395. SELAMAT TINGGAL YUTA.
5 Maret 1946
Yesus sedang berbicara kepada penduduk Yuta pada suatu pagi yang tenang. Oh! orang benar-benar bisa mengatakan bahwa seluruh Yuta berada di kaki-Nya. Para gembala kecil, yang biasanya tersebar di lereng-lereng pegunungan juga ada di sana bersama domba-domba mereka, di tepi kerumunan orang banyak. Juga mereka yang biasanya pergi ke tempat-tempat lain, ke ladang, hutan, pasar, ada di sana. Orang-orang tua renta ada di sana, dan di dekat Yesus ada anak-anak yang tersenyum, dan gadis-gadis belia, dan para pengantin baru, dan perempuan-perempuan yang akan segera melahirkan anaknya, dan mereka yang menyusui anaknya semua ada di sana. Seluruh Yuta.
Bagian gunung yang menjorok ke arah selatan seolah adalah amfiteater di mana khalayak yang tenang berkumpul. Dengan duduk di atas rerumputan atau duduk mengangkang di atas tembok batu yang rendah, dengan cakrawala luas di sekelilingnya, langit yang tiada berbatas di atas, aliran sungai di bawah, yang berkilau dan tersenyum di bawah mentari pagi, pegunungan hijau nan asri yang menjulang di sekeliling, orang-orang Yuta mendengarkan Sang Guru, yang sedang berbicara, dengan berdiri membelakangi sebuah pohon kenari yang sangat tinggi, dengan jubah linen putih-Nya kelihatan mencolok di depan batang pohon yang gelap. Yesus tersenyum, mata-Nya berbinar penuh sukacita karena dikasihi, rambut-Nya bercahaya oleh belaian berkas-berkas matahari dari timur. Dalam keheningan yang penuh perhatian dan penuh hormat yang dipecahkan hanya oleh kicauan burung dan gemericik sungai di bawah, sabda-Nya turun perlahan ke dalam hati, dan suara-Nya yang sempurna memenuhi udara yang tenang dengan harmoninya.
Sementara aku menulis, Dia mengulangi sekali lagi bahwa adalah penting untuk menaati Sepuluh Perintah Allah, yang disempurnakan oleh doktrin kasih-Nya dalam penerapannya dalam hati "untuk membangun dalam jiwa-jiwa tempat kediaman di mana Tuhan akan tinggal hingga mereka yang telah hidup dengan menaati Hukum dengan setia pergi untuk tinggal bersama-Nya dalam Kerajaan Surga," kata-Nya. Dan Dia melanjutkan:
"Karena memang demikianlah. Kediaman Allah dalam manusia dan kediaman manusia dalam Allah dicapai melalui ketaatan pada Hukum-Nya, yang dimulai dengan hukum kasih dan semuanya adalah kasih dari hukum yang pertama hingga yang terakhir dari Sepuluh Perintah Allah. Itulah kediaman sejati yang Allah kehendaki dan di mana Allah tinggal; dan ganjaran di Surga, yang dicapai melalui ketaatan pada Hukum, adalah Rumah sejati di mana kamu akan tinggal bersama Allah selamanya. Karena - ingat Kitab Yesaya bab 66 - Allah tidak tinggal di Bumi, yang hanyalah tumpuan kaki bagi kebesaran-Nya, dan takhta-Nya adalah Langit, yang terlalu kecil, nyaris bukan apa-apa, untuk menampung Yang Tak Terbatas, tetapi kediamannya-Nya adalah dalam hati manusia. Hanya kebaikan paling sempurna dari Bapa segala kasih yang dapat menganugerahi anak-anak-Nya untuk menerima-Nya, dan itu adalah misteri yang tak terhingga, yang menjadi semakin sempurna, bahwa Allah yang Mahaesa dan Tritunggal, Trinitas yang Mahamurni dapat berada dalam hati manusia. Oh! Bapa Yang Kudus, bilamanakah Engkau akan mengizinkan-Ku menjadikan orang-orang yang mengasihi-Mu ini, bukan hanya sekadar bait bagi Roh Kita, tetapi, melalui kesempurnaan kasih dan pengampunan-Mu, suatu tabernakel, sehingga setiap hati orang yang percaya dapat menjadi suatu tabut, di mana Roti Surga yang sejati akan tinggal, seperti Dia tinggal dalam rahim Bunda Terberkati di antara segenap perempuan?
