397. SELAMAT TINGGAL BET-ZUR.
9 Maret 1946
Fajar baru saja merekah ketika para pejalan kaki yang tak kenal lelah itu tiba di Bet-Zur. Letih, dengan pakaian kusut sesudah istirahat yang tidak nyaman di hutan, mereka memandang kota kecil yang sekarang ada di depan mata dengan sukacita, karena mereka yakin bahwa mereka akan mendapatkan keramah-tamahan di sana.
Para petani yang dalam perjalanan pergi bekerja adalah orang-orang pertama yang bertemu dengan Yesus, dan dengan bijak mereka berpikir bahwa adalah lebih baik melupakan pekerjaan mereka dan kembali ke kota untuk mendengarkan Sang Guru. Dan beberapa gembala melakukan hal yang sama sesudah bertanya apakah Dia akan singgah di kota.
"Aku akan meninggalkan Bet-Zur petang hari," jawab Yesus.
"Dan apakah Engkau akan berkhotbah, Guru?"
"Tentu saja."
"Kapan?"
"Segera."
"Ada pada kami kawanan domba... Tidak bisakah Engkau berbicara di sini, di pedesaan? Domba-domba akan merumput dan kami tidak akan kehilangan sabda-Mu."
"Ikutlah Aku. Aku akan berbicara di padang rumput utara kota. Aku harus bertemu Eliza terlebih dahulu."
Dengan tongkat mereka, para gembala menggiring domba-domba untuk berbalik dan kawanan domba dengan embikannya mengikuti mereka. Mereka berjalan melintasi kota.
Namun beritanya sudah sampai ke rumah Eliza. Dan di alun-alun depan rumah, Eliza dan Anastasica menyampaikan penghormatan murid kepada Sang Guru, Yang memberkati mereka.
"Datanglah ke rumahku, Tuhan. Engkau telah membebaskannya dari kesusahan dan sekarang penghuninya dan segala isinya ingin memberi-Mu penghiburan," kata Eliza.
"Ya, Eliza. Tetapi apakah kau lihat betapa banyak orang yang mengikuti kita? Sekarang Aku akan berbicara kepada semua orang dan sesudahnya, sesudah jam tiga, Aku akan datang dan tinggal di rumahmu, dan Aku akan berangkat pada petang hari. Dan kita akan bisa saling berbicara satu sama lain..." janji Yesus untuk menghibur Eliza, yang berharap Dia akan tinggal lebih lama dan dengan demikian tampak kecewa mendengar rencana Yesus.
Namun Eliza adalah murid yang baik dan tidak membantah. Dia hanya minta diizinkan untuk menyampaikan perintah kepada para pelayan, sebelum mengikuti Yesus. Dan dia melakukannya dengan sangat cepat. Dia sangat berbeda dari sosok perempuan tanpa daya sebelumnya...
Yesus berdiri di padang rumput yang luas, di mana sinar matahari dengan gembira menerobos melalui daun-daun pepohonan hutan, yang, jika aku tidak salah, adalah pohon ash, dan Dia tengah menyembuhkan seorang anak laki-laki dan seorang laki-laki lanjut usia; anak itu menderita penyakit dalam dan orang tua itu mengalami masalah mata. Tidak ada orang sakit lainnya, dan Yesus memberkati anak-anak kecil yang dipersembahkan oleh ibu mereka, sementara Dia dengan sabar menantikan Eliza dan Anastasica. Pada akhirnya, keduanya pun datang.
Yesus segera mulai berbicara.
"Orang-orang Bet-Zur, dengarkanlah. Tahun lalu Aku mengatakan kepadamu apa yang harus dilakukan untuk memperoleh Kerajaan Allah. Sekarang Aku hendak menegaskannya, supaya kamu tidak kehilangan apa yang sudah kamu dapatkan. Ini terakhir kalinya Sang Guru berbicara kepadamu seperti ini, dalam suatu pertemuan di mana tidak seorang pun yang tidak hadir.
Sesudah ini, Aku mungkin bertemu denganmu secara kebetulan, secara perorangan, atau dalam kelompok kecil, di sepanjang jalan tanah air duniawi kita. Kelak, jauh di kemudian hari, Aku akan dapat bertemu denganmu dalam Kerajaan-Ku. Tetapi, tidak akan pernah seperti ini.
