacita mereka dalam menemukan Magdalena akan jauh melebihi apa yang sekarang mereka rasakan. Sebagian dari perempuan memohon Tuhan untuk menerima sebagai murid-Nya, seorang pemuda Samaria yang, sesudah Paskah, telah memohon pada-Nya dalam perjalanan ke kota itu. Mereka memuji kebijaksanaan dan keutamaannya yang luar biasa. Aku pikir pemuda itu ada hubungannya dengan salah seorang dari mereka. Akan tetapi Yesus menjawab bahwa Ia tak dapat mengandalkannya sebab ia dibutakan oleh cinta harta.
Sore itu sebagian dari para lelaki dan perempuan memulai persiapan mereka untuk pergi ke Betoron, di mana Yesus akan mengajar keesokan harinya. Malam itu Yesus secara diam-diam undur diri lagi ke Bukit Zaitun dan berdoa dengan segenap hati dan jiwa-Nya; kemudian Ia pergi bersama Lazarus dan Saturnin ke Betoron yang sekitar enam jam jauhnya. Waktu itu satu jam lewat tengah malam. Mereka memotong jalan melalui gurun dalam perjalanan mereka. Ketika sekitar dua jam jauhnya dari Betoron, mereka disongsong para murid yang telah diminta Yesus untuk menggabungkan diri dengan-Nya di sana, dan yang telah tiba di penginapan dekat Betoron sehari sebelumnya. Mereka adalah Petrus, Andreas, saudara tiri mereka Yonatan, Yakobus Tua, Yohanes, Yakobus Muda, dan Yudas Tadeus, yang bersama mereka sekarang untuk pertama kalinya, Filipus, Natanael Chased, juga mempelai dari Kana, dan satu atau dua orang putera sang janda. Yesus beristirahat bersama mereka di bawah sebuah pohon di padang gurun cukup lama dan menyampaikan pengajaran kepada mereka. Ia berbicara lagi mengenai perumpamaan tuan kebun anggur yang telah mengutus puteranya kepada para penggarap kebun anggur. Usai pengajaran, mereka melanjutkan perjalanan ke penginapan dan menyantap makanan. Saturnin telah menerima dari para perempuan sebuah dompet berisi uang untuk membeli perbekalan bagi rombongan kecil itu.
sumber : “The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
|
|