Oh! Murid-murid Yuta terkasih yang dipersiapkan bagi-Ku oleh suatu jiwa yang benar, camkanlah dalam benakmu Sang Nabi dan apa yang dia katakan, sebab itu adalah Tuhan yang berkata-kata, berbicara kepada mereka yang membangun bait-bait batu yang kosong, di mana tidak ada kebenaran ataupun kasih, dan mereka tidak dapat membangun dalam dirinya takhta Tuhan mereka dengan menaati perintah-perintah-Nya. Sang Nabi berkata: 'Rumah apakah yang hendak kamu bangun bagi-Ku, tempat apakah yang bisa kamu buat untuk peristirahatan-Ku?' Dan yang Dia maksudkan, 'Apakah kamu pikir kamu bisa memiliki-Ku hanya karena kamu membangun tembok-tembok yang buruk untuk-Ku? Apakah kamu pikir kamu memberi-Ku sukacita dengan praktik-praktik palsumu, yang tidak didukung dengan hidup yang kudus?' Tidak. Allah tidak dapat dimiliki melalui tampilan sia-sia yang menyembunyikan borok dan kekosongan, seperti mantol emas yang dihamparkan ke seorang kusta atau ke sebuah patung tanah liat, yang kosong dalamnya, tanpa kehidupan jiwa. Dan Tuhan, Penguasa dunia, mengakui bahwa Dia adalah Raja yang miskin dengan terlalu sedikit rakyat dan seorang Bapa yang malang dari terlalu banyak anak yang sudah melarikan diri dari kediaman-Nya. Dia berkata: 'Kepada siapakah Aku akan mengarahkan mata-Ku, jika bukan kepada orang yang rendah hati dan jiwanya penuh sesal, yang gentar akan sabda-Ku?' Mengapakah dia gentar? Hanya karena takut akan Allah? Bukan. Karena hormat mendalam dan kasih sejati. Karena dia adalah umat yang rendah hati dan anak, yang menyatakan dan mengakui bahwa Tuhan adalah Segalanya, sedangkan dia bukan apa-apa, dan dia gentar dengan luapan perasaan bahwa dia dikasihi, diampuni dan ditopang oleh Tuhan Yang adalah Segalanya.
Oh! Jangan mencari Allah di antara orang-orang yang sombong! Dia tidak ada di sana. Jangan mencari-Nya di antara orang-orang yang keras hati. Dia tidak ada di sana. Jangan mencari-Nya di antara jiwa-jiwa yang tidak bertobat. Dia tidak ada di sana. Dia ada bersama mereka yang sederhana, yang murni, yang berbelas kasihan, yang miskin di hadapan Allah, yang lemah lembut; Dia ada bersama mereka yang menangis tanpa mengutuk, bersama mereka yang mencari keadilan, bersama mereka yang dianiaya, bersama jiwa-jiwa yang damai. Allah ada di sana. Dia ada dalam mereka yang bertobat dan merindukan pengampunan dan silih dosa. Dan tidak seorang pun dari mereka ini yang mempersembahan kurban lembu jantan atau domba atau korban bakaran lainnya untuk dipuji atau karena ngeri akan hukuman takhayul atau karena motif kesombongan supaya mereka bisa tampak sempurna. Tetapi mereka mempersembahkan kurban hati mereka yang penuh sesal dan rendah hati, jika mereka adalah orang-orang berdosa; hati mereka yang taat hingga ke tingkat gagah berani, jika mereka adalah orang-orang benar. Itulah yang disukai Tuhan. Itulah persembahan yang untuknya Dia menganugerahkan Diri-Nya sendiri bersama harta pusaka kasih yang tak terperi dan kebahagiaan rohani. Dia tidak memberikan Diri-Nya kepada yang lain. Mereka sudah punya kebahagiaan mereka yang hampa, dan sia-sia saja Allah memanggil mereka ke jalan-Nya, karena mereka sudah memilih jalan mereka sendiri. Dia akan membiarkan mereka tanpa apa pun kecuali diabaikan, ketakutan, dan hukuman, karena mereka tidak menanggapi Tuhan, mereka tidak taat, mereka sudah melakukan yang jahat di mata Tuhan dengan keji dan jahat.