Di masa mendatang akan dikatakan banyak hal tentang Aku, melawan-Ku, tentangmu sendiri dan melawanmu. Orang akan mencoba menerormu. Aku katakan kepadamu bersama Yesaya: Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu. Hanya orang-orang yang meninggalkan-Ku, akan punya alasan untuk takut. Bukan mereka, yang setia, yang adalah milik-Ku. Janganlah takut! Engkau milik-Ku dan Aku milikmu. Baik air sungai, ataupun api tiang pancang, ataupun batu, ataupun pedang tidak akan bisa memisahkanmu dari-Ku, jika kamu bertekun dalam Aku, sebaliknya, api, air, pedang dan batu akan semakin mempersatukanmu dengan-Ku dan kamu akan menjadi seperti Aku dan akan menerima ganjaran-Ku. Aku akan besertamu di saat-saat aniaya, dalam pencobaanmu, Aku akan besertamu hingga saat ajal; dan sesudahnya tidak ada suatu pun yang akan bisa memisahkan kita.
Oh! Orang-orang-Ku! Orang-orang yang telah Aku panggil dan kumpulkan, yang akan terlebih lagi Aku panggil dan kumpulkan ketika Aku ditinggikan, dengan menarik segala sesuatu kepada-Ku, hai orang-orang pilihan, orang-orang kudus, janganlah takut, karena Aku besertamu sekarang dan akan besertamu kelak dan kamu akan mewartakan-Ku dan karenanya akan disebut pelayan-pelayan-Ku, dan Aku akan memberimu, tidak, Aku memberimu sekarang, perintah untuk berbicara ke utara, selatan, timur dan barat, untuk menjadikan semua orang anak-anak Allah, juga orang-orang yang berada di batas-batas dunia yang paling jauh, sehingga semua orang dapat mengenali-Ku sebagai Raja mereka dan berseru kepada-Ku dengan Nama-Ku yang sebenarnya, dan dapat ambil bagian dalam kemuliaan yang untuknya mereka diciptakan dan dapat menjadi kemuliaan bagi Dia yang menciptakan mereka dan menyempurnakan mereka. Yesaya mengatakan bahwa suku-suku dan bangsa-bangsa akan memanggil saksi-saksi kemuliaan-Ku supaya mereka percaya. Dan di manakah Aku akan menemukan saksi-saksi jika Bait Allah dan Istana Kerajaan dan golongan penguasa membenci-Ku dan berdusta karena mereka tidak ingin mengatakan bahwa Aku adalah Aku? Di manakah Aku akan menemukan mereka? Inilah, Allah-ku, saksi-saksi-Ku! Orang-orang ini yang Aku ajari Hukum, yang tubuh dan jiwanya Aku sembuhkan, yang tadinya buta dan sekarang melihat, yang tadinya tuli dan sekarang mendengar, yang tadinya bisu dan sekarang bisa melafalkan Nama-Mu, orang-orang ini yang tadinya tertindas dan sekarang bebas, semua orang ini yang baginya Sabda-Mu adalah Terang, Kebenaran, Jalan dan Hidup. Kamu adalah saksi-saksi-Ku, pelayan-pelayan yang Aku pilih supaya kamu bisa mengerti dan percaya dan mengetahui bahwa Aku-lah ini.
Aku-lah Tuhan, Sang Juruselamat. Percayalah itu demi kesejahteraanmu sendiri. Selain Aku tidak ada Juruselamat yang lain. Percayalah itu tanpa mempedulikan hasutan manusia ataupun setan. Lupakan segala sesuatu lainnya yang mungkin dikatakan kepadamu oleh mulut yang bukan mulut-Ku dan yang berbeda dari sabda-Ku. Tolak segala sesuatu lainnya yang mungkin dikatakan kepadamu di masa mendatang. Kepada siapa pun yang menginginkanmu menyangkal Kristus, katakan, 'Pekerjaan-pekerjaan-Nya berbicara kepada jiwa kami' dan bertekunlah dalam imanmu. Aku telah berbuat banyak untuk memberimu iman yang gagah berani. Aku menyembuhkan orang-orangmu yang sakit dan melegakan penderitaanmu, Aku mengajarimu seperti seorang Guru yang baik, Aku mendengarkanmu seperti seorang Sahabat, Aku memecah-mecahkan roti bersamamu dan berbagi minuman denganmu. Tetapi itu masih adalah perbuatan seorang kudus dan seorang nabi. Tetapi Aku akan mengerjakan lebih banyak perbuatan yang sebegitu rupa yang akan mengenyahkan segala keraguan yang mungkin ditimbulkan oleh kegelapan, seperti angin puyuh mengangkat awan gemawan badai di langit musim panas yang cerah. Biarkan awan berlalu dengan tetap teguh dalam kasihmu kepada Yesus-mu, untuk inilah Yesus telah meninggalkan Bapa untuk datang dan menyelamatkanmu dan akan menyerahkan nyawa-Nya guna memberimu Kesehatan.