Tetapi kamu, orang-orang Yuta terkasih, yang gentar dengan kasih dalam pengenalan akan Allah, akan berbahagia, sementara yang lain akan dipermalukan. Karena kamu sudah dicemooh seperti orang-orang bodoh oleh para penguasa, dan kendati cemoohan mereka, kamu sudah bertekun dalam mengasihi-Ku. Karena kamu sudah ditolak karena Nama-Ku, dan kamu akan lebih lagi ditolak di masa mendatang, tidak, kamu akan ditolak sebagai orang-orang buangan Israel yang tidak bisa diterima oleh Allah, padahal tunas Kehidupan kekal dicangkokkan ke dalammu dan ke dalam orang-orang sepertimu, tunas dari Dia yang berakar dalam Bapa, dan karenanya kamu adalah bagian dari Allah, yang hidup dari getah-Nya. Kendati demikian, orang-orang ingin meyakinkanmu bahwa kamu salah dan di matamu, yang sederhana tetapi diterangi oleh Rahmat, mereka ingin membenarkan diri agar tidak tampak sebagai orang yang tidak saleh dan pelaku kejahatan. Karena mereka berkata kepadamu, "Baiklah Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya dan kami akan mengakui-Nya dengan sukacita sepertimu!" Mereka akan bingung.
Oh! Aku sudah bisa mendengar ular-ular beludak itu mengatakan, sesudah kegemparan di mana mereka akan diremukkan tanpa menjadi baik kembali, dan mereka tidak akan lagi membahayakan hanya ketika kepala mereka yang menjijikkan itu diinjak-injak, dan mereka akan memagut dan membunuh bahkan ketika mereka terbelah menjadi dua dan hanya kepala mereka yang muncul sesudah manifestasi Allah yang dahsyat, Aku sudah bisa mendengar mereka berseru, "Bagaimana mungkin Tuhan telah melahirkan umat-Nya yang baru dengan tiba-tiba, jika kita, yang sudah begitu lama dalam rahim-Nya, belum dilahirkan ke dalam Terang? Mungkinkah seorang perempuan melahirkan anak sebelum memenuhi rumah dengan teriak kesakitan? Mungkinkah Tuhan telah melahirkan sebelum saat-Nya tiba? Mungkinkah Bumi melahirkan dalam satu hari dan mungkinkah orang-orang dari suatu negeri dilahirkan bersama-sama?"
Inilah jawaban-Ku dan ingatlah ini untuk disampaikan kepada mereka yang akan menganiayamu dengan mengejekmu, 'Mereka yang adalah buah mati dalam rahim Allah tidak pernah dapat lahir ke dalam Terang, karena mereka terlepas dari rahim dan dengan demikian mengering dan tinggal lembam seperti sesuatu yang membahayakan yang tersembunyi dalam rahim, alih-alih menjadi embrio yang berkembang. Dan untuk mengeluarkan benih mati itu dari rahim-Nya dan mempunyai anak-anak, supaya Nama-Nya tidak mati di Bumi, Allah menjadi subur dengan melahirkan anak-anak baru, yang ditandai dengan huruf T-Nya dan dengan diam-diam dan rahasia, supaya Iblis dan para pengikutnya yang melayani Lucifer tidak dapat mencelakainya, Dia melahirkan Putra-Nya sebelum saatnya tiba, karena kasih yang berkobar-kobar, dan pada saat yang sama Dia melahirkan umat-Nya yang baru, karena Tuhan dapat melakukan segalanya.' Oh! Dia menempatkan sabda ini dalam mulut Nabi Yesaya: 'Masakan Aku tidak dapat melahirkan, Aku yang membuat orang-orang lain melahirkan? Masakan Aku harus menjadi mandul, Aku yang membuat orang-orang lain subur?'