Kamu, yang Aku kasihi dan Aku kasihi lebih dari Diri-Ku sendiri, karena tidak ada kasih yang lebih besar daripada mengorbankan diri sendiri demi mereka yang dikasihinya, janganlah menjadi lebih rendah dari mereka yang dalam nubuat Yesaya disebut binatang hutan, serigala dan burung unta, yakni, orang yang tidak mengenal Allah, penyembah berhala, orang kafir, orang najis. Karena ketika oleh Diri-Ku sendiri Aku memberikan kesaksian akan kuasa kasih-Ku dan Kodrat-Ku, dengan mengalahkan bahkan Maut oleh Diri-Ku sendiri - yang adalah sesuatu yang dapat diverifikasi dan tidak seorang pun akan dapat menyangkalnya, kecuali dia adalah personifikasi dusta - mereka akan berkata, 'Dia adalah Putra Allah!' dan dengan mengatasi halangan dan rintangan, yang tampaknya tak teratasi, dari berabad-abad dan berabad-abad kekafiran yang najis, kegelapan, kejahatan, mereka akan datang kepada Terang, kepada Sumber, kepada Hidup. Janganlah kamu seperti terlalu banyak orang di Israel yang tidak mempersembahkan kepada-Ku kurban bakaran, yang tidak memuliakan-Ku dengan kurban, sebaliknya mereka menyusahkan-Ku dengan kejahatan mereka dan menganiaya-Ku dengan hati yang keras, dan terhadap kasih-Ku yang penuh pengampunan mereka membalasnya dengan kebencian yang penuh tipu daya, yang menggangsir tanah untuk membuat-Ku jatuh, dan dengan demikian mereka bisa berkata: 'Lihat? Dia jatuh karena Allah memukul-Nya.'
Orang-orang Bet-Zur, jadilah kuat. Cintailah Sabda-Ku, karena itu benar, dan cintailah Tanda-Ku, karena itu suci. Kiranya Tuhan selalu besertamu dan kiranya kamu beserta para abdi Tuhan, semuanya bersama-sama, supaya tiap-tiap kalian bisa berada di tempat kemana Aku pergi dan suatu kediaman kekal bisa dibuat di Surga bagi semua orang yang, sesudah mengatasi penderitaan dan memenangkan pertempuran, mati dalam Tuhan dan bangkit dalam Tuhan selamanya!"
"Tuhan, apakah yang Engkau maksudkan? Ada seruan kemenangan dan seruan dukacita dalam perkataan-Mu!" kata beberapa warga.
"Ya. Engkau seperti orang yang dikepung musuh-musuhnya," komentar orang-orang lain.
"Dan Engkau nyaris mengatakan bahwa kami akan demikian juga," kata yang lain.
"Apakah yang ada di masa depan-Mu, Tuhan?" tanya sebagian orang.
"Kemuliaan!" teriak Yudas Keriot.
"Kematian!" bisik Eliza seraya menghela napas dan mencucurkan airmata.
"Penebusan. Penggenapan misi-Ku. Janganlah takut. Janganlah menangis. Kasihilah Aku. Aku bahagia menjadi Sang Penebus. Ayo, Eliza. Ayo kita pergi ke rumahmu..." dan Dia adalah orang pertama yang berangkat, dengan menerobos orang banyak, yang galau oleh emosi-emosi yang saling bertentangan.
"Tetapi mengapa, Tuhan, Engkau selalu menyampaikan khotbah yang seperti itu?" tanya Yudas menggerutu dan mencela. Dia menambahkan: "Itu tidak pantas bagi seorang raja."
Yesus tidak menjawabnya. Dia malah menjawab sepupu-Nya, Yakobus, yang bertanya kepada-Nya dengan airmata berkilau di matanya, "Saudaraku, mengapa Engkau selalu mengutip ayat-ayat Kitab Suci dalam khotbah perpisahan-Mu?"
"Supaya mereka yang mendakwa-Ku tidak bisa mengatakan bahwa Aku bicara omong kosong atau menghujat, dan mereka yang tidak mau tunduk pada realitas fakta bisa menyadari bahwa sejak awal mula Wahyu sudah selalu menunjuk-Ku sebagai Raja dari Kerajaan yang bukan manusiawi, tetapi ditujukan, dibangun, dan dikukuhkan oleh persembahan kurban Sang Kurban, satu-satunya Kurban yang dapat menciptakan kembali Kerajaan Surga, yang dihancurkan oleh Iblis dan Leluhur Pertama. Kesombongan, kebencian, dusta, hawa nafsu, ketidaktaatan menghancurkannya. Kerendahan hati, ketaatan, kasih, kemurnian, pengorbanan akan membangunnya kembali... Janganlah menangis, perempuan. Mereka yang kau kasihi dan yang sekarang menanti, merindukan saat pengurbanan-Ku..."
Mereka memasuki rumah dan sementara para rasul sibuk menyegarkan diri dan melegakan lapar mereka, Yesus masuk ke kebun bunga yang rapi bersama Eliza, yang berkata kepada-Nya, "Guru, hanya aku seorang yang tahu bahwa Yohana ingin berbicara kepada-Mu secara rahasia. Dia mengutus Yonatan kepadaku. Yonatan mengatakan, 'Untuk perkara-perkara yang sangat serius.' Bahkan putri yang Engkau berikan kepadaku - dan semoga Engkau diberkati karena anugerah-Mu itu - tidak mengetahuinya. Yohana mengirim para pelayan ke mana-mana untuk mencari-Mu. Tetapi mereka tidak dapat menemukan-Mu ..."
"Aku berada sangat jauh kala itu, dan Aku akan pergi bahkan lebih jauh lagi, andai Roh-Ku tidak mendesak-Ku untuk kembali... Eliza, kau ikut bersama-Ku dan Zelot ke rumah Yohana. Yang lain-lainnya akan tinggal di sini selama dua hari untuk beristirahat dan lalu mereka akan ke Bether. Kau akan kembali kemari bersama Yonatan."
"Ya, Tuhan-ku..." Eliza menatap pada-Nya dengan kasih keibuan; dia mengamati wajah-Nya. Dia tidak dapat menahan diri untuk berkata, "Apakah Engkau menderita?"
Yesus menggelengkan kepala dan meskipun gerak tubuh-Nya bukan penyangkalan, itu adalah tanda jelas kesedihan.
"Aku seorang ibu... Engkau adalah Allah-ku... tetapi... Oh! Tuhan-ku! Menurut-Mu apakah yang dikehendaki Yohana? Belakangan ini Engkau berbicara tentang kematian, dan aku mengerti karena di Bait Allah para perawan sering membaca Kitab Suci yang menyebut-Mu Juruselamat, dan aku ingat kata-kata itu. Tadi Engkau berbicara tentang kematian dan wajah-Mu bersinar dengan sukacita surgawi... Tetapi wajah-Mu tidak bersinar sekarang... Maria sudah seperti putriku sendiri... dan Engkau adalah PutraNya... Jadi, jika tidak berdosa untuk mengatakannya, Aku menganggap-Mu sebagai putraku... BundaMu nun jauh... Tetapi seorang ibu ada di samping-Mu. Putra Allah yang terberkati, tidak bisakah aku melegakan duka-Mu?"
"Kau sudah melegakannya, karena kau mengasihi-Ku. Menurut-Ku apakah yang hendak dikatakan Yohana kepada-Ku? Hidupku adalah seperti kebun mawar ini. Kalian, para murid perempuan yang baik, adalah bunga-bunga mawar. Tetapi, jika kau merenggut bunga-bunga mawarnya, apakah yang tersisa? Duri..."
"Tetapi kami akan tetap bersama-Mu sampai mati."
"Itu benar. Sampai mati! Dan Bapa akan memberkatimu atas penghiburan yang kau berikan kepada-Ku. Ayo kita pulang dan beristirahat. Saat matahari terbenam kita akan berangkat ke Bether."
|
|