Bersukacitalah bersama-sama Yerusalem Surgawi, bergembiralah bersamanya, hai kamu semua yang mengasihi Tuhan! Bersukacitalah bersama-sama dia, hai kamu yang menanti-nanti, berharap, dan menderita!
Oh! Kembalilah kepada-Ku, sabda! Sabda yang difirmankan oleh Sabda Allah. Sabda yang diucapkan oleh juru bicara Allah: Yesaya, nabi-Nya. Kembalilah kepada Sang Sumber, wahai sabda kekal, untuk disebarkan di taman bunga Allah ini, pada kawanan ini, pada keturunan ini! Oh! Datanglah! Ini adalah salah satu saat dan pertemuan yang diberikan kepadamu, wahai sabda nubuat, suara kasih dan suara kebenaran! Ini dia! Sabda kembali kepada Dia yang mengilhaminya! Sekarang Aku mengulanginya, dalam nama Bapa, nama-Ku, dan nama Roh, kepada orang-orang yang dikasihi oleh Allah ini, yang dipilih di antara kawanan Allah, yang seharusnya seluruhnya terdiri dari anak-anak domba, dan sudah menjadi rusak dengan domba-domba jantan dan bahkan dengan lebih banyak binatang najis. Kamu akan menyusu dan menjadi kenyang dari dada Penghiburan Ilahi dan kamu akan menikmati dengan senang aneka rupa kemuliaan Allah.
Tuhan berkata kepadamu: Aku akan mengirimkan kepadamu damai yang mengalir seperti sungai, dan kemuliaan yang lebih besar daripada kemuliaan bangsa-bangsa seperti aliran air yang meluap. Kemuliaan Surga akan membanjirimu. Kamu akan menyusu, akan digendong di dada-Nya dan kamu akan dibelai-belai di pangkuan-Nya. Ya, seperti seorang ibu membelai anaknya, seperti Aku sekarang membelai-belai anak laki-laki kecil ini, yang telah Aku beri nama-Ku (dan Yesus mengambil Yesai kecil dari gendongan ibunya, yang nyaris berada di kaki-Nya bersama ketiga anaknya), demikianlah Aku akan menghibur kamu yang mengasihi Aku dan akan terus mengasihi Aku dan kamu akan segera dihibur untuk selamanya di Kerajaan-Ku. Kamu akan melihatnya dan hatimu akan bersukacita, dan tulang-tulangmu akan hidup kembali seperti rumput segar, kamu yang bebas dari rasa takut karena kamu beriman kepada-Ku, ketika Tuhan datang dalam kereta berapi seperti puting beliung untuk memimpin jiwa-jiwa dalam api kasih dan kebenaran, untuk menghukum atau memuji, memisahkan anak-anak domba dari serigala, yaitu, dari mereka yang menyangka bahwa mereka menguduskan diri mereka dan menjadi murni, padahal mereka menjadi penyembah berhala.
Tuhan, yang sekarang akan segera pergi, akan kembali dan diberkatilah mereka yang akan didapati-Nya bertekun hingga akhir. Ini adalah selamat tinggal-Ku dan berkat-Ku. Berlututlah supaya Aku dapat menguatkanmu dengannya. Kiranya Tuhan memberkatimu dan melindungimu. Kiranya Tuhan memperlihatkan wajah-Nya kepadamu dan berbelas kasihan kepadamu. Kiranya Tuhan memberimu damai-Nya. Pergilah! Biarlah Aku berpamitan kepada orang-orang baik di antara penduduk Yuta yang baik."
Orang banyak pergi dengan berat hati. Namun, ketika seorang anak laki-laki menjadi yang pertama mengucapkan, 'Tuhan, izinkan aku mencium tangan-Mu,' dan Yesus memperkenankannya, semua orang ingin mencium tubuh suci Anak Domba Allah, dan mereka yang sudah pergi menuju desa, kembali lagi, dan anak-anak mencium pipi-Nya, orang-orang tua mencium tangan-Nya, dan para perempuan mencium kaki-Nya yang telanjang di rerumputan, seraya menangis dan mengucapkan kata-kata perpisahan dan berkat.
Yesus menerima mereka dengan sabar dan mengucapkan selamat tinggal kepada setiap mereka.
Pada akhirnya mereka semua merasa puas... Hanya keluarga yang memberi tumpangan yang masih tinggal... Dan mereka berkumpul sekeliling Yesus. Dan Sara berkata, "Apakah Engkau benar-benar tidak akan kembali lagi?"
"Tidak, perempuan. Tidak pernah lagi. Tetapi kita tidak akan terpisah. Kasih-Ku akan selalu bersamamu dan keluargamu, dan kasihmu bersama-Ku. Kau tidak akan melupakan-Ku, Aku tahu. Tetapi Aku katakan kepadamu: bahkan di saat-saat yang paling mengerikan yang akan datang, jangan menyambut Kesesatan, bahkan tidak sebagai tamu yang sekadar lewat atau yang tiba-tiba menyerbu... Berikan bayinya kepada-Ku, Sara."
Perempuan itu menyerahkan Yesai kepada-Nya dan Yesus duduk di rerumputan dengan anak itu di pangkuan-Nya dan Dia berbicara dengan wajah-Nya menunduk di atas kepala si bayi kecil, "Ingatlah selalu bahwa Aku adalah Anak Domba, yang diajarkan Ishak kepadamu agar kamu kasihi bahkan sebelum kamu mengenal-Ku. Dan bahwa anak domba selalu tidak berdosa, seperti anak ini, bahkan jika mereka membalutnya dengan kulit serigala agar terlihat seperti seorang pelaku kejahatan. Ingatlah bahwa Aku bahkan lebih tidak berdosa daripada bayi ini... yang, adalah sobat yang beruntung! karena ketidakberdosaan dan usianya ia tidak akan bisa mengerti fitnah orang kepada Tuhan-nya dan, karena itu, tidak akan bersedih karenanya... dan dia akan terus mengasihi-Ku seperti itu... seperti sekarang... Milikilah hati yang seperti hatinya, bagi Sang Anak Domba, Sahabat, Yang Tidak Berdosa, Juruselamat, yang mengasihimu dan memberkatimu dengan cara yang teramat istimewa. Selamat tinggal, Maria! Datanglah dan berilah Aku ciuman... Selamat tinggal, Imanuel! Kemarilah juga... Selamat tinggal, Yesai, anak domba kecil dari Sang Anak Domba... Jadilah baik... Kasihilah Aku..."
"Apakah Engkau menangis, Tuhan!?" tanya si gadis kecil yang terkejut melihat setetes airmata berkilau di rambut Yesai.
"Apakah Dia menangis?" tanya suami Sara.
"Apakah Engkau menangis, Guru! Kenapa?" tanya perempuan itu.
"Jangan bersedih karena airmata-Ku. Itu adalah airmata kasih dan berkat... Selamat tinggal, Sara. Selamat tinggal, sobat. Kemarilah, seperti yang lain, untuk mencium Sahabat-mu yang akan segra berangkat..." dan sesudah keduanya mencium tangan-Nya, Dia menempatkan si bayi dalam gendongan ibunya, Dia memberkati sekali lagi dan lalu dengan gesit Dia mulai menuruni jalan yang sama dengan yang dilalui-Nya saat Dia naik.
Dia diikuti oleh salam perpisahan dari mereka yang masih tinggal: suara berat si laki-laki, suara perempuan yang terharu, teriak gemetar anak-anak, hingga ke kaki bukit. Kemudian hanya aliran air, yang dilalui-Nya menuju hulu di bagian utara, yang menyalami Sang Guru, yang meninggalkan negeri Yuta untuk selamanya.
|
|